Anda di halaman 1dari 35

askep-askeb-kita.blogspot.

com
pengertian penyebab etiologi patofisiologi pathway tanda gejala pemeriksaan penunjang penatalaksanaan penyakit tinjauan teoritis pengkajian masalah diagnosa rencana intervensi evaluasi GADAR materi kesehatan tips seks materi kamus medis karya tulis imliah makalah KTI skripsi D3 III S1 D IV kebidanan keperawatan kedokteran askeb askep download e-book gratis pdf powerpoint doc documents kuliah konsep dasar farmakologi farmasi sanitarian sanitasi ilmu baru new masyarakat situs web blog contoh

STOMATITIS
iklan1 STOMATITIS Anatomi Fisiologi Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah, palatum, dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap, dan alat pengunyah. Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Lapisan epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel mati yang berbentuk pipih (datar) dimana lapisan sel-sel yang mati ini selalu diganti terus-menerus dari bawah, dan sel-sel ini disebut dengan stratified squamous epithelium. 2. Membrana basalis, yang merupakan lapisan pemisah antara lapisan ephitelium dengan lamina propria, berupa serabut kolagen dan elastis. 3. Lamina propria, Pada lamina propria ini terdapat ujung-ujung saraf rasa sakit, raba, suhu dan cita rasa. Selain ujung-ujung saraf tersebut terdapat juga pleksus kapiler, jaringan limf dan elemen-elemen penghasil sekret dari kelenjar-kelenjar ludah yang kecil-kecil. Kelenjar ludah yang halus terdapat di seluruh jaringan mukosa mulut, tetapi tidak terdapat di jaringan mukosa gusi kecuali di mukosa gusi daerah retromolar. Disamping itu lamina propria ini sebagian besar terdiri dari serabut kolagen, serabut elastin dan sel-sel fibroblast serta sel-sel daerah yang penting untuk pertahanan melawan infeksi. Jadi mukosa ini menghasilkan sekret, bersifat protektif dan sensitif. Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Mukosa mulut dapat mengalami kelainan yang bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan kondisi herediter. Pada keadaan normal di dalam rongga mulut terdapat bermacam-macam kuman yang merupakan bagian daripada flora mulut dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi. Daya tahan mulut dapat menurun karena gangguan mekanik (trauma, cedera), gangguan kimiawi, termik, defisiensi vitamin, kekurangan darah (anemi), dsb. Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu sehingga dapat

mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu juga dengan faktor psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada suatu gangguan mulut yang disebut stomatitis.

Pengertian Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis aphtosa atau sariawan atau dalam bahasa kerennya oral thrush merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun adanya jamur ini tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu jamur ini lebih dikenal dengan sebutan Jamur Monilia. Jamur ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan daya tubuh manusia (imuno) yang menurun sehingga pertahanan terhadap jamur dan bakteri lainnya berkurang. Keadaan seperti ini biasanya terjadi setelah pemberian antibiotic dalam jangka panjang, infeksi virus pada saluran pernapasan, iritasi pada mulut akibat adanya pemasangan gigi palsu, kawat gigi; diabetes, HIV, kanker serta pemberian pengobatan dengan kortikosteroid dan penyakit imunodefisiensi (berkurangnya daya tahan tubuh). Dengan demikian penyakit yang ringan pada mulut ini bisa mengindikasikan penyakit yang lebih berat, oleh karena itu jangan pernah meremehkan penyakit sariawan ini. Meski penyakit ini tidak begitu berat namun tetap saja keberadaan penyakit ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Stomatitis adalah peradangan pada mukosa (lapisan lendir) mulut yang bisa mengenai mukosa pipi, bibir dan langit-langit. Stomatitis merupakan infeksi yang dapat terjadi secara tersendiri atau bisa merupakan bagian dari penyakit sistemik. Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah lesi mukosa rongga mulut yang paling sering terjadi, ditandai dengan ulser yang timbul berulang di mukosa mulut pasien dengan tanpa adanya gejala dari penyakit lain. Tipe Penyakit Ada dua tipe utama: stomatitis herpetik akut dan stomatitis aphtosa. Stomatitis tipe herpetik akut biasanya sembuh sendiri, tetapi bisa parah dan pada bayi baru lahir bisa berakibat fatal. Stomatitis aphtosa biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 10-14 hari tanpa bekas. Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya: 1. Sariawan akut : Bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. 2. Sariawan kronis : Akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif. Secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya: 1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS). Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa

bentuk minor ini. Minor RAS (MiRAS), terjadi lebih dari 80% dari semua kasus RAS yang ditandai oleh ulser bulat atau oval, dangkal dengan diameter < 10 mm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. MiRAS biasanya mengenai daerah-daerah non-keratin seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, tetapi tidak mengenai daerah keratin seperti gingiva, palatum atau dorsum lidah. Sebagian besar terjadi pada masa anak-anak. Lesi berulang dengan frekuensi yang bermacam-macam, dalam beberapa waktu 1-5 ulser bisa muncul dan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas. 2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS). Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi. Major RAS (MaRAS), biasa juga disebut periadenitis mucosa necrotica recurrens yang diderita oleh kira-kira 10% penderita RAS. Bentuk lesi serupa dengan minor RAS, tetapi ulser berdiameter > 10 mm, tunggal atau jamak dengan menimbulkan rasa sakit. Demam, disfagia dan malaise terkadang muncul pada awal munculnya penyakit. Sering terdapat pada bibir, palatum molle dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut. Ulser berlangsung selama 6 minggu atau lebih dan sembuh dengan meninggalkan jaringan parut. 3. Herpetiform RAS (HuRAS), terdapat hanya 5-10% dari semua kasus RAS. Nama ini digunakan karena mirip dengan lesi intraoral pada infeksi virus herpes simplex primer (HSV), tetapi HSV tidak mempunyai peran etiologi pada HuRAS atau dalam setiap bentuk ulser RAS lainnya. Bentuk lesi ini ditandai dengan ulser-ulser kecil, berbentuk bulat, sakit, penyebarannya luas dan dapat menyebar di rongga mulut. 100 ulser kecil bisa muncul pada satu waktu, dengan diameter 1-3 mm, bila pecah bersatu ukuran lesi menjadi lebih besar. Ulser akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas Ulserasi herpetiformis (HU) Istilah herpetiformis digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa. Tanda-tanda dan Gejala Gejala pada umumnya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Lesi pada mukosa oral didahului dengan timbulnya gejala seperti terbakar (prodormal burning) pada 2-48 jam sebelum ulser muncul. Selama periode initial akan terbentuk daerah kemerahan pada area lokasi. Setelah beberapa jam, timbul papul, ulserasi, dan berkembang menjadi lebih besar setelah 48-72 jam. Lesi bulat, simetris, dan dangkal, tetapi tidak tampak jaringan yang sobek dari vesikel yang pecah. Mukosa bukal dan labial merupakan tempat yang paling sering terdapat ulser. Namun ulser juga dapat terjadi pada palatum dan gingiva. Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ada sel kankernya atau tidak. Pada stomatitis aphtosa yang berat, dapat digunakan suatu alat pelindung mulut yang bersih

