Teknik Sungai

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK SUNGAI

BANGUNAN KRIB
MITCHEL PINONTOAN (080 211 121)

Bangunan Krib adalah salah satu bangunan perlindungan yang dipasang melintang pada tebing sungai, yang tujuannya untuk memperlambat kecepatan arus di sekitar bangunan krib tersebut sehingga proses erosi akan terhindari bahkan akan terjadi proses sedimentasi.

TUJUAN UTAMA KRIB:


Mengatur arah arus sungai Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang dinding sungai Mempercepat sedimentasi Menjamin keamanan tanggul/tebing terhadap gerusan Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai Menkonsentrasikan arus sungai dimana memudahkan penyadapan

KLASIFIKASI KRIB:
Krib Permeabel (air dapat mengalir melalui krib) Krib Impermeabel (air tidak dapat mengalir melalui krib) Krib Semi-permeabel (berfungsi ganda, permeabel & Impermeabel) Krib Silang (Krib yang dibangun tegak lurus arus sungai) Krib Memanjang (Krib yang dibangun sejajar arus sungai)

Perlu diperhatikan dalam perencanaan Krib: Diperlukan data dari proyek-proyek krib lain yang memiliki tipe sungai yang mirip, karena pembuaan krib bergantung pada keadaan sungai. Permukaan air sungai perlu dinaikkan dengan krib yang panjang, untuk mengurangi turbulensi aliran di sungai yang lebar Panjang krib harus diperhitungkan terhadap timbulnya pukulan air pada tebing sungai, jika krib dibuat untuk melindungi tebing Krib tidak berfungsi baik pada sungai sempit Perlu dipertimbangkan kapasitas saat terjadi debit banjir, jika menaikkan permukaan air sungai

PERENCANAAN KRIB
Diperlukan survey mengenai: Topografi Debit Kecepatan aliran sungai Transportasi sedimen

KONSTRUKSI KRIB
Krib Tiang Pancang: Krib permeabel yang sangat sederhana dan dapat digunakan secara melintang maupun memanjang.

Krib Rangka: cocok untuk sungai yang memiliki dasar yang terdiri dari lapisan batu atau kerikil. Krib Balok Beton: Memiliki kekuatan yang baik dan awet dan umumnya dibangun disungai yang deras.

PEMILIHAN TIPE KRIB


Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan kondisi sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu pelaksanaannya.
Perlu diperhatikan bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, kecepatan arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai

CONTOH KASUS 1:
JHUOSHUEI RIVER, TAIWAN
Jhuoshuei River merupakan sungai terpanjang di Taiwan dengan panjang sekitar 186.6 km dengan kawasan drainase 3.156,9 km2. Musim banjir dimulai pada bulan Mei sampai November setiap tahunnya. Curah hujan tahunan adalah 2000 ~ 3000 milimeter pada daerah tangkapan air di hulu. Sungai-sungai di Taiwan memiliki karakter yang sama: lereng curam dengan kecepatan aliran tinggi, perbedaan yang signifikan dalam volume aliran, erosi kuat dan konsentrasi sedimen yang tinggi. Situasi ini merugikan mengikis pinggiran sungai dan merusak struktur hidrolik.

Dalam rangka untuk memperbaiki struktur agar efisien, desainer mengadopsi solusi krib dan tabung geotekstil yang diisi pasir sungai lokal yang ditempatkan di bawah krib dan untuk tepi sungai ditutupi dengan kasur beton. Desainer memilih cara ini karena tabung geotekstil memiliki keuntungan, yaitu: proses instalasi sederhana, konstruksi durasi singkat, dan biaya rendah. Karena itu bisa menjadi alternative dalam aplikasi rekayasa hidrolik.

Proyek ini dilatar belakangi oleh penurunan dasar sungai yang disebabkan oleh penggalian pasir dan kerikil setelah tahun 1991. Setelah pelarangan penggalian diberlakukan pada tahun 2001, dilakukan pengetesan terhadap rata-rata ukuran partikel tanah (D50), yang ternyata mengalami peningkatan. Pada tahun 1991 sampai dengan 2001 potongan melintang sungai di arus utama sungai di depan Sijhou Bridge ternyata tidak memiliki elevasi yang pasti dan dipengaruhi oleh badai

Rata Rata Ukuran Partikel di Berbagai Area di Sungai Jhuoshuei (WRA, 2007)

Bentuk Aliran Sungai Jhuoshuei pada Tahun 2001

Bentuk Aliran Sungai Jhuoshuei pada Tahun 2001

Inovasi dilakukan dengan cara ditambahkan 5 set krib dari yang telah ada untuk menstabilkan saluran sungai. Gambar (b) memperlihatkan potongan desain tersebut. Bangunan utama berupa krib sepanjang 30 meter termasuk tambahan sepanjang 10 meter di dalam garis tepi yang asli dan lebar 4 meter. Kolom sedalam 10 meter dibuat sebagai basis dari struktur dan dilindungi dari kerusakan akibat erosi dengan bronjong, 5 unit tabung geotekstil dengan radius ukuran 4.3 meter dan sepanjang 20 meter dengan kekuatan 105 kN/m yang dipasang di 2 sisi krib untuk memperkuat pondasi dan menawarkan perlindungan.

Desain Krib

Kepala Kolom yang Terekspos Akibat Erosi

Beronjong yang Rusak Akibat Erosi

KONSTRUKSI DAN PERFORMA DARI KRIB:


Material pengisi dan peralatan yang diperlukan. Tanah berpasir yang ada di dasar sungai dipompa untuk mengisi tabung geotekstil. Rataan ukuran partikel (D50) 0.84 mm, D90 1.87mm dan nilai koefisien Manning 0.027.

