Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekspresi seni di muka bumi ini tidaklah seragam.

Perbedaan budaya, kondisi sosial, ekonomi, politik dan perbedaan alam sekitar akan membentuk seni yang berbeda dan beragam. Keragaman seni berkembang sesuai kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Setiap zaman dan setiap lingkungan budaya memberi batasannya sendiri tentang seni.Manifestasi atau ungkapan rupa dapat kita jumpai pada berbagai ilustrasi pada buku, iklan, motif hias, lukisan, patung, keramik, anyaman tikar, kursi rotan, desain ruang dalam, taman, desain perhiasan, mebel, desain otomotif, desain hand phone dan karya seni lainnya yang merupakan hasil kreasi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk atau sebagai kemahiran atau sebagai kegiatan mencipta atau kegiatan kreasi. Dalam pengertian terbatas seni rupa dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ungkapan seni yang mengekspresikan pengalaman hidup, pengalaman estetis atau artistik manusia dengan menggunakan beragam unsur seni (seperti: unsur rupa dan atau unsur gerak dan atau unsur bunyi) untuk menghasilkan susunan atau struktur karya seni rupa yang dapat dilihat, diamati, diraba, didengar atau diapresiasi oleh publik atau penikmat seni. Karakteristik seni rupa ditandai oleh beberapa sifat khusus yang

membedakannya dari kegiatan lainnya. Salah satu sifat utama seni rupa adalah sebagai objek maupun wahana pengembangan kreativitas penciptanya melalui upaya-upaya eksplorasi dan eksperimentasi segi konseptual maupun bentuk ungkapan seninya sehingga praktek seni rupa menjadi bagian dari aktivitas kreatif manusia sehari-hari. Dengan kata lain pengertian seni rupa seperti halnya seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas, mengakomodasi begitu banyak kecenderungan individual yang khas yang tidak lagi patuh pada suatu klasifikasi kronologis-historis maupun dalam klasifikasi aliran yang dianutnya. Konsep seni rupa berkembang sejalan dengan kehidupan masyarakat yang terus berkembang.

B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan perbedaan antara seni rupa, seni musik, dan seni tari ? 2. 3. Mengapa seni rupa pada masa lalu dikatakan sebagai karya seni awet ? Sebutkan perbedaan antara seni rupa dua dan tiga dimensi berikan contoh.

4. Sebutkan beberapa unsur seni rupa. 5. Dalam berkarya seni rupa dikenal dua bahan utama. Jelaskan. 6. Apa yang dimaksud dengan seni kriya dan berikan contoh yang ada di daerahmu. 7. Jelaskan pengertian dari membutsir, mekrame, meronce, membatik, memahat, menggambar, melukis, mengukir, dan 3M. 8. Jelasakan apa yang dimaksud dengan desain interior. 9. Jelaskan perbedaan kolase, montase, dan mozaik. 10. Dalam berkarya seni rupa dikenal beberapa istilah dalam mencetak yakni cetak tinggi, cetak dalam, cetak timbul, cetak datar, cetak tunggal, cetak rendah, cetak tembus, cetak sablon, dan cetak saring, jelaskan. 11. Sebutkan beberapa contoh karya seni rupa yang terdapat dalam kebudayaan daerah asalmu dan kemukakan konsep pemikiran anda demi menjaga kelestariannya. C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui 1. Perbedaan antara seni rupa, seni musik, dan seni tari. 2. Menjelaskan seni rupa pada masa lalu dikatakan sebagai karya seni awet. 3. Perbedaan antara seni rupa dua dan tiga dimensi berikan contoh.

4. Beberapa unsur seni rupa. 5. Dua bahan utama dalam berkarya seni rupa.

6. Pengertian seni kriya dan contohnya yang ada di daerah. 7. Pengertian dari membutsir, mekrame, meronce, membatik, memahat, menggambar, melukis, mengukir, dan 3M.

8. Apa yang dimaksud dengan desain interior. 9. Perbedaan kolase, montase, dan mozaik.

10. Menjelaskan istilah mencetak dalam seni rupa cetak tinggi, cetak dalam, cetak timbul, cetak datar, cetak tunggal, cetak rendah, cetak tembus, cetak sablon, dan cetak saring. 11. Beberapa contoh karya seni rupa yang terdapat dalam kebudayaan daerah asalmu dan kemukakan konsep pemikiran anda demi menjaga

kelestariannya.

BAB II PEMBAHASAN

A.

HAKIKAT SENI RUPA Kemampuan bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada kondisi

sistem pendidikan nasional saat ini, karena lebih mengutamakan pengembangan kemampuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan matematika. Hal ini kurang mendukung upaya pembentukan kualitas kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni merupakan salah satu kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan manusia seutuhnya. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Adapun perbedaan antara seni musik, seni tari, seni rupa dan seni drama/sastra antara lain: Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapannya terutama melalui indera penglihatan (mata). Cara penerapannya inilah yang terutama membedakan dengan jenis seni lain seperti seni musik yang pencerapannya menggunakan indera pendengaran (auditori). Walaupun demikian pembedaan dengan cara pencerapannya tidaklah terlalu tepat karena jenis seni yang lain seperti seni tari dan seni drama, menggunakan penglihatan dan pendengaran untuk menikmatinya. Karya seni rupa terwujud dari unsur-unsur penbentuk seperti garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika yang dapat dilihat dan dinikmati secara fisik serta memberi pengalaman batin kepada penikmatnya. Seni musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan bunyi sebagai media, ditinjau dari sumber bunyinya, bahannya dan cara memainkannya. Bahkan alat yang digunakan ada yang ditala maupun tidak. Ada musik yang dibuat dengan mengeksplorasi sumber bunyi yang dihasilkan oleh organ tubuh manusia seperti ; tepuk tangan, bersiul, suara mulut, dan sebagainya, tetapi ada pula yang menggunakan alat-

alat lainnya seperti; batu, bamboo, kayu, logam, dan sebagainya, dan ada pula yang menggunakan alat-alat musik yang sengaja dibuat secara tradisional maupun menggunakan tekhnologi canggih seperti; gamelan, angklung, rebana, piano, gitar, biola, flute,saxophone, terompet dan sebagainya. Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan gerak. Berbeda dengan seni lainnya seni tari termasuk seni yang tidak awet, karena tari hanya bisa dinikmati sesaat dan akan lenyap sejalan dengan usianya. Pada hakikatnya seni tari merupakan seni gerak, maka dari itu seni tari termasuk ke dalam seni visual yang bisa dinikmati melalui indera penglihatan. Unsure-unsur seni tari yakni gerak, tenaga, irama atau ritme dan ruang. B. SEJARAH SENI RUPA Dilihat dari sejarahnya seni rupa telah ada sejak zaman prasejarah dimana seni rupa tumbuh dan berkembang sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyrakat. Sebagai fungsi mitologis karya seni rupa merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat tradisi akan mitologi yang berkembang dalam budaya masyarakatnya. Fungsi religious karya seni rupa dipergunakan untuk menunjang ritual dan kegiatan keagamaan melalui pemanfaatan simbol-simbol keagamaan. Fungsi praktis karya seni rupa selain bersifat individual sebagai media ekspresi juga memiliki sifat pragmatis untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda kebutuhan sehari-hari. Seni rupa dapat juga berfungsi sebagai sarana mengkomunikasikan informasi tertentu. Hal tersebutlah yang menyebabkan bahwa seni rupa dapat dikatakan seni awet karena telah ada sejak dahulu dan terus berkembang hingga saat ini. C. UNSUR- UNSUR DAN BAHAN UTAMA SENI RUPA 1) Unsur-unsur seni rupa Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur itu terdiri dari :

