Anda di halaman 1dari 3

cluttering (gangguan irama bicara).

Menurut Daly dan Burnett (1999), cluttering (atautachyphemia) merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya karena tingkat berbicara yang cepat, irama tidak menentu, sintaks atau tata bahasa yang miskin, dan tampilnya kata-kata atau kelompok kata yang tidak berhubungan dengan kalimat. Untuk istilah dalam bahasa Indonesia nya saya menggunakan kata berbicara kacau. Orang dengan bicara kacau ini mungkin mengalami rentang perhatian yang pendek, konsentrasi dan organisasi pemikiran yang buruk, ketidakmampuan untuk mendengarkan, dan kurangnya kesadaran bahwa pembicaraannya tidak dimengerti. Bicara kacau kadang-kadang rancu dengan gagap (stuttering), suatu gangguan bicara yang lebih dikenal oleh masyarakat. William Smith membedakan kedua hal ini dengan menjelaskan bahwa stuttering (gagap) adalah gangguan kelancaran bicara yang berupa adanya pengulangan, perpanjangan, penghentian pada kata dan suku kata tertentu. Sementara cluttering (bicara kacau) adalah gangguan bicara yang ditandai dengan adanya irama yang sangat cepat sehingga terjadi misartikulasi dan pendengarnya sulit mengerti. Orang yang gagap biasanya mengalami ketidaklancaran pada suara awal, ketika mulai berbicara, kemudian menjadi lebih lancar ke arah akhir ucapannya. Sebaliknya, orang dengan bicara kacau menunjukkan suara paling jelas pada awal ucapan, tetapi kecepatan berbicara makin meningkat dan makin sulit dimengerti menjelang akhir ucapan. Bicara kacau juga ditandai oleh bicara cadel untuk suarar dan l serta bicara monoton yang mula-mula keras kemudian melemah menjadi gumaman. Hasil penelitian menunjukkan, orang yang bicara kacau banyak juga gagap, dan sering kali bicara kacau ditutupi oleh kegagapan. Pada beberapa individu, bicara kacau muncul setelah ia mampu mengontrol gagapnya atau gagapnya mulai berkurang. Dampak psikologis
b. Cluttering :ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi sehingga sulit dimengerti. Terdapat 3 type yaitu: 1. Distorsi : pengucapan yang tidak jelas 2. Substitusi : penggantian ucapan menjadi bunyi yang lain 3. Omisi : penghilangan bunyi-bunyi Ganguan saraf lain yang dapat menimbulkan ganguan bicara adalah Apraxia atau dikenal dengan motorik-fonetik (Jack dan Robin, 2010), yaitu gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan bagian otak yang berhubungan dengan proses bicara yang mengakibatkan ketidakmampuan menerjemahkan bentuk gramatikal kedalam susunan fonetik yang benar.Penderita biasanya mengalami kesulitan, susunan fonetis, irama dan waktu, atau berbicara sesuatu yang berbeda dari yang dimaksudkannya.

Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda.

Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.

Gelisah
Keadaan gelisah dapat disebabkan oleh perkembangan massa didalam tengkorak, kandung kemih yang penuh, atau nyeri. Setelah ketiga hal tersebut dapat dipastikan dan diatasi, baru boleh diberikan sedatif. Mengikat penderita hanya akan menambah kegelisahan, yang justru akan menaikkan tekanan intrakranial. 8. Kejang-kejang harus segera diatasi karena akan menyebabkna hipoksia otak dan kenaikan tekanan darah serta memperberat edem otak. sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/cedera-kepala_29.html#ixzz2l9oIom8f Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

Alasan kedua mengapa penderita migrain memiliki kemungkinan tertinggi dari depresi adalah karena keduanya, baik depresi maupun migrain, mengubah komposisi kimiawi di dalam saraf otak, terutama neurotransmiter yang disebut norepinephrine dan serotonin. Serotonin adalah sejenis komposisi kimia yang diyakini memiliki peran penting dari pengaturan suasana hati dan rasa nyeri. Penderita depresi dan migrain mengalami pengurangan tingkat serotonin di dalam otak. Kerentanan dari sisi komposisi kimiawi membuat pasien depresi cenderung mengalami migrain dan pasien migrain yang mengalami depresi. Tingkat serotonin yang rendah juga dapat menyebabkan perubahan vaskular dan perubahan aliran darah secara dramatis di dalam otak. Ini merupakan alasan mengapa dokter Anda kemungkinan akan memberikan obat antidepresi untuk mengatur kadar serotonin di dalam otak..

Melihat bayangan
Obat-obatan seperti alkohol, mariyuana, LSD dan kokain mempunyai efek yang sangat besar terhadap otak dan akdang menyebabkan halusinasi. Akan tetapi, obat-obatan dapat mengubah kesadaran pemakainya, sehingga seolah-olah otak melihat sesuatu yang tak kasat mata. Proses kita melihat hantu mungkin dapat dijelaskan seperti itu. Kekurangan oksigen di otak juga dapat mempengaruhi sel dalam kulit otak dan akan menimbulkan munculnya terowongan serta efek cahaya putih.

Kemungkinan korban tindak kekerasan seperti pembunuhan menghasilkan zat kimia seperti adrenalin atau muatan listrik tegangan tinggi secara berlebihan dalam tubuhnya. Kelebihan ini dapat memicu munculnya bayangan atau medan energi ke udara sekelilingnya. Dalam kondisi yang tepat bentuk ini mungkin akan tampak seperti hologram, suatu bayangan yang tidak jelas wujud fisiknya. (Halaman )

Anda mungkin juga menyukai