Anda di halaman 1dari 9

UNSUR-UNSUR HADIS

Untuk dapat dijadikan dasar hokum, sebuah hadis harus mempunyai sanad, matan dan rawi yang sahih. Kitab hadis di atas disusun oleh para perwai yang banyak dikenal umat Islam. Baca dan hafalkan surah berikut dengan tartil selama 510 menit! O0 !$# `uHq9$# Om9$# uqd %!$# @yr& &s!qu 3yg9$$/ ur d,ys9$# ntg9 n?t d9$# &j#. 4 4s"x.ur !$$/ #Ygx JptC Aq !$# 4 t%!$#ur mytB !#r& n?t $39$# !$uHxq NhuZt/ ( Ng1ts? $Y. #Y tbqtG6t Wxs z`iB !$# $ZRuqur ( Nd$yJ Ogdq_r `iB rOr& qf9$# 4 y79s Ng=sVtB p1uqG9$# 4 /S=sVtBur @gUM}$# ?tx. yltzr& mtx nuy$ts xn=tG$$s 3uqtF$$s 4n?t m%q =f t#9$# xu9 Nk5 u$39$# 3 ytur !$# t%!$# (#qZtB#u (#q=Jtur Mys=9$# Nk]B ZotB #_r&ur $JJt Artinya : 28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi. 29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath/48 : 2829 ) Sanad dan matan merupakan dua unsur pokok yang harus ada pada setiap hadis. Keduanya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Suatu berita tentang Nabi Muhammad saw, tanpa ditemukan rangkaian atau susunan sanad-nya, tidak dapat disebut hadis. Sebaliknya, suatu susunan sanad meskipun bersambung sampai kepada Nabi Muhammad saw, tanpa ada berita yang dibawanya., juga tidak dapat disebut hadis. unsur-unsur hadis meliputi sanad, matan, rawi, dan rijalus hadis. berikut ini akan dibahas unsur-unsur tersebut. A. Sanad Unsur pertama dalam hadis adalah sanad. Secara lugawiyah (etimologi), sanad berasal dari bahasa Arab. Bentuk jamaknya asnad atau sanadat, yang mempunyai beberapa arti, yaitu : 1. Al-mutamad, artinya yang menjadi sandaran atau tempat bersandar. 2. Sesuatu yang dapat dipegangi atau dipercaya; kaki bukit atau kaki gunung, dan 3. Tariq (jalan) Secara istilah, sanad didefinisikan sebagai berikut.

o&jfe fI qU d-=e fBfA Artinya : Silsilah orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadis. Yang dimaksud silsilah orang-orang adalah susunan atau rangkaian orang-orang yang menyampaikan materi hadis, sejak yang disebut pertama sampai kepada Nabi Muhammad saw. Sebutan sanad hany berlaku pada serangkaian orang-orang, bukan dilihat dari sudut pribadi secara perorangan. Menurut ahli hadis, sanad adalah sebagai berikut. o&U _} = oQ< 5 v artinya : berita-berita tentang jalannya matan. Yang dimaksud dengan jalannya matan pada definisi di atas adalah serangkaian orangorang yang menyampaikan atau meriwayatkan matan hadis, mulai perawi pertama sampai yang terakhir. Dua definisi di atas dipertegas dengan definisi yang lebih rinci sebagai berikut. dpv <9Ji oQ o&U qf^m o} ;e p=e fBfA p o&U _} = Artinya : Jalan matan hadis atau silsilah para perawi, yaitu yang menukilkan matan hadis dari sumbernya yang pertama (yaitu Nabi Muhammad saw). Selain istilah sanad, terdapat juga istilah-istilah lainnya, seperti isnad, musnad, dan musnid. Istilah-istilah itu mempunyai kaitan erat dengan istilah sanad. Isnad berarti menyandarkan, mengembalikan ke asalnya, dan mengangkat. Yang dimaksud adalah ufy ]e +}9< SY< (menyandarkan hadis kepada orang yang mengatakannya). Masnad mempunyai beberapa arti sebagai berikut. 1. Hadis yang diriwayatkan atau disandarkan atau diisnadkan kepada seseorang yang membawanya, seperti Ibnu Syihab az-Zuhri dan Malik ibn Anas. 2. Nama kitab yang menghimpun hadis-hadis dengan system penyusunannya berdasarkan nama-nama para sahabat perawi hadis, seperti Kitab Musnad Ahmad. 3. Nama bagi hadis yang memenuhi criteria hadis marfu. Musnid adalah orang yang menerangkan sanad satu hadis.