Pekerjaan pengisian tabung memerlukan pipa 8 inch, pompa dengan kekuatan 320 hp, 1(satu) excavator dan 5 (lima) pekerja. Diperlukan 50 80 menit untuk mengisi satu tabung, dan 6 10 unit terisi dalam satu hari. Proses pengisian dapat dilihat di gambar (a) sampai (d).

Performa Setelah proses konsolidasi terjadi, tabung mempunyai lebar 1.6 meter dengan tinggi 0.8 meter dam panjang 21 meter dengan volume sekitar 25 m3. Beronjong diletakkan di atas tabung untuk mengurangi kecepatan arus air dan menstabilkan dasar sungai, lihat gambar (e).

KESIMPULAN CONTOH KASUS 1


Untuk mencegah struktur sungai dari erosi saat ini, memperdalam dasar pondasi dan memperkuat apron adalah metode utama. Proyek di jembatan Sijhou adalah bagian dari hilir sungai Jhuoshuei di mana tanah pondasinya mengalami kerusakan akibat erosi dalam jangka panjang. Tabung geotekstil yang dibuat dari anyaman geotekstil memiliki kekuatan tarik tinggi diadopsi untuk memperkuat pondasi serta memperkuat daerah dataran banjir untuk proyek ini. Matras yang terbuat dari beton kekuatan tarik tinggi geotekstil tenun terdiri dari mortar atau elemen pengisi beton terutama dipasang untuk memberikan perlindungan terhadap penggerusan akibat curah hujan, dan aliran kecepatan tinggi. Matras mudah dipasang sehingga dapat memberikan efisiensi kerja yang tinggi untuk kebutuhan proyek.

Tabung geotekstil. Mengambil tanah berpasir di situs pekerjaan sebagai bahan pengisi dapat mengurangi dampak lingkungan yang buruk di sungai

Tabel di bawah menggambarkan perbandingan antara metode konvensional dan penggunaan tabung geotekstil. Dengan mempertimbangkan semua keuntungan yang disebutkan di atas, penerapan tabung geotekstil dapat dianggap sebagai solusi yang baik untuk struktur hidrolik.

CONTOH KASUS 2:
Krib di Korea dan Eropa 1. Korea
Krib tegak lurus yang tersusun enam baris berada di hulu (sekitar 50 km) dari pertemuan antara Sungai Milyang dan Sungai Nakdong di kota Kimhae, Gyeongsangnam-Do. .Krib ini merupakan jenis krib impermeabel yang dibangun setiap interval 120 meter.

Di Sungai Youngsan (sekitar 60 km dari Kota Naju, Neujaram-Do) juga terdapat krib yang di bagian hulunya terdiri dari 6 (enam) krib impermeabel yang tegak lurus. Sedangkan di bagian hilir terdiri dari 4 (empat) krib permeable yang berlawanan dengan arus sungai. Namun karena terjadi sedimentasi di krib di hilir, terlihat seolah olah impermeabel. Krib - krib ini dipasang setiap interval 70 meter.

2. Eropa
Di Belanda, Sungai Waal merupakan anak sungai dari Sungai Rhine yang tiap tahunnya membawa sekita 160.000 kapal yang mengangkut sekitar 170 juta ton barang setiap tahunnya. Yang menjadi perhatian di Sungai Waal adalah usaha pemilik tanah untuk mencegah hilangnya tanah mereka akibat erosi. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk mencegah hal tersebut.

Pembangunan menyebabkan lebar maksimum Sungai Waal sekitar 260 meter di pertengahan abad 20 dan hanya 150 meter pada saat air sungai sedang surut, dengan ketinggian 2,5 meter yang diperlukan untuk navigasi

Krib Sungai Waal

Di Switzerland, krib memang sudah biasa dipakai untuk membantu mengatur sungai. Salah satunya adalah di Sungai Thur. Selain untuk memperlambat arus, krib yang berbaris di sungai Thur juga menciptakan habitat untuk burung yang dilindungi, sehingga merestorasi kondisi alam untuk menjadi lebih bersahabat.

Krib di Sungai Thur, Switzerland

KESIMPULAN CONTOH KASUS 2


Di Korea, jarang terdapat konstruksi krib setelah tahun 1950-an, namun baru-baru ini isu mengenai bagaimana "Cara membuat sungai yang ramah lingkungan?" Dan "Bagaimana mengembalikan ekosistem sungai?" meningkat, sehingga krib menjadi solusi yang menyediakan berbagai ekologi lingkungan dan memperindah pemandangan di sekitar tepi sungai. Masalah penggunaan air dan pengendalian banjir juga mendapatkan banyak perhatian. Meskipun pedoman untuk desain dan konstruksi krib diatur dalam River Design Criteria MOCT, 2002) di Korea, sebagai Sebenarnya rumus eksperimental dan teori yang disarankan oleh Jepang dan Eropa diterapkan secara terbatas. Beberapa diverifikasi desain pedoman krib menyebabkan keraguan tentang penerapan krib untuk perencanaan saluran

Selain itu, krib sangat bergantung pada kondisi sungai terutama mengingat karakteristik struktur krib. Oleh karena itu, untuk menginstal krib benar diperlukan untuk mengambil empat langkah: desain dasar, model eksperimen untuk sungai bersangkutan, konstruksi, dan kemudian sungai itu sendiri harus mengikuti sistem alam untuk menciptakan pembentukan topografi.

Desain baru fundamental krib diterapkan ke sejumlah peraturan sungai ditutup dengan alam, sehingga saat ini Penelitian Sumber Daya Air sedang melakukan studi eksperimental tentang merancang krib sebagai bagian dari proyek penting. Mulai sekarang, diharapkan penelitian ini akan memberikan pedoman praktis dan masuk akal untuk desain dasar krib.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai