Anda di halaman 1dari 49

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc.

Oleh:

Disampaikan Dalam: PERTEMUAN PERENCANAAN PROGRAM DIKLAT APARATUR TAHUN 2011 PUSDIKLAT APARATUR BPPSDM KESEHATAN BANDUNG, 31 MARET 2011

1.

Nama
2.

Ir. H. TARMIZI A. KARIM, M.Sc


19561024 197912 1 001 LHOK SUKON, 24 OKTOBER 1956. PEMBINA UTAMA MADYA, IV/d KEPALA BADAN DIKLAT KEMENDAGRI BADAN DIKLAT KEMENDAGRI (1) S1 - SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS SYAH KUALA - TAHUN 1981; (2) S2 - MANAJEMEN PEMBANGUNAN AMERICAN UNIVERSITY, WASHINGTON DC, TAHUN 1984;

NIP TMP/TGL.L R PKT/GOL. JABATAN INSTANSI PENDIDIK AN UMUM

3.

4. 5.

6. 7.

8.

RIWAYAT PEKERJA AN

(1) BUPATI ACEH UTARA, 1998 2005; (2) STAF AHLI MENTERI DALAM NEGERI BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN, 2007 2008; (3) PJ. GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, TAHUN 2008; (4) STAF AHLI MENTERI DALAM NEGERI BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN, 2008 2010;

9.

ALAMAT KANTOR

JL. TAMAN MAKAM PAHLAWAN NO. 8 KALIBATA JAKARTA SELATAN

I PENDAHULUAN
3

Total Indonesia

SDM Aparatur Negara Indonesia (PNS) berjumlah 4.732.472 orang ; PNS Daerah sebanyak 3.778.635 orang; PNS Pusat sebanyak 953.837 orang dan masih perlu ditata distribusinya, kualitasnya, serta kuantitasnya.

N. Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
28.22% 28.81% 0.87% 5.57% 36.53%
S1
SLTA

500,000 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 < SLTA
S2 & S3 Diploma

S1

SLTA

Persebaran tiap Provinsi

< SLTA

S2 & S3

Diploma

PERMASALAHAN APARATUR NEGARA [1]


1. Belum Mantapnya Sistem Pengembangan PNS. (Sistem Rekruitmen, Sistem Mutasi, Sistem Karir, Sistem Remunerasi, dan Sistem Penempatan). 2. Peran dan Fungsi Aparatur Daerah Belum Jelas. (Daerah ditugaskan memberikan Pelayanan Prima kepada masyarakat, tetapi wewenang tidak sepenuhnya diberikan kepada Daerah). 3. Rendahnya Kapasitas Aparatur Daerah. (Banyak aparatur daerah yang Job Descriptionya tidak jelas, ditunjang dengan pendidikan formal dan diklat yang kurang memadai).
5

PERMASALAHAN APARATUR NEGARA [2]


4. Sistem Rewards And Punishment Belum Jalan
a) Sistem penggajian belum didasarkan pada bobot pekerjaan/jabatan yang diperoleh dari evaluasi jabatan; b) Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan golongan/ pangkat tidak sepenuhnya mencerminkan beban tugas dan tanggung jawab; c) Tunjangan kinerja belum sepenuhnya dikaitkan dengan prestasi kerja; d) Tunjangan pensiun belum menjamin kesejahteraan. e) Alokasi dalam hal kuantitas, kualitas, dan distribusi PNS menurut teritorial (daerah) tidak seimbang; f) Tingkat produktivitas PNS masih rendah karena bagus atau tidak tetap mendapat gaji; g) Manajemen sumber daya manusia aparatur belum dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan

Permasalahan Umum Negara

Turunnya Kepercayaan Masyarakat Kepada Pemerintah

TETAP I

Kelaparan Tidak Ada, yang ada adalah Distribusi Pangan Yang Tidak Merata

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI APARATUR NEGARA


Secara Umum, Kepercayaan Masyarakat Kepada Aparatur Negara Menurun

KEBUTUHAN MASYARAKAT MENINGKAT PESAT

GAP
PELAYANAN APARATUR NEGARA MENURUN

PERLU PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR

II ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS


9

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR


Perpres Nomor 5 Tahun 2010 Tentang RPJMN 2010-2014 Perpres Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Rencana Kerja Pemerintah 2011 Perpres Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

VISI RPJPN 2005-2025 : INDONESIA YANG MAJU, MANDIRI DAN ADIL VISI RPJPN 2005-2025 DIHARAPKAN DICAPAI DALAM 4 RPJM
RPJM 4 (2020-2024) RPJM 3 (2015-2019) RPJM 1 (2005-2009) RPJM 2 (2010-2014)

Memantapkan pem-bangunan Memantapkan secara penataan menyeluruh Menata kembali kembali NKRI, dengan NKRI, menekankan pemMeningkatk membangun bangunan Indonesia yang an Kualitas keunggulan aman dan SDM, kompetitif damai, yang adil membangun perekonomian dan demokratis, kemampuan yang berbasis dengan tingkat iptek, SDA yang kesejahteraan memperkuat tersedia, SDM yang lebih baik. daya saing yang berkualitas, perekonomian serta kemampuan iptek RPJMN 2010-2014 DITETAPKAN MELALUI PERPRES NOMOR 5 TAHUN 2010

Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

PRIORITAS NASIONAL MENURUT RPJMN 2010 - 2014


1 2 3 4

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pendidikan Kesehatan Penanggulangan Kemiskinan Ketahanan Pangan Infrastruktur Iklim Investasi dan iklim Usaha

11 PRIORITAS NASIONAL KABINET INDONESIA BERSATU II 2009-2014

5
6

7
8

Energi
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik

9
10

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

PRIORITAS LAINNYA

13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat

13

III KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA


UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 135 ayat 91) PNSD dikoordinasikan secara nasional oleh MDN pasal 217 huruf (d) Diklat Menjadi Instrumen Pembinaan Penyelenggaraan Pemda. PP No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pasal 2 Binwasda Meliputi Salah Satunya Diklat

Meningkatnya:

PEMBINAAN PENYELENGG ARAAN PEMERIN TAHAN DAERAH DAN PEMBINAAN PNS

KOMPETENSI MENINGKAT

& KARIR

UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 31 Ayat (1) Diklat Jabatan PNS

PP No. 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS


14

MENINGKAT

DIKLAT APARATUR PENYELENGGA RA PEMERINTAHA N DAERAH

KINERJA

1. Kesejahteraan masyarakat. 2. Pelayanan Publik. 3. Pemberdayaan Masyarakat. 4. Daya Saing Daerah.

KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN LOGO DAERAH


FEEDFORWAR D

INSTRUMENTAL INPUT: 1. UUD 1945; 2. UU NOMOR 32 TAHUN 2004; 3. UU NOMOR 43 TAHUN 1999; 4. UU NOMOR 25 TAHUN 2009; SUBJEK INPUT:
KAPASITAS APARATUR SAAT INI

METODE
1. EVALUA SI 2. RENCAN A TINDAK 3. ORIENTASI KDH/ WKDH

OBJEK
1. KLMBGA N 2. SISDUR 3. SDM

OUTCOME S: OUTPUT:
MENINGKATN YA KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH AN DAERAH

1. PEMRNT HN 2. PEMRNT H PROV 3. PEMRNT H KAB/KO TA

TUJUAN PENYELENGGARAA N PEMERINTAHAN DAERAH TERCAPAI

ENVIRONMENTAL INPUT: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL, LOKAL


FEEDBACK

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM APARATUR NEGARA MELALUI DIKLAT JABATAN PNS


DIKLAT PRA JAB

Diklat Prajab Gol. I Diklat Prajab Gol. II Diklat Prajab Gol. III
Diklatpim Tk. IV Diklatpim Tk. III Diklatpim Tk. II Diklatpim Tk. I

DIKLAT JAB PNS

KEPEMIMPINAN

Jenis
DIKLAT DLM JAB
FUNGSIONAL

Sertifikasi Substantif
I II Dst Umum Substantif I II Dst

Jenjang

Jenis
TEKNIS
16

MP Dsb

Jenjang

DIPERLUK AN

LINKAGE ANTARA BADAN DIKLAT KEMENTERIAN DAN LEMBAGA


BPPSDM KESEHATA N

BADAN DIKLAT KEMENDAG RI

MoU BADAN DIKLAT KL/LPNK LAIN

KERJASAMA KEDIKLATAN

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
1. Mengintegrasikan diklat dengan sistem pembinaan atau pola karir PNSD, untuk itu agar penempatan dalam jabatan atau penugasan pegawai memperhatikan diklat yang pernah diikuti;

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat antara lain dengan membentuk atau mengembangkan Unit non struktural atau Tim Sertifikasi Kompetensi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi; 3. Mengembangkan program diklat dengan prioritas diklat teknis substantif dan diklat fungsional, untuk itu agar dalam penyusunan program diklat disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja daerah dan sistem pembinaan atau pola karir PNSD;

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
4. Meningkatkan koordinasi penyelenggaraan diklat, sehubungan dengan itu agar Kepala Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain untuk lebih proaktif berkoordinasi baik dengan unit kerja daerah maupun dengan stakeholder terkait lainnya; 5. Meningkatkan kapasitas Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain, meliputi manajemen kediklatan, tenaga kediklatan (widyaiswara, pengelola dan tenaga lainnya), sarana dan prasarana kediklatan; 6. Meningkatkan anggaran diklat melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota guna mendukung upaya-upaya peningkatan kapasitas SDM Aparatur Daerah, khususnya PNSD melalui diklat;

PRIORITAS PROGRAM DIKLAT DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
1. Diklat Teknis Substantif Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Diklat Teknis Substantif sesuai Kekhususan (Keunggulan) Daerah dan Diklat Fungsional Binaan Kemendagri. 2. DIKLAT TEKNIS dan DIKLAT FUNGSIONAL yang dibina oleh Kementerian/Lembaga Lain / LPNK dengan Target Peserta yang Karena Tugas dan/atau Jabatannya. 3. Diklat PIM diutamakan dengan Target Peserta bagi Yang Telah Menduduki Jabatan Struktural.

PRIORITAS PROGRAM DIKLAT TAHUN 2012 [2]


Bagi Penyelenggara Diklat (Permendagri No. 31/2007, Pasal 10):
1. Harus Memiliki Sertifikat Management of Training (MOT) bagi Pengelola Diklat = Pejabat Struktural. 2. Harus Memiliki Sertifikat Training Officer Course (TOC) bagi Petugas Pelaksana Diklat.

PENGATURAN DIKLAT TEKNIS


1. Pengaturan (Pedoman Teknis, Kurikulum dan Silabi, Modul) terkait dengan Diklat Teknis dilakukan oleh Instansi (KL/LPNK) Teknis yang bersangkutan. 2. Misalnya, Teknis Pengaturan Diklat terkait dengan KESEHATAN, dilakukan oleh KEMENTERIAN KESEHATAN. BPPSDM KES Kementerian Kesehatan dapat melakukan kerjasama dengan Badan Diklat Kemendagri, atau sebaliknya, guna melaksanakan Diklat Teknis dimaksud di DAERAH melalui skema Kerjasama Kediklatan.
22

PENGATURAN DIKLAT FUNGSIONAL

1.Pengaturan terkait dengan Diklat Fungsional diatur oleh INSTANSI (KL/LPNK) PEMBINA yang bersangkutan; 2.KL/LPNK Lain Mempedomani ATURAN yang telah dibuat oleh Instansi Pembina.
23

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

TIGA LEVEL KEBUTUHAN: 1. LEVEL ORGANISASI/LEMBAGA; 2. LEVEL JABATAN/POSISI; 3. LEVEL INDIVIDU. INTI PROSES AKD:

1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN; 2. ANALISIS HASIL IDENTIFIKASI; 3. PENILAIAN KESENJANGAN.

PENYELENGGARAAN DIKLAT MODEL SATU PINTU


a. Diklat HANYA DAPAT DILAKSANAKAN oleh Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain dan Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kediklatan; b. Kegiatan diklat yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain dan/atau Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kediklatan HARUS MENYERTAKAN SKPD yang bertanggung jawab terhadap muatan kurikulum dan substansi materi; c. Badan Diklat Provinsi MENGKOORDINASIKAN kegiatan kediklatan pada Unit Pelaksana Teknis SKPD di lingkungan Provinsi masingmasing; d. Badan Diklat Kabupaten/Kota atau sebutan lain MENGKOORDINASIKAN kegiatan kediklatan pada Unit Pelaksana Teknis SKPD di lingkungan Kabupaten/Kota masing-masing;

PENYELENGGARAAN DIKLAT MODEL SATU PINTU


e. Dalam hal SKPD masih memiliki anggaran untuk pengiriman peserta diklat dan/atau mengirimkan peserta ke luar daerah, SKPD pengirim MENGINFORMASIKAN kepada Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain; f. Kegiatan diklat yang dibiayai dan/atau dilaksanakan oleh lembaga /instansi/unit kerja dari luar provinsi, kabupaten/kota yang melibatkan SKPD HARUS MENYERTAKAN Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain sebagai instansi yang bertanggung jawab dan berkompeten di bidang peningkatan kapasitas SDM aparatur melalui diklat; g. Bimbingan teknis, orientasi, sosialisasi, dan kegiatan lain sejenis yang dilaksanakan oleh SKPD sesuai ruang lingkup tugas pokok dan fungsinya HARUS MENYERTAKAN Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain.

DIKLAT TEKNIS UMUM DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI


SETIAP DIKLAT TERDIRI ATAS 3 LEVEL, ANTARA LAIN: 1. Diklat Kepegawaian; 2. Diklat Tata Naskah Dinas; 3. Diklat Kearsipan; 4. Diklat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Diklat Analisis Jabatan; 6. Diklat Keprotokolan; 7. Diklat Kehumasan; 8. Diklat Kesekretariatan; 9. Diklat Sistem Informasi; 10. Diklat Pengelolaan Perencanaan.
27

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF PEMERINTAHAN DAERAH


(Permendagri Nomor 37 Tahun 2008)
7 Rumpun, 28 Jenis, dan 106 Nama Diklat :
7 Rumpun Diklat Teknis Substantif Pemerintahan Daerah: 1. Kepemimpinan Pemerintahan Daerah; 2. Manajemen Keuangan Daerah; 3. Manajemen Pemerintahan; 4. Manajemen Pembangunan Daerah; 5. Manajemen Kependudukan; 6. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; dan 7. Manajemen Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 28

DIKLAT FUNGSIONAL BINAAN KEMENDAGRI


Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dengan Diklat Fungsional Pengawas Pemerintah sebagai syarat Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan.

Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja dengan Diklat Fungsional Polisi Pamong Praja sebagai syarat pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja.
29

PERAN PEMERINTAH DAERAH


1. Menyeimbangkan alokasi dana untuk kegiatan di bidang kediklatan dengan proyeksi sekurang-kurangnya 2,5% dari belanja pegawai. 2. Menyelenggarakan kegiatan kediklatan dalam siklus manajemen diklat yang utuh, mulai dari pra-diklat, in-diklat dan pasca diklat. 3. Menyusun program diklat yang komprehensif disesuaikan dengan kebutuhan dan Anggaran dalam pencapaian visi dan misi pemerintah daerah. 4. Memonitor dan mengevaluasi pemanfaatan alumni diklat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan peningkatan kemampuan yang dapat dicapai melalui penyelenggaraan diklat. 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan diklat dengan pusat serta kegiatan pada Badan atau Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi, Kabupaten dan Kota. 6. Menyediakan aparatur yang sesuai dengan kompetensi di 30 bidang kependidikan.

31

III KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA


UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 135 ayat 91) PNSD dikoordinasikan secara nasional oleh MDN pasal 217 huruf (d) Diklat Menjadi Instrumen Pembinaan Penyelenggaraan Pemda. PP No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pasal 2 Binwasda Meliputi Salah Satunya Diklat

Meningkatnya:

PEMBINAAN PENYELENGG ARAAN PEMERIN TAHAN DAERAH DAN PEMBINAAN PNS

KOMPETENSI MENINGKAT

& KARIR

UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 31 Ayat (1) Diklat Jabatan PNS

PP No. 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS


32

MENINGKAT

DIKLAT APARATUR PENYELENGGA RA PEMERINTAHA N DAERAH

KINERJA

1. Kesejahteraan masyarakat. 2. Pelayanan Publik. 3. Pemberdayaan Masyarakat. 4. Daya Saing Daerah.

KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN LOGO DAERAH


FEEDFORWAR D

INSTRUMENTAL INPUT: 1. UUD 1945; 2. UU NOMOR 32 TAHUN 2004; 3. UU NOMOR 43 TAHUN 1999; 4. UU NOMOR 25 TAHUN 2009; SUBJEK INPUT:
KAPASITAS APARATUR SAAT INI

METODE
1. EVALUA SI 2. RENCAN A TINDAK 3. ORIENTASI KDH/ WKDH

OBJEK
1. KLMBGA N 2. SISDUR 3. SDM

OUTCOME S: OUTPUT:
MENINGKATN YA KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH AN DAERAH

1. PEMRNT HN 2. PEMRNT H PROV 3. PEMRNT H KAB/KO TA

TUJUAN PENYELENGGARAA N PEMERINTAHAN DAERAH TERCAPAI

ENVIRONMENTAL INPUT: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL, LOKAL


FEEDBACK

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM APARATUR NEGARA MELALUI DIKLAT JABATAN PNS


DIKLAT PRA JAB

Diklat Prajab Gol. I Diklat Prajab Gol. II Diklat Prajab Gol. III
Diklatpim Tk. IV Diklatpim Tk. III Diklatpim Tk. II Diklatpim Tk. I

DIKLAT JAB PNS

KEPEMIMPINAN

Jenis
DIKLAT DLM JAB
FUNGSIONAL

Sertifikasi Substantif
I II Dst Umum Substantif I II Dst

Jenjang

Jenis
TEKNIS
34

MP Dsb

Jenjang

DIPERLUK AN

LINKAGE ANTARA BADAN DIKLAT KEMENTERIAN DAN LEMBAGA


BPPSDM KESEHATA N

BADAN DIKLAT KEMENDAG RI

MoU BADAN DIKLAT KL/LPNK LAIN

KERJASAMA KEDIKLATAN

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
1. Mengintegrasikan diklat dengan sistem pembinaan atau pola karir PNSD, untuk itu agar penempatan dalam jabatan atau penugasan pegawai memperhatikan diklat yang pernah diikuti;

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat antara lain dengan membentuk atau mengembangkan Unit non struktural atau Tim Sertifikasi Kompetensi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi; 3. Mengembangkan program diklat dengan prioritas diklat teknis substantif dan diklat fungsional, untuk itu agar dalam penyusunan program diklat disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja daerah dan sistem pembinaan atau pola karir PNSD;

KEBIJAKAN DIKLAT APARATUR DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
4. Meningkatkan koordinasi penyelenggaraan diklat, sehubungan dengan itu agar Kepala Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain untuk lebih proaktif berkoordinasi baik dengan unit kerja daerah maupun dengan stakeholder terkait lainnya; 5. Meningkatkan kapasitas Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain, meliputi manajemen kediklatan, tenaga kediklatan (widyaiswara, pengelola dan tenaga lainnya), sarana dan prasarana kediklatan; 6. Meningkatkan anggaran diklat melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota guna mendukung upaya-upaya peningkatan kapasitas SDM Aparatur Daerah, khususnya PNSD melalui diklat;

PRIORITAS PROGRAM DIKLAT DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA TAHUN 2012 [1]
1. Diklat Teknis Substantif Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Diklat Teknis Substantif sesuai Kekhususan (Keunggulan) Daerah dan Diklat Fungsional Binaan Kemendagri. 2. DIKLAT TEKNIS dan DIKLAT FUNGSIONAL yang dibina oleh Kementerian/Lembaga Lain / LPNK dengan Target Peserta yang Karena Tugas dan/atau Jabatannya. 3. Diklat PIM diutamakan dengan Target Peserta bagi Yang Telah Menduduki Jabatan Struktural.

PRIORITAS PROGRAM DIKLAT TAHUN 2012 [2]


Bagi Penyelenggara Diklat (Permendagri No. 31/2007, Pasal 10):
1. Harus Memiliki Sertifikat Management of Training (MOT) bagi Pengelola Diklat = Pejabat Struktural. 2. Harus Memiliki Sertifikat Training Officer Course (TOC) bagi Petugas Pelaksana Diklat.

PENGATURAN DIKLAT TEKNIS


1. Pengaturan (Pedoman Teknis, Kurikulum dan Silabi, Modul) terkait dengan Diklat Teknis dilakukan oleh Instansi (KL/LPNK) Teknis yang bersangkutan. 2. Misalnya, Teknis Pengaturan Diklat terkait dengan KESEHATAN, dilakukan oleh KEMENTERIAN KESEHATAN. BPPSDM KES Kementerian Kesehatan dapat melakukan kerjasama dengan Badan Diklat Kemendagri, atau sebaliknya, guna melaksanakan Diklat Teknis dimaksud di DAERAH melalui skema Kerjasama Kediklatan.
40

PENGATURAN DIKLAT FUNGSIONAL

1.Pengaturan terkait dengan Diklat Fungsional diatur oleh INSTANSI (KL/LPNK) PEMBINA yang bersangkutan; 2.KL/LPNK Lain Mempedomani ATURAN yang telah dibuat oleh Instansi Pembina.
41

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

TIGA LEVEL KEBUTUHAN: 1. LEVEL ORGANISASI/LEMBAGA; 2. LEVEL JABATAN/POSISI; 3. LEVEL INDIVIDU. INTI PROSES AKD:

1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN; 2. ANALISIS HASIL IDENTIFIKASI; 3. PENILAIAN KESENJANGAN.

PENYELENGGARAAN DIKLAT MODEL SATU PINTU


a. Diklat HANYA DAPAT DILAKSANAKAN oleh Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain dan Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kediklatan; b. Kegiatan diklat yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain dan/atau Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kediklatan HARUS MENYERTAKAN SKPD yang bertanggung jawab terhadap muatan kurikulum dan substansi materi; c. Badan Diklat Provinsi MENGKOORDINASIKAN kegiatan kediklatan pada Unit Pelaksana Teknis SKPD di lingkungan Provinsi masingmasing; d. Badan Diklat Kabupaten/Kota atau sebutan lain MENGKOORDINASIKAN kegiatan kediklatan pada Unit Pelaksana Teknis SKPD di lingkungan Kabupaten/Kota masing-masing;

PENYELENGGARAAN DIKLAT MODEL SATU PINTU


e. Dalam hal SKPD masih memiliki anggaran untuk pengiriman peserta diklat dan/atau mengirimkan peserta ke luar daerah, SKPD pengirim MENGINFORMASIKAN kepada Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain; f. Kegiatan diklat yang dibiayai dan/atau dilaksanakan oleh lembaga /instansi/unit kerja dari luar provinsi, kabupaten/kota yang melibatkan SKPD HARUS MENYERTAKAN Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain sebagai instansi yang bertanggung jawab dan berkompeten di bidang peningkatan kapasitas SDM aparatur melalui diklat; g. Bimbingan teknis, orientasi, sosialisasi, dan kegiatan lain sejenis yang dilaksanakan oleh SKPD sesuai ruang lingkup tugas pokok dan fungsinya HARUS MENYERTAKAN Badan Diklat Provinsi, Kabupaten/Kota atau sebutan lain.

DIKLAT TEKNIS UMUM DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI


SETIAP DIKLAT TERDIRI ATAS 3 LEVEL, ANTARA LAIN: 1. Diklat Kepegawaian; 2. Diklat Tata Naskah Dinas; 3. Diklat Kearsipan; 4. Diklat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Diklat Analisis Jabatan; 6. Diklat Keprotokolan; 7. Diklat Kehumasan; 8. Diklat Kesekretariatan; 9. Diklat Sistem Informasi; 10. Diklat Pengelolaan Perencanaan.
45

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF PEMERINTAHAN DAERAH


(Permendagri Nomor 37 Tahun 2008)
7 Rumpun, 28 Jenis, dan 106 Nama Diklat :
7 Rumpun Diklat Teknis Substantif Pemerintahan Daerah: 1. Kepemimpinan Pemerintahan Daerah; 2. Manajemen Keuangan Daerah; 3. Manajemen Pemerintahan; 4. Manajemen Pembangunan Daerah; 5. Manajemen Kependudukan; 6. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; dan 7. Manajemen Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 46

DIKLAT FUNGSIONAL BINAAN KEMENDAGRI


Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dengan Diklat Fungsional Pengawas Pemerintah sebagai syarat Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan.

Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja dengan Diklat Fungsional Polisi Pamong Praja sebagai syarat pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja.
47

PERAN PEMERINTAH DAERAH


1. Menyeimbangkan alokasi dana untuk kegiatan di bidang kediklatan dengan proyeksi sekurang-kurangnya 2,5% dari belanja pegawai. 2. Menyelenggarakan kegiatan kediklatan dalam siklus manajemen diklat yang utuh, mulai dari pra-diklat, in-diklat dan pasca diklat. 3. Menyusun program diklat yang komprehensif disesuaikan dengan kebutuhan dan Anggaran dalam pencapaian visi dan misi pemerintah daerah. 4. Memonitor dan mengevaluasi pemanfaatan alumni diklat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan peningkatan kemampuan yang dapat dicapai melalui penyelenggaraan diklat. 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan diklat dengan pusat serta kegiatan pada Badan atau Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi, Kabupaten dan Kota. 6. Menyediakan aparatur yang sesuai dengan kompetensi di 48 bidang kependidikan.

49

IV REFORMASI DIKLAT APARATUR

Anda mungkin juga menyukai