Anda di halaman 1dari 34

Keterampilan Prosedural Bedah Minor (Minor Surgery) Dalam ranah pembedahan, baik bedah mayor maupun minor, tidak

bergantung pada perlu tidaknya obat penghilang sakit. Namun secara umum, semakin invasif suatu prosedur bedah, maka diperlukan medikasi nyeri yang jangka waktunya lebih panjang, dosis lebih sering dan lebih besar. Teknik bedah minor sendiri berkembang sejalan dengan berkembangnya teknik anestesia. Ketika ditemukan teknik anestesi yang lebih aman dan lebih kompleks pada akhir abad ke- !, dan pada perkembangan lanjut diketemukan teknik-teknik anestesi lokal, blokade saraf dan anestesi regional, maka lingkup pembedahan juga semakin meluas. lstilah bedah minor "operasi kecil# dipakai untuk tindakan operasi yang ringan. Dalam kamus dinyatakan bahwa bedah minor tidak untuk membuka rongga tubuh dan hanya menyebabkan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali perubahan fisik. $edah minor biasanya dikerjakan dengan anestesia lokal seperti mengangkat tumor-tumor jinak atau kista pada kulit, sirkumsisi.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 28

ekstraksi kuku, penanganan luka dan lain-lain. %ontoh lain prosedur bedah minor meliputi & 'ascular cut-down pada suatu arteri atau vena "misalnya pembuluh darah jugular atau femoral# $iopsi jaringan yang tidak dilakukan pada bagian rongga tubuh atau dengan luas area biopsi yang besar "terbatas hanya pada kulit, otot, atau dengan teknik endoskopi#. (kstraksi gigi dan bedah mulut yang tidak melibatkan tulang. )urgical repair pada cedera superfisial. )kin*subcutaneous implants. %losed castrations. +rthroscopy. Teknik bedah minor memerlukan prosedur tepat dalam hal anestesi, analgesia, teknik sterilisasi, penutupan luka "meliputi penjahitan luka, dan*atau pembalutan#, perawatan luka sesudah operasi, dan monitoring yang cermat sesudah operasi sampai sembuh atau mencapai status kesehatan normal.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 29

Peralatan ,nstrumen bedah umumnya didesain dan dibuat dengan tingkat presisi yang tepat. ,nstrumen nondisposable harus tahan lama, mudah untuk dibersihkan dan disterilkan. -arus tahan terhadap perubahan fisik dan efek bahan kimia seperti cairan,sekret, bahan pencuci, tingkat kelembaban dan temperatur yang tinggi serta metode sterilisasi metoda. Karena alasan ini, kebanyakan terbuat dari bahan stainless-steel yang berkualitas tinggi. )elain itu juga dilapis dengan bahan dari campuran logam chromium dan vanadium yang awet dan tahan korosi meski dengan pemakaian berkalikali. )ebenarnya banyak macam instrumen bedah, seiring peningkatan teknik bedah yang dipakai. Namun secara garis besar instrumen bedah dapat dibagi dalam empat kelompok kategori yang didasarkan pada fungsi alat, sebagai berikut & ,nstrumen pemotong "cutting and dissecting instruments#. ,nstrumen pemegang "grasping, clamping and occluding instruments#.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 30

,nstrumen penarik*peregang "retracting and e.posing instruments#. ,nstrumen*alat jahit "tissue unification,woundclosing instruments and materials#. Terdapat juga instrumen-instrumen khusus

meliputi dilators, peralatan suction, peralatan elektrik seperti elektrokauter, endoscope, peralatan fiber-optik, ultrasonic-tissue destructor, cryotome, peranti laser, dan lain-lain. Namun instrumen jenis ini tidak diperkenalkan disini. Instrumen Pemotong /ungsi instrumen ini adalah untuk membelah atau memisahkan jaringan, jahitan, balutan dan lain-lain. ,nstrumen ini bagian permukaan yang tajam, meliputi pisau, gunting, gergaji, osteotome, bor, pahat, kuret, jarum biopsi, pensil diatermi, dan lain-lain. Skalpel (pisau bedah) Terutama digunakan untuk melakukan insisi atau diseksi pada permukaan kulit dengan trauma minimum.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 31

0isau terdiri dari batang skalpel dan bilah bisturi yang tajam yang dapat dibongkar-pasang.

$atang skalpel dan bilah pisau atau bisturi tersedia dalam berbagai ukuran sesuai keperluan. )eperti bilah no. 1 untuk pemakaian umum pada insisi sederhana dan skin-graft2 bilah no. yang mempunyai ujung runcing dengan sisi tajam yang lurus untuk membuat tusukan "misalnya pada abses#2 dan bilah no. 3 yang dipakai untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi, seperti operasi pada tangan dan eksisi jaringan parut.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 32

$atang skalpel dengan ukuran + 4 5 digunakan pada bilah yang lebih kecil "ukuran 4 1- 3#, sementara batang ukuran +4 6 digunakan pada bilah lebih besar "ukuran 4 71-75#.

Penggunaan skalpel ,nsisi dimulai dengan menusukkan ujung mata pisau dan dilanjutkan dengan mengiris pinggir luka secepat mungkin. 0otongan pada umumnya dilakukan dari arah kiri ke kanan operator.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 33

)aat melakukan insisi yang panjang dan lurus, skalpel dipegang secara horisontal antar ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan jari manis dan jari kelingking memegang ekor batang skalpel. )ementara pada insisi yang pendek atau tipis, skalpel dipegang seperti pensil dan pekerjaan memotong dilakukan dengan ujung mata pisau. Dalam kasus kulit dan jaringan susah untuk dipotong, maka batang skalpel dipegang diantara ibu jari, jari tengah dan jari manis, sementara jari telunjuk diletakkan di belakang bilah pisau. 8aksudnya supaya bisa membuat insisi yang kuat tapi tetap dapat dikontrol.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 34

Gunting. 9unting adalah instrumen yang paling sering digunakan setelah skalpel untuk memisahkan jaringan, bahkan jahitan dan balutan perban. :kuran gunting dapat bermacam-macam, bilahnya pun ada yang bengkok atau lurus "%ooper scissors#. Terdapat juga gunting dengan sudut yang khusus, yang digunakan pada sendi ";ister scissors#. Demikian pula ujung gunting dapat tumpul atau tajam atau kombinasi keduanya.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 35

)ecara umum gunting ada 6 macam& - 9unting 8ayo adalah gunting besar yang dirancang untuk memotong struktur yang kuat, misalnya fascia dan tendo. - 9unting 8et<enbaum berukuran lebih kecil dan digunakan untuk memotong jaringan. - 9unting runcing digunakan untuk mendiseksi ,ebih cermat dan rapi. - 9unting balutan adalah gunting khusus untuk memotong benang atau kain pembalut.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 36

Penggunaan gunting ,bu jari dan jari manis dimasukkan ke dalam cincin gunting. =ari telunjuk ditempatkan pada pada bagian tangkai mengarah ke ujung gunting, yang berguna untuk menstabilkan pegangan.

9erakan memotong pada umumnya dilakukan sedekat mungkin dengan ujung gunting. $erbeda dengan skalpel, arah memotong memakai gunting dilakukan dari arah kanan ke kiri atau arah menjauh dari operator. Kalaupun memotong dari arah kiri ke kanan, maka pergelangan tangan menjadi super-ekstensi. 9unting dapat digunakan untuk melakukan diseksi secara tumpul atau untuk preparasi jaringan. Dalam hal

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 37

ini, gunting dimasukkan ke dalam jaringan dengan ujung saling mengatup, setelah di dalam kemudian dibuka dan pembedahan dilakkukan dengan bagian tepi lateral gunting yang tumpul. Instrumen pemegang ,nstrumen ini digunakan untuk memegang, menahan dan menggerakkan jaringan, material dan perkakas bedah. 0ada prakteknya dapat untuk melakukan retraksi, diseksi tumpul, menghentikan perdarahan dan menutup struktur yang berbentuk tubular "misalnya pembuluh darah atau usus# supaya isinya tidak bocor. Instrumen pemegang non-locking (thumb- orceps) 0inset mempunyai ukuran berbeda-beda, ada yang bilahnya lurus, bengkok atau mempunyai sudut "dental forceps#, ada yang mempunyai ujung tumpul "dressing forceps#, tajam "splinter forceps or eye dressing forceps# atau berbentuk cincin. Terdapat pinset yang ujungnya bergerigi "pinset sirurgis#, sehingga cukup dengan suatu tekanan kecil yang diperlukan untuk memegang kulit dan jaringan subcutaneous. =enis ini

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 38

banyak dipakai untuk memegang jaringan subkutis, otot, serta fascia pada saat mendiseksi dan menjahit. Namun tidak untuk memegang bagian viscera karena resiko perdarahan dan perforasi. )ementara untuk memegang jaringan yang mudah robek seperti mukosa, digunakan pinset tak bergerigi "pinset anatomis#. 0inset ini mempunyai ujung yang tumpul tapi permukaannya berarsir "cross-striated#, sehingga dapat juga untuk menggenggam kasa pembalut.

0inset dapat digunakan untuk memegang jaringan saat dipotong atau dijahit, untuk meretraksi agar dapat diekspose, untuk menjepit pembuluh darah saat

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 39

dikauter, untuk memegang kasa saat menghentikan perdarahan, untuk meyisihkan darah dan benda asing. 0inset dipegang seperti memegang pensil, dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk. %ara pegang ini paling nyaman dan mempunyai rentang gerak yang cukup bebas, namun handling tetap baik. =angan pernah pernah memegang pinset dengan menggenggamnya di telapak tangan.

Instrumen pemegang yang locking (surgical clamps) :ntuk keperluan mengklem, alat ini mempunyai mekanisme penguncian yang saling mengatup "misalnya towel clip atau Doyen clamp# atau yang saling mengait "misalnya hemostatic forceps#. Desain pengunci dengan gerigi kunci tersebut juga berlaku pada klem sejenis. 0ermukaan dari ujung klem yang saling berhadapan bisa

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 40

bervariasi, tergantung tujuan instrumen tersebut& bentuknya halus "misalnya Klammer intestinal clamp# atau tajam "misalnya 0>an, Kocher dan ;umnit<er hemostatic forceps#, permukaannya bergerigi "misalnya Kocher dan ;umnit<er# atau tidak bergerigi "misalnya 0>an clamp#, terbagi dalam jenis traumatik "artery forceps# atau atraumatik "misalnya Dieffenbachserrafine, )atinsky artery forceps and intestinal clamp#. +lat ini dipegang seperti gunting& ibu jari dan jari manis dimasukkan ke cincinnya dan bilah pengapit distabilkan dengan jari telunjuk. Kunci dibuka dengan cara menekankan salah satu bilah pengapit sementara bilah yang lainnya didorong menjauh ke samping, sehingga kuncian "interlocking# terpisah.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 41

!emostatic orceps ,nstrumen ini disebut juga hemostats, digunakan terutama untuk menghentikan perdarahan dengan cara memegang dan mengklem ujung pembuluh darah yang terpotong, atau untuk mencegah perdarahan dengan memasangnya terlebih dulu sebelum memotong pembuluh darah. "raumatic hemostatic orceps (crushing hemostats) Dalam kategori ini antara lain forcep 0>an, 8os?uito, Kocher, ;umnit<er "kocher dengan lengan panjang#. :jungnya bisa lurus atau bengkok, dissector ada yang mempunyai lengan panjang dan ujungnya bengkok sebesar !1@. -emostatic forceps pun dapat digunakan untuk memegang jaringan atau material seperti kassa, atau digunakan dalam diseksi tumpul "forcep 0>an, 8os?uito dan dissector#. #traumatic hemostatic orceps (non-crushing hemostats) /orcep ini dipergunakan untuk menghindari kerusakan jaringan atau pembuluh darah, Dalam kelompok ini termasuk forcep Dieffenbach serrafine dan

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 42

)atinsky tangential occlusion clamp yang hanya membuat oklusi parsial pada pembuluh darah besar, sehingga aliran darah di tempat yang diklem tidak tertutup, terutama dipergunakan untuk membuat anastomosis. Instrumen pemegang lain Dalam kategori ini termasuk instrumen yang dipergunakan untuk menjepit kain penutup area operasi dan jaringan tubuh lainnya, seperti jaringan Towelholding clamps "=ones and )chaedel towel clips, dan $ackhaus towel clamp#, Doyen towel clamps, The 8ikulit< peritoneum clamp, cervi.-holding clamp, sponge-holding clamp, dan lain-lain.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 43

,nstrumen lainnya adalah needle holder, yang berfungsi memegang jarum jahit untuk prosedur penjahitan luka bedah. 8empunyai rahang yang kokoh, jendek dan lebar agar dapat menjepit dengan kuat, seperti 8athieu needle holder dan -egar needle holder.

=uga ada retraktor yang banvak dipakai untuk menyisihkan jaringan yang menghalangi gerakan saat pembedahan, selain untuk memberikan keluasan pandang pemaparan area operasi yang ,ebih balk.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 44

Prosedur #nestesi )ebagaimana dikemukakan sebelumnya, prosedur bedah minor dilakukan cukup dengan tindakan anestesi lokal. +nestesi lokal didefinisikan sebagai tindakan menghilangkan sensasi saraf yang bersifat regional karena penatalaksanaan obat anestesia yang secara reversibel memblok hantaran saraf ketika diberikan langsung dalam dosis non-toksik pada jaringan yang menjadi area bedah. 0rofil tiap jenis anetesi lokal bergantung pada kelarutannya dalarn lemak, ikatan protein, pKa, dan aktivitas vasodilatomya. Tersedia pula anestetik campuran dalam konsentrasi tertentu dengan suatu vasokonstriktor, biasanya epinefrin. 0enambahan

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 45

vasokonstriktor mengurangi kecepatan penyerapan, sehingga toksisitas berkurang dan dosis total dapat ditingkatkan2 juga memperpanjang masa kerja dan mengurangi perdarahan pada daerah operasi. Tetapi vasokonstriktor ini tidak boleh digunakan pada daerahdaerah ujung*perifer seperti jari tangan, telinga, dan penis, dimana nekrosis mudah terjadi. )elain itu tidak boleh digunakan pada pasien dengan hipertensi, kelainan jantung, serta kelainan pembuluh darah perifer. +nestesi lokal yang paling sering pada bedah minor adalah anestesi infiltrasi. =enis anestesi ini dipakai untuk lesi yang kecil. Terkadang batas luka yang akan perlu ditentukan dan ditandai khusus. Terlebih dulu harus ditentukan kekuatan obat bius yang dipakai dan apakah perlu menggunakan adrenaline, kemudian hitung dosis yang sesuai untuk pasien dan ambil obat sesuai dengan dosis tersebut. ;akukan juga prosedur asepsis permukaan kulit. )etelah pasien diberitahu, jarum ditusukkan menembus kulit dengan sudut 63 derajat sampai mencapai jaringan lemak subkutis. )ementara obat disuntikkan, jarum didorong maju dengan arah horisontal. Tindakan aspirasi tidak perlu dikerjakan,

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 46

asalkan jarum dijaga agar tetap bergerak. Kalaupun menembus pembuluh darah, hanya sebagian kecil obat yang akan masuk ke dalam sirkulasi. )ebelum sampai ke pangkalnya, jarum ditarik dan diubah arahnya, atau ditusukkan kembali pada daerah yang telah dianestesi, hingga seluruh tepi lapangan operasi terinfiltrasi. ;akukan dengan pola injeksi melingkar terutama di sepanjang garis insisi dan pastikan juga masuk ke bawah lesi.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 47

0ada keadaan-keadaan khusus perlu dilakukan teknik anestesi tersendiri. 8isalnya pada luka laserasi, penyuntikan langsung ke jaringan subdermal dan dalam luka. 0ada kulit kepala infiltrasi dilakukan seperti biasa, namun jika ujung jarum masuk terlalu dalam sampai ke bawah aponeurosis epikranium "ditandai dengan hilangnya tahanan# maka anestesi tidak akan berjalan sempurna. 0ada jaringan parut. Di telapak kaki dan tangan, atau hidung, tahanan akan terasa besar karena kulit terikat erat pada jaringan lemak penunjang di bawahnya. "eknik Insisi Teknik insisi merupakan salah satu teknik bedah yang paling sederhana. Namun teknik ini tetap harus dilakukan dengan prosedur tertentu untuk memenuhi tujuannya. 0ada prinsipnya insisi dilakukan dengan harus tepat panjangnya agar operasi dapat leluasa dikerjakan tanpa menyebabkan retraksi yang berlebihan. Tidak lain karena retraksi yang berlebihan akan meningkatkan rasa nyeri pasca bedah. -arus diusahakan agar insisi dibuat hanya dengan satu sayatan tunggal, agar tepi luka dibuat rata. )ayatan

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 48

tambahan akan meninggalkan bekas luka yang buruk dan memperlambat proses penyembuhan. +rah insisi harus direncanakan dengan teliti agar jaringan parut yang terbentuk tidak terlalu menyolok. ,nsisi sejajar garis ;anger akan menyembuh dengan parut yang halus, karena kolagen kulit terarah dengan baik. +rah kolagen kulit diidentifikasi dengan relaxed skin tension lines "A)T;#. A)T; ini diketahul dengan mencubit kulit dan melihat arah kerutan serta penonjolan yang terbentuk. %ubitan tegak lurus terhadap A)T; akan ,ebih mudah dikerjakan, juga menghasilkan kerutan dan tonjolan yang lebih besar. Namun kadangkadang keleluasaan operasi mengalahkan pertimbangan kosmetis.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 49

Di lengan dan tungkai, insisi tidak boleh memotong lipat sendi secara tegak lurus, ini dapat dibindari dengan teknik berikut & )ayatan memotong lipat sendi ke arah miring, contohnya insisi $runner di permukaan ventral jari. 8emasukkan lipat sendi sebagai bagian dari insisi, sehingga di proksimal dan distal lipat sendi insisi

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 50

dapat dibuat longitudinal, contohnya di fossa poplitea. =auhi lipat sendi, contohnya insisi mid-lateral pada jari. Di daerah wajah, kerutan-kerutan, lipatan kulit, serta garis-garis kontur bisa digunakan untuk menyembunyikan parut bekas luka. Kadang-kadang insisi perlu dimodifikasi untuk menghindari trauma terhadap struktur neovaskular di bawahnya. )ebisa mungkin hindari membuat insisi di daerah& bahu dan prastemal "sering menjadi keloid#, di atas tulang yang terletak subkutis "penyembuhannya lambat#, atau di dekat atau menyilang jaringan parut "vaskularisasinya mungkin tidak begitu baik#. Prosedur $asar Insisi Kulit disayat dengan satu gerakan menggunakan mata skalpel yang tajam. ;ebih mudah bila kulit ditegangkan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sementara skalpel disayatkan dari kiri ke kanan. =ika membuat insisi yang panjang dan lurus, gagang skalpel bermata no. 1 dipegang seperti menggenggam pisau dengan jan telunjuk diletakkan

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 51

di sisi atas gagang agar pengendalian gerakan lebih mantap, sedangkan untuk insisi yang ,ebih kecil dan rumit "misalnya di daerah tangan#, gagang skalpel bermata no. 3 dipegang seperti memegang pena sehingga perubahan arah insisi dapat dikerjakan dengan ,ebih halus.

,ncise directly over the center of the cutaneous abscess Tekanan sayatan diatur sedemikian rupa agar sayatan tepat membelah epidermis dan dermis, luka akan merekah dan lemak subkutis dapat terlihat. =ika ragu-ragu, lebih baik menyayat dengan tekanan ringan, sambil meregangkan kulit agar luka terbuka baru kemudian memperdalam sayatan.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 52

,nsisi harus tegak lurus kulit sehingga penutupannya ,ebih baik. Diseksi lebih dalam dilakukan dengan melakukan diseksi tajam ataupun tumpul menggunakan skalpel, gunting, atau klem arteri.

(.tend the incision

0erform blunt dissection of the abscess cavity

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 53

$ila terdapat vena dan saraf perifer yang melintas di lapangan operasi, insisi dapat dilakukan sejajar terhadap arah saraf atau pembuluh darah sejauh tidak mengurangi ruang gerak dan pandangan di daerah operasi. =ika tidak mungkin, lebih baik dipotong saja daripada terkena cedera, teregang atau terputus secara tidak sengaja, namun hal ini harus dipertimbangkan masak-masak.

0lace packing material

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 54

"eknik %ksisi (ksisi adalBh suatu tindakan pengangkatan massa tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. Tindakan yang dilakukan adalah eksisi total untuk menentukan diagnosis pasti "pemeriksaan 0+# dan menghilangkan keluhan serta indikasi kosmetis. $ila melekat pada periosteum, maka perlu dilakukan kuretase tulang. (ksisi kista yang terletak di daerah sakral atau kista yang terinfeksi di unit rawat jalan tidak dianjurkan. Prosedur %ksisi $ersihkan daerah operasi "daerah kulit di atas kista dan sekitamya# dan berikan tanda.

;akukan anestesi lokal "blok*infiltrasi# pada daerah operasi.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 55

(ksisi kista di antara jaringan yang normal, eksisi berbentuk elips dengan sumbu panjang sesuai dengan arah ketegangan kulit.

$agian kulit yang telah terpotong kemudian dipreparasi "dibebaskan dari dasar jaringan subkutis# dengan memakai skapel.

Dilakukan kuretase tulang, jika kista melekat pada periosteum.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 56

-entikan perdarahan yang terjadi dengan kompresi dan dilakukan jahitan kulit. =ahitan dilakukan dengan jahitan klasik sederhana yaitu simpul satu per satu dengan jahitan ulang-alik.

)etelah eksisi yang luas, kadang-kadang perlu dilakukan pembebasan kulit tepi luka dan dasarnya (undermining) untuk mendapatkan jahitan tanpa ketegangan kulit.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 57

"eknik %kstirpasi (kstirpasi adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya. 8assa tumor dapat berupa kista dengan kapsul jaringan ikat padat yang mengandung cairan yang jernih atau massa seperti bubur. 0ada pemeriksaan tampak sebagal tonjolan bulat, letak superfisial-subkutan dengan konsistensi lunak-kenyal. ,sinya kadang-kadang dapat dipijat keluar. Tindakan yang tepat untuk kelainan ini adalah ekstirpasi total dengan eksisi pada daerah bekas muara kista, yang didasari indikasi kosmetik, rasa nyeri, mengganggu. (kstirpasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih dulu mengkonfirmasi hasil diagnosa dan memastikan bahwa lokasi tumor dapat dijangkau. Aencanakan suatu insisi linier dengan terlebih dulu melakukan marking pada garis yang searah tegangan kulit. 0ertama-tama dibuat suatu insisi kecil-pendek yang kemudian diperlebar sepanjang yang diperlukan. Temukan kapsul tumor sehingga dapat dilakukan eksisi tumpul di sekitarnya. 0embuluh darah yang melekat dipisahkan dan diikat untuk menghentikan perdarahan, kemudian ditutup dengan pejahitan.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 58

Prosedur Pembedahan 0alpasi tumor untuk memperkirakan ukurannya, tandai batas-batasnya dengan goresan titik dan tentukan arah tegangan kulit. ;akukan perencanaan insisi yang melewati lengkungan maksimum lesi tumor sehingga panjang insisi dibuat lebih dari ukuran benjolan yang teraba, dan lebar kulit yang dieksisi kira-kira *6 garis tengah tumor. ;akukan insisi sepanjang garis tanda yang telah dibuat, sambil memfiksasi kulit dengan sebelah tangan yang tidak dominan. 8ata skalpel tetap tegak lurus !1o dengan permukaan kulit. ,nsisi diperdalam melampaui lemak subkutan sampai mencapai tumor, yang dapat ditandai sebagai benda berkapsul. ;uka insisi kemudian diperlebar hingga mencapai keseluruhan panjang di tepi tumor. %oba tekan kapsul tumor keluar dan cara ini dapat mempersingkat operasi, namun jika gagal maka insisi perlu diperluas dengan cara disseksi.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 59

Disskesi tumpul dilakukan di sekeliling lesi tumor hingga ke dasarnya untuk melepaskan perlekatan dengan jaringan sekitarnya dengan memakai dissecting forcep atau artery forcep. Kapsul akan menonjol sendiri keluar bila disseksi mencapai batas lesi yang sebenarnya.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 60

;anjutkan disseksi untuk memisahkan tumor, sambil menjepit dan mengangkatnya dengan +llis forcep sampai terlepas. Terkadang ada sejenis pedicle vaskuler di dasar tumor yang perlu dijepit sebelum kapsul dipotong.

PUSTRAMED 2010 FK- UNMUL 61

Anda mungkin juga menyukai