B. Matan Unsur hadis yang kedua adalah matan. Dari segi bahasa, matan mempunyai beberapa arti, yaitu. 1. Punggung jalan (muka jalan), tanah yang keras dan tinggi; 2. Membelah, mengeluarkan; 3. Mengikat, seperti mengikat busur dengan tali;

4. Jauh, sangat jauh. Menurut istilah, kata matan berarti berita yang berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir Nabi Muhammad saw. Yang terletak setelah sanad. Menurut istilah ilmu hadis, matan didefinisikan sebagai berikut. ue8 nAv =a:|;e +}92eCZm qtYh wbe oi9nBe u~e t&m oi Artinya : Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi Muhammad saw yang disebut sesudah disebutkan sanadnya.

Sementara itu, at-Tibi memberikan pengertian matan hadis sebagai berikut. u~mRi thq^&% 0e+}9<Ze Artinya : Lafal-lafa hadis yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu.

C. Rawi Pembahasan mengenai rawi akan diarahkan pada tiga masalah yaitu pengertian rawi, syarat-syaratnya, dan beberapa istilahkunci yang bertalian dengan periwayatan hadis. 1. Pengertian Rawi Rawi berarti orang yang meriwayatkan hadis. ada pula orang yang mengartikan bahwa rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis. Istilah rawi yang pertama sama dengan sanad, yaitu orang yang menerima hadis dan menyampaikannya kepada orang lain tanpa membuktikannya. Pada pengertian kedua, rawi lebih tepat disebut mudawwin (orang yang mengumpulkan dan membukukan hadis). Dalam ilmu hadis, riwayat adalah memindahkan atau menyampaikan suatu hadis dari seorang sabahat Nabi Muhammad saw, kepada orang berikutnya. Riwayat juga berarti membukukan hadis dalam satu kumpulan hadis dengan menyebutkan sanad-nya. Rawi pertama suatu hadis adalah sahabat Nabi Muhammad saw, sedangkan rawi terakhir adalah orang yang menulis atau mengumpulkannya, seperti al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud.

2. Syarat-syarat Rawi Kualitas suatu hadis, sangat ditentukan kualitas perawinya. Dalam system periwayatan hadis, seorang rawi harus memenuhi syarat-syarat yang penilaiannya cukup ketat dan efektif.

a. Adil Seorang perawi harus adil. Maksudnya perawi itu memiliki criteria sebagai seorang muslim, balig, berakal, orang yang memiliki sifat-sifat sempurna, baik yang

berhubungan dengan keimanan, ibadah, maupun akhlaknya sehingga terpelihara keimanan dan ketakwaannya. Ia selalu menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan mawas diri dari perbuatan yang dapat menodai sikap muruah, adil juga berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai dengan syariat Islam. Istilah lain yang sering dipakai untuk criteria ini adalah orang yang punya adalah.

b. Dabit Dabit adalah orang yang memiliki kekuatan dan kemampuan lebih. Dabit dikelompokkan menjadi dua, yaitu dabit sadran dan kitaban. 1. Dabit sadran adalah orang yang kuat dan luas hafalan serta daya ingatnya, tidak pelupa. 2. Dabit kitaban adalah orang yang teliti dan hati-hati dalam hal penulisan. Misalnya, dapat memelihara kitab hadis dari gurunya sebaik-baiknya sehingga tidak mungkin ada perubahan. Diantara para sahabat Nabi Muhammad saw, yang banyak meriwayatkan hadis adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Abu Hurairah meriwayatkan sebanyak 5.374 hadis. Abdullah ibn Umar meriwayatkan sebanyak 2.630 hadis. Anas ibn Malik meriwayatkan sebanyak 2.286 hadis. Aisyah Ummul Mukminin meriwayatkan sebanyak 2.210 hadis. Abdullah ibn Abbas meriwayatkan sebanyak 1.660 hadis. Jabir ibn Abdullah meriwayatkan sebanyak 1.540 hadis. Abu Said al-Khudri meriwayatkan sebanyak 1.170 hadis.

3. Beberapa istilah yang berkaitan dengan periwayatan hadis Hadis-hadis yang diriwayatkan dan dihimpun para mudawwin antara satu dan yang lainnya tidak sama. Suatu hadis mungkin diriwayatkan dua, tiga, empat perawi, atau lebih. Namun bisa jadi hadis yang lain hanya diriwayatkan seorang perawi. Berkaitan dengan itu, muncullah istilahistilah dalam periwayatan hadis untuk para perawi yang jumlahnya banyak. Istlah-istilah itu adalah sebagai berikut.

l6~E ) w*eu-=5

: Hadis yang diriwayatkan dua orang perawi, yaitu alBukhari dan Muslim.

) w*eu-=5 : Hadis yang diriwayatkan tiga orang perawi, yaitu Abu Dawud, at-Tirmizi, dan an-Nasai (penyusun Kitab as-Sanan).

Bj>u-=5

R<v u-=5 : Tiga orang perawi di atas ditambah dengan Ibnu Majah. Keempatnya sering disebut pula Ashab as-Sunan (ulama ahli hadis yang mengarang Kitab as-Sunan). : Istilah ini digunakan untuk menyebut empat orang perawi di ats ditambah dengan Ahmad.

RBe u-=5 &Be u-=5 : Istilah ini digunakan untuk menyebut perawi yang terdiri atas al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasai dan Ibnu Majah.

Qj: u-=5 : Istilah ini digunakan untuk menyebut perawi yang terdiri atas al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasai dan Ibnu Majah dan Ahmad. : Istilah ini digunakan untuk menyebut sebuah hadis yang diriwayatkan banyak ulama ahli hadis.

Untuk lebih memperjelas pengertian sanad, matan, dan rawi, bacalah dan perhatikan hadis berikut ini. d]kfApu~fQ fIne l =}=s) oQ jfA ) oQ 9jtioQ ?iQerp< wIga 9nQ !qBe kt% =i 0i2Q_El vqe Artinya : Dari Muhammad yang diterima dari Abu Salamah, yang diterimanya dari Abu Hurairah bahwa Rasululllah saw, bersabda. Seandainya tidak akan memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) setiap akan melakukan salat. (H.R. at-Tirmizi no. 22)

Kalimat =}=s)oQ 9j2ioQ disebut sanad. Adapun kalimat Disebut matan, wIga 9nQ !qBe kt% =i 0i2Q_El vqe

Sedangkan kalimat |;iQe disebut rawi.

D. Rijalul Hadis Setelah memahami sanad, matan dan rawi , pembahasan selanjutnya adalah mengenai rijalus hadis, atau para perawi hadis. Rijalus hadis adalah tokoh-tokoh terkemuka dalam bidang hadis yang diakui keabsahannya dalam periwayatan hadis. Untuk mengetahui seseorang termasuk sebagai rijalus hadis, telah dibahas dalam ilmu rijalus hadis, yaitu ilmu yang didefinisikan sebagai berikut. ks9R oipGR&ep 2Je oi +}9< p< oQ u~Y +2} kfQ Artinya : Ilmu yang membahas para perawi hadis, baik dari kalangan sahabat, tabiin, maupun orangorang (generasi) sesudah mereka.

Dalam studi tentang rijalul hadis ini, dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah hidup setiap perawi, antara lain. 1. Nama perawi, keadaan dan biografinya, laqab, atau title dalam bidang hadis, seperti dabit dan adil; 2. Mazhab yang dianut serta sifat para perawi; 3. Guru-guru yang memberi atau menyampaikan hadis kepadanya; 4. Murid-murid yang menerima hadis darinya; 5. Kedudukannya dalam ilmu hadis dan hasil karyanya dalam bidang hadis.

E. Ilmu Hadis Untuk mengetahui lebih lanjut pembahasan hadis, pada subbab ini akan diuraikan mengenai ilmu hadis. ilmu hadis adalah ilmu yang mengkaji atau membahas tentang segala yang disandarkan kepada Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir beliau. Secara garis besar, ilmu hadis dibagi dua yaitu ilmu hadis riwayah dan dirayah.

1. Ilmu Hadis Riwayah Pengertian ilu hadis riwayah adalah sebagai berikut. vq] kfAp u~fQ fI ne 1[~M i g^m 2Q gj&F} kfQ ZIp =}=^%p wRY p Artinya : Ilmu yang mencakup pembahasan tentang segala sesuatu yang dinukilkan/ diriwayatkan dari Nabi saw, baik mengenai perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun sifat-sifat beliau.

