Anda di halaman 1dari 44

Proses Pengolahan

Emas
(Teori Dasar, Aplikasi di Lapangan,
Kendala-kendala dan Saran Pemecahan)
PT ANTAM Tbk
UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS
FLOWSHEET.PPT Rev 02.Mei 2003
Diagram Alir Proses Pengolahan Emas PT. Antam Tbk
Garis Besar Proses Pengolahan Emas
Kominusi
(Crushing dan Grinding)
Leaching
(Pelindian)
Adsorbsi
(Karbon Aktif)
Elution
Elektrowining
Smelting
Dore Bullion
Bijih
Tailing
Klasifikasi

Kominusi
Teori Dasar
Kominusi adalah proses untuk mereduksi ukuran dengan
tujuan untuk membebaskan logam berharga dari bijihnya dan
atau memperluas luas permukaan bijih agar dalam proses
pelindian dapat berlangsung dengan cepat.

Dalam proses kominusi, variable yang biasa
di ukur adalah Derajat Liberasi (DL).

% x
ung Logam ng Mengand Butiran ya
as gam Terbeb Butiran Lo
DL 100


=
Contoh Perhitungan DL :







Keterangan:
~ Butiran hitam adalah logam Au
~ Butiran putih adalah logam/mineral lain
( )
% 67 , 66 % 100
3
2 / 1 2 / 1 1
=
+ +
= x DL
Aplikasi Kominusi
Crushing (Kapasitas 1546 ton/hari, -12,5mm)
1. Jaw Crusher Double Toggle
Kendala-kendala:
a. Apron Feeder sering kendor dan atau patah
b. Tonase giling tidak sama dengan tambang
c. Kemampuan apron menurun yang semestinya bisa
mengumpan 70 ton, sekarang tinggal sekitar 20 ton
Saran:
a. ROM Bin diberi penyangga agar bijih tidak langsung
mengenai apron
b. Diberi jembatan timbang untuk Dump Truck sebelum bijih
masuk ROM Bin
c. Secara berkala dilakukan pembersihan dan pengencangan
apron
Desain Penyangga dan Jembatan
Timbang
Jembatan
Timbang
Tampak Atas
Tampak Samping
80 cm
Penyangga
Tambahan
Aplikasi Kominusi
Crushing (Kapasitas 1546 ton/hari, -12,5mm)
2. Cone Crusher
Kendala-kendala:
~ Mantel cepat aus sehingga sering ganti
Saran:
~ Swing Plate dari Jaw Crusher harus cepat diganti apabila
sudah habis, karena ukuran bijih yang terlalu besar masuk
ke cone crusher akan memakan umur mantel
~ Operator harus lebih giat mengangkat logam dan material
selain bijih yang masuk ke cone crusher
Aplikasi Kominusi
Grinding (Kapasitas 1220 ton/hari, 80%-200#)
Terdapat 2 Plant yang masing-masing mempunyai ballmill:
~ Plant I mempunyai kapasitas 500 ton/hari
~ Plant II mempunyai kapasitas 720 ton/hari
Kendala-kendala:
a. Rubber Liner sering ganti
b. Konsumsi ballmill yang besar
c. Ukuran partikel yang dihasilkan tidak dikendalikan dengan
baik
Saran:
a. Bahan liner harus yang baik dan tidak dioperasikan jika tidak
ada bijih
b. Kekerasan ballmill harus diperiksa sebelum membeli
(55-65 HRC)

Aplikasi Kominusi
c. Seharusnya DL (Derajat Liberasi) dan ukuran serta distribusi
partikel dipantau terus karena kadar bijih yang bervariasi

SediGraph III 5120 Particle Size Analyzer
Feature:
~ Range Particle Size 300-0,1
~ Metode X-Ray
~ Akurasi tinggi
~ Waktu analisa 30 menit
~ Data yang dihasilkan komplit
Klasifikasi dan Aplikasinya
Teori Dasar
Klasifikasi adalah proses pemisahan antara ukuran partikel yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan
HidroCyclone
Digunakan karena proses yang dipakai adalah proses basah
Hal-hal yang harus diperhatikan:
~ Bahan HidroCyclone terutama Vortex harus tahan abrasi
tinggi dan tahan karat, biasanya yang dipakai adalah
Ni-Hard 3.
~ Tekanan yang dipakai dari kompresor harus benar-benar
sesuai (berhubungan dengan %-solid slurry) agar ukuran
partikel yang diinginkan bisa tercapai
Gravity Concentration
Teori Dasar
Gravity Concentration adalah pengkonsentrasian/pemisahan
butiran logam berharga dari bijihnya dengan memanfaatkan
perbedaan berat jenisnya
Ada beberapa alat yang bisa digunakan:
1. Humprey Spiral
2. Shaking Table
3. Nelson Gravity concentration
Metode-metode di atas bisa untuk menaikkan kadar bijih yang
awalnya rendah sehingga cukup ekonomis jika diproses, atau
memisahkan bijih yang kadarnya tinggi sehingga tidak perlu
proses sianidasi.

Ket: Sampai saat ini belum ada di PT. Antam UBPE Pongkor

Leaching (Pelindian)
Teori Dasar
Pelindian adalah proses ekstraksi logam yang diinginkan dari
bijihnya
Secara Hidometalurgi ada beberapa metode yang bisa
digunakan untuk pelindian, yaitu:
1. Leaching in Place (In-situ Leaching)
2. Heap Leaching
3. Vat Leaching /Percolation Leaching
4. Agitation Leaching
5. Hot digestion
6. Acid Curing
7. Autoclaving
Leaching (Pelindian)
Reagent yang digunakan untuk pelindian emas:
1. Thiosulfat (S
2
O
3
)
2-
2. Thiourea (NH
2
.CS.NH
2
)
3. Sianida (NaCN)
Dari ketiga reagent di atas yang paling ekonomis sampai saat ini
masih sianida.

Reaksi yang terjadi menurut Elsner (1846):
4 Au + 8 NaCN + O
2
+ 2 H
2
O 4 NaAu(CN)
2
+ 4 NaOH
4 Ag + 8 NaCN + O
2
+ 2 H
2
O 4 NaAg(CN)
2
+ 4 NaOH

Leaching (Pelindian)
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses
sinanidasi:
1. Kekuatan Sianida
2. pH-Larutan
3. Temperatur Larutan
4. Konsentrasi Oksigen
5. Intensitas Agitasi/Aerasi
6. Keadaan Bijih dan Keberadaan Sianida
7. Keberadaan Ion Pengganggu dalam Larutan
8. Ukuran butir bijih dan mineral bijih
9. %-solid pulp
10. Waktu kontak antara sianida dengan bijih
Leaching (Pelindian)
Kecepatan Reaksi
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi:
1. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka laju pelarutan akan
meningkat, T Optimum 85
o
C
2. Konsentrasi NaCN
Semakin tinggi konsentrasi NaCN maka laju pelarutan akan
semakin tinggi, namun jika berlebih akan menurunkan laju
pelarutan
3. Oksigen Terlarut
Semakin tinggi Oksigen terlarut maka laju pelarutan akan
semakin tinggi, maka dari itu Tekanan Parsial Oksigen harus
tinggi
Aplikasi Leaching
Leaching dilakukan pada:
~Bijih 80% -200#
~pH 10-10,5
~Temperatur 30
o
C
~CN 700-800 ppm
~PO
2
tidak dikendalikan
~Pengadukan dengan Agitator
~Waktu total 47,5 jam
~30-40% solid pulp
~Sample diambil 1 jam sekali

Aplikasi Leaching
Pengaruh Oksigen Terlarut terhadap Recovery
Recovery Au (Saat Feed 1-3 ppm) dan Ag di Tangki I Plant I, pada
CN 700-750 ppm Vs DO
y(Au) = 99.955Ln(x) - 64.859
y(Ag) = 41.002Ln(x) - 2.8293
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
2.75 3 3.25 3.5 3.75 4 4.25
DO (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Recovery Total Au (Saat Feed 1-3 ppm) dan Ag Plant I, dengan
kandungan CN di Tangki I sebesar 700-750 ppm
Vs
Konsumsi CN
y(Au) = -0.1467Ln(x) + 94.052
y(Ag) = 15.593Ln(x) - 38.126
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
400 410 420 430 440 450 460 470 480 490
Konsumsi CN(ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