a. Titik /Bintik Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau berwarna beda.Titik yang membesar biasa disebut bintik. b. Garis Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga agung. Beberapa contoh simbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan warna-warnanya. c. Bidang Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya. d. Bentuk Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya. Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis yang disebut

kontur. Bentuk-bentuk itu antara lain segitiga, segi empat, trapesium dan lingkaran. Sedang bentuk tiga dimensi dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya dan bentukbentuk itu antara lain limas, prisma, kerucut, dan silinder. Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesan-kesan tersendiri seperti : 1) Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi memberi kesan statis, stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung dan stabil. 2) Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak. Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah. Dalam seni rupa, bentuk pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Bentuk figuratif Bentuk figuratif adalah bentuk-bentuk yang berasal dari alam (nature). Bentukbentuk itu seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia ataupun alam lainnya. 2) Bentuk yang diabstraktif Bentuk diabstraktif adalah bentuk figuratif yang telah mengalami perubahan atau pengayaan bentuk yang kemudian cenderung kita sebut dengan istilah stilasi atau deformasi. Di sini bentuk figuratif diubah hingga tinggal sarinya (esensinya) saja dan menjadi bentuk baru yang kadangkadang hampir kehilangan ciri-ciri alaminya sama sekali. Contoh bentuk ini, misalnya abstraksi manusia menjadi topeng atau wayang, abstraksi binatang seperti burung garuda dan abstraksi tumbuhan seperti pada gambargambar hiasan. Penggunaan bentuk-bentuk ini umumnya diterapkan pada karya-karya seni dekoratif seperti pada batik, hiasan keramik, karya ukiran, dan lain-lain. 3) Bentuk abstrak Bentuk abstrak sering disebut dengan bentuk non figuratif, artinya bentuk-bentuk yang lahir bukan dari alam melainkan penyimpangan dari bentuk-bentuk alam. Ada tiga macam bentuk abstrak, yaitu bentuk abstrak murni, abstrak simbolis, dan abstrak filosofis. Bentuk abstrak murni ialah bentuk-bentuk yang sering disebut dengan bentukbentuk geometris atau bentuk alam benda, misalnya segitiga, prisma, kursi, lemari, sepatu, buku, rumah, dan lain-lain. Bentuk simbolis, misalnya huruf, tanda baca, rambu-

rambu, lambang, dan lain-lain. Sedang abstrak filosofis ialah bentuk-bentuk yang mempunyai nilai-nilai tertentu, misalnya agama, kepercayaan, dan lainnya. e. Ruang Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara. Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk, sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk. f. Warna Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna warna. 1) Jenis warna Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah pigmen yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai berikut : Warna primer, yaitu tiga warna pokok yakni merah, biru, dan kuning. Warna sekunder / biner, yaitu perpaduan antara 2 warna primer dan menghasilkan warna hijau, jingga dan ungu. Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau, hijau-biru, biru-ungu, merah-ungu, merah-jingga, dan kuning-jingga. Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna. Warna quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna. 2) Sifat warna Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value, dan intensity.

a) Hue Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan kuning adalah perbedaan dalam hue. b) Value Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah muda dapat dicapai dengan cara menambah putih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah hitam. Value yang berada dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal disebut tint dan yang lebih gelap disebut shade. Close value adalah value yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang. c) Intensity Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih lembut. Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warna dapat dibagi dalam tiga tipe yakni : Warna monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda. Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadaphadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah kontras hijau. Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan kuning.

3) Makna Warna Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang berbeda, antara lain sebagai berikut : Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang dan dinamis. Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur. Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci. Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya. Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh. Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan agung. Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan setia. Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan harapan. Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan. Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan mengandung rahasia. Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam. Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya setempat. Contoh : bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah setempat. Di Yogyakarta, bendera merah, di Jakarta kuning, di Sulawesi putih, di Sumatera merah, dan sebagainya. Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti marah atau berani. g. Tekstur Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu. Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak mungkin

juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai berikut : 1) Tekstur nyata Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang dikarenakan adanya perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur wool berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper. 2) Bahan Berkarya Seni Rupa 1. Bahan baku alami Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan secara kimiawi dipabrik atau industri terlebih dahulu. Keuntungan bahan-bahan ini diantaranya adalah relatif aman dari racun (toxid) kimia sehingga relatif aman pula untuk digunakan oleh anak-anak. Beberapa bahan alam yang dapat dipergunakan untuk berkarya seni rupa tersebut adalah sebagai berikut. a. Kayu Kayu adalah bahan baku alami yang banyak dipakai dalam kebutuhan hidup manusia, untuk bahan banguna, alat rumah tangga. Dan kebutuhan lainnya. Indonesia adalah daerah tropis yang banyak menghasilkan brbagai jenis kayu. Sungguh banyak jenis kayu yang tumbuh subur dinegara kita ini. b. Kulit buah jagung, Bahan ini sebagai salah satu contoh bahan yang pada awalnya tidak biasa digunakan sebagai bahan baku kerajinan.namun karena kreatvitas manusialah bahan ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan. Masih banyak bahan bakulain yang belum terungkap.

2. Bahan baku olahan Bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabriksasi atau industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus. Beberapa bahan olahan yang sering digunakan dalam berkarya seni rupa adalah sebagai berikut. a. Kertas Dalam bahasan ini akan dipelajari tentang bagaimana kertas dibuat secara tradisional ataupun modern. Selain itu akan dibahas pula pokok bahasan kertas daur ulang yang dibuat dengan cara sederhana. b. Kertas daur ulang Pembuatan kertas dari bahan limbah kertas atau biasa disebut kertas daur ulang bisa menyelamatkan lingkungan hidup, karena sedikit mengurangi ketergantungan kita terhadap tanaman alam. Selain itu proses daur ulang kertas, jika dilakukan secara cermat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran. c.Tali Tali adalah bahan utama untuk membuat karya kerajinan makrame. Jenis tali sangat banyak ragamnya, ada yang terbuat dari bahan bambu, serat, nilon atau plastik. Tali sendiri merupakan hasil karya manusia yang digunakan untuk mengikat atau menyimpul. d. Pewarna 1) Cat adalah bahan pewarna cair yang digunakan untuk memulas bidang dengan cara dipulaskan atau disemprotkan. 2) Krayon adalah jenis alat gambar yang terbuat dari lilin yang dicampur bahan pewarna, memiliki sifat keras dan licin agak sulit dipulaskan. D. BENTUK DAN JENIS KARYA SENI RUPA

1) Bentuk karya seni rupa

Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa terbagi 2 yaitu, karya seni rupa 2 dimensi dan karya seni rupa 3 dimensi. Karya seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai 2 ukuran (panjang dan lebar) dan hanya dapat dilahat dari satu arah yaitu arah depan. Contoh karya seni rupa dua dimensi atau dwimatra adalah seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, gambar, batik, foto, kaligrafi, hiasan pada piring, dll. Karya seni rupa 2 dimensi dapat dibagi menjadi dua : 1.Gambar. Misalnya : Gambar Ilustrasi : untuk menjelaskan suatu cerita atau karya tulis. Gambar Ekspresi : pembabaran ide secara bebas berdasarkan perasaan. Gambar Bentuk : melaui bentuk tiga dimensi benda yang digambar. Gambar Perspektif : berdasarkan pengamatan mata ke arah benda yang digambar. Gambar Proyeksi : berdasarkan pengamatan ke arah benda yang digambar, lebih detail. Gambar Dekoratif : pembabaran ide melalui motif atau ornamen ( hias). Gambar Sket : pembabaran ide melalui goresan secara spontan. Gambar Reklame : pembabaran ide melalui tulisan dan gambar untuk promosi barang atau sesuatu. Gambar Cetak : pembabaran ide dengan menggunakan alat cetakan.

2.Lukisan. Misalnya lukisan gaya : ekspresionisme, kubisme, naturalisme, dadaisme, impressionisme, dll.

Sedangkan karya seni rupa 3 dimensi mempunyai 3 ukuran (panjang, lebar, dan tebal) atau memiliki ruang dan dapat dilihat dari segala arah. Contoh karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra adalah seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

2) Jenis karya seni rupa Mekrame Makrame ialah bentuk karya seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan simpul ini selain bernilai fungsional juga artistik. Dengan hanya ikat-mengikat atau simpulmenyimpul benang, kita akan dapat menghasilkan aneka benda kerajinan yang menarik, seperti ikat pinggang, penghias gerabah hias, tas tangan, hiasan dinding, alas cangkir, penggantung tumbuhan hias, kalung, dan gelang.

Membutsir Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip. Menggambar Menggambar adalah kegiatan membentuk imaji, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Melukis Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Memahat

Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat) Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami. Membatik Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.

a. Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.

b. Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.

c. Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik cetak konvensional antara lain : 1) Cetak Tinggi ( Relief Print ) : wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print ; 2) Cetak Dalam ( Intaglio ) : dry point, etsa, mizotint,sugartint ; (3) sablon ( silk screen ). Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.

d. Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada bentuk fungsional.

Seni Kriya Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata Kr (bhs Sanskerta) yang berarti mengerjakan, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002) Dalam pergulatan mengenai asal muasal kriya Prof. Dr. Seodarso Sp dengan mengutif dari kamus, mengungkapkan perkataan kriya memang belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya itu berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam kamus Wojowasito diberi arti; pekerjaan; perbuatan, dan dari kamus Winter diartikan sebagai demel atau membuat. (Prof. Dr. Soedarso Sp, dalam Asmudjo J. Irianto, 2000) Sementara menurut Prof. Dr. I Made Bandem kata kriya dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang. (Prof. Dr. I Made Bandem, 2002) Dari tiga uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskan pengertian kriya adalah; kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi. Seperti telah disinggung diawal bahwa istilah kriya digali khasanah budaya Indonesia tepatnya dari budaya Jawa tinggi (budaya yang berkembang di dalam lingkup istana pada sistem kerajaan). Denis Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang budaya, menyatakan istilah kriya yang diambil dari kryan menunjukkan pada hierarki strata pada masa kerajaan Majapahit, sebagai berikut; Pertama-tama terdapat para mantri, atau pejabat tinggi serta para arya atau kaum bangsawan, lalu para kryan yang berstatus

kesatriya dan para wali atau perwira, yang tampaknya juga merupakan semacam golongan bangsawan rendah. (Denis Lombard dalam Prof. SP. Gustami, 2002) Menyimak pendapat Prof. SP. Gustami yang menguraikan bahwa; seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya. Contoh karya seni kriya di dari daerah Muna seperti gembol

D. ARTI PENTING DESAIN INTERIOR

Hakikat desain interior adalah realitas ruang binaan (built environment) yg mampu menumbuhkan suasana dialogis yang baik antar manusia sebagai pengguna ruang (end user) dengan ruang itu sendiri. Secara fisik ruang interior adalah konfigurasi elemen-elemen pembentuknya yang dapat memudahkan aktifitas yang terjadi, sehingga berlangsung efektif dan produktif. Elemen interior adalah benda mati, namun dalam konfigurasinya sebagai akibat tindakan kreatif desainernya ia harus tampak hidup, sehingga dapat terjadi dialog antara pengguna (yang hidup) dengan ruang yg menjadi seolah-olah hidup. Desainer Interior harus memiliki kemampuan untuk meniupkan kehidupan pada ruang itu. Desain interior adalah kegiatan merancang sebuah ruangan selain sesuai dengan fungsinya juga menjadi indah dan nyaman. Benda-benda yang ada dalam ruangan tersebut dipilih dan ditata sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan, serasi dan harmonis. Yang menjadi perhatian dalam perancangan interior berdasarkan fungsinya, termasuk juga pemilihan warna dinding, hiasan-hiasan yang menempel di dinding,

mebelair (kursi, meja, tempat tidur dsb.), lampu (pencahayaan), akustik (suara), lantai, langit-langit dan lain sebagainya.tata letak sebuah ruangan atau eksterior bangunan. a. Warna Dan Desain Dalam desain, warna dapat menunjukkan gaya/style sebuah desain:

Warna etnik : warna yang berciri gaya etnik/tradisional, contohnya dominan hijau tua, coklat, dsb.

Warna pop art : warna yang menggunakan warna-warna cerah (khas pop art), seperti perpaduan warna merah, kuning, orang, dsb.

Warna op-art (psikodelik) : warna yang menngunakan warna-warna yang memberikan efek khusus terhadap mata yang melihatnya( seperti kesan luas/sempit, tinggi-rendah, dsb.). Contoh komposisi warna tersebut adalah merahbiru, merah-hijau, dsb.

Warna posmo (postmodern): warna yang menggunakan warna-warna soft yang mencirikan gaya postmodern. Contoh:perpaduan warna pastel.

b. Bidang Kajian Desain Interior Desain interior merupakan pengetahuan tentang ruang dalam bangunan dimana manusia tinggal dan menjalankan aktivitasnya. Berbagai persoalan muncul berupa kebutuhan-kebutuhan akibat aktivitas manusia di dalam ruang dan waktu. Pengetahuan desain interior terkait dengan berbagai bidang keilmuan antara lain : sejarah, psikologi, teknik bangunan, ekonomi, manajemen, metodologi desain serta estetika. Dalam proses desain interior diperlukan pemahaman tentang bentuk, skala, tekstur, warna cahaya dan prinsip-prinsip penyeusunannya. Dalam proses perancangan dan pembangunan/konstruksi terkait aspek keterampilan problem solving, technical drawing, komunikasi verbal dan tekstual, etika profesi, moral dan etos kerja. Sebagai hasil transformasi gagasan keujud rancangan desain interior memiliki fungsi praktis dan komunikatif. Beberapa pengetahuan yang terkait dalam kajian desain interior antara lain :

Pengetahuan seni : estetika, drawing, sejarah desain. Pengetahuan desain : elemen dan prinsip ruang, human factor in design, psikologi persepsi, psikologi lingkungan.

Praktik desain interior : programming, design process, presentasi.

Pengetahua pendukung : teknologi bangunan, material, fisika bangunan, lingkungan alam dan binaan, sosial, budaya, ekonomis

E. TEKHNIK BERKARYA DALAM SENI RUPA

a. Kolase Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2001,580). Dari definisi tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahan apapun yang dapat dirangkum (dikolaborasikan) sehingga menjadi karya senu rupa dua dimensi, dapat digolongkan / dijadikan bahan kolase.

b. Mozaik Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat (Depdiknas 2001,756). Dari definisi mozaik tersebut dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem. Kepingan benda-benda itu, antara lain; kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan satu jenis material, misalnya kalau menggunakan kaca

maka dalam satu tema gambar tersebut menggunakan pecahan kaca semua, hanya berbeda-beda warnanya baik warna alam maupun warna buatan. c. Montase Bila mengamati secara sepintas mengenai Montase, Kolase dan Mozaik seolaholah masih dalam satu teknik dasar yang sama dan kadang-kadang sulit dibedakan terutama antara kolase dengan montase. Karena kedua-duanya mengambil material dari benda-benda sebagai unsur karya. Tetapi sebenarnya kalau kita cermati unsur-unsurnya walaupun dari material yang sama berbentuk benda tetapi sebenarnya beda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur dari beberapa sumber (Depdiknas 2001, 754). Pada perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua dimensi sekarang telah merambah kepada karya tiga dimensi. Karya montase ini juga kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai salah satu dari jenis karya tersebut. Dari uraian tersebut tentu dapat diurai bahan apa saja yang dapat dipakai sebagai karya kolase, diantaranya: obat nyamuk bakar, baut, paku, batu bateray bekas, bola lampu yang sudah mati, garpu, sendok makan, tutup gelas, kancing baju, kelereng, komponen elektronik yang telah rusak ditambah kayu papan, lem, dan cat. Contoh ini hanya sebagian dari material kolase yang disebutkan, akan banyak lagi yang belum dapat disebutkan disini. Sehingga dapat kita katakan bahwa material untuk kolase adalah benda apapun yang dapat dipadukan sehingga menjadi sebuah karya seni rupa kolase. Baik dengan cara ditempel pada papan dengan di lem, dipaku, diikat atau dengan cara apapun. Tetapi dapat juga dengan cara tidak ditempel pada papan melainkan dengan cara disusun menjadi bentuk tiga dimensi.

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang tergolong ke dalam bentuk dua dimensi. Berbeda dengan seni lukis yang umumnya merupakan karya-karya tunggal, kekhasan dari karya grafis adalah sifatnya yang bisa direproduksi atau diperbanyak. Pada awalnya Seni grafis merupakan keterampilan untuk mencetak atau memperbanyak

tulisan. Sesuai dengan proses pencetakannya karya seni grafis terbagi menjadi empat jenis:cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, dan cetak datar d. Cetak tinggi Prinsip cetak ini adalah bagian yang bertinta adalah bagian yang paling tinggi. Bagian ini bila diterakan atau dicetakkan, tinta atau gambar akan berpindah ke atas permukaan kertas. Berdasarkan bahan dan alat yang dipergunakan dalam cetak tinggi dikenal beberapa jenis cetakan seperti cukil kayu (wood cut), cukilan lino (lino cut), tera kayu (wood engraving) serta cukilan bahan lain seperti karet atau plastik. e. Cetak dalam Prinsip cetak dalam adalah hasil cetakan yang diperoleh dari celah garis bagian dalam dari plat klisenya bukan bagian tingginya seperti stempel atau cap. Teknik cetak ini merupakan kebalikan dari teknik cetak tinggi. Acuan cetak yang dipergunakan adalah lempengan tembaga atau seng yang ditoreh atau diberi kedalaman untuk tempat tinta. Kedalaman dibuat menggunakan alat penoreh yang tajam dan kuat dan atau menggunakan zat kimiawi. Beberapa jenis cetak yang termasuk cetak dalam: goresan langsung (drypoint), akuatin (aquatint), dan mezzotin (mezzotint engraving). Seorang penggrafis kadang-kadang memadukan berbagai teknik sekaligus dalam proses pembuatannya untuk memperoleh efek khusus yang diinginkannya.

f. Cetak saring Cetak saring disebut juga serigrafi atau sablon. Sesuai dengan namanya prinsip cetak ini adalah mencetak gambar melalui saringan yang diberi batasan-batasan tertentu. Cetak saring dikenal luas di masyarakat melalui benda-benda yang sering dijumpai sehari hari seperti aplikasinya pada pembuatan kaos, spanduk, bendera, dsb. g. Cetak datar Proses cetak datar atau planografi adalah memanfaatkan perbedaan sifat minyak dan air serta acuan cetakan yang terbuat dari batu (litografi) atau seng. Tinta hanya terkumpul pada bagian cetakan yang sudah digambari dengan pinsil berlemak dan

pemindahan gambar dilakukan dengan alat khusus. Teknik litografi inilah yang mengilhami prinsip dasar mesin cetak modern. h. Cetak Sablon Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.

DAFTAR PUSTAKA http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/pengertian-seni-kriya/ http://desxripsi.blogspot.com/2012/07/teknik-teknik-seni-rupa.html#ixzz2L6UYvW8b

http://blog.siswa-indonesia.net/seni rupa dua dan tiga dimensi_detail-47.html

Anda mungkin juga menyukai