Objek pembahasan ilmu hadis riwayah adalah pribadi Nabi Muhammad saw, dilihat dari sifat-sifat khusus beliau sebagai nabi dan rasul. Tujuan dari ilmu hadis ini adalah untuk menghindari kesalahan dalam meriwayatkan segala sesuatu dari Nabi Muhammad saw. Adapun orang yang pertama kali menyusun ilmu ini adalah Muhammad ibn Syihab azZuhry (51-124 H/671-742 M) pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.

2. Ilmu Hadis Dirayah Ilmu hais dirayah disebut juga ilmu mustalah hadis yaitu. x8vp gj2&e ~Z~ap o&Up 9nBedq1 u X=R}kfQ d-=e$ZIp Artinya : Ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan hadis serta sifat-sifat para perawi hadis.

Objek pembahasan ilmu hadis dirayah adalah sanad dan matan dilihat dari segi sahih, hasan dan daifnya suatu hadis. tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui dan menetapkan antara dapat diterima atau ditolaknya, sahih atau tidaknya suatu hadis dari Nabi Muhammad saw. Orang yang pertama kali menyusun ilmu hadis dirayah adalah Abu Muhammad al-hasan ibn Abdurrahman ar-Ramahurmuzi 9265-360 H).

Wazifah (Tugas) Sering kita mendengar di masyarakat pro-kontra tentang suatu permasalahan yang bertalian dengan agama. Bahkan, terkadang terjadi klaim pembenaran masing-masing pihak/golongan. Keduanya mempunyai bukti-bukti dan dasar hukum yang kuat. Bagaimana cara menyikapinya agar kita dapat melihat permasalahan tersebut seobjektif mungkin? Diskusikan dengan teman kalian!

Karakter Bangsa : Kerja Sama Untuk mendapatkan sesuatu yang mendekati sempurna, suatu pekerjaan dapat dilakukan secara kerja sama. Misalnya dengan menelusuri sebuah hadis itu memerlukan sanad, matan, dan rawi. Dengan melakukan kerja sama maka para ulama akan mudah untuk menentukan istilah-istilah yang terdapat dalam hadis tersebut. Demikian halnya dengan kalian. Kalian juga harus mengandalkan kerja sama dalam mempelajari isi kandungan Al-Quran dan hadis. misalnya, kalian ingin mengetahui dalil untuk zakat. Kalian membagi pekerjaan dengan teman kalian. Salah satu dari teman kalian diminta untuk menjcari dalil yang ada di Al-Quran, sedangkan kamu sendiri mencari dalil dalam hadis. setelah ketemu, kemudian kalian hubungkan kedua dalil tersebut. Terutama, hubungan kedua dalil tersebut.

Mahfuzat (Kata Mutiara) u| ?.i cm Y #zE igjQp Dan lakukanlah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menerima balasannya.

Khulasah (Rangkuman) 1. Ada tiga istilah dalam hadis, yaitu sanad, matan dan rawi. a. Sanad adalah jalan yang menyampaikan ke matan hadis. b. Matan adalah materi/lafal-lafal hadis yang mengandung makna. c. Rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis. 2. Rijalul hadis adalah tokoh-tokoh terkemuka dalam bidang hadis yang diakui kualitas kepribadiannya dalam periwayatan hadis. 3. Ilmu hadis riwayah adalah ilmu yang membahas segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Ilmu hadis dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad, matan, dan rawi, serta cara-cara menerima dan meriwayatkan hadis.

Akhlak Karimah (Akhlak Mulia) Ustaz Abdul Halim adalah seorang dosen di Fakultas Syariah. Ia pernah didatangi mahasiswanya yang meminta penjelasan bahwa hadis Nabi Muhammad saw, yang dihimpun para ulama itu, benar-benar dari Nabi Muhammad saw, dan tidak melalui proses seleksi yang ketat. Dengan kata lain, tidak hanya sekedar ambil atau terima, lalu itu yang dikatakan hadis. Ustaz Halim merespons pertanyaan itu dengan mengatakan, Dalam persyaratan meriwayatkan hadis, orang yang berjalan menggunakan alas kaki, memakai tutup kepala, atau senang makan di warung pun menjadi perhatian dan penilaian penghimpun hadis. apalagi kalau perawi itu diketahui pembohong, pencuri atau pemaksiat. Ternyata mahasiswa ini puas dengan beberapa penjelasan dari Ustad Halim.

Anda mungkin juga menyukai