Anda di halaman 1dari 22

TINEA KORPORIS

Oleh: Galenisa Falinda S.P.


Pembimbing: dr. M. Wahyu Riyanto Sp.KK Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD dr. Soeroto Ngawi, Jawa Timur

Identitas
Nama Pasien : Tn. S Umur : 56 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Ngawi

ANAMNESIS
Keluhan Utama: gatal-gatal pada wajah,

leher Riwayat Penyakit Sekarang


gatal-gatal pada wajah, leher sejak 1

tahun yang lalu. Keluhan awalnya berupa kemerahan kecil di leher kemudian menyebar ke wajah, leher, dan ketiak. Gatal dirasa kadang-kadang, dan memberat ketika berkeringat

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa disangkal


Riwayat DM disangkal Riwayat pengobatan dengan salep,

keluhan tidak membaik Riwayat Penyakit Keluarga - keluhan serupa pada keluarga (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Status Generalis:

Keadaan Umum : baik


Vital sign

: tidak dilakukan

Pemeriksaan status dermatologis

ukk: pada regio wajah terdapat makula hiperpigmentasi dengan tepi aktif meninggi dan eritem, berbatas tegas.

Ukk:

Pada regio leher terdapat plak hiperpigmentasi dengan tepi meninggi, berbatas tegas

Pada regio axilla

terdapat patch hiperpigmentasi dengan tepi aktif eritem dan meninggi berbatas tegas

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding

- Tinea Korporis - Dermatitis Seboroik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan KOH

Tampak gambaran hifa

DIAGNOSIS
Tinea korporis

TERAPI
Ketokonazol cream 2x1

Ketokonazol tab 2x200 mg

PEMBAHASAN
Definisi

Tinea korporis merupakan dermatofitosis semua daerah kulit glabrosa (kecuali telapak tangan, telapak kaki dan selangkangan), termasuk juga tinea di daerah wajah (tinea facialis)

ETIOLOGI
Seluruh jamur dermatofit

Etiologi paling sering


T. rubrum T. mentagrophytes M. canus T. tonsurans

PATOGENESIS
untuk dapat meninmbulkan penyakit harus: 1. Adherence: perlekatan pada keratinosit, 2. Penetration: menembus sel/antar sel 3. Development of immune response: beberapa jamur dapat mengaktivasi komplemen atau faktor kemotaktik.

MANIFESTASI KLINIS
Terdapat beberapa varian. Gambaran klasik lesi anuler atau polisiklik atau

arkuata, bagian tepi eritem dengan penonjolan (papul atau vesikel). Bagian sentral biasanya berskuama, atau kesan seolah menyembuh (central clearing).

Varian Tinea sirsinata

Etiologi Semua dermatofit

Gambaran klinis Lesi anuler/polisiklik/arkuata, dengan central clearing dan skuama, tepi aktif melebar

Tinea imbrikata

T.concentricum

Lesi berskuama konsentris/ polisiklik, multipel melebar, dengan inflamasi minimal

Tinea facialis

Biasanya Trichophyton

Plak eritem berskuama, dengan atau tanpa tepi aktif

Tinea incognito

Infeksi dermatofit yang berubah Atipikal, dapat tanpa inflamasi karena glukokortikosteroid atau skuama, dapat berupa nodul atau menyerupai kerion

Pemeriksaan Penunjang
Mikroskopis: menggunakan KOH 10-30%.

akan didapatkan gambaran hifa diantara sel-sel epitel, bersepta dan bercabang

TERAPI
1.

TOPIKAL:

golongan azol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%, ketokonazol 2%), alilamin (terbinafin 1%, naftitin 1%), hidroksipiridon (siklopiroksolamin 1%)

diaplikasikan 2x sehari 2-4minggu/2 minggu setelah lesi menyembuh.

2.

SISTEMIK: jika lesi luas atau pengobatan topikal gagal


Griseofulvin microsized 500mg/hari (2-6 minggu; ketokonazol 200mg/hari 4 minggu itrakonazol 100mg/hari 2 minggu atau 200mg/hari 1 minggu terbinafin 250mg/hari 1-2 minggu (anak-anak: 36 mg/kg/hari)

TERAPI NONMEDIKAMENTOSA
Menjaga kebersihan

Menghindari menggaruk di daerah lesi


Menggunakan obat dengan teratur

Anda mungkin juga menyukai