Anda di halaman 1dari 22

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

BAB

Geografi dan Sejarah Jepang

1.1 GEOGRAFI JEPANG Jepang  adalah sebuah negara kepulauan yang pulaunya bejumlah kira-kira 4000 pulau besar dan kecil, luas wilayahnya sekitar 370.000 km2. Kepulauan Jepang tersebut terletak disebelah utara belahan bumi, yang membujur dari selatan yaitu mulai dari daerah kepulauan Okinawa yang berbatasan dengan Taiwan dan disebelah utara berbatasan dengan kepulauan Rusia. Kemudian disebelah barat adalah laut China dan disebelah timurnya adalah lautan Pasifik. Jepang mengenal 4 musim yaitu musim panas (natsu ) Juni, Juli, Agustus, dan musim gugur (aki ) bulan September, Otober dan Nopember. Musim dingin (fuyu ) bulan Desember, Januari, Febuari, kemudian musim semi (haru ) bulan Maret, April dan bulan Mei. Karena perbedaan tempratur antara musim panas dan musim dingin sangat berbeda mengakibatkan kebutuhan hidup berbeda seperti perbedaan jenis pakaian dan makanan masyarakatnya pada masing-masing musim tersebut. Kemudian temperatur rata-rata setiap musim
1

ILMU KEJEPANGAN

pada masing-masing daerah Selatan dan daerah Utara juga sangat berbeda. Oleh karna itu tantangan alam di Selatan Jepang berbeda dengan tantangan alam di daerah Utara. Kemudian sumber daya alam di daerah Selatan juga berbeda dengan sumberdaya alam di Utara. Namun demikian Jepang pada masa sekarang dikenal sebagai bangsa yang homogen, homogen dibidang bahasa dan kebudayaannya. Artinya bahwa cara hidup masyarakat di utara tidak begitu berbeda dengan masyarakat di Selatan. Contohnya dalam bidang bahasa, walaupun didapati berbagai dialek yang berbeda namaun pada dasarnya orang- orang di selatan mengerti bahasa orang-orang utara. Demikian Juga makanan, pada umumnya makanan dari daerah yang satu tidak begitu berbeda dengan daerah yang lainnya. Ke homogenana Jepang ini dapat kita lihat dari sejarah penyatuan pemerinahannya yang sudah mempunyai sejarah yang panjang. 1.2. SEJARAH KEBUDAYAAN JEPANG Kebudayaan selalu dibedakan dengan budaya. Jikalau ditanya apa contoh kebudayaan Jepang, maka mungkin akan dijawab adalah Chanoyu, Ikebana, masakan Sukiyaki atau pakaian Kimono. Tetapi kalau ditanya apa contoh budaya Jepang, maka akan dijawab adalah budaya rasa malu, budaya kelompok atau budaya nenkoujoretsu (senioritas) dan sebagainya. Oleh karena itu dari contoh-contoh di atas orang menunjukkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang konkrit. Sedangkan budaya adalah sesuatu yang Semiotik, tidak kentara atau bersifat laten. Ienaga Saburo (1990:1) membedakan pengertian kebudayan (bunka) dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia ( /ningen no seikatsu no
2

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

itonami kata). Dia menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hal yang bukan alamiah. Misalnya ikan adalah suatu benda alamiah, tetapi dalam suatu masyarakat ikan tersebut dibakar, atau di pepes atau dibuat sashimi maka ikan bakar atau ikan pepes atau ikan shashimi tersebut adalah kebudayaan. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit, menurut Ienaga adalah terdiri dari, Ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni. Oleh karena itu di sini Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bersifat konkrit yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit adalah sama dengan pengertian budaya dalam pengertian yang diuraikan diatas. Yaitu kebudayaan dalam arti sempit menurut Ienaga Saburo adalah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara, atau yang bersifat Semiotik. Kemudian hubungan dari kebudayaan yang bersifat semiotik/abstrak atau yang bersifat ideologi dengan kebudayaan yang bersifat konkrit adalah berada dalam satu lapisan struktur. Kebudayaan dalam arti konkrit berada dalam struktur luar dan budaya (yang bersifat semiotik) berada dalam struktur dalam. Oleh karena itu apa bila dua buah kebudayaan berinteraksi, maka struktur luar adalah yang paling duluan dapat diterima oleh kebudayaan lain, sedangkan struktur dalam budaya tersebut adalah sesuatu yang paling sulit dapat diterima oleh kebudayaan lain. Sebagai contoh, apabila orang Indonesia berinteraksi dengan orang Jepang, maka yang pertama-tama dapat dimengerti atau yang menarik pada minat orang Indonesia adalah sesuatu yang bersifat Konkrit. Misalnya, hasil Industri, ekonomi dan sebagainya. Sementara yang bersifat ideologis akan sangat sulit dapat dimengerti apalagi untuk diterima.

ILMU KEJEPANGAN

Apabila kebudayaan adalah segala sesuatu yang sudah di Jamah manusia untuk memenuhi kehidupannya, maka kajian kebudayaan adalah sesuatu yang sangat konpleks. Misalnya kalau kita hendak mengkaji kebudayaan Ikebana (merangkai bunga) maka kita tidak cukup hanya mengkaji objek bunga saja karena itu hanya berupa teknik merangkai bunga saja. Tetapi Kita harus mengkaji kehidupan masyarakat penghasil Ikebana tersebut, kemudian harus mengkaji hal-hal yang semiotik dari masyarakat tersebut supaya kita dapat mengerti ikebana dalam kehidupan dan sejarah orang Jepang. Karena Ikebana itu muncul dari dalam sejarah sistem pendidikan dan juga dalam sistem religi masyarakat Jepang. Ikebana dihasilkan dalam kebudayaan Jepang karena sesuai dengan kebudayaan semiotik, kemudian tumbuh dalam proses pendidikan masyarakat Jepang. Oleh karena itu dalam mempelajari kebudayaan ada tiga poin yang menjadi pusat perhatian kita, yaitu masyarakat penghasil kebudayaan tersebut (sejarah lahirnya kebudayaan tersebut), objek kebudayaan itu sendiri dan masyarakat pengguna kebudayaan atau fungsi kebudayaan tersebut dalam masyarakat pengguna. Namun kebudayaan tersebut dapat juga diterima di negeri asing. Seperti contohnya Karate, Judo, ikebana sering kita jumpai juga dipergunakan oleh masyarakat diliar masyarakat Jepang. Namun kadang-kadang sudah melalui proses adabtasi budaya, sehingga sering ada pengurangan atau penambahan maknanya. Sejarah Jepang Kata sejarah adalah menunjukan perkembangan sesuatu dalam proses  waktu. Oleh karena itu segala sesuatu yang di sekitar kita dapat kita ambil sejarah nya

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

walapun dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu sejarah adalah sebuah metode. Sejarah Jepang adalah berarti Jepang dalam dalam proses waktu perkembangan. Kemudian yang menjadi pertanyaan apakah Jepang itu? Jepang berasal dari kata Jepun atau Jipun atau Yapan atau Japon, bacaan dari hurup kanji di baca dengan Nihon  atau Nippon. Nippon  adalah sebutan dari orang Kajin atau China. Adalah Jepang karena Jepang berada di sebela timur China, atau asal munculnya matahari. Ketika itu orang Jepang disebut dengan orang wa atau Wajin. Naskah tua yang menyebut orang wa adalah  (gishiwajiden/hikayah orang Wa). Di dalam naskah tersebut di jelaskan bahwa ada sebuah kerajaan disebelah timur China dimana rajanya sangat di hormati oleh rakyatnya. Tetapi di Jepang sendiri, naskah yang paling tua yang di tulis oleh orang Jepang sendiri adalah Kojiki/ dan Nihonshoki/ . Kedua naskah ini di tulis pada tahun 712 dan 720. Di dalam kedua naskah ini sudah terdapat pemakaian nama Nihon atau Nipon. Zaman prasejarah di Jepang Zaman prasejarah di Jepang di bagi atas 2 zaman, yaitu zaman Jomon  dan zaman Yayoi  . Sebelum tahun 1945, belum di temukan zaman pra sejarah Zomon dan zaman Yayoi di Jepang. Karena sebelum tahun 1945, sejarah Jepang dimulai dari mitos yang tertulis dalam naskah Kojiki (712) dan Nihon shoki (720). Sehingga dalam perjalanan sejarah Jepang pernah mengalami dua buah fisi kesejarahan. Yaitu fisi kesejarahan yang bersifat religus dan fisi kesejarahan dari ilmu pengetahuan. Sebelum tahun 1945, sejarah
5

a.

ILMU KEJEPANGAN

Jepang dipelajari bermula dari zaman dewa matahari turun ke Izumonokuni ( ) yaitu negeri Jepang sekarang. Sedangkan setelah perang dunia kedua berahir, Jepang bukan lagi sebuah negara yang dipimpin oleh Kaisar. Oleh karena itu ilmuan Jepang sudah bebas menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan Eropah dalam hal membahas kesejarahan mereka. Oleh karena itu setelah perang dunia kedua berahir, zaman sejarah Jepang menjadi lebih panjang, yaitu bukan dimulai dari abad 8, tetapi dimulai dari abad ke 4 dan kemudian zaman para sejarah dilanjutkan dengan penelitian arkeologi, sehingga ditemukan zaman prasejarah Jomon dan Yayoi. 1) Zaman Jomon Zaman primitif di Jepang tidak jelas diketahui berjalan berapa lama. Tetapi dihipotesakan bahwa zaman Jomon adalah zaman primitif awal dimana masyarakatnya menggunakan peralatan yang disebut dengan Jomon. Peralatan Jomon adalah suatu jenis peralatan yang biasanya dipergunakan masyarakat sebagai tempat air atau tempat barang-barang lainnya yang terbuat dari tanah liat. Peralatan ini biasanya dibawa di punggung oleh masyarakat tersebut. Ahir-ahir ini peralatan Jomon ini banyak ditemukan dan dikolekasi dimuseum sebagai benda-benda bersejarah di Jepang. Pada zaman Jomon ini orang-orang diperkirakan tinggal didataran tinggi. Rumahnya didirikan dengan cara menggali tanah dan ditengah-tengahnya dibuat tiang penyangga atap, atapnya terbuat dari rerumputan yang disebut /tate ana shiki jukyo.

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Tempat tinggal

Atap

-------------------------

Gbr. 1 Tateana shiki jukyou

Mereka diduga tinggal dalam kelompok kecil dengan kehidupan berburu. Masyarakat Jomon diduga tidak mempunyai pemerintahan dan tidak mengenal kelaskelas masyarakat. Pertanian belum begitu dikenal, sehingga masyarakat hidup dari hasil berburu dan menangkap ikan. Oleh karena itu belum dikenal sistem penyimpanan dari sebagian hasil kerja mereka. Sehingga dengan demikian belum dikenal adanya perbedaan orang kaya dan orang miskin, atau orang berkuasa dan yang dikuasai. Oleh karena itu orang-orang pada masa ini adalah orang-orang bebas. Diduga ikatan keluarga mereka juga hanya terdiri dari ibu dan anak-anaknya, sedangkan para pria masih merupakan orang-orang bebas dari keluarga.

Gbr. 2 Jomon
7

ILMU KEJEPANGAN

Zaman Yayoi Pada abad ke 3 masehi, diduga ada lompatan budaya di Jepang. Yaitu karena masuknya teknologi pertanian dari tairiku (daratan China). Pada masa tersebut sudah dikenal peralatan dari logam seperti arit dan alat-alat pertanian lainnya. Oleh karena itu pengaruh kebudayaan China ini diduga sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang waktu itu sehingga zamannya disebut dengan Yayoi. Kebudayaan pertanian ini dapat dipastikan dari bukti-bukti peninggalan benda-benda purbakala yang terbuat dari tanah liat dimana pada sisi luar benda-benda tersebut ada didapat lukisan tentang kehidupan pertanian pada abad ke 3 sesudah masehi. Pada zaman Yayoi masyarakat sudah tinggal didataran rendah karena mereka sudah mengolah sawah. Oleh karena itu ditemukan bekas rumah takayukashiki (rumahpanggung). Rumah panggung dibuat sesuai dengan kebutuhan hidup untuk dapat menyimpan padi dalam waktu yang cukup lama. Zaman ini disebut zaman Yayoi karena peninggalanpeninggalan benda-benda purbakala ini pertama sekali ditemukan di Yayoicho ( ) di Tokyo sekarang. Situs sejarah tersebut dinamai Yayoishikidoki (Toyoda 1988:2).

2)

Gbr. 3 Takayukashiki jukyou


8

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Masuknya kebudayaan China, pada abad 3 di daerah Kan ( ) peradaban sudah sangat maju. Ketika bangsa Kan datang ke Jepang, mereka membawa masuk kebudayaan logam. Masyarakat Kan membawa kebudayaan pertanian ke Jepang. Bangsa pendatang tersebut datang dengan jumlah yang sangat besar sehingga cukup mendominasi masyarakat yang sudah duluan ada di Jepang waktu itu1. Oleh karena itu maka zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani. Pada zaman Jomon sudah dikenal pembuatan alat-alat dari batu seperti alat berburu binatang dan juga alat-alat dari tanahliat, tetapi kebudayaan tanah liat pada zaman Yayoi diduga bukan merupakan suatu fase perkembangan dari zaman Jomon. Pada zaman Yayoi pembuatan alat dari tanah liat (kramik) sudah sangat halus, hal ini adalah karena teknologinya dibawa dari luar negeri yaitu Tairiku atau daratan China. Sehubungan dengan dikenalnya teknologi pertanian, maka pada zaman Yayoi sudah dikenal peralatan pertanian dari logam seperti arit, cangkul dan sebagainya. Oleh karena itu nenekmoyang bangsa Jepang sekarang ini adalah merupakan perpaduan antara pendatang dari Tairiku dan orangorang yang sudah duluan tinggal di Jepang (Ienaga 1991, Kitazima1976). Dengan dikenalnya kebudayaan pertanian, mengakibatkan terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakatnya. Pada masyarakat berburu seperti pada zaman Jomon, masyarakat tidak dapat hidup berkelompok terlalu besar karena akan mengalami kesulitan memenuhi nafkah. Karena apabila masyarakat tinggal dalam suatu tempat dengan jumlah yang banyak, maka dikuatirkan binatang buruan akan segera habis.
1

Hori ichiro mengatakan ada 9 jenis asal usul suku bangsa Jepang, tetapi diantaranya ada tiga yang dominan, yaitu bangsa mongoloid, melayupolinesia dan sukubangsa Ainu (Horiichiro 1968;3). 9

ILMU KEJEPANGAN

Hal ini berbeda dengan pada masyarakat pertanian, dalam masyarakat pertanian justru dibutuhkan jumlah orang banyak untuk memenuhi tenaga kerja. Hasil pertanian seperti padi dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Karena pertanian dapat menjamin pendapatan yang tetap, sehingga memungkinkan masyarakat untuk tinggal bersama dalam skala yang relatif lebih besar dari pada masyarakat berburu, dan hal ini mengakibatkan semakin berkembangnya strata sosial dalam masyarakat tersebut. Perkembangan ini melahirkan adanya orang kaya dan orang miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa. Kemudian melahirkan adanya status Tuan atau Raja dan difihak lain melahirkan status pekerja atau budak. Sedangkan status-status seperti diatas tidak dikenal dalam masyarakat berburu. Pada zaman Yayoi ini sudah ditemukan adanya pemerintah pusat di Jepang yang dipimpin oleh seorang ratu yang bernama (Himiko). Pada ketika itu diduga ada 30 kerajaan kecil di Jepang yang dibawah pemerintahan pusat Himiko yang berpusat di (yamataikoku). Data mengenai pemerintah pusat yang dipimpin ratu Himiko ini ada tertulis dalam (legenda tentang orang wa) yang ditulis oleh orang China pada abad ke 3 (Tahun 233-297). Pada kira-kira abad 4 di daerah Yamato atau daerah Nara sekarang muncul penguasa besar, kira-kira abad 5 sudah menguasai hampir seluruh Jepang. Pada abad 6 mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato Chotei, raja nya disebut dengan Tenno. Kuburan para penguasa abad 4 hingga 6 ini sering ditemui berupa kuburan besar yang disebut dengan (kofun/). Kofun adalah kuburan tua yang sangat besar yang hingga kini dapat ditemui diberbagai daerah. Dalam pembuatan kuburan ini dapat dipastikan membutuhkan

10

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

tenaga kerja yang banyak. Dari dalam kuburan tersebut banyak ditemukan peninggalan-peninggalan purbakala seperti patung yang terbuat dari tanah liat yang berupa bentuk manusia, binatang, rumah, dan kapal yang disebut dengan (haniwa/ ) benda-benda ini dikubur bersama mayat. Hal ini dapat menunjukkan bukti bahwa pada ketika itu sudah ada penguasa besar dan pengauasa-penguasa daerah yang dihormati rakayatnya. Hal ini juga menunjukan sudah adanya stratifikasi sosial yang jelas pada masyrakat zaman Yayoi. Pada abad 5-6 kerajaan Yamato Chotei sudah membuka hubugan dengan Kudara (Korea) dan dengan pemerintah di daratan China. Oleh karena itu pada saat itu masuk teknologi perkayuan, pengolahan benang sutra. Pada saat itu juga masuk agama Budha dan Konfuchu dan ilmu pegetahuan lainnya yang menjadi dasar ilmu pengetahuan bagi Jepang Pada akhir abad ke 6 agama Budha didukung oleh Shotokutaishi yang berasal dari keluarga Shoga yang menjalakan pemerintahan penganti Kaisar. Pada akhir abad ke 6 didirikan kuil Horyujidi Kyoto, yaitu kuil kayu tertua yang sampai sekarang pun masih dapat dijumpai di Kyoto. Setelah Shotokutaishi meninggal penguasa digantikan anaknya Nakatomi nokamatari yang kemudian membuat reformasi Taika, dimana pemerintahan meniru sistim China yang berpusat pada kerajaan dengan membuat undang undang Taihounoritsuryou (). Dalam taihounoritsuryou ditetapkan pemikiran kochikomin ( ) yaitu bahwa tanah dan warnga adalah dibawah kekuasaan pemerintah pusat. Kemudian para keluarga bangsawan menjadi pegawai pemerintah pusat yang bertugas di daerah maupun dipusat

11

ILMU KEJEPANGAN

b. 1)

Zaman sejarah Jepang Zaman Nara Pada tahun 710 Chotei membagun istana di Nara. Zaman ini berlangsung kira-kira 70 tahun, dimana Nara menjadi ibukota. Tetapi kemudian karena banyak para bangsawan yang tingal di daerah, sudah menjadi kuat maka banyak terjadi keributan-keributan. Ditambah lagi karena kesulitan kehidupan petani pada pemerintah Chotei, mengakibatkan banyak petani pindah ke bangsawan (kekizoku) atau pemerintah daerah. Oleh karena itu pada zaman Nara pemerintah daerah menjadi kuat Naskah-naskah tua Jepang Kojiki  dan Nihonsoki ), Kojiki artinya adalah tulisantulisan tua yang dikumpulkan oleh Onoyasumaro, ditulis pada tahun 712. Sedangkan Nihonshoki dikumpulkan oleh Toneri Shinnou pada tahun 720. Kedua naskah tersebut adalah berisi cerita-cerita mitos tentang asal mula Jepang. Orang Jepang meganggap kedua kitab ini sebagai bahan yang penting dalam megetahui sejarah Jepang. Baik Kojiki maupun Nihonshoki menceritakan asal-usul negara Jepang. Misalnya tentang cerita. Izanagi dan Izanami yang melahirkan negeri Jepang. Kedua dewa tersebut menikah dan melahirkan anak, yang kemudian megawini tiga oran gadis bumi, dan keturunan merekalah orang Jepang. Inti tulisan ini adalah menceritakan tentang nenek moyang kaisar adalah Amaterasu Omikami (dewa matahari). Kaisar yang pertama adalah Jinmu Tenno. Omikami turun di Takamagahara, dan keturunannya adalah Tenno. Setelah itu banyak tulisan-tulisan tentang Jepang muncul, misalnya Fudoki, Manyoshu dan lainnya. Fudoki ( )  adalah buku yang

12

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

berisikan cerita lagenda dan data-data tentang kebiasaan dan kepercayaan berbagi daerah. Sedangkan Manyoshu berisikan kumpulan lagu-lagu yang berjumlah kira-kira 4500 buah, lagu-lagu megenai kehidupan seluruh lapisan masyarakat zaman Nara. Huruf yang dipakai pada waktu itu adalah huruf Kanji degan tulisan Manyogana, yaitu tulisan huruf China degan struktur tulisan bahasa China. Kemudian pada abat ke 9 lahirlah huruf Jepang yang disebut degan huruf Katakana dan Hiragana). Huruf Katakana adalah yang pertama dibuat, merupakan huruf yang diambil dari bagian-bagian huruf Kanji. Huruf ini dikarang oleh Kibinomakibi ( ). Kemudian lahir pula huruf hiragana yang dikarang oleh Kobodaishi ). Huruf hiragana pada awalnya dipergunakan oleh kaum wanita dan huruf katakana dipergunakan oleh kaum pria 2 . Tetapi pada akhir-akhir ini, orang Jepang lebih banyak mengunakan huruf Hiragana daripada Katakana. Huruf Katakana pada akhir-akhir ini hanya dipergunakan untuk menuliskan bahasa-bahasa yang merupakan serapan dari bahasa asing, bahasa tiruan dari bunyi alam, suara binatang, dan yang merupakan istilah tentang bentuk atau keadaan benda. Dengan ditemukannya huruf Katakana dan Hiragana ini, mendorong kemajuan dan kemampuan membaca dan menulis di kalangan masyarakat Jepang3. Karena dengan lahirnya huruf ini semakin mempermudah penulisan bahasa Jepang.
Setelah dipergunakan hiragana dan katakana maka para satrawan Jepang banyak bermunculan, seperti Murasakishikibu dengan karyanya Genjimonogatari, Seishonagon dengan karyanya makuranoshoshi yang menggambarkan kehidupan kaum bangsawan pada zaman Yayoi (Toyota 1988:14). 3 Pada awalnya huruf hiragana dipergunakan pleh kaum wanita dan kata kana dipergunakan oleh pria. Tetapi sekarang huruf hiragana dipergunakan untuk menulis okurigana dan kata bantu, kemudian kata kana dipergunakan menulis bahasa serapan dari bahasa asing. 13
2

ILMU KEJEPANGAN

Kebudayaan Masyarakat Ritsuryou Sistim kerajaan, pada awalnya seorang Raja daerah dapat menyatukan kerajaan-kerajaan kecil yang berada diseluruh wilayah Jepang. Hal tersebut melahirkan suatu kerajaan besar (Okami). Raja yang terkenal pada waktu itu adalah Shotoku Taishi. Membuat undang-undang 17 pasal. Inilah undang- undang yang pertama dibuat di Jepang. Hal ini juga mengatur tentang sistim penggunaan tanah. Dalam sistim Ritsurio, Tenno (kaisar) adalah penguasa administrasi pemerintahan tertinggi. Saudarasaudara kaisar adalah menjadi bangsawan. Para bangasawan kerabat Tenno ini bertugas melaksanakan pekerjaan birokrasi di istana maupun di daerah. Sistem pemilikan pada masa itu dikenal dengan sistem Kochikomin (wilayah umum dengan masyarakat umum). Pada masa itu tidak dikenal pemilikan tanah secara pribadi dan penguasaan atas diri orang secara pribadi. Tetapi kemudian para bangsawan kerabat kaisar tersebut banyak yang menguasai tanah secara pribadi. Sehingga mereka membutuhkan tenaga kerja untuk menggarap tanah yang dikuasainya tersebut. Hal seperti ini melahirkan kelompok-kelompok kecil di daerah yang semakin lama semakin kuat dan tidak membayar pajak kepada kaisar. Pada perkembangan kemudian, para kelompok tersebut saling berperang karena memperebutkan lahan dan memperebutkan tenaga kerja. Sehingga melahirkan pekerjaan keamanan (militer). Pada masa ini muncullah tenaga-tenaga militer feodal. Dalam perkembangan berikutnya, para militer tersebut semakin kuat dan dirasa bahwa bangsawan menjadi tergantung hidupnya kepada budi baik mereka.
14

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Oleh karena itu lahirlah kelompok-kelompok militer daerah. Untuk menjaga keamanan di kota tempat tinggal Kaisar (di Kyoto) ketika itu, Kaisar memanggil kelompok militer Taira dan Genji untuk tinggal di  kota yang bertugas untuk mengawasi keamanan kekaisaran. Ketika itu keluarga bangsawan yang dekat adalah keluarga Fujiwara. Disebut zaman Heian adalah berasal dari kata heiankyo, artinya perpindahan ibukota dari Nara ke Kyoto. Zaman Heian (794-1192) Kanmu tenno ingin memperbaharui politik Ritsuryo, oleh karena itu dia memindahkan ibukota ke Kyoto. Dengan harapan supaya kedamaian bisa terwujud dengan lama maka disebut nama ibukota tersebut heiankyo 4 . Oleh karena itu nama zaman tersebut dinamai Heian jidai yang berlangsung kira-kira 400 tahun. Istana Kaisar berada di Kyoto selama masa feodal yang berlangsung kira-kira 1100 tahun (Toyota Toyoko 1988:12). Pada zaman Heian, jumlah Shoen (wilayah swasta) semakin banyak. Salah satu penguasa Shoen yang terbesar adalah keluarga Fujiwara ( ). Fujiwara mengawinkan putrinya dengan anak Tenno, oleh karena itu Tenno generasi berikutnya adalah cucu Fujiwara. Kemudian keluarga Fujiwara memegang peranan dalam pemerintahan. Seperti Sekkanseiji ( /politik perwalian kaisar), sekkan adalah singkatan dari Sessho dan Kanpaku. Sessho adalah pelaksana kekuasaan pemerintahan ketika kaisar masih kecil, dan Kanpaku adalah pelaksana pemerintahan ketika Kaisar mengadakan Inkyou ( / bertapa di kuil), disebut dengan politik Insei.
4

2)

Heiankyou artiny kota yang damai.


15

ILMU KEJEPANGAN

Dalam perkembangan berikutnya, para kelompok militer Taira dan Genji di undang ke Kyoto untuk mengamankan perang yang terjadi dalam keributan keluarga Fujiwara. Tetapi kemudian keluarga Genji dan Taira pun saling berperang seperti perang Hogennoran ( )  tahun 1156 dan Heijinoran tahun 1159. Dalam perang tersebut dimenangkan oleh keluarga Taira oleh Taira no kyoumori. Mulai saat inilah bushi menjadi sangat berpengaruh dalam perintah pusat. Ketika itu sistem Ritsuryou menjadi hancur, berubah menjadi sistem Ujizoku (kekerabatan). Kemudian Tairano Masakado menikahi putri Fujiwara dengan maksut untuk mengadakan persekutuan supaya dapat juga menjadi keluarga Sekkan. Tetapi teryata setelah kalah dalam peperangan heiji tahun 1159, keluarga Minamoto memperkuat prajurit nya di Jepang bagian timur yaitu di Kamakura Minamoto no Yoritomo berasal mengalahkan keluarga taira tahun 1185 pada perang Dannoura ( ). Hal ini mengakibatkan kekuasaan berpindah ketangan Minamoto. Minamoto no Yoritomo meminta perstujuan kepada kaisar supaya di angkat menjadi Shogon (jendral) oleh karena itu lah maka sistem keshogunan di kenal di Jepang hinga zaman Edo (1868). Shogun adalah pemegang kekuasaan Pemerintahan dari kalangan militer. Kehogunan ini diwariskan turun temurun, tetapi di Jepang sudah sempat 3 keluarga yang menjadi shogun, yaitu keluarga Minamoto dengan pusat di Kamakura, sehingga zamannya disebut dengan zaman Kamakura. Kemudian keluarga Taira atau disebut juga Heisi, pusat pemerintahannya adalah di Muromachi, sehinga zamannya disebut dengan zaman Muromachi (1333-1568). Kemudian keluarga Tokugawa memusatkan pemerintahannya di Edo atau Tokyo (1603-1867).

16

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Selama pemerintahan dipegang oleh keluarga keshogunan tersebut, bentuk pemerintahannya disebut dengan sistim feudal (Hokenseido) Oleh karena itu kebudayaan pada masa itu adalah kebudayaan feodal. Inti dari sistem feodal tersebut adalah pengelolaan tanah oleh petani dimana para tuan tanah menggunakan tenga Bushi (Samurai) sebagai alat pemaksa untuk pembayaran pajak yang tinggi. 3) Zaman Kamakura 1192-1333 Keluarga Minamoto setelah megalahkan keluarga Taira dan membuat pusat pemerintahan di Kamakura untuk menguasai seluruh negeri Jepang. Pada tahun 1192 Minamotono Yoritomo menjadi Seiitaishogun 5 dengan mendirikan pemerintahan Kamakura bakufu yang berlanjut hinga tahun1933. Padamasa Godaigo Tenno, Tenno menjatuhkan kekuasan Kamakura Bakufu tahun 1333, kemudian kekuasaan pemerintahan beralih ketangan Tenno. Tetapi kemudian Ashikaga Takauji mengumpulkan seluruh kekuatan bushinya untuk menyerang militer kekaisaran. Kemudian disebelah utara Kyoto diangkat kaisar Utara (hokucho), oleh karena itu pada pada masa itu (tahun 1338-1573) ada dua kaisar yang disebut dengan nanbokucho yaitu kaisar utara dan kaisar selatan. Kemudian Ashikaga Takauji menjadi Shogun di Nara tahun 1338-1573. Zaman ini disebut dengan zaman Muromachi. Kaisar di selatan adalah Godaigo tenno yang melarikan diri ke Yoshino. Oleh karena itu zaman Muromachi ini disebut juga Nanbokuchojidai (zaman utara-selatan).
5