dengan pengolesan anestetik lokal dibawah alat tersebut. Stomatitis herpetik akut diawali dengan mulut yang nyeri tiba-tiba, ludah berlebih, bau mulut, menolak makan, dan demam kadang-kadang tinggi (40-40,6C). Puncak terjadinya adalah demam dan rewel yang ditunjukkan dengan lesi (ujud kelainan) mulut dalam 1-2 hari. Lesi awal berupa gelembung isi cairan yang jarang terlihat karena cepat pecah. Lesi sisa berdiameter 2-10 mm dan ditutupi dengan lapisan kuning keabuan. Pada saat lapisan terkelupas, yang tersisa adalah luka. Biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening sekitar mulut. Fase akut terjadi 4-9 hari dan sembuh sendiri. Nyeri biasanya hilang dalam dua sampai empat hari sebelum luka sembuh sempurna. Jika bayi yang menderita stomatitis menghisap jempolnya, luka bisa menjalar ke tangan. Pada stomatitis aphtosa luka tunggal atau multipel yang nyeri pada mukosa bibir, pipi lidah dan bawah lidah, langit-langit, dan gusi. Lesi awal ditunjukkan dengan ke-merahan, tonjolan (papul) keras yang cepat erosi menjadi bentuk yang berbatas jelas, luka nekrotik dengan dikelilingi daerah merah. Luka aphtosa kecil berdiameter 2-10 mm dan sembuh spontan dalam 7-10 hari. Luka aphtosa yang besar berdiameter lebih dari 10 mm, sembuh dalam 10-30 hari. Bentuk ke tiga luka stomatitis aphtosa tampak seperti herpes. Bentuk ini ditunjukkan dengan beberapa kelompok lesi 1-2 mm yang bergabung menjadi plak yang sembuh dalam 7-10 hari. Pasien dengan stomatitis aphtosa secara khas mengeluh terbakar, teriritasi dan sedikit bengkak pada lapisan mukosanya. Biasanya daerah yang paling sering timbul stomatitis aphtosa (sariawan) ini pada daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut. Faktor Penyebab Infeksi virus herpes simpleks primer merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak-anak, umumnya di bawah usia 3 tahun. Infeksi virus ini menyebabkan demam, lemah dan lesu selama 48 jam, dan ditandai dengan kemerahan pada gusi, gusi dan bibir berdarah, serta sariawan yang banyak dan berkelompok Selain infeksi herpes primer, infeksi virus lain yang menyebabkan timbulnya sariawan di rongga mulut adalah hand, foot and mouth disease serta herpangina. Seperti halnya infeksi herpes primer, infeksi virus ini dimulai dengan demam dan rasa lemah serta lesu, kemudian muncullah sariawan di langit-langit dan tenggorokan. Umumnya gejala pada anak tidak separah infeksi herpes primer. Pada hand, foot and mouth disease, dapat ditemukan juga bulatan cembung berisi cairan di tangan dan kaki anak. Penanganannya sama dengan infeksi virus herpes primer, dan umumnya sembuh sendiri setelah 10 hari. Beberapa faktor penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya stomatitis aphtosa , diantaranya: 1. Hal pertama yang harus dipikirkan adalah keadaan gigi bagi si pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang. 2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa. 3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas. 4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser. Gejala timbul biasanya segera setelah penderita mengkonsumsi makanan tersebut 5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa. 6. Kelainan pencernaan Gangguan saluran pencernaan, seperti Chorn disease, kolitis ulserativ,

dan celiac disease sering disertai timbulnya stomatitis apthosa. 7. Faktor psikologis (stress), diduga berhubungan dengan produksi kortison di dalam tubuh. 8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi). Terbentuknya stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa penderita wanita. 9. Pada penderita yang sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan. Pambentukan stomatitis aphtosa yang dahulunya perokok, bebas simtom ketika kebiasaan merokok dihentikan. 10. Jamur, namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal. Abnormalitas immunologis atau hipersensitif terhadap organisme oral seperti Streptococcus sanguis 11. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari. 12. Sedangkan sariawan yang dikarenakan kekurangan vitamin C sangat mungkin terjadi, karena bagi si pasien yang kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan sariawan. 13. Kekurangan vitamin B dan zat besi juga dapat menimbulkan sariawan.. Namun kondisi seperti itu dapat diatasi dengan sering memakan buah ataupun makan sayur-sayuran. Penyakit yang menjangkit ini biasanya dapat menyerang siapa saja dan tidak mengenal umur maupun jenis kelamin, termasuk pada bayi yang masih berusia 6-24 bulan. Pada bayi dan anak terjadinya stomatitis atau sariawan sering disebabkan/dipicu oleh : Makanan/Minuman Panas Mulut bayi belum sekuat orang dewasa. Jadi hati-hati saat membuatkan makanan/minuman bagi si kecil. Selalu periksa keadaan suhunya; masih kepanasan atau sudah cukup hangat untuk diterima mulut mungilnya. Justru anggapan bahwa susu yang memancar terlalu kencang dari botol bisa memicu terjadinya sariawan ternyata tidak tepat. Kecuali jika susu tersebut bersuhu tinggi. Jadi penyebabnya bukan kekuatan pancarannya tapi, sekali lagi, karena suhu yang panas. Traumatik Yang dimaksud traumatik di sini, mulut anak terluka oleh sesuatu; entah karena gusinya tergigit atau terkena gesekan dot yang terlalu keras. Seperti yang sudah disinggung, kejadian luka pada gusi bayi bisa berkaitan dengan ketidaknyamanan bayi akibat giginya yang baru tumbuh. Antisipasinya, coba berikan ia teether (mainan khusus untuk digigit-gigit) sehingga rasa tidak nyamannya dapat berkurang. Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti dari silikon. Zat kimia Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama umpamanya pada bayi yang harus mengonsumsi obat untuk menyembuhkan vlek pada paru-parunya bisa memunculkan sariawan. Zat kimia yang dikandung dalam obat bersifat asam. Bila tersisa di mulut bisa memicu sariawan karena proses pengasaman akan mengundang datangnya bakteri. Untuk itu, sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut. Yang perlu dicermati, faktor makanan/minuman terlalu panas, traumatik, ataupun zat kimia, merupakan pemicu bukan penyebab. Penyebab utama sariawan adalah virus yang menempel di mulut yang sedang terluka. Ini sangat mungkin terjadi karena banyak virus bertebaran di udara. Nah ketika masuk ke dalam mulut kemudian menempel di luka akan memunculkan sariawan.

