Anda di halaman 1dari 2

Abas Alibasyah

Alibasyah Natapriyatna Lahir :Purwakarta Jawa Barat,11 Maret 1928


Pendidikan :HIS,Sihan Gakko,SMA BOPKRI,ASRI
Karier :Pamong Taman Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta,
Guru SMA Stella Deuce dan SMA Negeri III B (Padmanaba) Yogyakarta,
Dosen IKIP (Yogyakarta) dan dosen UGM,
Direktur ASRI (Yogyakarta) dan ASKI (Surakarta),
Ketua Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (Yogyakarta),
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kepala Lembaga Musikologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Inspektur Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Anggota Konsorsium Seni Ditjen Dikti,
Anggota Badan Sensor Film, Anggota Dewan Film,
Ketua Dewan Kesenian Yogyakarta.
Penghargaan :Anugerah Seni tahun 80-an dari pemerintah,
Penghargaan dari DKJ untuk lukisan terbaik pada Biennale I,
Lempad Prize dari Yayasan lempad Bali,
Penghargaan dari ISI Yogyakarta untuk pengabdian dalam dalam pendidikan seni,
Culural Award Scheme dari pemerintah Australia,
Satya Lencana Kebudayaan dari pemer

Ia bukan hanya dikenal sebagai seorang pelukis, tetapi ia juga dikenal sebagai pejuang, pemikir
dan organisatoris. Di kalangan rekan-rekannya, ia dikenal sebagai pelukis yang konsisten
dengan suara panggilan nuraninya, meskipun pada waktu ada boom seni lukis, ia tidak
bergeming dalam memilih apa yang sudah dipilihnya.


Ia dibesarkan dari keluarga mapan. Ayahnya, Hoesen Adimihardja asal Purwakarta adalah
seorang pegawai negeri yang bekerja pada jawatan pengairan. Awal mula ia menyukai dunia
seni lukis adalah saat ia bersekolah di HIS (Holandsche Inlandsche School). Pelajaran
menggambarnya cukup menonjol. Begitu juga ketika ia meneruskan studinya di Sihan Gakko.

Seperti anak-anak lainnya, saat ia belum merasa tertarik untuk menekuni seni lukis. Apa yang
dilakukannya hanya karena ada pelajaran menggambar. Tetapi lama-kelamaan, ia mulai
tergerak ketika ia melongok di Keimin Bunka Sidhoso sebuah lembaga kesenian yang didirikan
oleh pemerintah Jepang. Ia mulai tertarik dan ikut bergabung, pada waktu itu usianya baru 15
tahun.

Di tempat itu, ia mulai merasakan ada sesuatu yang perlu dan patut dikembangkan. Ia mulai
berpikir untuk terjun ke dunia seni lukis. Abas Alibasyah lalu bergaul dengan pelukis lainnya
seperti Hendra Gunawan, Barli Sasmitawinata dan Affandi. Mereka banyak memberi pengaruh
terhadap dirinya. Dari sanalah kemudian Abas mulai menetapkan langkahnya menjadi seorang
pelukis.

Anda mungkin juga menyukai