Anda di halaman 1dari 11

Titrasi merupakan analisis yang memungkinkan untuk menentukan jumlah yang pasti

dari suatu larutan yang dilakukan dengan cara mereaksikannya dengan larutan lain yang
konsentrasinya telah diketahui dengan pasti.
(Underwood dan Day, 2002)

Titrasi pengendapan adalah titrasi yang melibatkan terbentuknya endapan.


Berdasarkan cara penentuan titik akhirnya ada beberapa metode titrasi pengendapan yaitu
metode gay lussac, metode Mohr (pembentukkan endapan berdasarkan pada titik akhir),
metode Fajans (adsorbsi indikator pada endapan) dan metode Volhard (terbentuknya kompleks
warna yang larut pada titik akhir).
(Skoog et al, 1994)

Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan
reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya
disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada
umumnya) dengan menggunakan larutan standar Perak Nitrat (AgNO3).
(Indigomorie, 2009)

Titrasi Argentometri berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang akan


dianalisa dengan larutan baku AgNO3 sebagai penitrasi, menurut reaksi :
Ag+ + X- AgX (s)
(Underwood dan Day, 1998)

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana
ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut (AgCl).
AgNO3 (aq) + NaCl (Aq) AgCl (s) + NaNO3 (Aq)
(Indigomorie, 2009)

Prinsip-prinsip yang mendasari titrasi pengendapan :


a.

Reaksi pengandapan merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk

endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak/sukar larut di dalam air atau pelarutnya.
(Zulfikar, 2010)

b.

Kesetimbangan. Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses

yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

sistem pada kesetimbangan (Ratna, 2009). Jika bentuk umum suatu zat yang sedikit larut dalam air
adalah AxBy maka persamaan kesetimbangan larutan tersebut adalah sebagai berikut :
AxBy xAy+ (aq) + yBx- (aq)

Persamaan tetapan kesetimbangan atau persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari AxBy
adalah sebagai berikut :
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
(Miladi, 2010)

Indikator yang digunakan pada titrasi pengendapan yang melibatkan garam perak ada tiga
indikator. Metode Mohr menggunakan ion kromat (CrO42-) untuk mengendapkan AgCrO4 yang
berwarna kuning. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna
dengan ion sianat; SCN-. Dan metode Fajans memanfaatkan indikator-indikator adsorbsi.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rivai, 1995) :
1.

Cara Mohr

Pada metode ini dapat digunakan indikator asam basa. Cara ini dipakai untuk menetapkan
kadar klorida dan bromida (Cl- dan Br-) tapi tidak dapat dipakai untuk penetapan iodida dan
tiosianat secara teliti. Suasana larutan harus netral yaitu sekitar 6,5 - 10. Bila pH > 10 akan
terbentuk endapan AgOH yang terurai menjadi Ag2O. Sedangkan dalam larutan asam, ion
kromat bereaksi dengan H+.
2.

Cara Volhard

Pada cara ini larutan garam perak dititrasi dengan larutan garam tiosianat dalam suasana
asam. Indikatornya larutan garam ferri (Fe3+), dimana dengan tiosianat membentuk kompleks
ferri tiosianat. Cara ini dipakai untuk penentuan kadar Cl-, Br-, I- dan tiosianat dalam suasana
asam.
3.

Cara Fajans

Pada metode ini, suspensi perak halogenida pada larutan yang mengandung ion halida
akan bermuatan negatif karena mengadsorbsi ion halida tersebut dan kemudian akan bermuatan
positif apabila kelebihan ion perak. Indikator adsorbsi tidak memberi perubahan warna dalam
larutan, tapi perubahan warna terjadi pada permukaan endapan.
Senyawa organik berwarna yang digunakan untuk mengadsorbsi pada permukaan suatu
endapan sehingga mengubah struktur organiknya dan warna tersebut masih memungkinkan
untuk mengubah diri menjadi lebih tua lagi sehingga sering digunakan sebagai pendeteksi titik
akhir pada endapan perak disebut sebagai indikator adsorbsi.
(Underwood, 1999)

Ditemukan fakta bahwa fluoresein tersubstitusi dapat bertindak sebagai indikator untuk
titrasi perak dengan memanfaatkan kelebihan elektron/ion pada klorida jika perak nitrat
ditambahkan kedalam larutan Natrium Klorida. Ion-ion klorida ini dikatakan membentuk lapisan
teradsorbsi primer dan dengan demikian menyebabkan partikel koloidal Perak Klorida itu
bermuatan negatif. Partikel negatif ini kemudian cenderung menarik ion-ion positif dari dalam
lapisan larut untuk terus menerus ditambahkan sampai ion Perak berlebih, ion-ion inilah akan
menggantikan ion klorida dalam lapisan primer. Maka partikel menjadi bermuatan positif dan
anion dalam larutan ditarik untuk membentuk lapisan sekunder.
(Underwood, 1999)

Metode fajans merupakan indikator senyawa organik yang dapat diserap pada permukaan
endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung. Indikator yang biasa digunakan
yaitu indikator adsorbsi diiododimetilfluoresen dan fluoresen. AgNO3 juga distandarisasi dengan
NaCl dengan menggunakan indikator fluoresein. Metode ini disebut dengan metode Fajans.
Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat yang dapat diserap pada permukaan
endapan sehingga dapat menimbulkan warna.
(Underwood, 1999)

Beberapa istilah dalam titrimetri, antara lain :


a.

Bahan Baku Primer


Bahan kimia yang dapat digunakan untuk membuat suatu larutan sekunder primer,

dipakai untuk menetapkan kenormalan larutan standar sekunder (titran).


(Sumarna, 2004)

Syarat-syarat yang diperlukan untuk bahan baku primer antara lain (Dika, 2010) :

1. Sangat murni atau mudah dimurnikan dan mudah diperoleh serta relatif murah.
2. Mudah diperiksa kemurniannya (diketahui macam dan jumlah pengotornya).
3. Harus stabil dalam keadaan murni (padat atau larutan).
4. Harus dapat dikeringkan dan tidak higroskopis.
5. Harus dapat larut dalam pelarut yang cocok.
6. Dapat bereaksi secara stoikiometri dengan larutan yang akan distandarisasikan dengan zat yang
akan ditetapkan kadarnya, berat ekivalennya besar sehingga kesalahan penimbangan sekecilkecilnya.
Natrium Klorida adalah standar volumetrik dan material verensi sekunder untuk
argentometri. (Merck staff, 2009)

b.

Bahan Baku Sekunder

Larutan sekunder adalah larutan yang dibuat dari bahan yang konsentrasinya harus
ditentukan langsung. Untuk menentukan konsentrasinya tidak dapat dilakukan standarisasi
terlebih dahulu dengan larutan standar primer. (Dika, 2010)
Perak Nitrat adalah senyawa kimia dengan rumus kimia AgNO3. Senyawa yang
digunakan dalam film fotografi. (Rehmon, 2010)

Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran,
dimana terbentuk garam perak yang sukar larut (1).
Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas terjadinya pengendapan kuantitatif, yang
dilakukan dengan penambahan larutan pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa
yang hendak dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk endapan
(2).
Argentometri dimana terbentuk endapan (ada juga argentometri yang tergolong pembentukan
kompleks) dibedakan atas 3 macam berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik
akhir, yaitu :
1. Cara Mohr

Titrasi pertama untuk penentuan ion klorida dan bromida dalam larutan, sedangkan indikator
yang dipakai adalah kalium kromat (K2CrO4) dan larutan baku AgNO3 sebagai titran. Pada titik
akhir kromat terikat oleh ion perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah bata.
Disini terjadi pengendapan 2 tingkat yaitu pembentukan AgCl dan pembentukan Ag2CrO4. Perak
klorida merupakan garam sukar larut sehingga konsentrasi ion klorida tinggi, maka AgCl
diendapkan.
1. Cara Volhard
Ion halogen diendapkan oleh ion perak berlebih, kelebihan ion perak dititrasi dengan NH4SCN
atau KSCN. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat,
sampai titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titran dan ion perak membentuk endapan putih :
Ag+ + SCN-

AgSCN

(putih)

Sedikit kelebihan titran kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks yang
sangat kuat warnanya (merah).
SCN- + Fe3+

FeSCN2+

Yang larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna.


1. Cara Fajans
Dalam titrasi secara Fajans digunakan indikator adsorbsi. Indikator adsorbsi adalah zat yang
dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna, penyerapan ini
dapat titik ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Indikator
ini adalah asam lemah atau basa lemah organik yang dapat membentuk endapan dengan ion
perak. Misalnya fluoresein yang dapat digunakan dalam titrasi ion klorida dalam suasanan netral
(3).

Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis


dengan menggunakan ion perak,biasanya ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini
adalah ion iodide (Cr-,Br-,P-).
Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam suatu larutan jenuh dari
garam yang sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Dasar titrasi argento
adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analis.
Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi
argentometri dapat dibedakan atas tiga metode yaitu metode Mohr,metode Volhard,dan
metode Vajans.
a. Metode Mohr
Metode ini di pakai terutama dalam penentuan klorida dan bromida.Suatu larutan
klorida dititrasi dengan larutan AgNO3,maka akan terjadi :

b.

c.

a)
b)
n) + y

Ag+ + ClAgCl
Titik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 dengan ion Ag+
berlebih menghasilkan endapan merah dari AgCrO4. Kelebihan dari AgCl yang
berwarna putih mulai berubah warna menjadi kemerah-merahan. Titrasi ini harus
dilakukan dalam suasana netral agar dapat diperoleh dalam keadaan murni. Sebagai
larutan baku primer mempunyai bobot equivalen yang tinggi.
Metode Volhard
Titrasi ini dilakukan secara tak langsung di mana ion halogen di endapkan oleh ion Ag+
berlebih-lebihan. Kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan KCNS atau NH2CNS. Titk
akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator ion FE+++ yang dengan ion CNS
berlebihan menghasilkan larutan berwarna merah. Titrasi dilakukan dalam suasana
asam yang berlebihan.
Metode Vajans
Metode ini adalah suatu halogen dengan AgNO3 membentuk endapan perak
halogenida yang pada titik equivalen dapat mengabsorpsi berbagai zat warna,dengan
demikian terjadi perubahan warna. Klorida dapat dititrasi dengan indicator flouresen
bromida,iodide dan thiosianat dapat dititrasi dalam suasana asam lemah.(Prof.Dr.Ibnu
Gholib Gandjar,DEA.,Apt,2009)
Kurva titrasi.
Bila kita alurkan volume titransebagai absis dan pAg atau pX
(X =anion
yang di endapkan oleh Ag+) sebagai ordinat,maka akan diperoleh kurva titrasi. Di situ
titrant ialah AgNO3 dan yang di titrasi adalah NaCl. Perhitungan koordina adalah
sebagai berikut :
Awal : pCl = -log [NaCl] ; misal [NaCl]= 0,1 maka pCl = 0,1
Sebelum titik akhir : Ag+ + Cl AgCl
ny
Di mana a = mmol Cl- semula (jumlah analitis)
n = mmol Ag+ yang telah di tambahkan
y = mmol Ag+ yang tak terendapkan sebagai akibat
kesetimbangannya;
maka jumlah AgCl yang terendap (tanpa kesetimbangan)ialah n mmol. Boleh
dibayangkan,bahwa kemudian y mmol AgCl larut kembali untuk memenuhi hokum
kesetimbangan ,dengan membentuk kembali y mmol Ag+ dan Cl-. Maka dalam keadaan
setimbang terdapat y mmol Ag+ dan (a n) + y mmol Cl-,sehingga :
. = Ksp AgCl (W.Harjadi, 1993)
Indicator adsorbs pada titrasi pengendapan
Jika AgNO3 ditambahkan pada NaCl yang mengandung zat berpendar
flour,titik akhir di tentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga.
Jika didiamkan,tampak endapan berwarna,sedangkan larutan tidak berwarna
disebabkan adanya adsorbsi indicator pada endapan AgCl. Warna yang terbentuk
dapat berubah akibat adsorbs pada permukaan. Dengan indicator anion,reaksi tersebut
:
Jika Cl yang berlebih :(AgCl)Cl- + FL
tidak bereaksi
(jika FL =C20H11O5 yaitu zat berpendapat flour)
Jika Ag+ yang berlebihan (AgCl) Ag+ + FL
(AgCl)(AgFL)adsorbsi
(S.M.Khopkar, 2007)

Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikena ladalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak. Titrasi
ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuananalit yang berupa
ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3.
Titras iargentometr itidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan
tetapi juga dapat dipaka iuntuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asamlemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dar ianalit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl :
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) ->AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42dimanadengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat
kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi
yang dipakai maka titrasi argentometri dapat di bedakan atas Argentometri dengan
metode Mohr,Volhard,atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita
juga dapat menggunakan metode potensi ometri untuk menentukan titik ekuivalen.

Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terkandung sutu larutan-larutan jenuh dari garam yang sukar
larut pada suhu tertentu adalah konstan. Misalnya suatu garam yang sukar larut AmBn dalam
larutan akan terdisosiasi menjadi m kation dan n anion. Titrasi argentometri ialah titrasi dengan
menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut.
(Susanti.2003)
Untuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan dipergunakan indikator yang
baru menghasilkan suatu endapan bila reaksi dipergunakan dengan berhasil baik untuk titrasi
pengendapan ini. Dalam titrasi yang melibatkan garam-garam perak ada tiga indikator yang telah
sukses dikembangkan selama ini yaitu metode Mohr menggunakan ion kromat, CrO42-, untuk
mengendapkan Ag2CrO4 coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk
sebuah kompleks yang berwarna dengan ion tiosianat, SCN. Dan metode Fajans menggunakan
indikator adsorpsi. (Underwood.2004)
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu.
Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan
pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. (Gandjar,2007)
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard,
Metode K. Fajans, dan metode Leibig.

1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral
dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indkator.
Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen,
maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan
perak kromat yang berwarna merah. (Gandjar,2007)
1. Metode Volhard
Perak dapat ditetapkan secara teliti dengan suasana asam dengan larutan baku kalium dan
ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat
ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) ntrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai
indicator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat dalam lingkungan
asam nitrat 0,5-1,5N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan
diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasana basa sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukan. pH
larutan dibawah 3, Pada titrasi terjadi perubahan warna 0,7 1 % sebelum titik ekuaivalen.
Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan mencapai titik akhir, titrasi digojog kuatkuat supaya ion perak yang diarbsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereksi dengan
tiosianat. Metode volhard dapat digunakan untuk menetapkan asam klorida, bromide, dan
iondida dalam suasana asam. (Gandjar,2007)
1. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indicator arbsorbsi, yang mana pada titik ekuivalen, indicator
terarbsorbsi oleh endapan. Indicator ini tidak membeikan warna pada larutan, tetapi pada
permukaan endapan. (Gandjar,2007)
1. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indicator, akan tetapi ditunjukan
dengan terjadi kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan akali sianida
akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojongan akan larut kembali karena akan
terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut. (Gandjar,2007)
1. B. Uraian Bahan
1.

Aquadest (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi

: Aqua Destillata

Nama lain

: Air suling

RM / BM

: H2O/18,02

Rumus struktur

:HOH

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
2.

: Dapat bercampur dengan alkohol


: Dalam wadah tertutup rapat.
: Sebagai pelarut

AgNO3 (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi

: Argenti Nitras

Nama lain

: Perak (II) nitrat

BM / RM
Rumus Struktur

: AgNO3 / 169,73
:

O
Ag N O
O

Pemerian:
: Hablur transparan / serbuk hablur berwarna putih, tidak berbauh,
menjadi gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol 95% P

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: Sebagai titran

3. K2CrO4 (Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi

: Kalii cromat

Nama Lain

: Kalium kromat

RM/BM
Rumus struktur

: K2CrO4 / 194
:

K O Cr O K
O
Pemerian

: Hablur kuning

Kelarutan

: Sangatmudah larut dalam air

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai indikator

4. NaCl (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi

: NATRII CHLORIDUM

Nama Lain

: Natrium klorida

RM/BM

: NaCl / 58,44

Pemerian
: Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak
berbau, rasa asin, mantap diudara.
Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai sampel

1. Efedrin HCl (Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi

: EPHEDRINI HYDROCLORIDUM

Nama lain

: Efedrin Hidroklorida

RM /BM

: C10H15NO.HCl / 201,70

Pemerian

: Serbuk atau hablus halus, putih, tidak berbau.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air, larut dalam etanol, tidak larut dalam eter.

Penyimpanan
Kegunaan

: dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.


: Sebagai sampel.

1. C. Prosedur Kerja ( Anonim,2012)


Penentuan Kadar Efedrin-HCl
Timbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam erlenmeyer dengan 10 ml
air suling, tambahkan indikator K2CrO4 5% 3 tetes dan titrasi dengan larutan baku AgNo3 0,1 N
sampai terbentuk endapan kemerah-merahan.

Tiap ml AgNO3 0,1 N setara dengan 20,15 mg Efedrin-HCl.


Penentuan Kadar NaCl
Timbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam erlenmeyer dengan 10 ml
air suling, tambahkan indikator K2CrO4 5% 3 tetes dan titrasi dengan larutan baku AgNo3 0,1 N
sampai terbentuk endapan kemerah-merahan.
Tiap ml AgNO3 0,1 N setara 5,844 mg NaCl

Anda mungkin juga menyukai