Anda di halaman 1dari 20

Aplikasi Sifat Semikonduktor pada Light Emiting Dioda

Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan- bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektronelektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar. Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya 'jauh' dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari katannya.

Ikatan atom tembaga :

Pada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah dari satu nucleus ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan potensial listrik, elektron-elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus listrik. Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah, dan dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron- elektron ini. Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling "semikonduktor" adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.

Semikonduktor : Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis () antara konduktor dan isolator yakni sebesar sd ohm.m

Semikonduktor : Bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV.

Susunan Atom Semikonduktor Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si), Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen .Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak mengandung unsur silikon. Dapatkah anda menghitung jumlah pasir dipantai.

Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (K), struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut : Struktur dua dimensi kristal silikon.

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarakan listrik. Pada suhu kamar ada beberapa ikatan kovalen. yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik. Ahli-ahli fisika terutama yang

menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang mengahantarkan listrik. diharapkan akan dapat

Bahan- bahan semikonduktor : TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom - atom dengan jumlah elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In) TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)

PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb)

Ada 2 jenis bahan semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semi konduktor ekstrinsik (tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipa P dan tipe N.

1. Semikonduktor intrinsik

Semikonduktor IntrinsikMerupakan semikonduktor murni dan tidak cacat , contoh Silikon Murni.

Semikonduktor intrinsik pada suhu yang sangat rendah: Semua elektron berada pada ikatan kovalen Tak ada elektron bebas atau tak ada pembawa muatan sehingga bersifat sebagai isolator Semikonduktor intrinsik pada suhu kamar: Agitasi termal menyebabkan beberapa elektron valensi keluar dari ikatan kovalen menjadi elektron bebas sebagai pembawa muatan negatif Munculnya elektron bebas diikuti dengan terbentuknya hole (lubang) sebagai pembawa muatan positif, peristiwanya disebut pembangkitan (generation) Jika dipasang beda potensial, terjadi aliran arus (sebagai konduktor dengan konduktansi rendah)

Pembawa muatan pada semikonduktor intrinsik :

2. Semikonduktor ekstrinsik

semikonduktor yang memperoleh pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing, yakni : Pengotoran oleh atom pentavalent spt P, As, Sb, atom pengotornya disebut atom donor ; pembawa muatan: elektron ; pengotoran oleh atom trivalent spt B, Ga, In; atom pengotornya disebut atom akseptor; pembawa muatan: hole

Tujuan doping: meningkatkan konduktivitas semikonduktor, dan memperoleh semikonduktor dengan hanya satu pembawa muatan (elektron atau hole) saja Perbandingan doping:

Dopant adalah atom pengotor. Atom-atom dopant pada semikonduktor tipe-N adalah atomatom pentavalent dan dinamakan atom donor, sedangkan pada semikonduktor time-P trivalent dan dinamakan atom akseptor.

Tipe-N Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor)akan memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan elektron. doping atom pentavalen

Tipe-P Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan trivalen yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

Doping atom trivalen

Resistansi Semikonduktor tipe p atautipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.

Piranti semikonduktor :

Beberapa piranti semikonduktor: diode pertemuan pn, transistor, termistor, SCR (silicon controlled rectifier), IC (Integrated Circuit).

Dioda Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan. Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benarbenar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan. Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau germanium. Sejarah Dioada Walaupun dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun. Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan istilah dioda yang berasal dari di berarti dua, dan ode (dari ) berarti "jalur".

Dioda Termionik Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan elektroda-elektroda di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar. Dalam dioda katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara tidak langsung memanaskan katoda (Beberapa dioda menggunakan pemanasan langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus juga sebagai katoda), elektroda internal lainnya dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju, elektroda logam disebelah yang disebut anoda diberi muatan positif jadi secara elektrostatik menarik elektron yang terpancar. Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan anoda yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya, aliran listrik terbalik apapun yang dihasilkan dapat diabaikan. Dalam sebagian besar abad ke-20, dioda katup termionik digunakan dalam penggunaan isyarat analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini, dioda katup hanya digunakan pada penggunaan khusus seperti penguat gitar listrik, penguat audio kualitas tinggi serta peralatan tegangan dan daya tinggi. Dioda Semikonduktor Sebagian besar dioda saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n semikonduktor. Pada dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi tipe-n (katoda), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Tipe lain dari dioda semikonduktor adalah dioda Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.

Jenis Dioda Semikonduktor Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektroda ataupun jenis pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, dioda laser dan dioda MOSFET. Dioda biasa Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan dioda penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida (kuprox)dan selenium, pertemuan ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi (biasanya 1.41.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahan yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari dioda silikon untuk rating arus yang sama. Dioda bandangan Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur melebihi tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan dengan dioda Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai dioda Zener, padahal dioda ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada terjadinya bandangan yang menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara dioda bandangan (yang mempunyai tegangan dadal terbalik diatas 6.2 V) dan dioda Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, dioda bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener berkoefisien negatif. Dioda Cat's whisker Ini adalah salah satu jenis dioda kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena atau sepotong

batu bara. Kawatnya membentuk anoda dan kristalnya membentuk katoda. Dioda Cat's whisker juga disebut dioda kristal dan digunakan pada penerima radio kristal. Dioda arus tetap Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung ke kaki sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih lanjut. Esaki atau dioda terobosan Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif. Dioda Gunn Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.

Macam Macam Dioda dan Simbolnya Secara umum semua diode memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Macam-macam diode pada dasarnya terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik diode dikenali melalui nama elektrodenya yang khas yaitu : anode dan katode. Diode dibedakan menurut fungsinya, disini dalam refresentasi simbolik dilukiskan secara berbeda demikian pula karakteristiknya. Rectifier Diode : berfungsi sebagai penyearah

Rectifier Diode Zener Diode : berfungsi sebagai regulator

Zener Diode LED : berfungsi sebagai indikator dan display

LED Diode Foto Diode : berfungsi sebagai sensor cahaya

Foto Diode Schothly Diode : berfungsi sebagai saklar kecepatan tinggi

Schothly Diode Tunnel Diode : berfungsi sebagai osilator

Tunnel Diode Varaktor Diode : berfungsi sebagai pengganti variable kapasitor

Varaktor Diode

Light Emiting Dioda (LED)

1. Defenisi Light emitting diode adalah suatu komponen listrik yg banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.LED dapat memancarkan cahaya sama seperti lampu biasa,namun terdapat perbedaan yang mendasar,yaitu pada LED cahaya yang dipancarkan bukan hanya berwarna putih dan pada LED tidak terdapat filament seperti pada lampu bohlam biasa. LED tidak lain tersusun dari bahan semikonduktor yang sudah didoping.Pada mulanya LED,dihilangkan impuritiesnya sedemikian rupa,kemudian ditambahkan impurities dalam jumlah sedikit untuk memberikan suatu sifat unik,yang dapat menghantarkan elektron atau menghambat elektron dalam bergerak.Sifat unik dikenal sebagai p-n junction. Belakangan ini LED (Light Emitting Diode) menjadi booming lantaran LED merupakan solid state of light yang bakalan menggantikan sumber cahaya lain yang dinilai sudah usang. Mengapa? Karena LED mempunyai banyak keunggulan daripada sumber cahaya lain, namun di balik semua keunggulan itu LED juga mempunyai kekurangan. Keunggulan LED yang paling utama adalah hanya membutuhkan paling sedikit energi listrik daripada sumber cahaya lain, dalam hal intensitas cahaya yang dihasilkan. Itu sebabnya LED diaplikasikan ke peralatan rumah tangga maupun peralatan elektronik yang lain seperti televisi.

Lampu LED pada umumnya adalah tipe downlight (cahayanya mengarah ke bawah) seperti halnya lampu etalase di toko-toko perhiasan, jam tangan, maupun toko-toko lainnya. Hal ini dikarenakan keunggulan dan kekurangan LED itu sendiri, dimana LED diproduksi dan didesain mengeluarkan cahaya yang bersinar terang pada sudut tertentu dari LED tersebut, jadi tidak lagi diperlukan reflector (rumah lampu pijar untuk mengarahkan dan memperkuat intensitas sinar yang dihasilkan lampu pijar). Untuk memahami karakteristik LED, Anda harus mengerti bagaimana dioda itu bekerja, karena LED adalah varian dari komponen dioda. Dalam tulisan ini saya tidak akan menjelaskan karakteristik dioda secara detail seperti halnya dalam mata pelajaran Fisika maupun mata kuliah Elektronika Dasar.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat 3 hal penting dalam LED.Pertama adalah Ptype yang disebut hole,N-type yang tersusun atas elektron dan depletion zone yang merupakan daerah normal / tiada muatan berlebih.Pada LED dapat terbentuk daerah P dan daerah N dikarenakan telah diperlakukan doping pada material tersebut.Yaitu sedikit impurities dimasukan kedalam material semikonduktor murni.Untuk membuat P-type impurities yang biasa digunakan adalah boron atau galium,sedangkan untuk Ntype,impurities yang biasa digunakan adalah fosfor atau arsenic.

Saat N-type dihubungkan dengan sisi negative dan P-type dihubungkan dengan sisi positif dari sumber listrik.Maka akan terjadi arus listrik pada LED.Arus listrik tersebut tersusun atas elektron-elektron bebas.Dan elektron bebas tersebut dapat memasuki hole pada P-type yang menyebabkan elektron tersebut akan terikat pada lower orbital dari atom semikonduktor.Seperti yang sudah diketahui bahwa elektron pada arus listrik dianggap menempati conductance band,yang memiliki tingkat energy lebih tinggi dari atom semikonduktor.Dan bila terjadi ikatan antara elektron dan atom semikonduktor berarti elektron mengalami penurunan tingkat energy yang berakibat pada dipancarkannya energy dalam bentuk foton Besarnya foton yang dipancarkan tergantung pada gap energy antara pita konduktansi dan orbital atom.Bila semakin besar maka frekuensi foton yang dipancarkan maka semakin besar pula.Dan hal tersebut berakibat pada warna cahaya yang berbeda-beda.

2. Kenapa LED bisa menghasilkan cahaya? Light-emitting diode (LED) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya

monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai,. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda

dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.

Gambar 1 Dioda bersinar

Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah tampak, dan ultraungu. Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi karena dioda biasanya

digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik (AC: alternating current) menjadi arus searah (DC: direct current). Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan
menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.

LED akan menyala apabila ada arus yang mengalir melewatinya. Ketika LED dihubungkan dengan tegangan AC, LED akan bercahaya dan terus berkedip, tetapi berhubung mata kita tidak dapat melihatnya maka terlihat menyala terus, karena tegangan AC yang kita pakai adalah 50 Hz (Hertz; artinya 50 kali hidup-mati dalam waktu 1 detik).
3. Warna LED

Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:

aluminium gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah gallium aluminium phosphide - hijau gallium arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru gallium phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau zinc selenide (ZnSe) - biru indium gallium nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru indium gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau silicon carbide (SiC) - biru diamond (C) - ultraviolet silicon (Si) - biru (dalam pengembangan) sapphire (Al2O3) - biru

Kekurangan LED yang lain adalah untuk pemakaian LED 1 Watt ke atas (High Power LED), dibutuhkan heat sink sebagai pendingin, karena High Power LED mengeluarkan panas yang harus dialihkan dan dibuang agar tidak merusak LED itu sendiri. Biasanya kita dapat melihat pada casing lampu LED produksi pabrik-pabrik yang menggunakan kisi-kisi aluminium pada casing-nya, ini digunakan untuk membuang panas LED yang digunakan pada lampu LED tersebut. Bagaimana kita dapat mulai mengadopsi penggunaan LED dalam kehidupan sehari-hari? Hal ini tentunya berhubungan dengan keadaan finansial kita masing-masing. Apabila

Sumber Pustaka : http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=141 http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/teknik/elektronika/elektronika-dasar-I-univnegeri-jember/bab06-bahan-semikonduktor.pdf http://staff.uny.ac.id/system/files/pendidikan/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Bahan%20Semikon duktor.pdf cheung, nathan. semiconductor and Carier Concentration. UC Berkeley Http://cnej.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai