Anda di halaman 1dari 14

Model Pembelajaran PKN SD Berbasis Portofolio di Kelas IV, V, VI

Langkah-Langkah Model Pembelajaran PKN SD


Berbasis Portofolio
Model Pembelajaran PKN SD Berbasis Portofolio di
Kelas IV, V dan VI
MODUL 10


















Langkah-Langkah Model Pembelajaran PKN SD
Berbasis Portofolio
A. Konsep dan Hakekat Pembelajaran Portofolio
B. langkah-Langkah Model Pembelajaran Portofolio
(Menurut Center for Civic Education (2002:5b-7b))
1. Mengidentifikasi Masalah yang Ada dalam Masyarakat
2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas 3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas

4. Mengembangkan Portofolio Kelas
Dalam buku panduan guru Kami Bangsa Indonesia
Proyek Kewarganegaraan tujuan dari tahap I:
a. Agar siswa menyadari apa yang mereka ketahui
tantang masalah di masyarakat
b. Agar mendiskusikan permasalahan ini dengan
orang tua, tetangga, anggota masyarakat untuk
menemukan apa yang mereka ketahui dan mereka
pikirkan tentang masalah ini
c. Mengumpulkan informasi yang cukup untuk
memilih masalah yang disepakati mayoritas siswa
Tiga kegiatan utama yang dilakukan siswa:
a. Diskusi Kelas
b. Diskusi Kelompok
c. Tugas Pekerjaan Rumah
1) Tugas wawancara
2) Tugas mencari informasi dari media cetak
3) Tugas mencari informasi melalui radio dan
televisi

a. Mengkaji informasi yang telah
dikumpulkan yang dianggap
penting. Dalam hal ini, guru
memberikan bimbingan kepada
siswa pada saat mendiskusikan hasil
belajar siswa yang diperoleh dari
pekerjaan rumah tahap I
b. Mengadakan pemilihan secara
demokratis tentang masalah yang
akan mereka kaji dengan cara
memilih satu masalah. Pemilihan
dapat dilakukan secara musyawarah
atau voting.
a. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi
Guru hendaknya mengarahkan siswa tentang sumber informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah yang dipilih dan dapat pula ditanyakan kepada orang-orang yang
terkait untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan masalah yang dipilih.
b. Tinjau ulang pedoman untuk memperoleh dan mendokumentasi informasi
1) Mengunjungi perpustakaan atau tempat-tempat lain untuk mendapatkan informasi
dengan berbekal syarat tugas dari kepala sekolah
2) Menghubungi sumber infromasi melalui telepon
3) Membuat janji dan mewancarai narasumber
4) Meminta informasi melalui surat
c. Pengumpulan informasi
Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam portofolio kelas ini
merupakan bahan-bahan yang penting dan terpilih serta
merupakan hasil karya terbaik siswa. Dalam buku panduan guru
Kami Bangsa Indonesia Proyek Kewarganegaraan langkah-langkah
yang ditempuh saat ini:
a. Kelas dibagi ke dalam empat kelompok
b. Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio
c. Gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim portofolio
d. Gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti
e. Membuat portofolio
Tugas-tigas yang harus dilaksanakan masing-masing kelompok:
a. Kelompok portofolio satu bertugas menjelaskan masalah.
b. Kelompok portofolio dua bertugas menilai kebijakan alternatif
yang disarankan untuk memecahkan masalah
c. Kelompok tiga bertugas untuk mengembangkan kebijakan
publik yang akan didukung oleh seluruh kelas
d. Kelompok portofolio empat bertugas mengembangkan rencana
tindakan agar pemerintah bersedia menerima kebijakan kelas
Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud nyata dari
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan siswa untuk terjun
ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual dengan kontekstual di bawah bimbingan guru
guna memperoleh sebuah pengalaman langsng yang hasilnya harus disajikan oleh masing-masing
siswa dengan masalah yang dipilihnya
Portofolio berasal dari Bahasa Inggris, bearti kumpulan hasil karya siswa yang meyajikan
kemajuan, pencapaian dan prestasi masing-masing siswa yang mencakup partisipasi siswa dalam
memilih muatan portofolio, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan fakta-fakta yang
mrnggambarkan diri para siswa


















Model Pembelajaran PKN SD Berbasis Portofolio di
Kelas IV, V dan VI
1. Seksi Penayangan bertugas mengkoordinir penayangan yang ditempatkan pada lembar
panel atau poster yang terbuat dari papan busa atau papan sejenis dengan ukuran
kurang lebih satu meter persegi atau bentuk lain sesuai dengan krteativitas siswa
2. Seksi Dokumentasi bertugas mengkoordinir bahan-bahan paling baik untuk
didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya. Bahan tersebut mewakili
contoh-contoh penelitian penting atau bermakna bagi siswa.
a. Rangkuman masalah secara tertulis
b. Penyajian masalah dengan grafik
c. Identifikasi sumber-sumber
informasi
a. Upping surat kabar dan majalah
b. Laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota
masyarakat
c. Laporan tertulis hasil ulasan radio dan televisi
tentang masalah
d. Hasil komunikasi dengan kelompo kepentingan
yang bersifat publik dan swasta
e. Petikan dari sejumlah publikasi pemerintah
Hal yang dilakukan guru dalam menyelenggarakan showcase
a. Persiapan
1) Kesiapan portofolio 2) Kesiapan penampilan lisan setiap peserta 3) kesiapan
pembawa acara 4) kesiapan moderator 5) kesiapan juri 6) kesiapan pembuka
dan penutup acara 7) kesiapan tempat 8) kesiapan peralatan 9) kesiapan tanda
penghargaan 10) kesiapan undangan
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan
2) Pembawa acara mengundi peserta
3) Pembawa acara mempersilahkan pengatur waktu memeprsiakan diri
4) Pembawa acara mengenalkan dewan juri
c. Refleksi Pengalaman

Spesifikasi Portofolio
Penyajian Portofolio (Show Case)
Tujuan Pokok show case (CCE yang dikutip oleh Dasim
Budimansyah (2002:62) :
1. Untuk menginformasikan kepada para hadirin tentang
pentingnya masalah yang diidentifikasi di masyarakat
2. Untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan
alternatif untuk mengatasi masalah sehingga hadirin
dapat memahami keuntungan dan kerugian dari setiap
kebiakan tersebut.
3. Untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas
sebagai kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah
4. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat
menumbuhkan dukungan dalam masyarakat.
Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat dilakukan akhir semester
I atau II bersamaan dengan kenaikan kelas.
Penyajian dilakukan dihadapan juri. Dewan
juri terdiri dari 3 atau 4 orang tokoh yang
mewakili sekolah dan masyarakat.


















Karakteristik Warga Negara Indonesia dalam Konteks
Individu yang Berbhineka Tunggal Ika
Warga Negara yang Cerdas
Warga Negara yang Partisipatif
Warga Negara yang Bertanggung jawab
MODUL 11
Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi


















Warga Negara yang Cerdas A. Konsep Warga
Negara
B. Karakteristik Warga Negara yang Cerdas
2. Menjaga dan Membina Ketertiban
3. Membuat Keputusan 4. Kemampuan Berkomunikasi
5. Kerja Sama 6. Melakukan berbagai Kepentingan dengan Benar
C. Dimensi-Dimensi Kecerdasan Warga Negara
Dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani
Civics (Asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil
(Citizen). Penduduk sipil ini melaksanakan kegiatan demokrasi
secara langsung dalam suatu polis atau negara kota
Turner (1990) dalam bukunya berjudul Civics: Citizen in Action menjelaskan
bahwa warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup
atau tinggal di wilayah hukum tertentu
Menurut Aristoteles warga negara adalah orang yang secara
aktif ikut mengambil bagian dalam kehidupan bernegara,
yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah
dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu-
waktu dapat bertukar peran.
1. Kemampuan Memperoleh dan
Menggunakan Informasi
Warga negara yang cerdas
dituntut untuk mengetahui
berbagai informasi. Namun
dalam mencari dan
menggunakan informasi itu
setiap warga negara harus
berpedoman kepada ilai
ideologi bangsa yakni pancasila
dan nilai agama. Diperlukan
adanya filterasi terhadap
informasi yang diterima agar
informasi tersebut dalam
implementasinya tidak
bertentangan dengan nilai dan
moral yang dijunjung bangsa.
Ketertiban dalam masyarakat
akan terwujud apabila setiap
warga negaranya memiliki
kesadaran kuat terhadap segala
peraturan atau norma yang
berlaku serta mampu
mengamalkannya dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
Menurut Soerjono Soekanto
(1990) terdapat 4 indikator
untuk mengembangkan
kesadaran hukum warga negara
yaitu: 1) pengetahuan hukum
2) pemahaman hukum 3) sikap
hukum 4) perbuatan hukum.
Warga negra yang cerdas adalah
warga negara yang mampu
mengambil keputusan secara
cerdas dimana pengambilan
keputusan itu tidak didasari sikap
yang emosional melainkan oleh
sikap dan tindakan yang rasional,
logis dan sistematis.Numan
Somantri (2001) sangat
merekomendasikan pentingnya
dialog interaktif sebagai wahana
untuk memcahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Dalam berkomunikasi, wujud komunikasi
warga negara yang crdas bukan sekadar
informasi yang hampa makna melainkan
berisikan pesan-pesan informasi yang
memiliki atau berbobot makna. Dalam
kaitan ini, patut dicermati pandangan
seorang ahli bernama Gerald S Nirenberg
dalam bukunya yang berjudul Getting
Through to people sebagaimana yang
dikutip Dale Carnegie (1993) yang
mengatakan kerja sama dalam
percakapan dapat tercapai apabila Anda
menunjukkan bahwa Anda menganggap
ide dan perasaan orang lain sama
pentingnya seperti milik Anda

Sikap yang harus dikembangkan adalah sikap-sikap
yang dikonsepsikan oleh Bar tal sebagai Prosocial
yakni bentuk-bentuk positif dari perilaku masyarakat
kepada masyarakat lain atau kepada dirinya.
Sementara itu, wispe (1972) mengartikan perilaku
propososial yakni perilaku yang merupakan antitesis
dari perilaku menyerang, perilaku prososial itu
seperti sikap simpati, mendahulukan kepentingan
orang lain, sikap dermawan dan kerjasama.
Intrapersonal conflict yaitu pertentangan
atau konflik yang timbul dalam diri setiap
warga negara sebagai individu. Sedangkan
interpersonal conflict merupakan konflik
atau pertentangan yang melibatkan
individu yang satu dengan individu yang
lainnya sebagai anggota masyarakat.
Warga negara yang cerdas senantiasa
menempatkan kepentingannya dalam
konteks kepentingan orang lain artinya
dalam menggunakan kepentingan tersebut
selalu memperhatikan atau
mepertimbangkan kepentingan orang lain.
kecerdasan Intelektual Kecerdasan emosional Kecerdasan moral Kecerdasan spiritual
Dimensi Intelektual Potensi dasar mental
Kecerdasan
intelektual harus
diback up dengan
kecerdasan
emosional, spiritual
dan moral agar
implementasinya
tidak bertentangan
dengan prinsip
kemanusiaan serta
norma yang berlaku.
Menurut daniel
Goleman, kecerdasan
emosional
diwujudkan dalam
bentuk sikap dan
perbuatan yang
menghargai orang
lain, menghormati
kepentingan orang
lain. Kecerdasan
emosional
membimbing
seseorang untuk
peka terhadap
sesama serta toleran
terhadap perbedaan
yang ada
Kecerdasan moral berkenaan
dengan kemampuan untuk
senantiasa melandasi sikap
dan perilaku dengan nilai
moral yang baik. Moral yang
baik tersebut akan
dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti lingkungan
sosial, keluarga, masyarakat
dan media. Dalam bukunya
yang berjudul Building Moral
Intelligence, Michele Borba
mengemukakan tujuh sifat
kebajikan essensial meliputi
empathy, conscience,
selfcontrol, respect, kindness,
tolerance, and fairness.
Kecerdasan spiritual
berkenaan dengan
penanaman,
pemahaman, serta
pengamalan nilai-nilai
agama dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan
demikian, sikap dan
perilaku yang
diwujudkan oleh warga
negara yang cerdas
adalah senantiasa
dipancari oleh nilai-nilai
dan ajaran agama yang
mutlak kebenarannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1998) potensi dasar mental yang
dapat dikembangkan meliputi:
1. Minat (sense of interest)
Minat secara singkat diartikan sebagai keinginan atau kehendak
terhadap sesuatu.
2. Dorongan Ingin tahu (Sense of Curiosity)
Rasa ingin tahu terhadap sesuatu merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keberadaan kita sebagai makhluk yang
dikaruniai aal utnutk merenungkan berbagi teka-teki
kehidupan
3. Dorongan ingin membuktikan kenyataan (Sense of reality)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang mengundang
pernyataan yang untuk memperoleh jawaban yang sebenarnya
harus melalui pembuktian berupa kenyataan yang sebenarnya
4. Dorongan ingin menyelidiki (Sense of inquiry)
Dorongan untuk menyelidiki timbul saat kita ingin mengetahui
sesuatu objek secara lebih utuh sehingga dapat memuaskan kita.
5. Dorongan ingin menemukan sendiri (Sense of discovery)





















Warga Negara yang Partisipatif
A. Pengertian Partisipasi
B. Partisipasi Politik C. Partisipasi Sosial
D. Partisipasi dalam Bidang Ekonomi E. Partisipasi dalam Bidang Budaya
Partisipasi merupakan keterlibatan atau
keikutsertaan warga negara dalam berbagai
kegiatan kehidupan bangsa dan negara, baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan
ekonomi. Warga negara yang partisipatif adalah
warga negara yang senantiasa melibatkan diri
atau ikut serta dalam berbagai kegiatan dalam
konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya dan ekonomi
Ada 3 bentuk partisipasi menurut
Koentjaraningrat (1994) yaitu 1) berbentuk tenaga
2) berbentuk pikiran 3) berbentuk materi.
Pengertian
Partisipasi
Bentuk
Partisipasi
Unsur
Partisipasi
3 unsur yang harus dipenuhi untuk apat dikatakan
warga negara yang berpartisipasi (Wasistiono,
2003) yaitu: 1)ada rasa kesukarelaan (tanpa
paksaan) 2) ada keterlibatan secara emosional 3)
memperoleh manfaat ecara langsung maupun
tidak lagsung dari keterlibatannya.
Pengertian
Macam-macam Partisipasi Politik
(Masoed dan mac Andrew, 2000)
Perwujudan partisipasi politik
Rush dan Althoff (1993) mendefinisikan partisipasi politik
sebagai keterlibatan atau keikutsertaan individu warga
negara dalam sistem politik.
Huntington dan nelson (1990) mengartikan partisipasi dalam
konteks politik yang selanjutnya dikonsepsikan partisipasi
politik yaitu kegiatan warga negara preman (private cirizen)
yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
pemerintah. Tiga hal yang terkandung dalam partisipasi
politik yaitu pertama partisipasi mencakup kegiatan politik
yang subjektif. Kedua yang dimaksud warga negara preman
adalah warga negara sebagai perorangan dalam berhadapan
dengan masalah politik. Ketiga, kegiatan dalam partisipasi itu
difokuskan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
pemerintah.
Partisipasi politik konvensional Partisipasi politik non konvensional
Dianggap kegiatan partisipasi politik
yang normal dalam negara
demokrasi modern.
Bentuk-bentuk:
1. Voting
2. Disusi politik
3. Kampanye
4. Membentuk dan aktif dalam
kelompok kepentingan
5. Komunikasi individual dengan
kekerasan politik pejabat politik
dan administratif
Dianggap ilegal karena di
dalamnya penuh dengan
kekeraan dan bersifat
revolusioner.
Bentuk-bentuk:
1. Pengajuan petisi
2. Berdemonstrasi
3. Konfrontasi
4. Mogok
5. Tindakan terhadap harta
benda
6. Tindakan terhadap manusia
7. Perang gerilya dan revolusi

Perwujudan : 1)Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah 2) Aktif dalam partai politik 3)Aktif
dalam kegiatan LSM 4) Diskusi politik
Agar partisipasi politik dapat dilaksanakan dengan baik sikap yang harus dihindari:
a. Apatisme
Tidak punya minat atau perhatian terhadap orang lain. Ciri-cirinya: 1) ketidakmampuan untuk
mengakui tanggung jawab pribadi 2) rasa susah 3) perasan samar-samar 4) tidak aman dan merasa
terancam 5) mnerima secara mutlak tanpa tantangan otoritas yang sah dan nilai konvensional 6) Pasif
b. Sinisme
Agger (dalam Althoff, 1993) mendefinisikan sinisme sebagai kecurigaan buruk dari sifat manusia.
Perwujudan sikap sinis diantaranya perasaan bahwa politik itu urusan kotor, para politik tidak dapat
dipercaya
c. Alienasi
Alienasi Menurut Lane (dalam Althoff, 1993) sebagai perasaan keterasingan seseorang dari politik
dan pemerinthan masyarakat dan kecenderungan berpikir mengenai pemerintahan dan politik
bangsa dilakukan oleh orang lain dan untuk orang lain, mengikuti sekumpulan aturan-aturan yang
tidak adil.
d. Anomie
Lane (dalam Althoff, 1993) anomie sebagai perasaan kehilangan nilai dan ketiadaan arah, di mana
individu mengalami perasaan tidak efektif dan perasaan dipedulikan oleh penguasa yang
mengakibatkan hilangnya urgensi untuk bertindak dan tidak terarahnya tujuan-tujuannya.
Erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga negara
sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Contoh partisipasi sosial:
1. Membantu anggota masyrakat yang membutuhkan
2. Turut serta membantu perasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan bermasyarakat
3. Tidak menjadi beban masyarakat melainkan motor penggerak
terhadap perubahan yang lebih baik.
4. Berpastisipasi dalam kegiatan kerja bakti
5. Turut menjaga keamanan

Berkaitan dengan keikutsertan atau keterlibatan warga negara
dalam pembangunan ekonomi masyarakat dan bangsa.
Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi:
1. Membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan peraturan
hukum yang berlaku
2. Hemat dan cermat dalam menggunakan anggaran belanja
sesuai dengan kebutuhan
3. Mensosialisasikan gerakan menabung utntuk jaminan
kehidupan masa yang akan datang
4. Menyisihkan sebagian harta untuk warga masyarakat lain yang
lebih membutuhkan

Contoh dan sikap perilaku yang mencerminkan partisipasi di bdang
budaya:
1. Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2. Mencintai budaya lokal dan nasional
3. Melakukan berbagai inovasi kreatif untuk menyokong
pengembangan budaya daerah
Margaret Branson (1994) berpenapat untuk mencapai partisipasi
warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab perlu
dipenuhinya beberapa unsur sebagai berikut:
1. Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu.
2. Pengembangan intelektual dan partisipatoris
3. Pengembangan karakter atau sikap mental tertentu
4. Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental
demokrasi konstitusional.


















Warga Negara yang Bertanggung jawab
Pengertian Tanggung jawab
Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tanggung Jawab Warga Negara terhadap Masyarakat
Tanggung Jawab Warga Negara terhadap Bangsa dan Negara
Menurut Purbacaraka (1998) Menurut Aristoteles Menurut Ridwan halim
Tanggung jawab bersumber atau lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang
untuk menggunakan hak atau/dan melaksanakan kewajibannya. Aspek yang harus diperhatian dalam
menggunakan hak yaitu:
1. Aspek kekuasaan
Kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut
2. Aspek perlindungan hukum yang melegalisir atau memisahkan aspek kekuasaan atau wewenang yang
memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya
3. Aspek pembatasan hukum yang membatasi dan enjaga jangan sampai penggunaan hak melampaui batas
Aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kewajiban:
1. Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban mungkin dan mampu
mengemban kewajibannya
2. Aspek perlindungan hukum yang mensahkan kedudukan pihak yang telah melaksanakan kewajibannya
3. Aspek pembatas hukum yang mebatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh setiap pihak yang
bersangkutan jangan kurang dari batas minimal sehingga menimbulkan kerugian pihak lain
4. Aspek pengcualian hukum yang merupakan suatu aspek yang memuat pertimbangan jiwa hukum dalam
mengahadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai
Tanggung jawab
sebagai suatu akibat
lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan
baik peranan itu
merupakan hak mupun
kewajiban ataupun
kekuasaan. Secara
umum diartikan
sebagai kewajiban
untuk melakukan
sesuatu atau berprilaku
menurut cara tertentu
Aristoteles mengatakan bahwa warga
negara yang bertanggung jawab
adalah warga negara yang baik,
sedangkan warga negara yang baik
adalah warga negara yang memiliki
keutamaan atau kebajikan selaku
warga negara. Dalam kehidupa suatu
negara, adanya keragaman individu
warga negara serta status dan peran
merupakan suatu hal yang tak
terbantahkan. Oleh karenanya, dalam
mengaktualisasikan fungsi dan
peranannya itu dilakukan dengan cara
dan bentuk yang berbeda pula.
Ruang Lingkup Tanggung jawab
Sesuai dengan sila pertama Pancasila dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2.
Berdasarkan landasan ideal dan konstitusional tersebut setiap warga negara
Indonesia harus senantiasa melandasi sikap dan perilakunya dengan nilai
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Perwujudan
tanggung jawab warga negara terhadap Tuhan YME yaitu:
1. Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakanNya kepada kita semua
2. Beribadah kepada Tuhan YME
3. Melaksanakan segala perintahNya serta menjauhi laranganNya.
4. Menuntut ilmu dan menggunakan untuk kebaikan
5. Menjalin tali silaturahmi
Frans Magnis Suseno (1993) bahkan pernah mengatakan bahwa
kebermaknaan manusia itu jika ia hidup di masyarakat. Sementara itu Krech,
Cruchfield dan Ballachey (1975) mengatakan sepanjang hayat dikandung
badan, kita tidak akan lepas dari masyarakat, mencari nafkah, serta menerima
pengaruh dari lingkungan sosial yakni masyarakat. Perwujudan tanggung jawab
warga negara terhadap masyarakat yaitu:
1. Memelihara ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat
2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
3. Menigkatkan solidaritas sosial sebagai sesama anggota masyarakat
4. Menghapuskan bentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan d
masyarakat
Sumaatmadja (1998) mengatakan manusia dengan alam, ada dalam konteks
keruangan yang saling mempengaruhi. Kadar saling mempengaruhi tersebut
sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan Iptek. Perwujudan tanggung
jawab terhadap lingkungan:
1. Memelihara kebersihan lingkungan
2. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan
3. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan

Tanggung Jawab Warga Negara terhadap Lingkungan
Maju mundurnya suatu bangsa sangat tergantung kepada
tanggung jawab warga negaranya.
Perwujudan tanggung jawab terhadap negara dan bangsa
yaitu:
1. Memahami dan mengamalkan ideologi nasional yakni
pancasila dalam kehidupan sehari-hari
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan
negara di mata dunia internasional
3. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
menghindari sikap dan perilaku yang diskriminatif


















Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi A. Manusia sebagai Makhluk yang Religius B. Pengertian Warga Negara yang Religius
C. Pentingnya Suatu Toleransi
Pengertian Toleransi Prinsip Toleransi jenis Toleransi Perwujudan Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa inggris tolerance menurut
webters New American Dictionary Dictionary diartikan liberty
to ward the opinions of others, patience with others, yakni
memberi kebebasan atau membiarkan pendapat orang lain dan
berlaku sabar atau lapang dada mengahadapi orng lain.
Dalam Kamus umum Bahasa Indonesia (KUBI), toleransi
diartikan sebagai sikap menegang, dalam makna menghargai,
membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, kepercayaan,
kelakuan yang lain dari yang dimiliki oleh seseorang atau yang
bertentangan dengan pendirian orang.
Daud Ali (1988) mengemukakan bahwa dalam ajaran
islam terdapat prinsip toleransi yaitu:
1) Tidak boleh ada paksaan dalam beragama baik halus
maupun kasar
2) Manusia berhak memilih dan memeluk agama yang
diyakininya dan beribadah menurut keyakinannya
3) Tiada gunanya memaksa seseorang agar ia menjadi
seorang muslim
4) Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan
mereka yang tidak sepaham atau tidak seagama,
asalkan mereka itu tidak memusuhi islam
1) Toleransi agama adalah toleransi yang
menyangkut keyakinan yang berhubungan
dengan akidah
2) Toleransi sosial yakni toleransi yang
menyangkut hubungan sosial kemasyarakatan
1. Bergaul atau berinteraksi dengan sesama
warga masyarakat dengan tidak menonjolkan
perbedaan agama, keturunan, bahasa,
budaya, ras atau etnik.
2. Tidak melakukan tindakan yang
memprovokasi seperti mengadu domba
3. Tidak mencampuradukkan ajaran-ajaran
agama yang satu dengan yang lainnya.
Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama,
makhluk yang mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan
yang Maha Esa yang menguasai alam jagad raya beserta
makhluk lainnya di dunia. Agama merupakan problem of
ultimate concern yakni masalah yang mengenai kepentingan
mutlak setiap orang.
Paul Tellich sebagaimana yang dikutip Daud Ali (1988)
mengatakan setiap orang yang beragama selalu berada dalam
keadaan terlibat (involved) dengan agama yang dianutnya.
Rasyidi (dalam AIL 1988) menegaskan manusia yang beraga itu
aneh:. Ia mengikatkan dirinya kepada Tuhan, tetapi bersamaan
dengan itu ia merasa bebas karena dengan itu ia bebas
menjalankan segala sesuatu menurut keyakinannya itu.
Baik dalam Pancasila maupun UUD 1945 yang menegaskan
bahwa bangsa Indonesia berdasar atas Ketuhanan yang maha
Esa.

Pengertian
Ruang lingkup pencerminan nilai keimanan dan ketakwaan
Warga negara yang religius adalah
warga negara yang senantiasa
memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran
agama yang dipeluk dan diyakini
dalam konteks lehidupan sehari-hari
baik di lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun bangsa dan
negara.
Pertama, dalam berhubungan dengan Tuhannya, warga negara yang religius senantiasa tunduk
dan patuh kepada perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan perbuatan yang tidak
diperkenankan Tuhan.
Kedua, dalam berhubungan dengan sesama warga negara, warga negara yang religius
senantiasa menjalin hubungan atau interaksi sesama warga negara atas dasar prinsip
persamaan sebagai makhluk Tuhan yang memiliki harkat, derajat, dan martabat yang sama.
Ketiga, dalam berhubungan dengan lingkungannya, warga negara yang religius senantiasa
berusaha seoptimal mungkin untuk memlihara dan menjaga lingkungan untuk menunjang
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Keempat, dalam berhubungan dengan negaranya, warga negara yang religius berusaha
menempatkan dirinya sebagai warga negara yang berkewajiban untuk melaksanakan hak dan
kewajibannya dengan baik dan penuh tanggung jawab
Nasikun (1993) mengatakan bahwa keanekaragaman tersebut sebagai ciri unik masyarakat dan
bangsa Indonesia yang dapat memberikan kekayaan bagi bangsa Indonesia. Keanekaragaman
itu pada satu sisi merupakan faktor positif apabila perbedaan tersebut mampu dimanfaatkan
atau dikelola dengan aik sehingga memberikan kontribusi bagi perkembangan bangsa. Namun
pada sisi lain merupakan faktor negatif apabila keragaman tersebut tidak dimanfaatkan atau
tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan berbagai kerawanan dan perpecahan yang
potensial mengancam integrasi bangsa.



















Penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan SD
Konsep dan Prinsip Penilaian PKN SD/MI
Berbagai Alat Penilaian dalam PKN SD/MI
Model-Model Alat Penilaian PKN SD/MI
MODUL 12
Penggunaan Model Alat Penilaian PKN SD/MI
Berbasis Portofolio


















Konsep dan Prinsip Penilaian PKN SD/MI
Konsep Penilaian PKN
SD/MI
Prinsip Penilaian PKN SD/MI
Hal yang saling berkaitan dalam penilaian
Unsur pokok dalam penilaian
Pembaharuan dan inovasi dalam PKn serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif,
produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan
pelatihan yang berwawasan demokrasi dan HAM. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan
profesional guru maka diharapkan guru dapat memilih strategi/metode mengajar yang sesuai dengan kejelasan
tuntutan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan siswa seingga memungkinkan guru dapat melakukan penilaian
apakah sebuah kompetensi diperlukan benar-benar telah dimiliki siswa atau belum, melalui standar-standar penilaian
kompetensi yang bersifat continous comprehensive evaluation in the classroon yang ditetapkan.
Pelaksanaan penilaian, baik dalam arti produk maupun hasil amat tergantung pada perumusan indikator yang
dikembangkan dalam silabus dan rencana pembelajaran. Perumusan indikator akan mempengaruhi juga terhadap
teknik dan jenis penilaian yang dikembangkan, bila rumusan indikator berdimensi kognitif maka teknik penilaian yang
dikembangkan, bila rumusan indikator berdimensi kognitif maka teknik penilaian yang digunakan adalah tes. Namun,
apabila rumusan indikator yang berdimensi afektif atau psikomotor maka tenik penilaian yang digunakan adalah non tes
1) Objek yang akan dinilai
2) Kriteria sebagai tolak ukur
3) Data tentang objek yang dinilai
4) Pertimbangan keputusan
penilaian pengukuran tes
Secara prinsip, penilaian PKN tidak berbeda
dengan penilaian dalam mata pelaaran
lainnya, hanya berbeda tekanannya dimana
penilaian dalam mata pelajaran PKN lebih
menekankan pada aspek afektif. Jaromilek
dan W. C Parker (1993) menyatakan bahwa
dalam kaitannya degan proses
pembelajaran, penilaian yang dilakukan
guru bertujuan untuk : 1) membantu
mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-
aspek belajar penting) bagi peserta didik; 2)
menginformasikan kelebihan dan
kekurangan peserta didik dalam belajar; 3)
menginformasikan peserta didik bagaimana
meningkatkan proses dan hasil belajarnya 4)
bahan informasi esensial kepada orang tua
dan masyarakat mengenai efektivitas
program sekolah. Dalam kaitan ini, penilaian
formatif sangat ditekankan. Penilaian
formatif merupaan bagian esensial dan
proses pembelajaran. Dengan kata lain
penilaian formatif mempertemukan antara
dimensi tujan, prosedur dan penilaian
pembelajaran
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai
suatu objek seperti baik atau buruk sesuai dengan
kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan
sebelumnya.Gronlund (1985) mengemukakan bahwa
penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis dan interpretasi
informasi/data untuk menentukan sejauh mana
siswa teah mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian
lebih bersifat komprehensif meliputi pengukuran dan
bersifat kualitatif
Pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan
gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan
ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa)
Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang
bersifat kuantitatif (berupa angka-angka).
Salah satu alat atau bentuk
pengukuran


















Berbagai Alat Penilaian dalam PKN SD/MI
Penilaian kelas Pengertian
Tujuan
Penilaian kelas merupakan suatu proses
pengumpulan pelaporan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa
menerapkan konsep prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik. Pengumpulan informasi dapat
dilakukan dalam suaana resmi maupun tidak
resmi, di dalam atau di luar kelas,
menggunakan waktu khusus untuk penilaian
aspek sikap/nilai dengan tes atau no tes atau
terintegrasi dalam keseluruhan kegiatan
belajar mengajar. Apabila informasi tentang
hasil belajar siswa telah terkumpul dalam
jumlah yang memadai maka guru perlu
membuat keputusan terhadap prestasi siswa
Penilaian kelas bertujuan untuk
memberikan penghargaan
terhadap pencapaian belajar siswa
serta memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu penilaian kelas
menekankan pencapaian hasil
belajar siswa sekaligus mencakup
seluruh proses mengajar dan
belajar yang menilai karakteristik
siswa, metode mengajar dan
belajar, pencapaian kurikulum, alat
dan bahan belajar serta
administrasi sekolah.
Prinsip-prinsip
1. Valid; penilaian kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur
dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih
2. Mendidik; penilaian memberikan sumbangan positif terhadap
pencapaian hasil belajar siswa
3. Beorientasi pada kompetensi; penilaian harus menilai pencapaian
kompetensi dasar yang dimaksud dalam kurikulum
4. Adil dan objektif; penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan
pencapaian hasil belajar
5. Terbuka; kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak yang
berkepentingan
6. Berkesinambungan; penilaian dilakukan secara berencana, bertahap,
teratur, terus menerus
7. Menyeluruh; meliputi aspek pengetahuan, sikap dan nilai serta
keterampilan
8. Bermakna; mencerminkan gambaran utuh tentang prestasi siswa
Teknik Pengumpulan Informasi
Tes tertulis
Tes Perbuatan
Tes Lisan
Penilaian Tes Penilaian Non Tes
Penilaian bentuk tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa yang bersifat
kompleks. Penilaian juga dapat lebih bersifat objektif karena tulisan merupakan
bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya.
1. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes uraian terbatas tepat dipergunakan
untuk menilai hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan:
menjelaskan hubungan sebab-akibat; melukiskan pengaplikasian prinsip;
mengajukan argumentasi yang relevan; merumuskan hipotesis dengan
tepat; merumuskan asumsi yang tepat; melukiskan keterbatasan data;
merumuskan kesimpulan dan hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa
untuk melengkapi jawabnnya.
2. Tes uraian bebas tepat digunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat
kompleks berupa kemampuan menghasilkan dan menyatakan ide;
memadukan berbagai hasil belajar dan merekayasa bentuk orisinil seperti
mendesian sebuah eksperimen menilai suatu ide
Uraian
Objektif
Tes tertulis objektif terdiri atas pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan dan isian singkat. Tes objektif tepat digunakan untuk
menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan mengingat
dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami hubungan antara
dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.Tes ini lebih
praktis dan dapat digunakan untuk jumlah siswa yang cukup besar,
serta mutunya dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria tes objektif yang baik:
1. Memiliki validitas yang tinggi, mampu mengungkap hasil belajar
secara tepat
2. Memiliki reliabilitas yang tinggi, mampu memberi gambaran
yang relatif tetap tentang kemampuan yang dimiliki siswa
3. Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai, setiap
butir tes dapat membedakan siswa yang menguasai bahan dan
tidak
4. Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites, kira-
kira 30% mudah, 50% sedangdan 20% sukar.
5. Mudah diadministrasikan, tes tersebut memiliki petunjuk
tentang bagaimana cara pelaksanaannya, cara mengerjakan dan
cara mengoreksi
6. Memiliki norma atau patokan penafsiran data

Penilaian perbuatan adalah penilaian
tindakan atau tes praktik yang secara
efektif dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pengumpulan berbagai
informasi tentang bentuk-bentuk perilaku
yang diharapkan muncul dalam diri siswa
(keterampiln). Alat yang digunakan adalah
lembar perbuatan. Tes perbuatan dapat
dipergunakan untuk menilai mutu suatu
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,
keterampilan dan ketepatan
menyelesaikan suatu pekerjaan,
kecepatan dan kemampuan
merencanakan suatu pekerjaan
Penilaian berbentuk lisan digunakan untuk menilai hasil belajar
dalam bentuk kemampuan mengemukakan ide dan pendapat
secara lisan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes
lisan:
1. Buatlah format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban
serta bobot skornya
2. Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa
orang siswa, kalaupun sama hanya diperuntukkan maksimal tiga
orang tiga siswa saja
3. Untuk memenuhi persyaratan paralel maka setiap format soal
harus memiliki isi, derajat kesukaran dan waktu menjawab sama
1. Observasi, Teknik ini baik untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor misalnya praktek keterampilan, diskusi,
bermain, atletik. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya: a) dilakukan dengan tujuan yang jelas dan
direncanakan; b) menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala; c) pencatatan dilakukan sekelas
mungkin tanpa diketahui oleh siswa yang diobservasi; d) kesimpulan dibuat setelah program observasi selasai
dilaksanakan seluruhnya.
2. Kuesioner, digunakan untuk menilai hal-hal yang bersifat umum seperti identitas siswa, keadaan sosial-ekonomi
orangtuanya, minat, pendapat. Agar efektif hendaknya: a) dilaksanakan dengan tujuan dan program yang jelas b)
isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan c) bahannya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan siswa d)
penarikan kesimpulan harus hati-hati
3. Wawancara, tidak jauh berbeda dengan angket. Hanya di sini pertanyaan dijawab langsung sehingga terjadi
hubungan timbal balik.Perbedaan wawancara dan ujian lisan terletak pada jawaban yang inginkan.
4. Daftar cek, lebih menunjukkan sebagai alat dari pada sebagai teknik penilaian, juga dapat digunakan dalam observasi,
wawancara maupun dalam angket. Sangat bermanfaat untuk mengukur hasil belajar yang berupa produk maupun
proses yang dirinci e dalam komponen yang lebih kecil. Hanya ada 2 alternatif jawaban, ya/tidak
5. Skala pilihan (rating scale), disediakan 3, 4, 5 pilihan, skala pilihan digunakan untuk: observasi, wawancara, angket,
mengukur sikap, kebiasaan atau minat. Conotoh skala likert, thurstone, dan guttman
6. Studi kasus, diperlukan untuk mempelajari siswa yang bersikap ekstrim. Dilakukan oleh staf BK dan hasilnya
dirapatkan di antara staf sekolah.
7. Portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atau hasil pekrjaan mahasiswa dalam kurun waktu tertentu (Popham, 1994). Dengan sistem penilaiain
portofolio, dosen/guru membuat file untuk masing-maisng mahasiswa, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi
belajar selama mengikuti proses pendidikan. Wayan Wida (1984:18) mengemukakan pertimbangan dalam
menentukan jenis alat penilaiain: aspek kemampuan yang dinilai, sifat bahan yang disajikan, besar kecilnya kelompok
yang diuji, frekuensi penggunaan alat penilaiai, kesempatan guru mengoreksi


















Model-Model Alat Penilaian PKN SD/MI
A. Pengembangan Alat Penilaian Kelas dalam PKN
B. Model-Model Alat Penilaian PKN SD/MI
2. Model
Penilaian
Perbuatan
1. Model
Penilaian
Sikap
3. Model
Penilaian
Daftar
Cek
4. Model
Penilaian
Catatan
Anekdot
5. Model
Penilaian
Daftar
Cocok
6. Model Penilaian
Skala Bertingkat
7. Model
Penilaian
Sosiometri
8. Model
Penilaian
Pedoman
Wawancara
9. Model Penilaian
Daftar Baik
Buruk
10. Model
Penilaian
Daftar
Tingkat
Urutan
Langkah-langkah :
1. Menyusun spesifikasi tes: a) menentukan kompetensi dasar 2) menyususn kisi-kisi
tes (berisi: kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator dan pengujian yang
berisi jenis tagihan, bentuk soal, contoh soal.
2. Menulis soal tes (mengacu kisi-kisi dan sesuai indikator dan bentuk tes)
3. Menelaah soal tes (dilakukan teman sejawat meliputi materi dan bahasa)
4. Melakukan uji coba tes
5. Menganalisis butir soal
6. Memperbaiki soal tes
7. Merakit soal
8. Melaksanakan tes
9. Menganalisis hasil tes
Model Penilaian Tes
Model Penilaian Non Tes
Pilihan Ganda
Uraian
Contoh soal pilihan Ganda
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk hubungan antar hal (sebab)
c. Bentuk soal pilihan ganda kompleks
Kaidah Pengembangan Soal
Pilihan ganda
1. Pokok soal yang akan ditanyakan harus jelas
2. Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya jangan bertele-tele
3. Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban benar
4. Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif
5. Alternatif jawaban logis dan pengecoh harus berfungsi
6. Diusahakan tidak ada petunjuk jawaban yang benar
7. Diusahakan untuk mencegah penggunaaan option yang terakhir berbunyi semua jawaban
di atas benar atau semua jawaban di atas salah
8. Dusahakan agar alternatif jawaban homogen baik dari isi maupun panjag pendek
pernyataan
9. Apabila jwaban berupa angka diurut dari yang terendah
10. Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata bersifat tidak
tentu kebanyakan, kadang-kadang
11. Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak bergantung dari jawaban butir soal
yang lain.
12. Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban benar, kunci jawaban letaknya menyebar
diantara A, B, C, dan D
Persyaratan mengembangkan soal uraian:
1. Lebih baik menggunakan soal butir-butir uraian dalam
jumlah yang banyak tetapi jawaban yang diminta cukup
singkat dan simpel
2. Soal yang tidak menghendaki jawaban yang terlalu panjang
akan memberikan berbagai keuntungan
3. Rumusan kalimat atau pernyataan disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa termasuk segi bahasa harus
mudah dimengerti siswa
4. Semua siswa diminta menjawab soal yang sama sehingga
hasil informasi yang diperoleh akan dapat menggambarkan
kemampuan siswa yang sesungguhnya
5. Jumlah soal yang dikembangkan sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia
6. Kalimat yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk
mngembangkan ide dan daya nalar
No
Nama
siswa
Aspek yang DInilai Jumlah
Skor
Rata-
rata
skor Persiapan Pelaksanaan Hasil


No Pernyataan SS TS N TS STS


No Pernyataan Ya Tidak


Bentuk catatan anekdot yaitu catatan kejadian khusus
yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan
individu atau kelompok siswa.
Butir pernyataan Nomor urutan alasan


No
Butir
Pernyataan
Penilaian Saya
Baik Buruk


Bertujuan untuk melihat sejauh mana sikap sosial siswa di
kelas terutama terhadap teman-temannya. Proses ini
didasarkan pada perasaan pribadi anggota terhadap
anggota lain. Hasil sosiometri dapt digunakan untuk
menyusun suatu keolompok baru
Pertanyaan diajukan secara lisan. Interviu ada dua yaitu
langsung (dilakukan dengan sumber utama untuk
menggali data tentang dirinya) dan tidak langsung
No Pernyataan Ya Tidak


Kaidah penyusunan sebagaimana yang dinyatakan oleh
Asmawi Zainul (1993:76) :
1. Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah
terbatas, tetapi tetap dapat memberi gambaran yang
utuh dari keseluruhan hal yang diukur
2. Angka untuk perangkat rating scale haruslah
mempunyai arti yang sama
3. Jumlah kategori angka yang digunakan supaya
diusahakan cukup bermakna, tetapi terlalu renik
sehingga tidak jelas lagi perbedaan arti satu angka
dengan angka lainnya. Sebagai patokan jangan lebih
dari 7 kategori
4. Setiap pernyataan hendaknya mengukur satu
karakteristik
5. Apabila digunakan untuk mengukur prosedur
sebaiknya pertanyaan disusun scera urut
beradasrkan urutan pelaksanaan prosedur
6. Apabila digunakan untuk mengukur hasil sebaiknya
diurut dari yang termudah


















Penggunaan Model Alat Penilaian PKN SD/MI
Berbasis Portofolio
Pengertian
Konteks
Assesment
Portofolio
Kelebihan/kekurangan Portofolio
sebagai Alat Penilaian
Koleksi Data
Perbedaaan Tes dan Portofolio
Menurut Nuryani Rustaman (2002:3) Konteks Assesment Portofolio:
1. Tujuan
a. Hakikat hasil belajar: pengetahuan, penalaran,
keterampilan, produk, dan afektif
b. Fokus bukti: menunjukan perubahan performance
c. Rentang waktu: perlu ada batasan waktu ( satu bulan atau
semester)
d. Hakikat bukti: jenis bukti apa yang digunakan untuk
menunjukkan kemampuan siswa
2. Peran penilaian
a. Pemantapan kembali penanaman nilai dalam penguasaan
pelajaran yang belum dipahami
b. Penilaian jati jati diri kehidupan serta lingkungannya
c. Penilaian formal peringkat penguasaan dan keberhasilan
belajar sehingga secara formal dan administratif
mendapatkan gambaran baik secara individu, kelas, umum
d. Momentum dan media untuk mendapatkan umpan balik
pengajaran
3. Tujuan
a. Menghargai perkembangan yang terjadi pada diri siswa
b. Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa
c. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang
berlangsung
4. Prinsip
Menurut Sumarna dan Muhammad Hatta (2004:71) dalam
melakukan penilaian prinsip yang diperhatikan
a. Saling percaya
b. Kerahasiaan bersama
c. Milik bersama
d. Kepuasaan
e. Kesesuaian
f. Proses dan hasil
5. Karakteristik
Menurut Sumarna dan Muhammad Hatta (2004:71) penilaian
portofolio mempunyai karakteristik
a. Multisumber
b. Authentic
c. Dinamis
d. eksplisit
e. integrasi
f. kepemilikan
g. beragam tujuan

Kelebihan
1. Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan siswa
untuk membuat, meulis, menghasilkan berbagai tipe tugas
akademik
2. Memungkinkan pendidik menilai keterampilan/kecakapan
siswa
3. Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan
pendidik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya
4. Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan
menentukan di mana pendidik tersebut perlu membantu
5. Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses
kemampuan intelektual siswa
6. Menunjukkan prestasi akademik
Azis Wahab (1999:2) mendefinisikan
portofolio penilaian Sebagai sebuah laporan
tentang proses belajar siswa sebuah
kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan
kepada siswa atau orang lain tentang hasil
kerja siswa yang dicapai dalam satu atau lebih
bidang.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu relatif lama
2. Pendidik harus tekun, sabar, dan
terampil
3. Tidak ada kriteria yang standar
1. Pengumpulan data oleh peserta didik
a. Learning log (jurnal atau catatan pribadi peserta didik
untuk mengungkap reaksi dan perasaannya tentang hal
yang dipelajari
b. Pemetaan konsep
c. Bermain peran
d. Self-assesment (partisipasi siswa dalam menilai
karyanya sendiri)
2. Pengumpulan data oleh pendidik
a. Anecdotal notes (catatan spontan kejadian yang faktual
dan objektif)
b. Pemberian skor peta konsep
c. Feedback (komentar terhada[ hasil kerja tertulis
peserta didik sebagai masukan untuk bahan perbaikan)
No Tes Portofolio
1 Menilai siswa berdasar tugas yang
terbatas
Menilai siswa berdasar seluruh tugas dan hasil
kerja yang berkaitan dengan kinerja
2 Yang menilai hanya guru berdasarkan
masukan yang terbatas
Siswa turut serta dalam dalam menilai
kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian
berbagai tugas dan perkembangan yang
berlangsung selama proses pembelajaran
3 Menilai semua siswa dengan
menggunakan satu kriteria
Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian
masing-masing
4 Proses penilaian tidak kloboratif Proses penilaian kolaboratif
5 Penilaian diri oleh siswa bukan
merupakan sesuatu tujuan
Siswa menilai dirinya sendiri menjadi suatu
tujuan
6 Yang dijadikan perhatian hanya
pencapaian (produk)
Yang dijadikan perhatian meliputi proses
dalam bentuk usaha, kemajuan dan
pencapaian
7 Terpisah antara kegiatan pembelajaran,
testing, dan pengajaran
Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran dan
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai