CANDI BOROBUDUR
Disusun Oleh :
1. Citra Supriarti X.4 / 07
2. Galih Febrianto X.4 / 14
3. Nur Choeriyah X.4 / 22
4. Sukron Masruri X.4 / 34
5. Wasingal Ngulum X.4 / 38
Bertemu jadi sahabat itu mudah, tapi bersatu dan damai itu adalah hal yang
sulit.
Kegagalan merupakan awal dari keberhasilan.
Jadikanlah masa lalumu untuk melangkah lebih bijak.
Belajar tanpa berdoa bagaikan pohon tak berakar.
Belajar tanpa berfikir itu sia-sia, berfikir tanpa belajar itu berbaya.
Jadikanlah pengalaman sebagai cambuk pengembangan bakat dan
kreatifitasmu.
Perpisahan memang menyakitkan tapi dengan perpisahan kita tahu arti
persahabatan.
Experience is the best teacher.
Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap manusia.
Manusia tanpa ilmu bagaikan binatang jalan.
Jangan katakan menyerah sebelum mencoba.
Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana.
PERSEMBAHAN
2. Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Kutowinangun yang kami hormati.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………….……………. i
MOTTO………………………………………………………………..… ii
PERSEMBAHAN……………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
B. Tujuan…………………………………………………….. 1
C. Manfaat …………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………... 2
A. Asal Mula Terjadinya Candi Borobudur………………….. 2
B. Arti dari Nama Borobudur………………………………... 2
C. Letak Candi Borobudur…………………………………… 3
D. Pemugaran Candi Borobudur……………………………... 3
E. Bentuk Bangunan Candi Borobudur…………………..….. 4
F. Patung Budha……………………………………………... 6
G. Usaha Penyelamatan Candi Borobudur…………………… 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penyusunan makalah ini untuk melengkapi tugas sejarah dan
menambah pengetahuan siswa tentang Candi Borobudur. Kelompok kami dalam
menyusun makalah ini memilih tema “Wisata Candi Borobudur”.
Kelompok kami memilih “Wisata Candi Borobudur” karena adanya suatu
alasan yaitu kami ingin mengetahui lebih rinci tentang wisata Candi Borobudur,
kami tidak perlu berkunjung ke Candi Borobudur tapi kami dapat mencari semua
itu dibuku, media massa dan media elektronik yang menceritakan secara rinci
tentang Candi Borobudur.
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada siswa mengenai Candi
Borobudur.
2. Untuk mengetahui lebih rinci tentang Candi Borobudur, seperti : asal usul
terjadinya, waktu didirikannya, dan masih banyak lagi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk melestarikan keindahan Candi
Borobudur.
A. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
4. Sebagai tambahan pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun tentang seluk
beluk Candi Borobudur.
5. Sebagai bahan informasi dan pembanding bagi penyusun-penyusun makalah
selanjutnya di masa-masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Patung Budha
Candi Borobudur tidak hanya diperindah dengan relief-relief cerita ukiran
hias, tetapi juga dapat dibanggakan karena patung-patungnya yang sangat tinggi
mutu seninya. Patung-patung itu semuanya menggambarkan Dhyani – Budha,
terdapat pada bagian Rupadhatu dan Arupadhatu. Tingkatan bangunan Candi
Borobudur makin ke atas semakin kecil ukurannya.
Susunan patung Budha pada setiap langkan (serambi) adalah sebagai
berikut :
a. Langkan pertama = 104 Patung Budha
b. Langkan kedua = 104 Patung Budha
c. Langkan ketiga = 88 Patung Budha
d. Langkan keempat = 72 Patung Budha
e. Langkan kelima = 64 Patung Budha
f. Teras bundar pertama = 32 Patung Budha
g. Teras bundar kedua = 24 Patung Budha
h. Teras bundah ketiga = 16 Patung Budha
Jumlah = 504 Patung Budha
Sekilas patung-patung Budha itu serupa semuanya, tetapi sesungguhnya
ada juga perbedaan-perbedaannya. Yang membedakan antara Patung Budha yang
satu dengan yang lain adalah sikap tangan (Mudra) yang merupakan ciri khas
setiap patung. Jumlah sikap tangan (Mudra) yang pokok ada 5 yaitu sebagai
berikut :
a. Bhumispara – Mudra
Sikap tangan ini melambangkan saat Budha memanggil Dewi Bumi sebagai
saksi ketika ia menangkis semua serangan Iblis Mara.
b. Wara – Mudra
Sikap tangan ini melambangkan pemberian amal, memberi anugrah atau
berkah. Mudra ini adalah khas Dhyani Budha Ratna Sambawa. Patung-
patungnya menghadap ke selatan.
c. Dhyana – Mudra
Melambangkan sedang semedi/mengheningkan cipta yang merupakan tanda
khusus bagi Dhyani Budha Amitabha
d. Abhaya – Mudra
Melambangkan sedang menenangkan merupakan tanda khusus Dhyani Budha
Armogashidi
e. Dharma Cakra – Mudra
Melambangkan gerak memutar roda dharma. Mudra ini menjadi ciri khusus
Dhyani Budha Wairocana, daerah kekuasaannya terletak di pusat khusus
di Candi Borobudur Wairocana.
A. Simpulan
Untuk pertama kalinya Candi Borobudur diketahui dari naskah negara
kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M, disebutkan tentang Biara
di Budur. Setelah kian lama tidak terawat Candi Borobudur tertutup tanah dan
bebatuan dari Gunung Merapi. Atas berkat Raffles dan Cornelius Candi
Borobudur tersebut ditampakkan seperti dahulunya. Banyak para ahli yang
menafsirkan nama Candi Borobudur, namun sebagian besar mengatakan bahwa
Borobudur berasal dari kata Boro dan Budur. Bhara berarti Vihara dan Budur
merujuk pada nama tempat. Candi Borobudur teletak di sebelah selatan Gunung
Tidar tepatnya di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah.
Pemugaran Candi Borobudur dilakukan pada massa pemerintahan Raffles
maupun Residen Hartman juga dilakukan oleh Theodarus Van Erp. Bangunan
Candi Borobudur berbentuk limas berundak. Candi Borobudur merupakan candi
terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Luas bangunan Candi
Borobudur 15.129 m2, tersusun dari 55.000 m3 dan terdiri dari 2 juta potongan
batu alam. Ukuran batunya rata-rata 25 cm x 10 cm x 15 cm. Berat keseluruhan
batu 1,3 juta ton. Sedangkan tinggi Candi Borobudur dahulunya 42 m dari
permukaan tanah sampai ujung stupa. Namun sekarang tinggal 34,5 m, setelah
tersambar petir. Candi Borobudur terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
1. Dunia paling bawah (KAMADHATU)
2. Dunia yang lebih tinggi (RUPADHATU)
3. Dunia tertinggi (ARUPADHATU)
Di dalam Candi Borobudur terdapat 504 patung Budha. Yang membedakan
antara patung Budha yang satu dengan patung Budha yang lain adalah sikap
tangan (Mudra) yang merupakan ciri khas setiap patung. Jumlah sikap tangan
yang pokok ada 5 yaitu sebagai berikut :
a. Bhumispara Mudra
b. Wara Mudra
c. Dhyana Mudra
d. Abhaya Mudra
e. Dharma Cakra Mudra
B. Saran
Kita haus membangkitkan kembali gairah menghargai benda-benda cagar
budaya yang bukan hanya menjadi kekayaan masyarakat dan bangsa, melainkan
juga menjadi kekayaan ilmu pengetahuan yang akan terus mengangkat fakta-fakta
sejarah itu. Menikmati keindahan dan menjaga kelestariannya merupakan salah
satu bentuk kepedulian yang sangat berarti. Tentunya peran lembaga yang
berkaitan dengan perlindungan benda-benda cagar budaya perlu diitngkatkan
dengan memberikan pemahaman, pengertian dan sosialisasi tentang pentingnya
menjaga dan melestarikan benda-benda tersebut. Perlindungan hukumpun harus
ditegakkan secara konsistensi sehingga tidak terjadi lagi kepincangan-
kepincangan hukum yang menyisakan ketidakadilan bagi masyarakat, seperti
halnya kasus peledakan Candi Borobudur pada tahun 1983.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/jateng/history borobudur