Sebenarnya dalam rentang 10-14 hari biasanya sariawan akan sembuh dengan sendirinya. Namun pada bayi perlu pena- nganan segera karena sariawan dapat menimbulkan gejala- gejala penyerta (simtomatis) yang membuatnya tidak nyaman. Bila tidak diobati, memang relatif tidak ada bahaya yang mengancam jiwa bayi. Masalahnya, sariawan menimbulan nyeri dan rasa yang tidak nyaman. Kalau tidak ditangani, bayi jadi tidak mau makan. Belum lagi ia akan terus-menerus rewel karena nyeri dan perut kosong. Nah, efek lanjutan inilah yang harus diantisipasi. Jadi jika si kecil menderita sariawan, bawalah ia ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat untuk menghilangkan gejala-gejala simtomatis. Misalnya, obat penghilang nyeri yang dirasakan, obat penurun panas untuk mengurangi demam yang bisa muncul akibat rasa nyeri yang diderita, dan lainnya. Yang jelas tidak ada obat untuk menyembuhkan sariawannya karena hingga kini memang belum ada obat untuk itu. Patofisiologi Tubuh sebenarnya memiliki pertahanan tubuh alamiah terhadap serangan bakteri. Pertahanan ini disebut dengan sistem laktoperoksidase (LP-system). Sistem ini terdapat pada saliva atau ludah. LP system dapat berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan bakteriosid terhadap bakteri patogen jika tersedia ketiga komponennya. Yaitu enzim laktoperoksidase, dosianat, dan hydrogen peroksida (H2O2). Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tak terkendali karena sistem laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia, seperti perasa, pewarna, pengawet, bahkan yang memakai zat pembasmi hama. Pemakaian deterjen (sodium laurit sulfat) yang berlebihan dalam pasta gigi juga dapat sebagai peneyebab dari rusaknya ludah. Bila dalam pemakaian yang berlebihan atau melebihi toleransi dapat dengan mudah merusak ludah dan menghancurkan sistem pertahanan alami. Tidak hanya itu, pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang berada di dalam rongga mulut, yang dapat mengakibatkan lingkungan mukosa mulut menjadi rusak. Seperti telah diterangkan bahwa mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai jenis kuman ataupun berbagai pengaruh rangsangan antigenik yang bersifat merusak. Rangsangan perusak yang masuk sesuai dengan potensinya akan ditanggapi oleh tubuh baik secara lokal atau sistemik. Tanggapan ini dapat berlangsung wajar, artinya tanggapan-tanggapan tersebut secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis. Sebenarnya reaksi tubuh terhadap rangsangan yang merusak itu bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan peradangan tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri sehingga reaksi pertahanan yang tadinya dimaksudkan untuk melindungi struktur dan fungsi jaringan justeru berakhir dengan kerusakan jaringan sendiri. Dalam keadaan yang tidak wajar, (Trauma, Stres dll ) terjadi ketidak seimbangan immunologik yang melahirkan fenomena alergi dan defisiensi immunologi dengan efek kerusakan-kerusakan yang menyangkut komponen vaskuler, seluler dan matriks daripada jaringan. Dalam hal ini sistem imun yang telah dibangkitkan untuk melawan benda asing oleh porsi reaksi yang tidak seimbang akhirnya ikut merusak jaringan-jaringan sendiri disekitarnya. Misalnya pelepasan mediator aktif dari aksi-aksi komplemen, makrofag, sel plasma, sel limposit dan leukosit, histamin, serta prostaglandin. Pencegahan

Dengan mengetahui penyebabnya, kita diharapkan dapat menghindari terjadinya stomatitis aphtosa (sariawan) ini, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama pada makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Selain itu, anda juga dianjurkan untuk menghindari stress. Namun bila sariawan selalu hilang timbul, anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan berkonsultasi dengan dokter gigi dengan meminta obat yang tepat sariawannya. Ada beberapa usaha lain yang dilakukan untuk mencegah munculnya sariawan. Misalnya, menjaga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut, menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan, menghindari pasta gigi yang merangsang, menghindari kondisi stress, menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, sering mengkonsumsi buah dan sayuran, terutama vitamin B, vitamin C, dan zat besi; serta menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut. Penyakit stomatitis yang disebabkan virus herpes simplek seperti ini biasanya musiman, anak mungkin mendapatkan infeksi dari teman bermain atau teman sekolah. Sebaiknya jauhkan si kakak atau adik supaya tidak tertular. Pengobatan/Terpi dan Perawatan Dalam mengatasi sariawan ini, dapat menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam). Ada beberapa jenis obat yang dikenal di masyarakat dan bisa membantu meredakan keluhan akibat sariawan. Ada jenis obat berbentuk salep dengan kandungan kortikosteroid yang dioleskan pada luka sariawan. Ada juga obat tetes yang digunakan untuk meredakan sariawan ini dengan gentien violet, perak nitrat, atau obat kumur yang dapat membantu mengurangi rasa sakit pada penderita sariawan. Dan juga pemberian vitamin C atau zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan yang kekurangan zat-zat tersebut sering dapat menolong. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, akan lebih baik bila diperoleh dari sayuran dan buah-buahan yang merupakan vitamin natural. Mengonsumsi vitamin natural lebih efetif dibandingkan dengan mengonsumsi suplemen. Bila dikonsumsi berlebihan tidak akan merusak tubuh, karena kelebihannya akan dikeluarkan oleh tubuh. Selain itu juga lebih mudah diserap oleh tubuh. Pada penderita sariawan kambuhan yang disertai kecemasan obat (faktor psikologis), pemberian obat dapat disertai dengan obat anticemas untuk mengatasi masalah psikologisnya. Dan jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam). Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus. Perlu diperhatikan pula jangan sampai anak dehidrasi yang antara lain ditandai dengan mulut dan bibir kering, mata cowong, tidak keluar air mata pada saat menangis, tidak kencing dalam enam jam. Terapi penunjang termasuk makanan yang dihaluskan atau cair. Pada kasus yang berat diperlukan cairan intravena dan istirahat tirah baring. Perawatan yang dilakukan untuk stomatitis antara lain cuci tangan anak dan yang memegang anak sebelum makan atau memberi makan. Beri anak cukup cairan dingin untuk mengurangi rasa sakit, minum susu dapat dengan menggunakan sedotan. Minuman asam misalnya, jus jeruk

dan minuman bersoda sebaiknya tidak diberikan. Minuman ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut. Makanan lunak mempermudah anak makan, bisa diberikan antara lain yogurt, puding, dan makanan bayi. Bersihkan mulut, atau bila bisa kumur sesudah makan. Perawatan RAS biasanya berupa perawatan suportif. Tujuan utama dari perawatan ini adalah untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan. Obat-obat yang biasa digunakan adalah kortikosteroid topikal, analgesik, dan antimikroba. Untuk kasus ringan dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. Sebagai pereda rasa sakit dapat diberikan topikal anestesi. Kasus berat dapat diaplikasikan preparat kortikosteroid topikal, seperti triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur). Tetrasiklin obat kumur dan gel dapat mempersingkat waktu penyembuhan ulser. Pada pasien ulser major atau multiple ulser minor yang parah yang tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik. Untuk menghindari terjadinya RAS, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama pada makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Selain itu, dianjurkan juga untuk menghindari stres. Vitamin B12 (kobalamin) adalah vitamin larut air yang sangat penting. Berbeda dengan vitamin larut air lainnya tidak cepat dikeluarkan dalam urin, tetapi dikumpulkan dan disimpan dalam hati, ginjal dan beberapa jaringan tubuh lainnya. Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya yang kurang. Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi B12. Misalnya, karena berlebihan mengkonsumsi vitamin C Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, dan murung Defisiensi berat vitamin B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal yang disebut Pernicious anemia. Vitamin B12 hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya gejala defisiensi berat itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi itu lebih karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan daripada karena menu yang miskin B12, kecuali bagi yang vegetarian berat Vitamin B12 berfungsi sebagai pendonor metil dan bekerja sebagai asam folat untuk sintesa DNA dan sel darah merah serta mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin pada urat saraf. Karena berperan dalam melindungi fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf terganggu, dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Gejalanya, kehilangan daya ingat dan orientasi, gampang bingung, delusi (berkhayal), kelelahan, kehilangan keseimbangan, refleks menurun, mati rasa, geli di tangan dan kaki, serta pendengaran terganggu. Sumber utama kobalamin antara lain daging beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut (seafood) lain, unggas, dan telur. Termasuk susu dan produk olahannya. Sumber lainnya adalah miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco) dan tempe (terutama yang dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik tidak ditemukan kobalamin. Bagi kaum vegetarian yang akan meningkatkan jumlah vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Berdasarkan penelitian dari Ilia Volkov, Inna Rudoy, Roni Peleg dan Yan Press, diperoleh hasil bahwa vitamin B12 dapat digunakan untuk perawatan RAS. Pada penelitian ini, 15 pasien penderita RAS dirawat dengan vitamin B12 selama 4 tahun. Pasien ditanya apakah ulser

berulang. Sebelum dilakukan terapi vitamin B12 telah dilakukan penilaian terhadap jumlah darah dan vitamin B12 plasma serta asam folat dapat diperkirakan. Digunakan satu dari dua terapi yang dianjurkan yaitu: (1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah. (2) Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun. Hasil dari penelitian tersebut : Sembilan pasien (60%) adalah laki-laki. Usia rata-rata umur 15-86 tahun. Populasi pasien berasal dari etnik heterogen yaitu 8 bangsa Yahudi dan 7 suku Badui.Sebelas dari 15 pasien (73%) dirawat dengan injeksi IM, dalam banyak kasus dihubungkan dengan pertimbangan sosial ekonomi. Hasil dari perawatan dilihat pada tabel 1 dan gambar 4. Sebelas pasien dilaporkan sembuh cepat dari RAS selama perawatan dan empat dilaporkan terjadi pengurangan frekuensi dan keparahan RAS. Dua dari empat pasien tidak melaporkan kesembuhan perawatan dengan vitamin B12 sublingual. Dua pasien lainnya yang dirawat dengan vitamin B12 IM, mempunyai periode waktu sembuh lama (lebih dari 2 bulan). Apabila dua pasien ini mendapat injeksi IM maka ulser tersebut akan hilang sepenuhnya. Penanganan infeksi virus herpes primer ditujukan untuk menghilangkan gejala dan mengurangi rasa sakit pada anak, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Infeksi virus ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 10-14 hari .Yang dapat Anda lakukan antara lain : Memberikan obat penurun panas dan penghilang sakit (misalnya parasetamol yang tersedia di pasaran sesuai berat badan anak, tiap 4 jam), Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur klorheksidin sedangkan anak yang masih kecil dapat dibantu dengan mengoleskan obat kumur dengan cotton bud. Yang paling penting adalah mempertahankan asupan cairan dan makanan anak. Anak umumnya sangat sulit untuk makan. Pastikan untuk sering memberi minum pada anak untuk mencegah dehidrasi, serta memberik makanan berbentuk cair atau sangat lembut. Dokter gigi mungkin meresepkan topikal anestesi (obat oles yang menghasilkan rasa baal) untuk dioleskan pada bagian-bagian yang sangat sakit. Jangan berikan salep steroid untuk infeksi virus herpes. Apabila anak menolak untuk makan/minum dan menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, bawalah segera ke dokter. Istirahat cukup Sumber : http://rsiabunda.blogspot.com/2009/05/stomatitis-pada-anak http://dokmud.wordpress.com/2009/11/03/stomatitis/ http://nadanashita.multiply.com/revies/item/16 http://www.e-smartschool.com/uot/001/U0T0010117.asp http://wrm-indonesia.org/content/view/1138/2/ http://id.wikipedia.org/wiki/sariawan http://askep-askeb.cz.cc/ iklan3 Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

0 komentar: Post a Comment Link ke posting ini Create a Link Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blog Archive
iklan4

2011 (755) 2010 (1838) o December (153) o November (165) o October (76) o September (47) o August (58) o April (1) o March (23) o February (287) o January (1028) Peran dan Fungsi Bidan Talasemia Intra Cerebral Hematom CARA MERAWAT PASIEN HALUSINASI Konsep Dasar Skizofrenia Paranoid dan Waham Kebesa... Perkembangan psikososial pada anak Pemeriksaan Antropometri Fase tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun Latihan Untuk Penderita Vertigo Senam Leher Stroke Mengintai Tips Posisi Tidur Yang Sehat Apakah Anda Pernah Mengalami Asma??? Mengenal Rheumatoid Arthritis a.k.a REMATIK Perubahan Tubuh Ibu Hamil Pada Trimester ke 2 (13-... MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN RUU KEPERAWATAN Info tentang Flu Babi atau Swine Influenza Cara Menambah/Manaikkan Berat Badan Secara Sehat T...

Kebahagiaan Bahagia dan Tidak Bahagia Adalah Suatu... POSYANDU Tips Agar Kulit Sehat 3 Cara Mudah Tampil Muda 10 Tips Singkat Pola Hidup Sehat Trik Baru Perut Langsing Mengatasi Insomnia Ngeseks saat Haid, Wanita Susah Hamil Kesuburan Wanita Menurun di Usia 30 Cara Turunkan 2,5 Kg dalam Sehari 7 Tips Ceria 10 Wanita Inspiratif Terlihat Ramping dengan Belt Tidur untuk kecantikan Tips Kecantikan Wajah Murah dan Alami Trik Ber-High Heels Teh Lebih Baik Daripada Air Putih? Bibir Tampil Seksi dan Menawan 7 Langkah Mudah Merias Mata 5 Langkah mendapatkan kulit indah Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalin... Kala IV Konsep Dasar Ilmu Gizi Konsep Gizi Seimbang Kanker Leher Rahim (Ca Cerviks) Pap Smear Komunikasi Terapeutik Penatalaksanaan Kelainan Sistem Reproduksi Penyakit Imunologi HIV AIDS Penyakit Menular Seksual Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis Rahasia Hidup Sehat dan Umur Panjang Pria Tertua S... Tentang Osteoporosis Panduan Senam Hamil Asam Urat Benarkah Hidup Adalah Pilihan? Ishialgia atau Sciatica Stress gimana sih mencegahnya? Penyembuh Seksual yang Tidur dengan 1.500 Pria Rahasia dibalik sebuah sentuhan 7 Hal yang Tidak Disukai Dokter dari Pasien Bra tidak cocok sebabkan sakit punggung Bau-bau yang Paling Disukai Fakta Dibalik Payudara Wanita 7 Langkah Kecil dengan Manfaat Besar Yang Menyehat... Ngenet 1 Jam Sehari Bisa Meningkatkan IQ

10 Penyakit dengan Biaya Pengobatan Termahal Fakta Mengejutkan Tentang Tubuh Manusia Respon Ayah dan Keluarga Myth During Pregnancy Period Infeksi Nifas Puting Susu Lecet (Abraded and or cracked nipple) Tanda Bahaya Trimester I Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Kanker Payudara (Ca Mammae) Perawatan Diri pada Kuku dan Kaki Tips Cara Melangsikan Tubuh Ketoacidosis Diabetik Tips Bercinta Agar Hamil Tips Mengatasi Kulit Kering Tips Menghilangkan Keriput Dengan Bahan Alami Tips Merawat Kulit Wajah Dengan Buah Tips Menghilangkan Flek Hitam di Wajah Cara Menghilangkan Jerawat Pada Wajah Kata-kata Mutiara Payudara Bengkak (Engorgement) Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi Manfaat ASI Bagi Ibu Manfaat ASI Untuk Keluarga Upaya Memperbanyak ASI Tanda Cukup ASI ASI Eksklusif KIE dalam Pelayanan KB Diagnosis Kehamilan Deteksi Dini Komplikasi Ibu dan Janin Kunjungan Ulang Antenatal Penerapan Asuhan Sayang Ibu Dalam Tahapan Persalin... Perkembangan KB di Indonesia Jenis-jenis Imunisasi Pain Management in Childbirth Proses Kehamilan Jantung dan Pembuluh Darah Sistem Syaraf Muskuloskeletal Cairan Tubuh Kita PENGANTAR ANATOMI Darah (Blood) Penanganan Scoliosis Penyakit bagi yang internet mania Saluran Susu Tersumbat (Obstructed Duct) Abses Payudara Mastitis

Masalah Menyusui Masa Antenatal ASKEP DENGAN FRAKTUR HUMERUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURI... ABETALIPOPROTEINEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRIKTUR URET... Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganis... HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DIAGNOSIS MALARIA KEGAWATAN PADA TRAUMA Plasenta Previa Masalah pada bayi dapat berupa bayi sering menangi... Masalah Menyusui Pada Bayi Bounding Attachment Pubertas Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus Masalah Menyusui Masa Pasca Persalinan Lanjut Proses Laktasi Fisiologi Laktasi Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI Manfaat ASI Untuk Negara Komposisi Gizi dalam ASI Konsep Dasar Masa Nifas Program KB di Indonesia Posisi Hubungan Seks Yang Terbaik Selama kehamilan... Mendengkur Ternyata Berbahaya TIPS TINGKAT KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA Kegunaan Pemeriksaan USG Pada Kehamilan? Perkembangan & Perubahan Pada Tubuh Ibu Hamil Sela... AIRWAY POSITIONING FRAKTUR dan DISLOKASI NEBULIZER THERAPY ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL NAPAS IMPLIKASI PSIKOSOSIAL DALAM KEPERAWATAN KRITIS PERAWATAN PASIEN LUKA BAKAR TATA CARA PENGANGKATAN JAHITAN PADA LUKA Khasiat Vitamin C dan kolagen untuk kecantikan PERDARAHAN GASTROINTESTINAL: Hematemisis dan Melen... IMPLIKASI PSIKOSOSIAL DALAM KEPERAWATAN KRITIS TIPS POSISI TIDUR YANG BAIK UNTUK IBU HAMIL Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Tuberkulosis (TBC) KEPERAWATAN PERIOPERATIF ASKEP NEONATUS dengan RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM...

TETANUS dan TETANUS NEONATORUM Penyakit Kusta Pengaruh Umur, Depresi dan Demensia Terhadap Disab... P-PROCESS Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam Pengem... Pendidikan Kesehatan Dalam Pengelolaan Diabetes Se... Rapid Health Assessment (RHA) Pasca Gempa Bumi 27 ... Konsep Duka Cita Menurut Model Betty Neuman Ranah Penelitian Keperawatan Gerontik Pemberdayaan Suami Melalui Reorientasi - Revitalis... Terapi Suntik vitamin C Memberikan Obat Sublingual MANAJEMEN SDM Antara lama Dirawat dan Hari Perawatan AUDIT KEPERAWATAN INDIKATOR KINERJA MANAJEMEN KONFLIK ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN MEMBANGUN TIM DISIPLIN KERJA TANGGUNG JAWAB DAN AKONTABILITAS manajemen keperawatan keperawatan HOME CARE Angin Duduk Jangan Dipijat Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin Pelihara Kura-kura Tidak Aman bagi Anak Suplemen Vitamin dan Mineral Kiat Jitu Usir Batuk Kenali Jenis-Jenis Batuk Batuk Pilek Tentang Sariawan Botulisme Metode Glenn Doman Seputar Khitan TETAPLAH TENANG JIKA ANAK KEJANG DEMAM Beda Tempra Forte & Tempra Syrup SENTUHAN YANG MENYEHATKAN PERNYATAAN PB PAPDI TENTANG MALPRAKTIK MEDIS AMANDEL BISA MENURUNKAN KECERDASAN 'Massage' menolong bayi tidur lebih nyenyak PROFESINALISLE PETUGAS KESEHATAN DALAM MENINGKATKA... STOMATITIS INDONESIA SEHAT TAHUN 2010, APAKAH HANYA MIMPI ?...

UPAYA PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN STRATEGI GLOBA... PENGANTAR KESEHATAN LINGKUNGAN KELAINAN YANG DISEBABKAN OLEH BAHAN KIMIA DAN OBAT... Alkohol, Arak dan Khamr HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DA... ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN TB PARU ... HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DA... ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M P2A1 POST PARTUM MAT... HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN ... Pemahaman Ibu Tentang Pemakaian KB Susuk Di Puskes... Ketuban Pecah Dini (KPD) Diarrheal management in infant and children KTI KEPERAWATAN: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ... ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN TANDATA... ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMILA... ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMILA... Mekanisme leukosit dalam menangani virus penyebab ... KTI KEBIDANAN : KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAK... KTI KEBIDANAN : KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAK... SAP : SENAM NIFAS SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)P) Pokok Bahasan ... ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ... SAP : SENAM NIFAS KTI KEBIDANAN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJ... ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS TERHADAP... SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)P) Pokok Bahasan ... SAP : PERAWATAN PAYUDARA SAP : PIJAT BAYI KTI KEBIDANAN : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PE...

SAP : PIJAT BAYI KTI KEBIDANAN : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PE... SAP : PERAWATAN PAYUDARA SAP : TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR SAP : TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR KTI KEBIDANAN : STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN IBU T... KTI KEBIDANAN : STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN IBU T... KTI KEBIDANAN : STUDI KORELASI BERAT BADAN LAHIR ... KTI KEBIDANAN LENGKAP : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUA... KTI KEBIDANAN : STUDY KORELASI TNGKAT PENGTAHUAN I... KTI KEBIDANAN : STUDY KORELASI TNGKAT PENGTAHUAN I... KTI KEBIDANAN LENGKAP : HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUA... KTI KEBIDANAN : STUDI KORELASI BERAT BADAN LAHIR ... KTI KEBIDANAN : STUDY DESKRIPTIF USIA MENARCHE SIS... KTI KEBIDANAN : STUDY DESKRIPTIF USIA MENARCHE SIS... KTI KEBIDANAN :PERBEDAAN TNGKAT PENGETAHUAN, SIKAP... KTI KEBIDANAN :PERBEDAAN TNGKAT PENGETAHUAN, SIKAP... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB S... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB S... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS WANITA ... KTI KEBIDANAN : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AWAL (1... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS WANITA ... KTI KEBIDANAN : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AWAL (1... MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. N D... PLASENTA PREVIA PARSIAL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS TERHADA... KTI KEBIDANAN : PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BAL... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS WANITA ... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS TERHADA... KTI KEBIDANAN : PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BAL... PLASENTA PREVIA PARSIAL MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. N D... KTI KEBIDANAN : GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS WANITA ...

KTI KEBIDANAN : STUDI DISKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR YAN... ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMIL... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA ... ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA ... ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU HAMIL DENGAN KEHAMIL... KTI KEBIDANAN : STUDI DISKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR YAN... ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Duet Teh dan Madu, Cara Ampuh Bunuh Bakteri SECTIO CAESARIA dan Asuhan Keperawatan Duduk Lama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah KANKER SERVIKS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM KANKER SERVIKS Duduk Lama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah SECTIO CAESARIA dan Asuhan Keperawatan Duet Teh dan Madu, Cara Ampuh Bunuh Bakteri Coronary Artery Disease Nutrisi dalam Kehamilan KELAINAN HAID Upaya peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Safe motherhood Persalinan Kurang Bulan Persalinan Kurang Bulan Safe motherhood Upaya peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak KELAINAN HAID Coronary Artery Disease Nutrisi dalam Kehamilan Pengobatan Epilepsi dan anti konvulsan Pengobatan Epilepsi dan anti konvulsan Mengenal Bartholinitis Klimakterium Karsionegenik pada Tissue dan Pembalut BPH dan asuhan keperawatan Koreksi Penggunaan Kata Perawatan Mengenal aneka alat KONTRASEPSI Mengenal aneka alat KONTRASEPSI Koreksi Penggunaan Kata Perawatan BPH dan asuhan keperawatan Karsionegenik pada Tissue dan Pembalut Mengenal Bartholinitis Klimakterium

PRIA JUGA BISA MENOPAUSE Perdarahan intrakranial pada neonatus KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONTRASEPSI Sperma Tetap Subur MAMFAAT KUNYIT MAMFAAT KUNYIT Sperma Tetap Subur KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONTRASEPSI Perdarahan intrakranial pada neonatus PRIA JUGA BISA MENOPAUSE DEMENSIA RESPON CEMAS DAN GANGGUAN KECEMASAN FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA MYOMA UTERI Diet Rendah Protein Cegah Batu Ginjal Hirschsprung dan Asuhan Keperawatan Hirschsprung dan Asuhan Keperawatan Diet Rendah Protein Cegah Batu Ginjal MYOMA UTERI FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA RESPON CEMAS DAN GANGGUAN KECEMASAN DEMENSIA TALASEMIA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKEMIA DELIRIUM PADA LANSIA DELIRIUM PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKEMIA TALASEMIA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTA... Proses Penuaan dan Keperawatan Gerontology Proses Penuaan dan Keperawatan Gerontology HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTA... PERAWATAN LUKA; DAHULU DAN SEKARANG Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD... Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD... PERAWATAN LUKA; DAHULU DAN SEKARANG Amenore Amenore JAUNDICE JAUNDICE TUMOR ORBITA KATETERISASI URINE PADA PRIA Konsep Umum Nyeri KATETERISASI URINE PADA PRIA

TUMOR ORBITA Konsep Umum Nyeri OTITIS MEDIA AKUT OTITIS MEDIA AKUT Kasus Malpraktik Bisa Dikenakan pada Perawat Askep FARINGITIS Kasus Malpraktik Bisa Dikenakan pada Perawat Askep FARINGITIS POST PARTUM MATURUS DENGAN SECSIO SESARIA ASKEP DENGAN ULKUS KORNEA DEKUBITUS Senam Nifas Test dan diagnosa Faringitis ASKEP CURIGA Test dan diagnosa Faringitis Senam Nifas DEKUBITUS ASKEP CURIGA ASKEP DENGAN ULKUS KORNEA POST PARTUM MATURUS DENGAN SECSIO SESARIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C DENGAN POST DEBRIDE... GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI DENGAR AKIBAT SKIZOFR... ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK C DENGAN POST DEBRIDE... GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI DENGAR AKIBAT SKIZOFR... ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.W DENGAN GANGGUAN... ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.W DENGAN GANGGUAN... ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. Y DENGAN POST STRO... ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. W ( 29 Hari )BBLR d... GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: POST CRANIOTOMY DEKOM... GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: POST CRANIOTOMY DEKOM... ASUHAN KEPERAWATAN PADA By Ny. W ( 29 Hari )BBLR d... ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. Y DENGAN POST STRO... Askep pada klien Ny. M dengan Gangguan system Endo... PEMFIGUS VULGARIS Asuhan Keperawatan pada klien An. S (5 tahun) de...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U DENGAN GANGGUAN SIST... Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sis... Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sis... ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U DENGAN GANGGUAN SIST... Asuhan Keperawatan pada klien An. S (5 tahun) d... PEMFIGUS VULGARIS Askep pada klien Ny. M dengan Gangguan system Endo... Asuhan Keperawatan Pada Ny. I dengan Gangguan Sist... Asuhan Keperawatan Pada Ny. I dengan Gangguan Sist... ASKEP NY. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : S... ASKEP NY. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : S... ASKEP HIPERTROPI PROSTAT ASKEP HIPERTROPI PROSTAT Demam Berdarah Gravida Askep Hipertropi Prostat Hernia Nukleus Pulposus ABLASIO RETINA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CEDERA KEPALA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CEDERA KEPALA ABLASIO RETINA Hernia Nukleus Pulposus Askep Hipertropi Prostat Demam Berdarah Gravida Secsio saesarae Secsio saesarae Askep ISK Gerontik Askep ISK Gerontik RADIKAL BEBAS ANTIOKSIDAN Abortus alias keguguran Abortus alias keguguran ANTIOKSIDAN RADIKAL BEBAS JET LAG Antibiotik Antiseptik ALZHEIMER Akut dan Kronik, Bedanya? AGNOSIA Akut dan Kronik, Bedanya? ALZHEIMER Antibiotik

Antiseptik JET LAG AGNOSIA Leukositosis Leukositosis Vertigo DIURETIK PEMBULUH DARAH KOLATERAL ANEMIA Vertigo ANEMIA PEMBULUH DARAH KOLATERAL DIURETIK Vertigo Vertigo Testosteron Kanker Serviks GANGREN GANGREN Kanker Serviks Testosteron Epiktasis atau Mimisan Epiktasis atau Mimisan EMBOLI EMBOLI Heartburn, di jantung atau di lambung? Heartburn, di jantung atau di lambung? ASFIKSIA NEONATORUM ASFIKSIA NEONATORUM (sisa plasenta) Ikterus dan Hiperbilirubinemia PERDARAHAN POST PARTUM PERDARAHAN POST PARTUM Ikterus dan Hiperbilirubinemia (sisa plasenta) Kelainan bawaan pada neonatus Hipoglikemia Masalah Saat Hamil Caput Suksadenum HIDROSEFALUS HIDROSEFALUS Caput Suksadenum Masalah Saat Hamil Hipoglikemia Kelainan bawaan pada neonatus ABORTUS alias Keguguran

Baby Blues Prebiotik dan Probiotik Prebiotik dan Probiotik Baby Blues ABORTUS alias Keguguran KONSEPSI DAN PERKEMBANGAN JANIN DI DALAM RAHIM Kenali Penyebab Keguguran (Abortus) Kenali Penyebab Keguguran (Abortus) KONSEPSI DAN PERKEMBANGAN JANIN DI DALAM RAHIM KEJANG DEMAM KEJANG DEMAM ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA SAP ANSIETAS SAP ANSIETAS ASUHAN PERSALINAN NORMAL ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KULIT ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN KULIT ASUHAN KEPERAWATAN THT ASUHAN KEPERAWATAN THT NURSE, WHO ARE YOU ???? ASUHAN KEPERAWATAN SARAF/ NEUROGI KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL SESUAI DENGAN TAHAP PERK... ASUHAN KEPERAWATAN MATA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASUHAN KEPERAWATAN MATA ASUHAN KEPERAWATAN SARAF/ NEUROGI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL SESUAI DENGAN TAHAP PERK... NURSE, WHO ARE YOU ???? KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU ASUHAN KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ICU ASUHAN KEPERAWATAN ICU ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ANAK KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Askep Sifilis

Askep Sifilis Chlamydia Trachomatis Askep Eritroderma ASUHAN KEPERAWATAN LEPRA LP Halusinasi ASUHAN KEPERAWATAN LEPRA Askep Eritroderma LP Halusinasi Chlamydia Trachomatis Askep Milia Askep Milia Askep Mola Hidatidosa Askep Anemia Sel Sabit Askep Anemia Sel Sabit Askep Mola Hidatidosa Askep Hemoroid Askep Chronic Obstructive Pulmonal Disease ( COPD ... Askep Acne = Jerawat Askep Acne = Jerawat Askep Chronic Obstructive Pulmonal Disease ( COPD ... Askep Hemoroid Asuhan Keperawatan Sinusitis Asuhan Keperawatan Sinusitis Asuhan Keperawatan HNP (Hernia Nukleus Pulposus) Asuhan Keperawatan HNP (Hernia Nukleus Pulposus) Asuhan Keperawatan Fraktur Cruris Asuhan Keperawatan Fraktur Cruris PHOBIA dan LATAH PHOBIA dan LATAH Morbili Morbili AIDS - Acquired Immune Deficiency Strok Non Hemoragik (SNH) Malaria Hidronefrosis Cepalgia Hidronefrosis Malaria Strok Non Hemoragik (SNH) Cepalgia AIDS - Acquired Immune Deficiency Anemia Anemia Hisprung Myocarditis Decubitus

Decubitus Myocarditis Hisprung Gagal Jantung Eritroderma Hypertiroid Hypertiroid Eritroderma Gagal Jantung Aritmia Vesikolithiasis Infeksi Saluran Kemih Bronkhitis Bronkhitis Infeksi Saluran Kemih Vesikolithiasis Aritmia Sifilis Sifilis Tonsilitis Dispepsia Skabies Dermatitis Atopik Endometriosis Penyakit Parkinson Dermatitis Kontak Penyakit Parkinson Endometriosis Dermatitis Atopik Dermatitis Kontak Skabies Dispepsia Tonsilitis Angina Pektoris Kistoma Ovari Tumor Tulang Tumor Tulang Kistoma Ovari Angina Pektoris Nyeri Dada Nyeri Dada Endokarditis Empiema Chest Pain Bronkiektasis Bronkiektasis

Chest Pain Empiema Endokarditis Marasmus Leptospirosis Gagal Ginjal Kronis Gagal Ginjal Akut Gagal Ginjal Akut Gagal Ginjal Kronis Leptospirosis Marasmus Plasenta Previa Plasenta Previa Tetanus Migrain Servicitis Prolapsus Uteri Cemas Anxietas Prolapsus Uteri Servicitis Migrain Cemas Anxietas Tetanus Faringitis Otitis Media Akut (OMA) Hipoglikemia Low Back Pain (LBP) Low Back Pain (LBP) Hipoglikemia Otitis Media Akut (OMA) Faringitis Inkontinensia Urine Inkontinensia Urine Cholelitiasis Batu Empedu Batu Empedu Cholelitiasis Hidrosefalus Hipoparatiroidisme Hiperparatiroidisme Mastoiditis Reumatoid Artritis Reumatoid Artritis Mastoiditis

Hiperparatiroidisme Hipoparatiroidisme Hidrosefalus Spondilitis TBC Spondilitis TBC OBAT-OBAT SARAF OTONOM ETIKA PROFESI KEPERAWATAN HAK HAK PASIEN FARMAKOLOGI KEPERAWATAN DASAR-DASAR FARMAKOTERAPI HAK HAK PASIEN DASAR-DASAR FARMAKOTERAPI ETIKA PROFESI KEPERAWATAN FARMAKOLOGI KEPERAWATAN OBAT-OBAT SARAF OTONOM KELAINAN BEDAH THORAKS KELAINAN BEDAH THORAKS OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT VITAMIN DAN MINERAL ANALGESIK ANESTESI ANTIHISTAMIN OBAT-OBAT ANTI KANKER ANTIBIOTIK ANTIBIOTIK OBAT-OBAT ANTI KANKER ANTIHISTAMIN ANESTESI ANALGESIK VITAMIN DAN MINERAL TREMATODA(Cacing daun) ASKEP kebutuhan oksigenasi HATI HATI RESUM ASKEP kebutuhan oksigenasi TREMATODA(Cacing daun) CARA PEMBERIAN OBAT TRANSPLANTASI ORGAN TRANSPLANTASI ORGAN CARA PEMBERIAN OBAT TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU

PENYAKIT KAKI GAJAH PENYAKIT KAKI GAJAH ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA PENATALAKSANAAN THERAPI ASKEP PD KLIEN DGN INFEKSI OTAK ASKEP PD KLIEN DGN INFEKSI OTAK PENATALAKSANAAN THERAPI SECTIO CAESAREA Waspada Kemasan Pembungkus Makanan Dan Minuman Ber... Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Khusus (Matra) Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Khusus (Matra) Waspada Kemasan Pembungkus Makanan Dan Minuman Ber... Tips Cara Menjadi Langsing/Kurus/Ramping Tidak Gen... Program Penyehatan Lingkungan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Program Penyehatan Lingkungan Tips Cara Menjadi Langsing/Kurus/Ramping Tidak Gen... Khasiat Dan Manfaat Buah-Buahan Alami Bagi Tubuh M... Tinjauan Umum Kesehatan Reproduksi Remaja Penyebab Jerawat & Cara Mengobati/Membersihkan Jer... Remaja Berkepribadian Lemah dan Narkoba Remaja Berkepribadian Lemah dan Narkoba Penyebab Jerawat & Cara Mengobati/Membersihkan Jer... Tinjauan Umum Kesehatan Reproduksi Remaja Khasiat Dan Manfaat Buah-Buahan Alami Bagi Tubuh M... Wortel Dapat Kurangi Resiko Kanker KESEHATAN LINGKUNGAN Jangan Buru-buru Cium Gue Jangan Buru-buru Cium Gue Wortel Dapat Kurangi Resiko Kanker KESEHATAN LINGKUNGAN OLAH RAGA MEMBANTU MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI... Flu dan Vitamin C Pentingnya Air Bersih Bagi Kesehatan Kita dan Lin... Flu dan Vitamin C OLAH RAGA MEMBANTU MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI... Pentingnya Air Bersih Bagi Kesehatan Kita & Lingku... 10 Tips Sehat Bagi Wanita Keindahan Dalam Tubuh Kita Keindahan Dalam Tubuh Kita

10 Tips Sehat Bagi Wanita Sarapan Sehat Buat Anak Sarapan Sehat Buat Anak Hindari Cedera Berolahraga dengan Susu Cokelat Tips Kesehatan: Terapi Air Putih Tips Kesehatan: Terapi Air Putih Hindari Cedera Berolahraga dengan Susu Cokelat Sebuah Apel Sehari dapat Menjauhkan Dokter Darimu Sehat Itu Simple dan Gratis: Sebuah Apel Sehari da... Kenali Berbagai Jenis Jerawat & Cara Mengatasinya Indonesia Pengakses Opera Mini Terbesar Indonesia Pengakses Opera Mini Terbesar Puasa Bagi Kebugaran & Kesehatan Tubuh Cegah Penyakit Berbahaya dengan Pola Hidup Sehat Pola Hidup Sehat Cegah Kanker Air Susu Ibu cegah Infeksi Neonatus Jantung Sehat karena Makan Cokelat? Jantung Sehat karena Makan Cokelat? Air Susu Ibu cegah Infeksi Neonatus Pola Hidup Sehat Cegah Kanker Cegah Penyakit Berbahaya dengan Pola Hidup Sehat Puasa Bagi Kebugaran & Kesehatan Tubuh Memelihara Hewan Unik, Berpotensi Sebarkan Penyaki... Memelihara Hewan Unik, Berpotensi Sebarkan Penyaki... Kuning Telur Berkhasiat Menyapih Bayi Pedagang Besar Farmasi Tidak Boleh Impor Obat Pedagang Besar Farmasi Tidak Boleh Impor Obat Kuning Telur Berkhasiat Menyapih Bayi Stres , Hipertensi dan Terapi Musik Stres , Hipertensi dan Terapi Musik Demam Berdarah & Flu Burung Demam Berdarah & Flu Burung ANALISIS MASALAH KESEHATAN FAKTA FLU BABI Depkes Waspadai Flu Babi SURVEILANS PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN BERBASIS... Tidur Nyenyak di Malam Hari Gunakan Obat dengan tepat dan sesuai aturan Tips / Cara Menjaga Mata Tetap Sehat Bebas Rabun J... Tips / Cara Menjaga Mata Tetap Sehat Bebas Rabun J... Gunakan Obat dengan tepat dan sesuai aturan Tidur Nyenyak di Malam Hari SURVEILANS PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN BERBASIS... Depkes Waspadai Flu Babi

