Perdarahan intrakranial= penyebab utama kematian pada 40-50% pasien trauma kepala dan menyebabkan kecatatan jangka panjang. Pada penderita dengan cedera kepala ringan dan sedang hanya 3% -5% yang memerlukan tindakan operasi Salah satu penanganan bedah pada cedera kepala terbanyak adalah burr hole. Prognosa pasien cedera kepala akan lebih baik bila penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan cepat
cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis Cedera Kepala Prolong hipoksia dan hipotensi Herniasi otak Komplikasi-komplikasi sistemik
1. Berdasarkan Mekanisme: a. Cedera kepala tumpul b. Cedera kepala tembus
2. Berdasarkan derajat beratnya: a. Ringan (GCS 14-15) b. Sedang (GCS 9-13) c. Berat (GCS 3-8) Hal yang harus dipertimbangkan: a) Status neurologis b) Status radiologis c) Pengukuran tekanan intrakranial
Definisi suatu tindakan pembuatan lubang pada tulang kepala yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan intrakranial, sebelum tindakan definitif kraniotomi dilakukan.
Definisi adalah membuat lubang di beberapa bagian kranium untuk mengeluarkan bekuan darah di bawah kranium dimana fasilitas CT scan tidak tersedia.
Burr hole eksploratif ditempatkan di bagian pupil yang midriasis, apabila tidak ada midriasis, burr hole pertama diletakkan di lokasi fraktur kranium. Natarajan dkk., dari 110 pasien cedera kepala berat dan dilakukan burr hole eksplorasi, 61 pasien dinyatakan burr eksplorasi positif sementara 49 pasien dinyatakan negatif. Hasil penelusuran post mortem ditemukan hanya sedikit bekuan darah yang tersisa.
Penelitian tersebut mengindikasikan burr hole eksplorasi diagnostik merupakan metode yang sensitif untuk mendeteksi masa intrakranial di tempat-tempat dimana fasilitas CT scan tidak tersedia Burr hole eksploratif belum dikatakan negatif sebelum seluruh sisi kepala di borr. Apabila dipastikan eksplorasi negatif di satu sisi, maka burr-hole dilakukan di sisi kontralateral.
setelah eksplorasi dari kedua hemisfer dinyatakan negatif, pasien diletakkan dalam posisi telungkup dan 2 burr hole tambahan dilakukan di tulang oksipital. Eksplorasi sisi pupil yang berdilatasi Hemiparesis atau hemiplegia mengindikasikan kompresi kontralateral Hematoma biasanya merembes ke kulit kepala, hal ini disebabkan derah yang mengalir melalui celah-celah fraktur ke dalam jaringan lunak.
Indikasi Burr hole eksplorasi dilakukan bila pemeriksaan CT Scan tidak memungkinkan dan didapat: Dilatasi pupil ipsilateral Hemiparese kontralateral Lucid interval/penurunan GCS tiba-tiba Mengetahui ada tidaknya perdarahan intrakranial Mengurangi tekanan intrakranial Mengetahui ukuran serta posisi letak perdarahan sebelum tindakan definitif kraniotomi dilakukan.
1. Resiko yang berkaitan dengan tindakan operasi: - Kulit kepala robek pada saat pemakaian klem - Terjadi kerusakan jaringan otak akibat paparan operasi 2. Resiko umum - Koma - Infeksi - Kejang - perdarahan
3. Resiko terkait tindakan anastesi: - Trombosis tungkai - Serangan jantung - Efek samping obat bius - Reaksi alergi terhadap obat bius - Reaksi transfusi darah
Inform concern. Cegah hipotensi, hipoksia. Periksa CT scan, foto skedel, foto thoraks dan servikal. Dua jalur infus line menggunakan blood set. Periksa analisis gas darah, elektrolit dan darah rutin serta cross match Pasang kateter Antibiotik profilaksis sebelum operasi dimulai. ETT yang adekuat. lindungi kedua mata dari cairan, udara kering dan tekanan.
Tentukan areanya : di sisi pupil yang dilatasi, kontralateral hemiparese. Burr hole I : di temporal walaupun frakturnya di lokasi yang berbeda. Bila positif lanjutkan dengan kraniotomi. Bila berhasil lakukan langkah burr hole selanjutnya. Burr hole II : di frontal Burr hole III : di parietal, bila berhasil dilakukan disisi sebaliknya. Ada yang menambahkan burr hole IV di fossa posterior Insisi linier dan bila perlu dilanjutkan dengan bentuk tanda tapal kuda Bila duramater tampak tegang dan kebiruan tapi pembekuan darah (clotting) belum ditemukan sebaiknya dilakukan lebih dahulu burr hole bilateral baru mengintip duramater karena sering subdural tersebut hanya tipis.
Cukur dan posisikan tengkorak, daerah temporal terletak di atas antara telinga dan batas eksternal orbital, di sisi yang dicurigai terjadinya fraktur. Suntikkan anestesi lokal ke kulit kepala, dan membuat sayatan 3 cm melalui kulit dan fasia temporal. Pisahkan otot temporalis dan insisi periosteum. Kontrol perdarahan dengan retraktor atau kauter listrik. Epinefrin pada anestesi lokal juga akan membantu mengontrol perdarahan superfisial. Buat burr hole dengan ukuran 2 cm di atas dan di balik jalur orbital tulang frontal. Menggunakan bor, mulai membuat lubang melalui lapisan luar dan dalam tengkorak. Gunakan sedikit tekanan saat memotong lapisan dalam untuk menghindari penetrasi tembus ke otak. Berganti ke burr hole kerucut atau silindris untuk berhati-hati dalam memperbesar pembukaan.
Bila perlu perbesar pembukaan dengan ronguer: Kontrol pendarahan dari cabang anterior dari arteri meningeal medial menggunakan kauter atau ligasi Kontrol perdarahan vena dengan sepotong otot dihancurkan atau spons gelatin Kontrol perdarahan dengan bone wax Cuci hematoma ekstradural dengan jarum suntik. Jika hematoma ekstradural tidak ditemukan , cari hematoma subdural . Jika ada, mempertimbangkan membuka dura untuk melepaskannya atau menutup secara situasional untuk perawatan di rumah sakit rujukan. Jika tidak ada hematoma ditemukan.