ACARA II PROSES PENGOLAHAN KOPI Oleh : Resty Khairunissa A!""#"$ Natya La%s&i Putri A!""#"'$ !EPARTEMEN PEN!I!IKAN NASIONAL UNI(ERSITAS )EN!ERAL SOE!IRMAN *AKULTAS PERTANIAN $""+ I, PEN!AHULUAN A, Latar Bela%an- Kopi (Coffea spp.) merupakan tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman kopi tumbuh tegak, dan tingginya mencapai 12 m. aunnya bulat telur dengan u!ung agak meruncing ("a!iyati dan anarti, 2##$). Kopi merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana sa!a. %utu kopi yang baik sangat tergantung pada !enis bibit yang ditanam, keadaan iklim, dan tinggi tempat. &e!ak puluhan tahun lalu kopi telah men!adi sumber pendapatan dan banyak orang yang tertarik untuk membudidayakan tanaman ini, karena tanpa pera'atan khusus pun, produksi kopi yang dihasilkan sudah cukup baik. (palagi bila dipelihara dan diolah dengan baik, usaha kopi ini akan mendatangkan keuntungan. &aat ini kopi banyak dikonsumsi dan diminati masyarakat, baik dari kalangan menengah ke atas hingga menengah ke ba'ah. Tingginya minat masyarakat akan kopi disebabkan karena kopi baik dalam bentuk bubuk maupun seduhannya memiliki aroma khas yang tidak dimiliki oleh minuman lainnya. &elain itu kopi merupakan minuman yang bisa dinikmati tiap 'aktu, pagi,siang maupun malam hari dan dalam bentuk panas maupun dingin. %utu kopi yang baik sangat tergantung pada !enis bibit yang ditanam, keadaan iklim dan tinggi tempat. Teknik budi daya kopi untuk memperoleh hasil yang bermutu tidak hanya berhenti pada budi daya dan pemanenan sa!a, melainkan !uga cara penanganan hasil panen, misalnya proses pengolahannya ("a!iyati dan anarti, 2##$). &etiap tahap dari pengolahan tersebut menentukan mutu kopi yang dihasilkan. Cara pengusahaan dan cara pengolahan yang sangat sederhana oleh petani) petani kopi menyebabkan perbedaan yang besar antara mutu kopi yang beragam dengan mutu baik yang dihasilkan di perkebunan)perkebunan. Rendahnya kemampuan petani untuk memperbaiki mutu kopi yang dihasilkan, merupakan penyebab utama. B, Tu.uan Pra%ti%u& %engetahui pengaruh 'aktu penyangraian terhadap kualias kopi bubuk dan tingkatan mutu terhadap sifat organoleptik seduhan kopi. II, TIN)AUAN PUSTAKA *uah kopi atau sering !uga disebut kopi gelondong basah adalah buah kopi hasil panen dari kebun, kadar airnya masih berkisar antara +#)+,- dan bi!i kopinya masih terlindung oleh kulit buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit ari. *uah kopi terdiri dari tiga bagian, yaitu lapisan kulit terluar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis, tetapi keras. .ada umumnya, buah kopi mengandung dua butir bi!i, tetapi terkadang hanya mengandung satu butir atau bahkan tidak berbi!i (hampa) karena bakal bi!i tidak berkembang secara sempurna. *i!i terdiri dari kulit bi!i dan lembaga. /embaga (endosperm) merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk membuat minuman kopi. Komposisi kimia bi!i kopi berbeda)beda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi. &truktur kimia yang terpenting tedapat didalam kopi adalah kafein dan caffeol. Kafein yang menstimuli ker!a saraf, caffeol memberikan fla0or dan aroma yang baik (Rid'ansyah, 2##2). Teknik budi daya kopi untuk memperoleh hasil yang bermutu tinggi tidak hanya berhenti pada budi daya dan pemanenan sa!a, melainkan !uga cara penanganan hasil panen. .enanganan kopi setelah panen dimulai dengan sortasi (pemilihan) gelondong, kemudian pengolahan, sortasi bi!i, dan pengepakkan1penyimpanan ("a!iyati dan anarti, 2##$). Kopi yang sudah dipetik harus segera diolah lebih lan!ut dan tidak boleh dibiarkan selama lebih dari 12)2# !am. *ila tidak segera diolah, kopi akan mengalami fermentasi dan proses kimia lainnya yang dapat menurunkan mutu. *ila terpaksa belum dapat diolah, kopi harus direndam dulu dalam air bersih mengalir ("a!iyati dan anarti, 2##$). .enilaian bi!i)bi!i kopi didasarkan atas rupa (appearance), 'arna dan ukuran, rasa dan aroma dari bi!i yang telah disangrai dan digiling men!adi serbuk. &ifat)sifat ini ditentukan oleh tumbuhan asal, cara memlihara kebun, dan cara pengolahan bi!i,bi!i kopi. &ifat)sifat baik dari bi!i)bi!i kopi dapat dirusak oleh cara pengolahan yang kurang tepat. &elain itu, sifat)sifat baik itu !uga dapat dirusak oleh cara penyangraian yang tidak memenuhi syarat dari konsumen sehingga hasilnya men!adi kurang menarik (/oo, 1234). Tu!uan utama dari pengolahan kopi adalah memperoleh bi!i)bi!i kopi yang berkualitas tinggi. .roses pengolahan buah kopi dilakukan melalui dua cara, uyaitu cara basah dan kering. , Pen-/lahan Basah 01P = wet process2 .engolahan basah atau 5est 6ndesche *ereiding, dipakai di 6ndonesia ini semen!ak kopi Robusta berkembang. Karena sebelum itu untuk !enis kopi (rabika hanyalah dipergunakan pengolahan kering (%ul!ana, 1232) Cara ini disebut pengolahan basah karena prosesnya banyak menggunakan air. .engolahan basah hanya digunakan untuk mengolah kopi sehat yang ber'arna merah, sedangkan kopi ber'arna hi!au dan terserang bubuk diolah secara kering. .engolahan basah dilakukan melalui tu!uh tahap, yaitu tahap sortasi gelondong, pulping, fermentasi, pencucian, pengeringan, hulling, dan sortasi bi!i ("a!iyati dan anarti, 2##$). a, S/rtasi 3i.i "a!iyati dan anarti (2##$) menyatakan bah'a sortasi gelondong dimaksudkan untuk memisahkan kopi merah yang berbi!i dan sehat dengan kopi hampa dan terserang bubuk. .emisahan dari buah)buah masak yang baik dan yang buruk dilakukan dengan air. 7ang baik tenggelam dalam air, sedangkan yang hampa akan mengapung, sehingga mereka dapat dipisahkan dengan mudah (/oo, 1234). 3, Pulping 04en-u4asan %ulit 3uah2 Pulping bertu!uan untuk memisahkan bi!i dari kulit buah sehingga diperoleh bi!i kopi yang masih terbungkus kulit tanduk ("a!iyati dan anarti, 2##$).. .rinsip ker!anya adalah melepaskan eksocarp dan meksocarp buah kopi dimana prosesnya dilakukan dilakukan didalam air mengalir. .roses ini menghasilkan kopi hi!au kering dengan !enis yang berbeda)beda. .emisahan kulit ini menggunakan mesin pulper. Pulper yang sering digunakan adalah vis pulper dan raung pulper. .erbedaanya adalah vis pulper berfungsi hanya sebagai pengupas kulit sa!a sehingga hasilnya perlu difermentasi dan dicuci lagi. &ementara raung pulper berfungsi sebagai pencuci, sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu lagi difermentasi dan dicuci. 8ambar 1. &ketsa tipe pulper Terkadang buah kopi yang keluar dari mesin pulper kulitnya belum terkelupas seluruhnya. 9leh karena itu kulit buah yang belum terkupas harus dikumpulkan, lalu dimasukkan ke mesin pulper lagi hingga seluruh kulitnya terkelupas. 5, *er&entasi .roses fermentasi bertu!uan untuk melepaskan daging buah berlendir (mucilage) yang masih melekat pada kulit tanduk dan pada proses pencucian akan mudah terlepas (terpisah) sehingga mempermudah proses pengeringan. :idrolisis pektin disebabkan, oleh pektinase yang terdapat didalam buah atau reaksinya bisa dipercepat dengan bantuan !asad renik (Saccharomyces) yang disebut dengan proses peragian dan pemeraman. *i!i kopi yang keluar dari mesin pulper dialirkan le'at saluran sebelum masuk bak fementasi. &elama dalam pengaliran le'at saluran ini dapat dinamakan proses pencucian pendahuluan. i dalam pencucian pendahuluan ini bi!i kopi yang berat (bernas) dapat dipisahkan dari sisa)sisa daging buah yang terba'a, lapisan lendir, bi!i)bi!i yang hampa karena bagian ini terapung di atas aliran air sehingga mudah dipisahkan. .engolahan kopi secara basah ini terbagi 4 cara proses fermentasinya ; 1. .engolahan cara basah tanpa fermentasi *i!i kopi yang setelah melalui pencucian pendahuluan dapat langsung dikeringkan. 2. .engolahan cara basah dengan fermentasi kering *i!i kopi setelah pencucian pendahuluan lalu digundukan dalam bentuk gunungan kecil (kerucut) yang ditutup karung goni. idalam gundukan itu segera ter!adi proses fermentasi alami. (gar supaya proses fermentasi berlangsung secara merata, maka perlu dilakukan pengadukan dan pengundukan kembali sampai proses fermentasi dianggap selesai yaitu bila lapisan lendir mudah terlepas. .roses fermentasi akan berlangsung selama lebih kurang dari 1,, sampai <,, hari tergantung pada keadaan iklim dan daerahnya. .roses fermentasi yang terlalu lama akan menghasilkan kopi beras yang berbau apek disebabkan oleh ter!adinya pemecahan komponen isi putih lembaga (Rid'ansyah, 2##2). 6, Pen5u5ian .encucian bertu!uan untuk menghilangkan seluruh lapisan lendir dari kotoran lainnya yang masih tertinggal setelah difermentasi atau setelah keluar dari mesin raung pulper. .encucian secara sederhana dilakukan pada bak meman!ang dengan air mengalir. Cara yang lebih sederhana lagi bisa dilakukan di dalam bak yang bagian ba'ahnya diberi lubang pengatur keluaran air. *ila sudah bersih dan tidak licin, kopi diangkat dari bak dan ditiriskan ("a!iyati dan anarti, 2##$). e, Pen-erin-an Kopi yang sudah selesai dicuci mengandung air sekitar ,4),,-. .engeringan bertu!uan untuk menurunkan kadar air men!adi 3)1#-. engan demikian, kopi tidak mudah terserang cenda'an dan tidak mudah pecah ketika dihulling. .engeringan bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara alami, buatan dan kombinasi keduanya. .engeringan alami hanya dilakukan pada musim kemarau karena pengeringan pada musim hu!an tidak sempurna. .engeringan buatan dilakukan dengan alat pengering yang hanya memrlukan 'aktu sekitar 13 !am, tergantung !enis alatnya. &edangkan pengeringan kombinasi alami dan buatan dilakukan dengan cara men!emur kopi di terik matahari hingga kadar air mencapai 4#-. Kemudian, kopi dikeringkan lagi secara buatan sampai kadar air mencapai 3)1#- ("a!iyati dan anarti, 2##$). Rata)rata pengeringan antara 1#)1, hari. .engeringan buatan (suhu tidak lebih dari ,,=C) !uga banyak digunakan se!ak pengeringan kopi alami men!adi lebih sulit dilakukan pada perkebunan yang lebih luas. 7, Hulling 04e&e5ahan %ulit tan6u%2 Hulling bertu!uan untuk memisahkan bi!i kopi yang sudah kering dari kulit tanduk dan kulit ari. .emisahan dilakukan dengan mesin huller yang mempunyai bermacam)macam tipe. idalam mesin huller, maka bi!i kopi itu dihimpit dan diremas, dengan demikian kulit tanduk dan kulit arinya akan terlepas. .ecahan kulit tanduk dan kulit ari setelah keluar dari mesin huller tertiup dan terpisah dari bi!i kopi beras yang akan ber!atuhan keba'ah dan masuk ke dalam 'adah ("a!iyati dan anarti, 2##$). $, Pen-/lahan %erin- (dry process) .engolahan secara kering sangat cocok untuk lahan yang tidak terlalu luas, karena alatnya sederhana dan biaya in0estasi rendah ("a!iyati dan anarti, 2##$). .engolahan secara kering terutama ditu!ukan untuk kopi robusta karena tanpa fermentasi sudah diperoleh mutu yang cukup baik. &edangkan untuk kopi arabika, sedapat mungkin diolah secara basah karena diperlukan fermentasi untuk mendapatkan mutu kopi yang baik. .engolahan secara kering dilakukan beberapa tahap, yaitu sortasi gelondong, pengeringan dan pengupasan. a, S/rtasi -el/n6/n- &ortasi gelondong sudah mulai dilakukan se!ak pemetikan tetapi harus diulangi lagi pada 'aktu pengolahan. &ortasi pada a'al pengolahan dilakukan setelah kopi datang dari kebun. Kopi yang ber'arna hi!au, hampa, dan terserang bubuk disatukan. &ementara kopi yang ber'arna merah dipisahkan karena akan menghasilkan kopi yang bermutu baik ("a!iyati dan anarti, 2##$). 3, Pen-erin-an Kopi yang sudah dipeik dan disortasi harus segera dikeringkan agar tidak mengalami proses kimia yang dapat menyebabkan penurunan mutu. Cara pengeringan ini hampir sama dengan pengeringan bi!i kopi pada pengolahan basah, yaitu pengeringan secara alami, buatan dan kombinasi keduanya ("a!iyati dan anarti, 2##$). 5, Hulling Hulling pada pengolahan kering agak berbeda dengan hulling pada pengolahan basah. Hulling pada pengolahan kering bertu!uan untuk memisahkan bi!i kopi dari kulit buah, kulit tanduk dan kulit ari. Kadar air optimum kopi pada saat dihulling sekitar 1,-. /ebih dari 1,- biasanya kopi masih sulit dikupas sehingga banyak kulit kopi yang belum terkupas. &ebalinya, bila kadar air kurang dari 1,- banyak kopi yang pecah. Kadar air tersebut dapat dicapai dengan cara kopi yang baru keluar dari alat pengering harus diangin)anginkan terlebih dahulu sekitar 21)2< !am ("a!iyati dan anarti, 2##$). .roses selan!utnya yang harus dilakuakn setelah hulling baik pada pengolan basah maupun pengolahan kering adalah sortasi bi!i. &ortasi bi!i dimaksudkan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memnuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standar mutu yang telah ditetapkan ("a!iyati dan anarti, 2##$). Tabel 1. &yarat mutu umum bi!i kopi pengolahan basah "o >enis kopi &atuan .ersyaratan 1. *i!i berbau busuk dan berbau kapang ) Tidak ada 2. &erangga hidup ) Tidak ada 4. Kadar air (bobot1bobot) - %aksimum 12 <. Kadar kotoran (bobot1bobot) - %aksimum #, , ,. Robusta. *i!i ukuran besar, lolos ayakan lubang bulat berukuran $,, mm (bobot1bobot) - %aksimum , +. Robusta. *i!i ukuran sedang, lolos ayakan lubang berukuran +,, mm (bobot.bobot) - %aksimum , $. Robusta. *i!i ukuran kecil, lolos ayakan lubang bulat berukuran ,,, mm (bobot1bobot) - %aksimum , &umber ; ("a!iyati dan anarti, 2##$). Tabel 2. &yarat mutu umum bi!i kopi pengolahan basah "o >enis kopi &atuan .ersyaratan 1. *i!i berbau busuk dan berbau kapang ) Tidak ada 2. &erangga hidup ) Tidak ada 4. Kadar air (bobot1bobot) - %aksimum 14 <. Kadar kotoran (bobot1bobot) - %aksimum #,, ,. *i!i lolos ayakan 4 mm ? 4 mm (bobot1bobot) - %aksimum , +. *i!i ukuran besar, lolos ayakan ukuran ,,+ mm ? ,,+ mm (bobot1bobot) - %aksimum , &umber ; ("a!iyati dan anarti, 2##$). Kopi yang telah memenuhi syarat mutu umum dinilai lebih kan!ut untuk ditentukan tingkat mutunya. .enilaian tersebut menggunakan sistem nilai cacat dan dapat menghasilkan enam nilai mutu. @ntuk memperoleh nilai cacat, dapat menggunakan pedoman penentuan besarnya nilai cacat kopi. Tabel 4. .enilaian tingkat mutu berdasarkan sistem nilai cacat "o Tingkat mutu &yarat mutu khusus 1. %utu 1 >umlah nilai cacat maksimum 11 2. %utu 2 >umlah nilai cacat 12 sampai dengan 2, 4. %utu 4 >umlah nilai cacat 2+ sampai dengan << <. %utu < >umlah nilai cacat <, sampai dengan +# ,. %utu , >umlah nilai cacat +1 sampai dengan 3# +. %utu + >umlah nilai cacat 31 sampai dengan 1,# $. %utu $ >umlah nilai cacat 1,1 sampai dengan 22, &umber ; ("a!iyati dan anarti, 2##$). Roasting Roasting atau penyangraian adalah proses pemanasan kopi beras pada suhu 2##)22,=C. Tu!uannya adalah untuk mendapatkan kopi yang ber'arna cokelat kayu manis)kehitaman ("a!iyati dan anarti, 2##$). alam proses penyangraian ini bi!i kopi mengalami dua proses, yaitu penguapan air pada suhu 1##=C dan pirolisis pada suhu 13#)22,=C. .ada tahap pirolisis, kopi mengalami perubahan kimia antara lain pengarangan serat kasar, terbentuknya senya'a 0olatil, penguapan Aat)Aat asam, dan terbentuknya Aat beraroma khas kopi. .ada proses penyangraian,kopi !uga mengalami perubahan 'arna dari hi!au atau cokelat muda men!adi cokelat kayu manis, kemudian men!adi hitam dengan permukaan berminyak. *ila kopi sudah ber'arna kehitaman dan mudah pecah (retak) maka penyangraian segera dihentikan. &elan!utnya kopi diangkat dan didinginkan. .enyangraian secara tradisional umumnya dilakukan petani secara terbuka dengan 'a!an yang terbuat dari tanah (kuali) atau dengan 'a!an yang terbuat dari besi1ba!a. &edangkan pada proses penyangraian oleh pedagang atau pabrik dilakukan secara tertutup dengan mesin yang harganya cukup mahal seperti batch roaster. 8ambar 2. %esin penyangrai *agian terpenting dari alat penyangrai adalah silinder, pemanas, dan alat penggerak atau pemutar silinder. Cara menggunakannya, pertama silinder dipanaskan hingga suhu tertentu dan dipytar dengan kecepatan tertentu, tergantung tipe alatnya. &etdelah silinder dipanaskan kemudian kopi dimasukkan ke dalam silinder tersebut. &ementara itu, pemanasan dan pemutaran silinder tetap berlangsung. *ila kopi sudah mencapai tahap roasting point (kopi masak sangrai), pemasakan segera dihentikan, lalu kopi diangkat dan didinginkan. Tingkat penyangraian dibagi men!adi 4 tingkatan, yaitu ringan (light), medium dan gelap ( dark ). .ada penyangraian gelap, 'arna bi!i kopi sangrai makin mendekati hitam karena senya'a hidrokarbon terpirolisis men!adi unsur karbon. &edangkan senya'a gula mengalami proses karamelisasi. Kisaran suhu sangrai untuk tingkat sangrai ringan adalah antara 12# B 12, o C, sedangkan untuk tingkat sangrai medium adalah sedikit diatas 2## o C. @ntuk tingkat sangrai gelap adalah diatas 2#, o C. Pen--ilin-an 04enu&3u%an2 .enggilingan merupakan proses pemecahan butir)butir kopi yang telah disangrai untuk mendapatkan kopi bubuk berukuran maksimum $, mesh. @kuran butir)butir (partikel)partikel) bubuk kopi berpengaruh terhadap rasa dan aroma kopi. &ecara umum, semakin kecil ukurannya maka rasa dan aromanya semakin baik. :al ini dikarenakan sebagian besar bahan yang terdapat didalam kopi dapat larut dalam air ketika diseduh. .enggilingan tradisioanal dilakukan dengan cara menumbuk kopi menggunakan alat penumbuk yang disebut lumpang dan alu. /umpang terbuat dari kayu atau batu, sedangkan alu terbuat dari kayu. &etelah ditumbuk hingga halus, bubuk kopi disaring dengan ayakan paling besar $, mesh. *ubuk kopi yang tidak lolos ayakan dikumpulkan dan ditumbuk lagi. .enggilingan oleh industri kecil atau pabrik menggunakan mesin giling. %esin ini biasanya sudah dilengkapi alat pengatur ukuran partikel kopi sehingga secara otomatis bubuk kopi yang keluar berukuran seperti yang diinginkan dan tidak perlu disaring lagi ("a!iyati dan anarti, 2##$). III, METO!E PRAKTIKUM A, Bahan 6an Alat Bahan 1. Kopi mutu 1 2. Kopi mutu 2 Alat 1. (lat penggorengan 2. *lender 4. (yakan <. 8elas B, Pr/se6ur Ker.a 1. %enyortir bi!i kopi dan mengelompokan men!adi mutu 6 dan mutu 66 2. %enimbang beratnya 4. %elakukan penyangraian masing)masing selama 4#C,<,C dan +#C. <. %enimbang beratnya ,. %enggiling dengan blender +. %engayak $. %engamati Keterangan ; %utu 6 ; diambil 2## butir kopi pilihan (ukuran seragam dan tidak ada yang rusak). %utu 66 ; diambil 2## butir kopi secara acak (tanpa dipilih). I(, HASIL !AN PEMBAHASAN A, Hasil Pen-a&atan Tabel <. Kadar (ir Para&eter Ka6ar air 082 %utu 6 4#C <,C +#C 2 2,$, 2,2, %utu 6 4#C <,C +#C < 4,, 4 Tabel ,. Rendemen Para&eter K/4i &utu I K/4i &utu II '"9 :;9 <"9 '"9 :;9 <"9 *erat kopi setelah disangrai 4#,2,#1 22,2$+$ 23,1#12 12,3+## 2#,#2## 21,4+## *erat kopi setelah digiling 2+,12+3 2,,4+2# 24,421< 1+,$<## 1$,22$$ 13,2,,# Rendemen (-) 3<,<2 3+,+, 34,2< 3<,4# 3+,<# 33,$< Tabel +. .adatan terlarut K/4i Berat se3elu& &asu% s/=hlet 0-r2 Berat setelah 6i/>en 0-r2 Pa6atan terlarut %utu 6 4#C <,C +#C 1,$$ 1,32 1,$2 1,$# 1,+2 1,,, #,$ #,14 #,2< %utu 66 4#C <,C +#C 1,34 1,34 1,3# 1,+1 1,$1 1,+2 #,22 #,12 #,13 Tabel $. 9rganoleptik Panelis )enis %/4i $ ' : ; 1 A K 1 A K 1 A K 1 A K 1 A K %utu 6 4#C <,C +#C 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 < 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2 1 1 1 4 2 2 < 2 2 4 1 1 2 4 2 4 2 2 4 2 1 %utu 66 4#C 4 < 1 4 < 2 < 1 2 4 <,C +#C < 2 < 4 1 2 4 2 4 < 2 2 4 2 1 2 1 2 < 4 Keteran-an : 5arna (5) 1 D tidak hitam 2 D agak hitam 4 D hitam < D sangat hitam (roma (() 1 D tidak tercium 2 D agak tercium 4 D tercium < D sangat tercium Kesukaan (K) 1 D tidak suka 2 D agak suka 4 D suka < D sangat suka B, Pe&3ahasan Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. .roses ini merupakan tahapan pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dari dalam bi!i kopi dengan perlakuan panas. *i!i kopi secara alami mengandung cukup banyak senya'a organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. alam menilai rasa, aroma, dan kenampakkan dari bi!i)bi!i kopi kering, bi!i)bi!i tersebut harus disangrai dahulu selama kurang lebih 1,)2# menit. Kemudian kopi yang telah dibakar digiling. &etelah itu diseduh dengan air mendidih. &etelah air seduhan kopi didinginkan sampai suhunya ,,=C dan dinilai (/oo, 1234). *erdasarkan hasil pengamatan, kopi mutu 6 yang disangrai selama 4#, <, dan +# menit memilki 'arna yang agak hitam dan kopi mutu 66 yang disangrai selama 4# dan <, menit ber'arna hitam serta kopi mutu 66 yang disangrai selama +# menit ber'arna agak hitam. (roma yang ditimbulkan dari kopi mutu 6 yang disangrai selama 4# menit dapat tercium, kopi mutu 6 yang disangrai selama <, dan +# aromanya agak tercium, sedangkan untuk kopi mutu 66 aroma yang ditimbulkan agak tercium. Kesukaan panelis terhadap kopi mutu 6 yang disangrai selama 4#, <,, dan +# menit adalah agak suka, sedangkan untuk kopi mutu 66 yang disangrai selama <, menit panelis tidak menyukainya dan kopi mutu 66 yang disangrai selama 4# dan +# menit panelis agak suka terhadap kopi tersebut. ata pengamatan tersebut menun!ukkan bah'a pada kopi mutu 6 dan 66, semakin lama 'aktu penyangraian maka 'arna hitam akan berkurang. :al ini berbeda dengan teori yang menyatakan bah'a semakin lama 'aktu penyangraian maka 'arna kopi akan semakin hitam. .erbedaan ini kemungkinan dikarenakan suhu yang digunakan untuk menyangrai kopi dengan perlakuan 'aktu sangrai 4# dan <, menit suhunya lebih tinggi dibanding dengan perlakuan 'aktu sangrai +# menit sehingga transfer panas dari 'a!an penyangrai lebih cepat dan menghasilkan kopi dengan 'arna yang lebih hitam. *i!i kopi secara alami mengandung cukup banyak senya'a calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi antara lain asam amino dan gula. &elama penyangraian beberapa senya'a gula akan terkaramelisasi menimbulkan aroma khas. &enya'a yang menyebabkan rasa sepat atau rasa asam seperti tanin dan asam asetat akan hilang dan sebagian lainnya akan bereaksi dengan asam amino membentuk senya'a melanoidin yang memberikan 'arna cokelat. *i!i kopi yang telah disangrai kemudian dihaluskan dengan mesin penghalus sampai diperoleh butiran kopi bubuk. *utiran kopi bubuk mempunyai luas permukaan yang relatif besar dibandingkan !ika dalam keadaan utuh. engan demikian, senya'a pembentuk citarasa dan senya'a penyegar mudah larut ke dalam air penyeduh. 5aktu penyangraian selama 4# menit ternyata telah mampu untuk mengeluarkan aroma khas kopi pada air seduhan kopi. &emakin lama 'aktu penyangraian aroma kopi !ustru berkurang. *i!i kopi secara alami mengandung berbagai !enis senya'a 0olatil seperti aldehida, furfural, keton, alkohol, ester, asam format, dan asam asetat yang mempunyai sifat mudah menguap. %akin lama dan makin tinggi suhu penyangraian, !umlah ion :E bebas didalam seduhan makin berkurang secara signifikan sehingga aroma yang dihasilkan akan berkurang !uga. Tingkat kesukaan panelis terhadap kopi yang disangrai selama 4# menit adalah yang paling tinggi. :al ini disebabkan karena aroma, rasa, dan 'arna yang dihasilkan dari kopi ini, baik kopi mutu 6 dan mutu 66 lebih disukai konsumen. "amun kopi mutu 6 lebih disukai oleh panelis karena aromanya lebih kuat dan 'arna yang ditimbulkan sesuai dengan tingkat kesukaan panelis. Kopi mutu 6 yang disangrai selama 4# menit mempunyai kadar air 2-, <, menit 2,$,- dan +# menit kadar airnya 2, 2,-. an pada kopi mutu 66 kadar air semakin menurun dengan semakin lamanya 'aktu penyangraian, yaitu <- pada 'aktu penyangraian 4# menit, 4,,- pada 'aktu penyangraian <, menit dan 4- pada 'aktu penyangraian +# menit. %enurut "a!iyati dan anarti (2##$) bah'a kadar air kopi setelah penyangraian adalah 1,1,- sedangkan data pengamatan menun!ukkan kadar air kopi yang disangrai lebih tinggi dari 1,1,-. Keadaan ini ter!adi karena pada saat melakukan pengukuran kadar air, sampel terlalu lama berada di udara terbuka saat akan melakukan penimbangan sehingga bubuk kopi yang bersifat higroskopis akan menyerap air dari lingkungan dan hasilnya pun akan lebih tinggi dari kadar air yang seharusnya. Rendemen adalah perbandingan antara berat kopi bubuk dibandingkan berat kopi beras. &elama penyangraian, berat bi!i kopi menyusut karena penguapan air dan senya'aBsenya'a 0olatil serta pelepasan kulit ari. *ersamaan dengan penguapan air, beberapa senya'a 0olatil yang terkandung didalam bi!i kopi seperti aldehid, furfural, keton, alkohol dan ester ikut teruapkan. "ilai rendemen tertinggi untuk kopi mutu 6 yaitu 3+,+,- diperoleh pada 'aktu penyangraian <, menit dan terendah yaitu 34,2<- pada 'aktu penyangraian +# menit. &edangkan nilai rendemen tertinggi untuk kopi mutu 66 yaitu 33,$<- dengan perlakuan 'aktu penyangraian selama +# menit dan nilai terendah adalah 3<,4#- dengan perlakuan 'aktu penyangraian selama 4# menit. &elain karena proses sangrai, susut berat !uga ter!adi selama proses penghalusan karena partikel bubuk yang sangat halus terbang kelingkungan akibat gaya sentrifugal putaran pemukul mesin penghalus sehingga hasil yang diperoleh menyimpang dengan teori yang menyatakan bah'a penurunan berat bi!i kopi selama penyangraian akan menyebabkan nilai rendemen berkurang sesuai dengan lama penyangraian. Kulit bi!i kopi yang ikut atau hilang dalam proses penghalusan !uga dapat mempengaruhi banyaknya rendemen yang dihasilkan. Total padatan terlarut pada kopi mutu 6 menun!ukkan peningkatan, semakin lama 'aktu penyangraian maka semakin tinggi total padatan terlarut. &edangkan pada kopi mutu 66 total padatan terlarut tertinggi yaitu pada perlakuan dengan 'aktu penyangraian 4# menit dan terendah pada 'aktu <, menit. &emakin tinggi total padatan terlarut maka semakin baik mutu dari kopi tersebut karena semakin banyak Aat)Aat yang terlarut pada saat penyeduhan.