T
o
t
a
l

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Recovery Au (Saat Feed 3-4 ppm) dan Ag di Tangki I Plant I,
pada CN 700-800 ppm Vs DO
y(Au) = 9.0033Ln(x) + 31.181
y(Ag) = 18.147Ln(x) + 21.856
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 1 2 3 4 5 6
DO (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Recovery Au (Saat Feed 3-4 ppm) dan Ag Plant I,
pada CN 700-800 ppm Vs Konsumsi CN
y(Au) = 1.506Ln(x) + 84.549
y(Ag) = 8.322Ln(x) + 7.1557
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
Konsumsi CN (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Aplikasi Leaching
Recovery Au (Saat Feed 3-4 ppm) dan Ag di Tangki I Plant I,
pada CN 750-800 ppm Vs DO
y(Au) = 9.3091Ln(x) + 16.654
y(Ag) = -55.902Ln(x) + 123.45 0
10
20
30
40
50
60
70
3 3.25 3.5 3.75 4 4.25 4.5 4.75 5 5.25 5.5
DO (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Recovery Total Au (Saat Feed 3-4 ppm) dan Ag Plant I,
pada CN 750-800 ppm Vs Konsumsi CN
y(Ag) = 10.868Ln(x) - 10.217
y(Au) = 1.6608Ln(x) + 83.459
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
Konsumsi CN(ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Ag)
Log. (Recovery Au)
Recovery Au (Saat Feed 4-5 ppm) dan Ag di Tangki I Plant I,
pada CN 700-800 ppm Vs DO
y(Au) = 12.633Ln(x) + 34.393
y(Ag) = 11.793Ln(x) + 27.197
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
DO (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Recovery Total Au (Saat Feed 4-5 ppm) dan Ag Plant I,
pada CN 700-800 ppm Vs Konsumsi CN
y(Au) = 0.374Ln(x) + 93.186
y(Ag) = -1.7719Ln(x) + 81.054
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
Konsumsi CN (ppm)
R
e
c
o
v
e
r
y

A
u
,

A
g

(
%
)
Recovery Au
Recovery Ag
Log. (Recovery Au)
Log. (Recovery Ag)
Aplikasi Leaching
Kendala-kendala:
1. Sample tidak dikendalikan dengan baik
2. Oksigen Terlarut tidak dikendalikan dengan baik
3. Konsumsi CN sangat bervariasi
4. Plant II, Impeller Agitator yang atas terbalik
Saran:
1. Metode sampling harus benar-benar diperhatikan
2. Mulai diukur dan dikendalikan tekanan udara yang masuk
tangki
3. Konsentrasi CN disesuaikan dengan kadar umpan
4. Impeller Plant II yang atas harus dibalikkan arahnya
Aplikasi Leaching
Arah aliran di tangki

Aplikasi Leaching
Akibat Impeller Agitator
Dipasang Berlawanan
1. Gaya yang dialami agitator
besar sehingga mungkin saja
gearbox cepat rusak
2. Waktu tinggal pulp di tangki
semakin singkat sehingga
mungkin saja recovery
menurun
Adsorbsi
Teori Dasar
Adsorbsi adalah proses penyerapan larutan kaya (Larutan
kompleks) dari ruah dengan menggunakan zat yang mudah
menyerap seperti karbon aktif, Resin, zeolit ataupun norit

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan:
1. Temperatur, semakin tinggi temperatur maka penyerapan
semakin menurun
2. Densitas slurry, semakin Tinggi densitas maka penyerapan
semakin menurun
3. Pengadukan, semakin cepat pengadukan maka penyerapan
semakin naik
4. Surface Area, semakin besar surface area karbon maka
penyerapan semakin besar
Aplikasi Adsorbsi
PT. Antam Tbk UBPE Pongkor menggunakan karbon aktif untuk
proses adsorbsi dengan konsumsi 7,2 ton/hari per sirkuit

Kendala-kendala:
~ Kehilangan karbon yang cukup besar (1-3 ton/bulan)

Saran:
~ Kehilangan karbon bisa disebabkan oleh berkurangnya
efisiensi screen, maka dari itu screen harus terus dijaga
dengan baik
~ Kehilangan karbon juga bisa disebabkan oleh ukuran yang
semakin kecil akibat gesesan dengan pipa ataupun benturan
dengan impeler agitator, maka dari itu perlu dikaji lagi
penggunaan kompresor sebagai pengaduk.
Elution
Teori Dasar
Elution adalah proses pelepasan larutan kaya dari zat
penyerap

Reaksi yang terjadi:
C-Au(CN)
2
+ NaCN Au(CN)
2
-
+ Na
+
+ C
C-OH + OH C-O
-
+ H
2
O

Berdasarkan AARL:
~ T = 110-120
o
C
~ P = 170-200 kPa
~ 20-50 g/l NaCN dan 10-20 g/l NaOH
~ Max Au 1500 ppm

Aplikasi Elution
Proses Elution:
~ Stage 1 Pelarutan Kotoran (Lumpur) dengan menggunakan
HCl 3%
~ Stage 2 Pembersihan kotoran yang telah larut dengan
menggunakan fresh water
~ Stage 3 NaCN
~ Stage 4 NaOH
~ Stage 5 Recycle water
~ Stage 6 Cooling dengan Recycle water
Kapasitas 6 ton karbon dengan total waktu yang dibutuhkan 8 jam

Aplikasi Elution
Kendala-kendala:
Tidak banyak kendala yang dihadapi hanya
masalah pompa yang sering tidak jalan dan
kurangnya cadangan.
Recovery-Elektrowining
Teori Dasar
Elektrowining adalah proses pengambilan logam berharga dari
larutan dengan menggunakan arus listrik

Ada beberapa cara recovery yaitu:
1. Sementasi
2. Elektrowining

Ket:
Jika Listrik cukup murah dan tidak ada masalah untuk
mendapatkannya, maka Elektrowining bisa jadi pilihan. Namun
jika sebaliknya maka Sementasi bisa jadi prioritas.
Recovery-Elektrowining
Sementasi
Contoh: 2Au(CN)
2
-
+ Zn Zn(CN)
4
2-
+ 2Au

Elektrowining
Reaksi yang Terjadi:
Katoda: Au(CN)
2
-
+ e = Au + 2CN
-

Anoda : H
2
O = O
2
+ 4H
+
+ 4e
Reaksi Total : 4 Au(CN)
2
-
+ H
2
O = 4 Au + 8CN
-
+ O
2
+ 4H
+

Kebutuhan total Arus dan Voltage:
V=E(O
2
/H
2
) + E(M
2+
/M) +
a
+
k
+ iR
i = i
0
e
(-nF/RT)
-e
((1-)(nF/RT)

Recovery-Elektrowining
Keterangan
= E
terukur
E
rev

Katodik:
E
rev
= -0,6 + 0,118 log a
CN
- + 0,059 log a
Au(CN)2
V
Anodik:
E
rev
= 1,228 + 0,015 log pO
2
0,059 pH V

Penghitungan berat logam yang didapat:
M = ek i t (g/m
2
)
ek= BA/nF

Aplikasi Recovery-Elektrowining
Elektrowining dilakukan secara kontinu
dengan:
V= 10 Volt
I= 1600 Ampere
selama 17 jam sampai kadar Au mencapai
< 3 ppm, dan dihasilkan Cake yang nantinya
dilebur menjadi Dore Bullion.


Aplikasi Recovery-Elektrowining
Kendala-kendala:
Tidak begitu ada kendala yang dihadapi,
mungkin hanya perlu dihitung lagi efisiensi
arus. Jika efisiensi arus rendah mungkin
dapat dicari faktor-faktor penyebab misal:
luas permukaan katoda dll sehingga proses
bisa diperbaiki.
Pengolahan Limbah
Teori Dasar
Pengolahan limbah bertujuan untuk menurunkan kadar sianida,
logam berat, kandungan suspended solid serta kandungan
lainnya sampai batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh
pemerintah

Koagulasi:
Operasi pemisahan partikel padat yang berbentuk koloid sangat
sulit dilakukan dengan pemisahan secara fisika karena
permukaannya yang bermuatan negatif dan stabil didalam air.
Untuk memisahkannya maka permukaan partikel harus dibuat
netral dengan cara menambahkan ion positif. Biasanya yang
dipakai Al
3+
dan ion feri Fe
3+

Pengolahan Limbah
Flokulasi
Flokulasi adalah proses penambahan flokulan agar
pengendapan presipitat hasil koagulasi menjadi aglomerasi
partikel yang lebih besar semakin cepat. Flokulan hanya bisa
berlangsung dengan baik apabila terjadi kontak langsung antar
partikel, maka dari itu kendali pengadukan sangat penting.

Derajat Pengadukan dinyatakan dengan gradien kecepatan:
Ket:
G=Gradien kecepatan, S
-1

P= Tenaga Masuk, W
V= Volume Tangki, m
3

= Viskositas Dinamik, Padetik
V
P
G

Pengolahan Limbah
Untuk mendesain tenaga impeller, Rushton mengusulkan
persamaan berikut:


disini:
P = Tenaga, W
K
T
= Konstanta Impeller
n = Kecepatan putaran per detik
D = Diameter Impeller
= Densitas Liquid
g = Gravitasi

g
D n K
P
T

=
5 3
Pengolahan Limbah
Persamaan tersebut menjadi dasar desain tangki pengolahan
limbah. (harga P beserta efisiensinya ditentukan oleh pabrik)

Ket:
Pengadukan cepat diperlukan pada saat proses koagulasi,
tetapi pengadukan lambat diperlukan pada saat flokulasi
sehingga gumpalan yang terbentuk tidak pecah lagi. Maka dari
itu sebaiknya ada 2 tangki yaitu untuk koagulasi dan
flokulasi.
Pengolahan Limbah
d
F
Fg
F
Sedimentasi
Ket:
F=
s
gV
F=
f
gV
Fg= C
D
A
s
v
2
/2
Dengan subtitusi didapatkan:



C
D
tergantung kondisi aliran yang
ditentukan dengan bilangan Reynold

( )
f D
f s
C
d g
v




=
3
4
2
Pengolahan Limbah
Jika aliran laminer, maka:



Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh debit dan luas kolam
pengendapan:
V
o
= Q/A
Sehingga banyaknya fraksi terendapkan:
= (v/v
o
) x 100%
( )


18
2
d g
v
f s

=
Pengolahan Limbah
Detoxifikasi
Detoxifikasi adalah proses yang paling utama dari pengolahan
limbah, yaitu dengan menurunkan kadar sianida sampai < 0,5
ppm dengan cara oksidasi.

Reaksi: 2CN
-
+ O
2
2CNO
-


CNO
-
sudah tidak bersifat racun didalam tubuh manusia.
Aplikasi Pengolahan Limbah
Koagulasi
Menggunakan FeCl
3
Flokulasi
Menggunakan bahan polymer
Sedimentasi
Dilakukan dengan adanya decant pond
Detoxifikasi
Menggunakan H
2
O
2
dan CuSO
4
5 H
2
O sebagai katalis

Aplikasi Pengolahan Limbah
Kendala-kendala
~ Terkadang keruh
~ Pipa Tailing sering mampat
Saran:
~ Coba dikendalikan kecepatan putar agitator terutama pada
saat dimasukkannya flokulan
~ Dibuatkan 2 jalur dari tangki pembuangan yang masing-
masing mempunyai jalur untuk flushing, atau adanya pompa
cadangan dengan jalur sendiri yang siap flushing jika 2 jalur
ini tidak bisa dipastikan pompanya berjalan dengan baik.
Pembuatan Aquades/Air Murni
Proses Pembuatan Air Murni (Aquades)
Kapasitas Optimum 100 liter/hari
Ceramic Sand
Filter
Carbon Active
Resin (+) Resin (-)
Pemisahan Secara Fisika
Pemisahan Secara
Fisika dan Kimia
Pemisahan Secara Kimia
Air Mineral
H2O
(Air Murni)
Keterangan:
1. Kapasitas desain 100 liter/hari, dibutuhkan resin (+) dan (-) masing-
masing sebanyak 10 liter
2. Semakin lama waktu tinggal di dalam tabung-tabung filter akan
semakin baik hasilnya, pengaturan debit cukup di valve 1 (V1)
3. Pembersihan endapan di tabung filter ceramic sand dan carbon active
dilakukan 1-3 kali sehari
4. Regenasi dari resin dilakukan 2 minggu sekali menggunakan HCl
dan NaOH dan tahan sampai 2 tahun
V1
Pengambilan Kembali Karbon
yang Hilang
Proses yang digunakan
adalah Flotasi dengan 2
tahap, yaitu:
1. Penambahan solar
dan Pine Oil
2. Penambahan Frother
pH 10, + Pine Oil,
+ Solar
Conditioning
10 Menit
+ Aliran Udara
Produk 1
Froth Flotation
Produk 2
Pengumpulan Karbon yang
mengambang
Konsentrat 1
Recovery Karbon
dengan Metode Endap-
Apung
Konsentrat 2
Slurry
Pengambilan Kembali Karbon
yang Hilang
Hasil yang Didapat

Anda mungkin juga menyukai