FAKTA FLU BABI ANALISIS MASALAH KESEHATAN JENIS-JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA 5 Alasan Lari Wajib Dilakukan 5 Alasan Lari Wajib Dilakukan JENIS-JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA Askep Gagal Jantung Askep Gagal Ginjal Askep Mola Hidatidosa (hamil anggur) Konsep Nutrisi Model Keperawatan Kesehatan Jiwa Konsep Nutrisi Askep Mola Hidatidosa (hamil anggur) Model Keperawatan Kesehatan Jiwa Askep Gagal Ginjal Askep Gagal Jantung Askep Fraktur Nasal Konsep Psikososial Konsep Aktivitas, Istirahat & Tidur Askep Dislokasi Askep ISK Askep Fraktur Nasal Askep ISK Askep Dislokasi Konsep Aktivitas, Istirahat & Tidur Konsep Psikososial Askep Lepra Askep Sindrom Stevens Jhonsen Distosia Askep Lepra Askep Sindrom Stevens Jhonsen Distosia Askep herpes Zoster Askep Dermatitis Eksfoliatifa Askep herpes Zoster Askep Dermatitis Eksfoliatifa Mekanisme Persalinan Normal Askep Osteomielitis Askep Atonia Uteri Askep anak dengan Marasmus Askep anak dengan ASD Askep Osteomielitis Mekanisme Persalinan Normal Askep Atonia Uteri Askep anak dengan Marasmus Askep anak dengan ASD

Askep pada bayi dengan RSD Askep pada anak dengan kejang demam Askep pada anak dgn DHF Askep pada bayi dengan RSD Askep pada anak dengan kejang demam Askep pada anak dgn DHF Askep pada anak dgn Bronchopneumoni Askep pada anak dgn Bronchopneumoni Askep Gasteroenteritis Askep pada anak dgn Hirsprung Askep Selama Persalinan dan Melahirkan Askep Eritroderma Askep Gasteroenteritis Askep pada anak dgn Hirsprung Askep Selama Persalinan dan Melahirkan Askep Eritroderma Askep Penyakit Kusta Askep Penyakit Kusta Askep Integumen Disorder (Dekubitus) Askep Integumen Disorder (Dekubitus) HONK (DM) Ketoasidosis (DM) HONK (DM) Ketoasidosis (DM) Askep Diabetes Melitus (DM) Askep Diabetes Melitus (DM) Askep Ca Colon Askep Ca Colon sehat-sakit sehat-sakit Range Of Motion Konsep dasar keperawatan I Range Of Motion Konsep dasar keperawatan I Askep Hernia Askep Hernia Komunikasi Umum Konsep manusia dan kebutuhan dasar Askep Fraktur Komunikasi Umum Konsep manusia dan kebutuhan dasar Askep Fraktur Askep Limfadenopaty Osteomyelitis Oksigenasi Askep Limfadenopaty

Osteomyelitis Oksigenasi Kelainan Jantung : VSD Air Susu Ibu Vs Susu Bayi Sapi Kelainan Jantung : VSD Air Susu Ibu Vs Susu Bayi Sapi Askep Trauma Saluran Kemih Askep Klien BPH Askep Trauma Saluran Kemih Askep Klien BPH Askep Urolithiasis Infeksi Saluran Kencing askep bronkhitis Askep Urolithiasis Infeksi Saluran Kencing askep bronkhitis Askep Hipertensi Konsep Diri Askep Aids Konsep Berubah Konsep Berubah Konsep Diri Askep Aids Askep Hipertensi Askep Stroke Non Hemoragic Askep Stroke Non Hemoragic Gangguan Miksi Self Concept Gangguan Miksi Gangguan Miksi Gangguan Miksi Self Concept Metabolisme Karbohidrat Askep Bronkhitis Metabolisme Karbohidrat Askep Bronkhitis Metabolisme Lemak Metabolisme Lemak Anatomi & Fisiologi kulit wajah SEBERAPA JAUH ANDA MENGENAL RADIASI SINAR MATAHARI... Anatomi & Fisiologi kulit wajah SEBERAPA JAUH ANDA MENGENAL RADIASI SINAR MATAHARI... MASALAH PADA KULIT WAJAH YANG DAPAT DITANGANI DENG...

T SERIES UNTUK ANDA YANG INGIN MENGALAMI REVOLUSI ... MASALAH PADA KULIT WAJAH YANG DAPAT DITANGANI DENG... Tumor kulit pada Wajah Sumbing, Kapan harus di Operasi ? Jika harus operasi .... VARIKOKEL Setelah Selesai Operasi Tumor kulit pada Wajah Sumbing, Kapan harus di Operasi ? Jika harus operasi .... VARIKOKEL Setelah Selesai Operasi Persiapan Menghadapi Operasi Setelah Operasi Hemorrhoid / w a s i r Hipospadia Persiapan Menghadapi Operasi Setelah Operasi Hemorrhoid / w a s i r Hipospadia Mempersiapkan Anak menjalani Operasi Dokter Bedah yang Ideal itu seperti apa ya ??? DVT ... ?? Stapling hemorrhoidectomy Appendisitis / Radang Usus Buntu Mempersiapkan Anak menjalani Operasi Dokter Bedah yang Ideal itu seperti apa ya ??? DVT ... ?? Stapling hemorrhoidectomy Appendisitis / Radang Usus Buntu MASTALGIA MASTALGIA Mamografi Nanah Post Operasi HERNIA Mamografi Nanah Post Operasi HERNIA PARONYCHIA SEPUTAR CERITA TENTANG PAYUDARA tumor (benjolan abnormal) Drain PARONYCHIA SEPUTAR CERITA TENTANG PAYUDARA tumor (benjolan abnormal) Drain Drain

Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif Drain Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif KANKER PROSTAT JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH LIPOMA - BENJOLAN LEMAK USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERU... KANKER PROSTAT JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH LIPOMA - BENJOLAN LEMAK USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERU... (INFEKSI LUKA OPERASI / ILO / WOUND INFECTION LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI WASIR / AMBEIEN / HEMOROID (INFEKSI LUKA OPERASI / ILO / WOUND INFECTION LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI WASIR / AMBEIEN / HEMOROID HEMOROID / WASIR FISTULA ANI VARISES (HealthToday Juni 2009) USUS BUNTU - APENDIKS (HEALTH TODAY November 2009)... HEMOROID / WASIR FISTULA ANI VARISES (HealthToday Juni 2009) USUS BUNTU - APENDIKS (HEALTH TODAY November 2009)... BATU EMPEDU / KOLELITIASIS / CHOLELYTHIASIS Operas... BATU EMPEDU / KOLELITIASIS / CHOLELYTHIASIS Operas... Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan Shock Anafilaksis Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan Shock Anafilaksis Keperawatan Gawat Darurat Pada Asthma Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Chronic Obst... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pulmonary Em... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pulmonary Em... Keperawatan Gawat Darurat Pada Asthma Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Chronic Obst... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Sepsis dan S... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Sepsis dan S... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Penumothorak... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Gastroenteri... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Penumothorak... Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Gastroenteri... Etika Penelitian Keperawatan Etika Penelitian Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Kanker

Asuhan Keperawatan Pada Kanker Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi Sadapan EKG Sadapan EKG LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan mak... Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan mak...

2009 (370)

Sudah dilihat
iklan5 453,020

Pengikut

statistik

Powered by Blogger. kti

Anda mungkin juga menyukai