Bushi (keluarga militer) yang menjadi penguasa pemerintahan pusat dengan sistem feodal. 17

ILMU KEJEPANGAN

4)

Zaman Muromachi (1338-1573) Pada tahun 1334 Godaigo Tennno kembali memegang kekuasaan pemerintahan. Tetapi kemudian bushi dibawah pinpinan Ashikaga Takauji menyerang Kyoto tempat pemerintahan Kaisar. Kemudian pada tahun 1336 Ashikaga megangkat Tenno Utara kemudian Ashikaga Takauji menjadi Seiitaisogun dan membuka pusat pemerintahan Bakufu di Nara Kyoto. 5) Zaman Azuchimomoyama 1573-1603 Odanobunaga adalah seorang Daimyo 6 di Owarinokuni atau Prefecture Aichi sekarang. Odanobunaga mendapat persejataan dari Portugal yang masuk dari Tanega shima, megakibatkan dia dapat menyerang daimyodaimyo kecil lainnya dan mempersatukan seluruh wilayah Jepang. Tetapi kemudian dia dibunuh oleh anakbuahnya sendiri Akechi Mitsuhide tahun 1582. Tetapi kemudian Toyotami Hideyoshi membunuh Akechimitsuhide dan kemudian mendirikan istana di Osaka. Pemerintahan Odanobunaga dan Toyotami Hideyoshi ini disebut degan zaman Azuchimomoyama (1573-1603). Ciri-ciri zaman ini adalah banyak pergolakan diberbagai daerah, yang disebut dengan gekokujoikki. Dimana diseluruh negeri terjadi keributan -keributan karena orang-orang dari kelas bawah memberontak ingin menjatuhkan yang atas. Zaman ini disebut juga sengoku jidai, perang diseluruh negeri.

6)

Zaman Edo 1603-1868 Tokugawa Iemitsu adalah damimyo dari Mikawa, sebuah daimyo kecil, kemudian mampu megalahkan
6

Daimyo disebut juga (hanshu), adalah tuan penguasa wilayah di daerah.

18

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Hidoyoshi pada perang Sekigahara tahun 1600. Kemudian menjadi seiitaishogun pada tahun 1603 degan pusat pemerintahan Bakufu di Edo. Selama zaman pemerintahan Tokugawa di Edo berlangsung kira-kira 260 tahun ini disebut zaman Edo. Sistim pemerintahan nya disebut sistim 7 bakuhantaisei . Bakufu meguasai kira-kira seperempat wilayah Jepang secara langsung. Selain itu kota-kota besar seperti Kyoto, Osaka, Nagasaki juga dikuasai secara langsung. Daimyo yang merupakan keluarga Shogun disebut degan Shinpan, dibuat menjadi peguasa wilayah Han dekat dengan Edo. Sedangkan Daimyo yang membantu Tokugawa dalam perang sekigahara disebut dengan Fudai daimyo diberikan menjadi penguasa Han mengantarai Daimyo yang menjadi musuh Tokugawa dalam perang Sekigahara. Kemudian Daimyo yang menjadi musuh Tokugawa dalam perang Sekigahara disebut Tozama Daimyo di tempatkan jauh disebelah barat daya atau juga disebelah utara Jepang (Situmorang 1986). Untuk mempertahankan kekuasaannya Tokugawa membuat berbagai kebijaksanaan. Diantaranya, Sankinkoutai yaitu peraturan bahwa setiap Daimyo harus membuat tempat tingal keluarganya di Edo. Oleh karena itu para daimyo shinpan dan fudai wajip tingal selang 6 bulan di Edo dan 6 bulan lagi tingal diwilayah kedaimyoannya. Sedangkan bagi daimyo Tozama, wajib tinggal selang 1 tahun di Edo dan 1 tahun tinggal diwilayah kedaimyoannya. Sedangkan  bagi daimyo Tozama, wajib tinggal selang 1 tahun di Edo dan 1 tahun
Bakuhantaisei, adalah sitrem pemerintahan bakufu dan han. Bakufu adalah pemerintah pusat pusat dan memmpunyai wilayah sendiri. Sedangkan wilayah Han diperintah oleh Daimyo, dan untuk urusan kedalam bebas tanpa campurtangan Shogun. Namun demikian banyak sekali peraturan Keshogunan untk memperlemah kedaimyoan/wilayah han. 19
7

ILMU KEJEPANGAN

tinggal di wilayah kedaimyoannya. Kemudian ada kebijaksanaan sakoku, yaitu kebijaksanaan menutup diri dari luar negeri. Oleh karena itu pada zaman Edo ini dianggap sebagai zaman pembentukan kebudayaan Jepang secara Universal. Kemudian ada peraturan kugeshohatto dan Buke shohatto. Kugeshohatto adalah larangan berkomunikasi dengan keluarga kaisar, sedangkan Bukeshohatto adalah larangan sesama daimyo membentuk ikatan, maupun perkawinan. Untuk menjaga supaya tidak ada usaha destruktif dari para petani, maka diadakan juga peraturan katanagari yaitu larangan memiliki senjata atau pedang bagi para petani. Oleh karena itu karena berbagai peraturan ini dilaksanakan secara ketat maka pada zaman Edo ini dalam negeri Jepang sangat tenang dan stabil. Karena peraturan dan kebijaksanaan Shogun tersebut maka pada zaman Edo adalah zaman yang aman, tetapi rakyat sangat menderita kemiskinan. Untuk membiayai keluarga Daimyo yang tinggal di Edo, dan untuk perjalanan para samurai ke Edo memakan biaya besar. Sedangkan penghasilan yang dapat diharapkan adalah terutama dari hasil padi. Oleh karena itu pada zaman Edo, pajak pertanian hingga mencapai 60% dari hasil panen. Oleh karena itu petani hanya dapat menerima 40% dari hasil panennya saja. Golongan masyarakat pada zaman Edo di terapakan sangat ketat. Setiap kelas/golongan tidak diperbolehkan pindah ke golongan masyarakat lainnya. Pada zaman Edo jumlah golongan bushi (militer) sebanyak 9,8%, Petani sebanyak 76,4% sisanya adalah golongan pendeta, pedagang dan tukang (Toyoda 1988:33). Pada tahun 1865, kapal Amerika memasuki teluk Tokyo. Tetapi ternyata kapal Amerika tersebut mendapat serangan dari tentara daimyo Choshu dan Satsuma, yaitu

20

Bab 1: Geografi dan Sejarah Jepang

Daimyo tozama yang tinggal di barat daya Jepang. Oleh karena itu Shogun sebagai pemerintah pusat harus bertanggung jawab kepada Amerika. Oleh karena keputusannya berupa pembukaan kantor Konsulat Amerika di Jepang, maka para daimyo Tozama meminta kepada Tokugawa supaya menyerahkan kekuasaan pemerintahan kembali kepada Kaisar. Oleh karena itu pada tahun 1867 diadakan Restorasi Meiji, dimana pemerintahan dikembalikan kepada kaisar. 7 Zaman Meiji hingga perang dunia II
1945

Pada tahun 1868, Meiji Tenno sebagai pemerintah baru mengutarakan janji / gokajonogoseimon. Tenno meningkatkan kehidupan Ekonomi dan politik, dengan cara mencari ilmu dari seluruh dunia. Kemudian ibukota Edo dirubah menjadi Tokyo, dan Kaisar pindah dari Kyoto ke Tokyo. Kemudian tahun 1871 han berubah menjadi ken, kemudian perbedabedaan golongan masyarakat dihapuskan dengan pemikiran shimin byoudou (kesetaraan rakyat). bunmeikaika (pencerahan peradaban) Pada tahun 1872, ditetapkan bahwa seluruh lapisan masyarakat bebas mengenyam pendidikan dan bebas memilih pekerjaan yang cocok baginya. Oleh karena itu banyak orang Jepang yang belajar ke Eropah dan Amerika. Sistem penanggalan tahun Masehi, dan sistem libur hari minggu pun diterapkan. Fukuzawa Yukichi dalam teorinya Gakumonnosusume menjadi terkenal. Dia mengatakan tidak ada manusia diciptakan diatas manusia, dan tidak ada manusia diciptakan dibawah manusia artinya manusia semua sama.
21

ILMU KEJEPANGAN

Selain pembukaan sekolah dasar dan sekolah menengah, tahun 1877 didirikan sekolahtinggi kedokteran Tokyo, yang kemudian menjadi Universitas Tokyo pada tahun 1945. Kemudian didirikan sekolahsekolah tinggi lainnya, seperti Keiou Juku yang kemudian menjadi Keioudaigaku, Doshishadaigaku dan Tokyo semmongakkou yang kemudian berubah menjadi Waseda Daigaku. Setelah diperkenalkan pemikiran moderen dari Eropah, maka lahirlah pemikiran kebebasan, kesetaraan, dan demokrasi dikalangan masyarakat. Pada tahun 1881 lahirlah pergerakan Demokrasi, dan melahirkan partaipartai. Pada tahun 1889 lahir / dainihon teikokukenpou adalah undangundang dasar kerajaan Jepang. Pada tahun 1890 Juli pertama sekali diadakan pemilihan wakil rakyat, tetapi hanya orang yang berusia 25 tahun keatas yang dapat memilih, oleh karena itu peserta pemilih hanya sekitar 1% dari warga negara saja.

22

Anda mungkin juga menyukai