terdapat pada konsentrasi rendah dalamsistem, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan-antarmuka pada sistem tersebut, yang molekulmolekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yaitu ujung kepala yang suka terhadap airdan ujung ekor yang tidak suka dengan air. Surfaktan bersifat amphifilik
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu : 1. Larut dalam minyak, misal senyawa polar berantai panjang, fluorokarbon, dan silikon. 2. Larut dalam air, misal anion, kation, nonion, dan amfoter.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (CMC) . Misel adalah molekul-molekul surfaktan yang mulai berasosiasi karena penambahan surfaktan berikutnya, pada suatu saat akantercapai keadaan dimana permukaan-antarmuka sudah jenuh/tertutupi oleh molekul surfaktan dan adsorpsi surfaktan kepermukaan-antarmuka tidak terjadi lagi.Konsentrasi Misel Kritis (KMK) adalah konsentrasi dimana mulai terbentuk misel. Klasifikasi SurfaktanaBerdasarkan sumber bahan baku pembuatannya, yaitu : 1. Surfaktan dengan bahan baku petroleum 2. Surfaktan dengan bahan baku batubara 3. Surfaktan dengan bahan baku lemak atau minyak 4. Surfaktan dengan bahan baku karbohidrat.
Berdasarkan struktur ion, yaitu : 1. Surfaktan kationik 2. Surfaktan anionik 3. Surfaktan nanioni 4. Surfaktan amfolitik
Fungsi Surfaktan: 1. Menurunkan tegangan permukaan 2. Meningkatkan kelarutan suatu zat 3. Sebagai pembasah 4. Sebagai emulgator 5. Sebagai detergent 6. Sebagai Foaming -Antifoaming Agent 7. Sebagai Antistatik dan Antifogging Agent Produk Surfaktan: 1. Sabun 2. Detergen 3. Pasta gigi 4. Disinfektan 5. Mouth Wash 6. Kosmetik Cara Biasa Mengetahui Keberadaan Surfaktan : 1. Terbentuknya busa 2. Kebasahan (lapisan tipis) pada dinding dari suatu wadah 3. Terjadi emulsi 4.
Kemampuan dari pewarna alami dan sifat-identik dibebaskan dari sertifikasi kurang daripada pewarna sintetis untuk sertifikasi. Selain itu, pewarna dibebaskan yang berasal dari tumbuhan cenderung kurang stabil, lebih bervariasi di tempat gelap, dan lebih mungkin untuk menciptakan rasa yang tidak diinginkan dan terjadi migrasi ke dalam produk makanan. Komposisi pewarna alami ini bervariasi dengan varietas tanaman, wilayah geografis dan musim. Penambahan bahan, pewarna ini lebih mungkin mengandung tingkat kontaminan yang lebih tinggi dan tidak tersedia di suplai. 1. Antosianin Antosianin adalah pigmen merah dan biru yang terdapat di banyak buahbuahan, sayuran dan bunga seperti cranberry, strawberry, anggur blueberry, apel, jagung India, dan mawar.
Karotenoid. Karotenoid dapat menyebabkan warna yaitu oranye, kuning dan pigmen merah dalam berbagai macam tumbuhan dan hewan, termasuk wortel, tomat merah, mentega, keju, paprika, minyak sawit, biji jagung, kelopak marigold, annatto dan salmon merah. c. Betalains. Betalains yang mendirikan dalam anggota keluarga Centrospermae tanaman seperti bit merah, lobak, buah kaktus, pokeberries, bugenvil, dan bunga amaranthus.
d. Klorofil. Klorofil, yang paling melimpah alami pigmen tanaman, merupakan pigmen hijau dan zaitun hijau pada tumbuhan hijau. e. Lain-lain Karmin atau ekstrak zat pewarna merah adalah bahan pewarna yang diperoleh dari serangga Coccus Cacti.
Pertimbangan Toksikologi Kepedulian untuk keamanan adalah hal yang umum dalam penggunaan bahan pewarna makanan. Bahan pewarna dianggap aman di satu negara, bagaimanapun, tidak dapat dianggap aman di dunia.