Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Perkembangan IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah, tanaman, udara serta manusia. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama Pb, Cu, dan Hg. Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami etoksifikasi (keracunan) sehingga membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia. Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam dapat ditemukan dan menetap di alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisika kimia, biologis atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah dratis apabila bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia karena penggunaanya di bidang industri, pertanian atau kedokteran. Sebagian merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia atau faali. Dilain pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan bila terdapat dalam makanan, air atau udara (Darmono, 2001).

1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan logam Pb dan Sn? 2. Apa sajakah sifat-sifat dari logam Pb dan Sn? 3. Dimanakah keberadaan logam Pb dan Sn? 4. Apa sajakah dampak dari logam Pb dan Sn? 5. Bagaimanakah penanggulangan pencemaran yang disebabkan oleh logam Pb dan Sn? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui pengertian logam Pb dan Sn. 2. Mengetahui sifat-sifat dari logam Pb dan Sn. 3. Mengetahui keberadaan logam Pb dan Sn. 4. Mengetahui dampak-dampak dari logam Pb dan Sn. 5. Mengetahui cara menanggulangi pencemaran akibat logam Pb dan Sn.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Logam Pb dan Sn 2.1.1. Logam Pb Timah hitam adalah suatu unsur kimia dengan simbol Pb dengan nomor atom 82 dan juga merupakan salah satu logam berat yang lunak serta mudah dibentuk. Menurut Darmono (1995), Pb mempunyai sifat bertitik lebur rendah, mudah dibentuk, mempunyai sifat kimia yang aktif, sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan logam lain, membentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya, mempunyai kepadatan melebihi logam lain. Dalam kesehariannya timbal (Pb) disebut juga dengan timah hitam, secara internasional di sebut plumbum, dan dikelompokkan sebagai logam berat dengan lambang Pb. Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Logam Pb juga banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat (sebagai zat pewarna), penyepuhan, pestisida, dan yang paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada bensin. 2.1.2. Logam Sn Timah putih adalah suatu unsur kimia dengan simbol Sn dengan nomor atom 50 dan mempunyai karakteristik fisis yang hampir sama dengan timah hitam yaitu lunak dan mudah ditempa serta memiliki warna putih perak terkadang agak kekuning kuningan. Dalam jumlah yang besar timah putih dipakai sebagai unsur paduan terutama pada solder (bersama dengan timah hitam) pada zaman modern ini dan di dalam perunggu. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone.

Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimonbelerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak. 2.2. Sifat-Sifat Logam Pb dan Sn 2.2.1. Sifat-sifat Logam Pb Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam. Hal ini merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4) dan Kerusit (PbCO3), juga dalam keadaan bebas. Logam Pb memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni: 1. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap. 2. Lunak sehingga sangat mudah ditempa. 3. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat. 4. Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk) 5. Massa atom relative 207,2 6. Memiliki Valensi 2 dan 4. 7. Tahan Radiasi Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti berikut: Sifat Fisika 1) Fasa pada suhu kamar : padatan 2) Densitas 3) Titik leleh : 11,34 g/cm3 : 327,5 0C

4) Titik didih 5) Panas Fusi 6) Panas Penguapan 7) Kalor jenis Sifat Kimia 1) Bilangan oksidasi 2) Elektronegativitas 3) Energi ionisasi 1 4) Energi ionisasi 2 5) Energi ionisasi 3 6) Jari-jari atom 7) Radius ikatan kovalen

: 1749 0C : 4,77 kJ/mol : 179,5 kJ/mol : 26,650 J/molK

: 4,2,-4 : 2,33 (skala pauli) : 715,6 kJ/mol : 1450,5 kJ/mol : 3081,5 kJ/mol : 175 pm : 146 pm

8) Jari-jari Van Der Waals : 202 pm 9) Struktur Krista l 10) Sifat kemagnetan 11) Resistifitas termal 12) Konduktifitas termal : kubik berpusat muka : diamagnetic : 208 nohm.m : 35,3 W/mK

13) Timbal larut dalam beberapa asam 14) Bereaksi secara cepat dengan halogen 15) Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan plumbit. Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.

2.2.2. Sifat-sifat Logam Sn Sifat-sifat khusus logam Sn, yaitu: 1. Timah merupakan logam perak keputih-putihan. 2. Ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi.

3. Dalam keadaan normal (13 160 C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. 4. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. 5. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat.

Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti berikut: Sifat Fisik Timah (Sn) 1) Keadaan benda 2) Titik lebur 3) Titik didih 4) Densitas 5) Volume molar 6) Kalor penguapan 7) Kalor peleburan 8) Kalor jenis 9) Panas fusi 10) Tekanan uap 11) Kecepatan suara Sifat Kimia Timah (Sn) 1) Bobot atom 2) Berat jenis 3) Jari-jari atom 4) Jari-jari kovalen 5) Jari-jari van der Waals 6) Konfigurasi elektron 7) Elektron per tingkat energi 8) Bilangan oksidasi 9) Nomor atom 10) Nomor massa 11) Elektronegatifitas : 118.710 sma : 7,3 g/cm3 : 145 (145) pm : 141 pm : 217 pm : [Kr]4d10 5s2 5p2 : 2, 8, 18, 18, 4 : 4,2, -4 : 50 : 118,71 : 1,96 (skala pauli) : Padat : 505.08 K (449.47 F) : 2875 K (4716 F) : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu) : 16.29 10-6 m3/mol : 295.8 kJ/mol : 7.029 kJ/mol : 27,112 J/mol : 7,03 kJ/mol : 5.78 E-21 Pa at 505 K : 2500 m/s pada 293.15 K

12) Energi ionisasi 1 13) Energi ionisasi 2 14) Energi ionisasi 3 15) Jari-jari atom 16) Jari-jari ikatan kovalen 17) Jari-jari van der waals 18) Struktur kristal

: 708,6 kJ/mol : 1411,8 kJ/mol : 2943,0 kJ/mol : 140 pm : 139 pm : 217 pm : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)

19) Konduktifitas termal

: 66,8 W/mK

Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.

2.3. Keberadaan Logam Pb dan Sn Timbal (Pb) Air Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut

(termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh

fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan

zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi.

Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Udara

Salah satunya dampak aktivitas transportasi adalah terjadinya pencemaran udara, yaitu terjadinya emisi gas buang yaitu Timbal (Pb) merupakan logam berat yang bersifat toksin yang mempengaruhi lingkungan dan kesehatan manusia dan bersifat akumulatif. Penelitian ini bertujuan mengkaji kadar Pb di Udara di berbagai lokasi yang mempunyai tingkat kepadatan lalu lintas tinggi dan mengontrol/mengendalikan kadar Timbal (Pb) udara di berbagai lokasi ruas jalan yang mempunyai tingkat kepadatan lalu lintas kendaraan tinggi terhadap dampak kecerdasan anak. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel pada waktu padat lalu lintas yaitu hari kerja dan masih pada musim kemarau. Sampel diambil pada 4 (empat) lokasi yang padat lalu lintas dan 1 (satu) lokasi yang tidak padat lalu lintas, kemudian di analisis laboratorium, dimana metode pengambilan sampel dilapangan dengan gravimetri dan analisis spektrofotometri. Berdasarkan hasil penelitian kadar Timbal (Pb) tertinggi di perempatan padat kendaraan sebesar 2,41 g/Nm3 dan terendah 0,86 g/Nm3, dengan melihat hasil data ada kecenderungan bahwa semakin padat kepadatan kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin kadar Pb dalam udara juga meningkat, sehingga kecenderungan pengaruh kadar pencemaran Timbal (Pb) terhadap kesehatan meningkat. Sistem moda transportasi jalan adalah penyumbang emisi polutan umumnya diperkotaan disebabkan pengoperasian kendaraan yang terbesar di kota. Sumber Polutan merupakan unsur kimia dari emisi gas buang kendaraan transportasi jalan yang terdiri dari unsur O3 (ozon), CO (carbon monoksida), NO2 (natrium dioksida), SO2 (sulfur dioksida), Pb (plumbum atau timah hitam dan PM (partikulat) yang mencemari udara dan selanjutnya menyebabkan penyakit pada manusia (Denny, L, 2009). Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb in organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang laninya (Sudarmaji, dkk 2006). Sumber-sumber lain yang menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada bermacam-macam. Di antara sumber alternatif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida, peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar kendaraan bermotor, karena senyawa timbal yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan sangat mudah

menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor (Palar, 2004). Tanah Manusia Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah. Jumlah timbal yang ada di udara mengalami peningkatan yang sangat drastis sejak dimulainya revolusi industri di benua eropa. Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Senyawa tetraemil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraeti-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang sangat spesifik seperti bau bawang putih. Sulit larut dalam minyak, semua senyawa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa Pb dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam udara sehingga kemudian terhirup pada saat bernapas dan sebagian akan menumpuk dikulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan. Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Secara alamiah Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Selain itu proses korofikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb akan menyebabkan jumlah Pb

yang ada melebihi konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan diperairan. Keracunan yang ditimbulkan oleh logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam tubuh yang dapat melalui makanan, minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. Sebagian Pb yang terhirup akan masuk ke dalam pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapan itu sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat bernapas. Makin kecil ukuran partikel debu dan semakin besarnya volume udara yang dihirup akan semakin besar pula konsentrasi Pb yang diserap tubuh. Logam Pb yang masuk ke paru-paru melalui proses pernapasan akan terserap dan berikatan dengan darah di apru-paru kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih dari 90 % logam Pb yang terserap oleh darah berikatan dengan sel-sel darah merah. Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akn terakumulasi pada tulang. Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh. 2.4. Dampak Logam Pb dan Sn Timbal (Pb)

Air Pb dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Pb juga digunakan sebagai zat penyusun patri atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb (Saeni, 1997). Udara

Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan. Distribusi ukuran partikel dan kelarutan Pb dalam partikel juga harus dipertimbangkan biasanya kadar Pb di udara sekitar 2 g/m3 dan dengan asumsi 30% mengendap di saluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 g/per hari. Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen karbon dan lebih kecil dari yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 m) jumlah yang tertahan di alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan menunjukkan bahwa Pb berada dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kira-kira 90% dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 jam terakhir). Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 C dan 200 C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam atau oksidator. Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi skitar 8090% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat

dengan tempat lain karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi kandungan Pb pada bensin. Tanah Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian (akar, batang, daun dan buah). Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman dan menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang termasuk ke dalam kelompok omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar logam tersebut dari empat sumber utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta ternak (berupa daging, telur, dan susu). Tanaman Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang, akar dan akar umbi-umbian. Perpindahan timbale dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal yang tinggi ( 100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Tanaman dapat menyerap logam Pb pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organic tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman. Manusia Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anakanak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan

mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, dan minuman. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.

Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya. Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran,

mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI. Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang. Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh.

Secara umum efek timbal terhadap kesehatan dapat dikelompokkan sebagai berikut: Sistem syaraf dan kecerdasan Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf. Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan timbal memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah. Peningkatan kadar timbal dalam darah sebesar 10 g/dl hingga 20 g/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 g/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin. Efek sistemik Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL paling banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz (1995) dalam laporan WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 g/dl to 5 g/dl menyebabkan penurunan tekanan darah sebsar 1.25 mmHg. Pada wanita dewasa, hubungan antara BLL dengan tekanan darah tidak terlalu kuat dan jarang ditemukan. Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Efek timbal terhadap reproduksi Efek timbal terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah diketahui sejak abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk menggugurkan kandungan. Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah

dilaporkan dapat memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal. Logam Sn

Manusia Jumlah kecil timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Limit dalam makanan di Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hatihati. Timah juga digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok (timah putih), pada longsongan peluru (timah hitam). Poduk pangan kalengan terutama disebabkan karena interaksi antara logam dasar pembuat kaleng, yaitu Sn dan Fe yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan seperti perubahan warna, terjadi off-flavour, kehilangan nilai nutrisi, kekeruhan pada sirup dan terbentuknya karat pada kaleng. Selain itu bagian sambungan kaleng yang disolder dapat menyebabkan terjadinya kontak antara Sn dan Pb dari solder dengan produk pangan yang memiliki kadar asam rendah sehingga terjadi sulfide stain atau noda hitam pada produk kalengan. Logam Sn dan Fe yang merupakan logam dasar pembuat kemasan kaleng termasuk kedalam golongan logam berat. Jika produk pangan kalengan yang terkontaminasi logam berat masuk kedalam tubuh manusia akan menimbulkan suatu keracunan. Hal ini disebabkan toksikan dari logam berat mempunyai kemampuan untuk berfungsi sebagai co faktor enzim, akibatnya enzim tidak dapat berfungsi sebagaimana biasanya sehingga reaksi metabolisme terhambat. Tanah, air, tanaman dan udara Terbentuknya Kolong di darat, bukan terbentuk dari alam seperti halnya danau danau di daerah lain namun itulah hasil akhir dari penambangan timah yang tidak terkoordinasi dan bersifat ilegal biasanya membuat pelaku usaha meninggalkan lahan yang mereka kerjakan karena sudah tidak produkti dalam bentuk kolong seperti seseorang yang sedang membuat kolam tapi dengan

ukuran 10 sampai 1000 kali lebih besar dari kolam biasa, apa dampak yang terjadi dari pembentukan kolong ini o kolong akan menampung air dari hujan atau dari daerah yang lebih tinggi namun tidak dapat mengalirkannya kembali kedataran rendah secara baik sehingga pada saat curah hujan meningkat air yang tidak dapat tertampung akan meluap ke pemukiman warga setempat dan infrastruktur lainnya contohnya seperti jalan akan lebih mudah rusak, o akibat genangan air di kolong dan sedikitnya habitat mahluk hidup di tempat tersebut membuat perkembangan nyamuk demam berdarah meningkat lebih banyak, ini telah dibuktikan dengan banyaknya jumlah penderita demam berdarah yang jumlahnya terus meningkat, o sumur gali milik warga yang kurang begitu dalam akan sangat terganggu dalam hal volume air dan kualitas jika di sekitar sumur tersebut ada aktivitas penambangan timah, karna penambangan timah umumnya menggali tanah dengan kedalaman antara 8-20 meter, o kolong kolong dibangka memiliki sisa endapan logam dan lumpur yang dapat menyebabkan kematian bagi masyarakat setempat, karna , anak anak, remaja dan dewasa sering menggunakkanya sebagai sarana tempat bermain dan berenang. saat ini sudah banyak terjadi warga tenggelam dan meninggal di kolong, memang keberadaan kolong ini sering kali dimanfaatkan warga sekitar untuk MCK sebagi pengganti sungai yang terkontaminasi, tanpa di sadari unsur mineral logam dan asam yang belum mengendap dapat menjadi racun dan memiliki tingkat radiasi yang tinggi hal ini juga bisa menjadi pemicu tingginya penderita kanker. Rusaknya ekosistem di darat, lokasi penambangan dimulai dari bibir pantai hingga hutan produksi dan tidak sedikit hutan lindung/ konservasi menjadi target mereka entah itu dikerjakan secara legal ataupun ilegal, jadi sudah hampir setengah dari luas hutan di pulau bangka sekarang menjadi daratan pasir, membuat kayu jenis Garu, Meranti, seruk dsb menjadi sangat langka, Saat ini efek global warming pun sudah sangat terasa di pulau Bangka, walaupun awalnya memang sudah terkenal panas. Pantai pantai yang dulu terlihat eksotis kini terlihat sangat memprihatinkan banyak yang memang diurus tapi juga tidak

sedikit

rusak

dikarenakan

adanya

kegiatan

penambangan

disekitar

pantai

contohnya Pantai Rebo. kegiatan usaha ini juga banyak menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) mengalami pendangkalan akibat dari sisa lumpur tanah yang dibuang ke sungai selanjutnya akan menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir, dan tidak sedikit pula berakibat hilangnya anak sungai karena telah dibendung dan ditutup sebagai salah satu upaya dalam kegiatan penambangan ini.

2.5 Penanggulangan Pencemaran Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme akuatik (perairan).Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan, karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi. Beberapa hasil studi melaporkan, penggunaan mikroorganisme untuk menangani pencemaran logam berat lebih efektif dibandingkan dengan ion exchange dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitivitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih baik dari proses

pengendapan (presipitation) kalau dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya. Dengan kata lain, penanganan logam berat dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak berbahaya bagi lingkungan. Organisme Selular Sianobakteria merupakan organisme selular yang termasuk kelompok mikroalga atau ganggang mikro. Di alam, organisme ini tersebar luas baik di perairan tawar maupun lautan. Sampai saat ini diketahui sekitar 2.000 jenis sianobakteria tersebar di berbagai habitat. Berdasarkan penelitian terbaru, sianobakteria merupakan salah satu organisme yang diketahui mampu mengakumulasi (menyerap) logam berat tertentu seperti Hg, Cd dan Pb. Suhendrayatna (2001) dalam makalahnya, menjelaskan lebih rinci tentang proses penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme secara umum. Umumnya, penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme terdiri atas dua mekanisme yang melibatkan proses aktif uptake (biosorpsi) dan pasif uptake (bioakumulasi). a. Proses aktif uptake Proses ini juga dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan sianobakteria, dan/atau akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses metabolisme dan ekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari energi yang terkandung dan sensitivitasnya terhadap parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lainnya. Namun demikian, proses ini dapat pula dihambat oleh suhu rendah, tidak tersedianya sumber energi dan penghambat metabolisme sel. Peristiwa ini seperti ditunjukkan oleh akumulasi kadmium pada dinding sel Ankistrodesmus dan Chlorella vulgaris yang mencapai sekitar 80 derajat dari total akumulasinya di dalam sel, sedangkan arsenik yang berikatan dengan dinding sel Chlorella vulgaris rata-rata 26 persen. Suhendrayatna (2001) menambahkan, untuk mendesain suatu proses pengolahan limbah yang mengandung ion logam berat dengan melibatkan sianobakteria relatif mudah dilakukan. Proses pertama, sianobakteria pilihan dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air yang tercemar ion logam berat tersebut. Proses

pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang ditujukan agar sianobakteria berinteraksi dengan ion logam berat, selanjutnya biomassa sianobakteria ini dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa sianobakteria yang terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali atau kemudian dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan sianobakteria untuk menanggulangi pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat menarik dilakukan, baik oleh masyarakat, pemerintah maupun industri. Karena, sianobakteria merupakan organisme selular yang mudah dijumpai, mempunyai spektrum habitat sangat luas, dapat tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk hidup, mudah dibudidayakan dalam sistem akuakultur. b. Proses pasif uptake Proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben. Mekanisme passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara pertukaran ion di mana ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat; dan kedua adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus fungsional seperti karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil secara bolak balik dan cepat. Sebagai contoh adalah pada Sargassum sp. dan Eklonia sp. di mana Cr(6) mengalami reaksi reduksi pada pH rendah menjadi Cr(3) dan Cr(3) diremove melalui proses pertukaran kation. 2.6 Kegunaan Logam Pb dan Sn 2.5.1. Kegunaan Pb pelindung kabel listrik bawah tanah atau dasar laut pelat/sel-sel accu, untuk penghubung kutub dan akumulator sebagai gelang packing pembungkus saluran pipa air minum pembungkus baterai kering peluru senapan bahan kontruksi bangunan perisai radiasi nuklir

2.5.2. Kegunaan Sn melapisi logam-logam (baja, tembaga dll) untuk solder, stabilizer dalam plastic

dipergunakan sebagai alloy dengan logam lain pipa atau tabung yang dapat dilipat tube pasta gigi pelat lembaran yang dapat dibuat kaleng kontak penghubung dan rel-rel kotak skring pada alat-alat listrik

H. KASUS PADA LOGAM PB BEIJING, KOMPAS.com Sebanyak 24 anak, berusia sembilan bulan hingga 16 tahun, harus dirawat di rumah sakit karena keracunan timbal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik baterai di desa mereka di China timur. Itu merupakan kasus terbaru dalam serangkaian kasus keracunan timbal dari pabrik baterai di China dalam beberapa tahun terakhir. Kantor berita China, Xinhua, Rabu (5/1) malam, mengatakan, pihak berwenang setempat telah menutup dua pabrik baterai di Kabupaten Huaining di Provinsi Anhui setelah uji laboratorium menemukan bahwa setidaknya 200 anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi dalam darah mereka. Sebanyak 24 orang dari mereka bahkan harus dirawat di rumah sakit. Xinhua melaporkan, pabrik-pabrik itu terletak tepat di seberang jalan rumah warga meskipun peraturan menetapkan bahwa pabrik baterai tidak boleh terdapat dalam radius 500 meter dari komunitas perumahan. Laporan itu tidak menyebutkan, kapan pabrikpabrik itu mulai beroperasi, atau apa jenis baterai yang diproduksi pabrik-pabrik tersebut. Laporan itu juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak itu terpapar, tetapi pabrik-pabrik baterai dapat mencemari udara dan tanah dengan emisinya. China merupakan produsen dan konsumen terbesar timbal di dunia, yang merupakan sebuah komponen kunci dalam pembuatan baterai. Kasus-kasus baru kerancunan timbal secara rutin mencuat di negeri itu, yang menegaskan tingginya tingkat polusi di desa-desa di China. "Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Dia banyak berteriak," laporXinhua yang mengutip Huang Dazhai, ayah seorang bocah berusia lima tahun yang memiliki kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Dengan kandungan

timbal 100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada anak-anak. Racun Timah Hitam Tewaskan Ribuan Anak di Nigeria Tanpa sosialisasi mengenai bahaya timah hitam, kasus keracunan timah hitam di Nigeria akan makin merajalela

Anak-anak yang terkena keracunan timah hitam menunggu untuk diperiksa petugas kesehatan di Gusau, Nigeria (foto: dok). ABUJA Emas dan timah hitam diambil dari dalam tanah di negara bagian Zamfara, Nigeria. Penambang yang menggali dengan beliung dan sekop, semula adalah para petani miskin. Banyak dari mereka masih miskin sekarang, namun paling tidak, mereka bisa memberi nafkah yang cukup untuk keluarga mereka. Namun, debu timah hitam yang disebabkan oleh penggalian, telah menewaskan ratusan anak beberapa tahun terakhir ini, dan ribuan lainnya masih dirawat akibat keracunan timah hitam. Hamzat Lawal memimpin kelompok pengawas kegiatan pemerintah. Ia mengatakan meskipun kenyataannnya desa-desa itu telah dibersihkan, anak-anak di negara bagian Zamfara masih dalam bahaya terkena racun. Lawal mengatakan, pemerintah telah menyediakan dana 200 juta Naira (1,2 juta dolar AS) guna melatih tenaga kesehatan professional setempat, bagaimana merawat penderita keracunan timah hitam, tetapi dana itu belum dikeluarkan, jadi belum ada hasilnya. Dalam pertemuan terakhir dengan para pejabat Kementrian Kesehatan, mereka memberikan informasi mengejutkan, bahwa dnna 200 juta yang disediakan oleh badan

itu belum dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan. Bagi kami, itu suatu kejutan besar yang mengherankan," ujar Lawal. Menurutnya, melatih para dokter sangat penting karena organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas yang kini merawat penderita keracunan timah hitam di Zamfara, akan meninggalkan wilayah itu dalam 2 tahun. Lawal juga mengatakan jika penambang tidak dilatih dengan teknik keselamatan sederhana dan diberi bantuan dasar, seperti saluran air dan mesin penumbuk untuk menggantikan mesin-mesin penggilingan gandum yang dipakai selama ini, makin banyak anak akan terkena racun. Mereka perlu mendapat air bersih," kata Lawal. "Setelah selesai menambang, mereka harus mandi, minum dan berganti pakaian bersih sebelum pulang ke rumah. Dan mereka perlu menggunakan mesin-mesin itu. Tapi Lawal mengatakan, semua peralatan di dunia tidak akan melindungi anakanak, jika para penambang tidak diajari bagaimana dan mengapa harus

menggunakannya. Keracunan timah hitam adalah paling berbahaya bagi anak-anak di bawah 5 tahun dan bisa mengakibatkan kejang-kejang, gangguan belajar dan tingkah laku, kerusakan ginjal, kehilangan pendengaran dan kematian. Lawal menambahkan, setelah tiga tahun menderita, desa-desa yang tercemar racun timah hitam di negara bagian Zamfara kini telah dibersihkan dan anak-anak dirawat. Tapi ia mengatakan, jika tidak mulai melatih para dokter dan penambang, tragedi itu bisa terjadi lagi. Bupati Lebak propinsi Banten memberikan kuasa pertambangan (KP) Galena (PbS) kepada PT. Sasak, di Kecamatan Cibeber dengan luas areal penambangan 4.188 ha. Balai taman Nasional gunung Salak-Halimun mengklaim lahan pertambangan itu berada dikawasan hutan konservasi miliknya, sedang dinas pertambangan dan energy Lebak menyatakan lahan penambangan itu semula milik PT. Aneka Tambang Tbk yang tidak dieksplorasi dan bukan lahan pinjam pakai dari perum perhutani. Dalam diskusi terungkap dari 114.000 ha luas lahan kawasan TNGSH, sekitar 23.000 ha mengalami degradasi. Padahal kawasan TNGSH merupakan sumber plasma nuftah dan pengatur hidrologi, serta hulu dari daerah aliran sungai (DAS) Citarum, Cisadane dan Ciliwung. Saat ditanya mengenai PT. Sasak yang menambang galena (bahan galian PBS = mengandung timah hitam) dikawasan itu, kepala balai TNGSH mengatakan, masalah itu

sudah dilaporkan kepada atasannya di departemen Kehutanan. Berdasarkan atas dokumen yang ada, lahan itu bekas hutan produksi Perum Perhutani yang sudah dikembalikan ke TNGSH menjadi hutan konservasi. Pengalihan hutan itu berdasarkan keputusan menteri kehutanan no. 175/Menhut-II/2003. Dengan keputusan tersebut, luas kawasan TNGSH yang semula hanya 40.000 ha menjadi 113.357 ha. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi sempat mengatakan, berdasarkan klasifikasi dari PT. ANTAM, lahan penambangan adalah areal konsesi pertambangan perusahaan itu yang berasal dari zaman belanda. PT. ANTAM tidak pernah pinjam pakai lahan ke Perhutani. Bahwa kemudian menteri Kehutanan mengalihkan lahan, yang katanya milik Perhutani itu ke TNGSH, kami tidak tahu (Anonim, 2007-14). I. KASUS PADA LOGAM SN Bahan tandus dikepulauan Bangka dan Belitung sekelompok warga masyarakat mengadu nasib dengan menambang timah sisa. Mereka asik mencari pasir timah yang tersembunyi dibalik tanah. Pekerja laki-laki berada diatas alat pengayak sederhana terbuat dari kayu yang oleh warga setempat disebut sakan. Tanah dan air dari dalam lubang bekas galian tambang dipompa kesakan, mendulang air limpasan. Dari sakan ini pasir timah di dapatkan. Karena perbedaan berat timah akan tertinggal dialat pengayak, sedang tanah akian hanyut terbawa air. Pekerja perempuan mendulang dengan lempengan-lempengan plastik untuk mencari sisa-sisa pasir timah yang terbuang. Pasir timah yang terkumpul dapat langsung dijual. Biasanya para pekerja tambang, rakyat atau tambang inkonvensional ini menjual pasir timah kepada kolektor. Dari tangan kolektor selanjutnya timah dijual kepabrik pelabuhan timah (smelter). Harganya Rp.30.000-Rp.33.000 per kilogram. Mereka bekerja di lingkungan kuasa pertambangan PT timah dengan mendapatkan izin dari pemilik KP. Satu sakan biasanya menghasilkan 40 kg pasir timah, tetapi apabila baru naas hanya diperoleh beberapa kilogram saja. Untuk menyedot lumpur dan menyemprotkan air, sakan dibutuhkan 2 pompa diesel. Beroperasi selama 6 jam 2 pompa diesel membutuhkan 6 drum solar atau sekitar 120 liter. Beberapa tahun terakhir sekitar 2000 TI diperbolehkan menambang timah, dan segera merebak dimana-mana. Tidak hanya di areal bekas penambangan PT timah tetapi

juga di daerah-daerah yang sebenarnya dilindungi seperti hutan lindung, hutan bakau, tepi jalan raya dan daerah aliran sungai. Gubernur kepulauan Bangka Belitung pada berbagai kesempatan menegaskan, dirinya mempersilahkan masyarakat menambang timah, namun di ingatkan kegiatan penambangan harus sesuai dengan persyaratan dan tidak boleh merusak lingkungan. Ada skitar seribu hektar lahan bekas pengembangan dikepulauan Bangka Belitung, yang berlubang-lubang nyaris tidak tersentuh kegiatan reklamasi (Sarwono, 2007).

Anda mungkin juga menyukai