Anda di halaman 1dari 3

pemeriksaan Rf (Rematoid Factor) / RA (Rheumatoid Arthritis)

Dasar teori : rematoid factor adalah immunoglobulin antibody yang dapat mengikat antibodi lainnya.
Penyakit ini merupakan penyakit auto imun dan salah satu penyebabnya adalah rematoid arthritis, dimana
sel T supresor tidak menekan pembentukan antibodi dan terjadi glikolisasi (kerusakan struktur) sehingga
terbentuk antigen dan dan merespon antibodi baru sehingga terjadi pengendapan dan pengaktifan
komponen dan kemudian memancing terjadinya enzim dan merusak tulang. Penyakit ini adalah penyakit
auto imun non organ spesifik karena kegagalan ototoleransi ditunjukan terhadap elemen jaringan tubuh.

Pemeriksaan HbsAg
PRA ANALITIK
Judul : pemeriksaan HbzAg Rapid test
Metode : imunokromatografi
Tujuan : untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam serum penderita
Prinsip : imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan
partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs (antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang
strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan
garis warna.
Dasar teori : HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan serum atau plasma
dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi
dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma
bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi, campuran tersebut akan meresap
sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane dan menghasilkan suatu hasil
posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test menunjukan hasil
yang negatif.

Pemeriksaan widal (kualitatif)


PRA ANALITIK
Judul : pemeriksaan widal
Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen salmonella SP dalam serum.
Metode : slide
Prinsip : adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi
dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dengan adanya aglutinasi.
Dasar teori : secara antigenis salmonella typosa di bagi menjadi: antigen somatic atau antigen O, antigen
flageller atau antigen H, dan antigen Vi. Kegunaan pemeriksaan widal adalah mencari ada tidaknya zat anti
dan mengukur titer zat anti trehadap kuman salmonella Sp dalam serum penderita tersangka. Typus
abdominalis, antigen yang digunakan adalah suspense kuman salmonella Sp dan proteus Sp yang telah
dimatikan dan diolah menjadi antigen O (antigen somatik) dan antigen H (antigen flagella). Jika salmonella
masuk kedalam tubuh maka anti O lebih cepat muncul dan membeeri respon dari pada anti H, dan anti O
lebi cepat hilang dari pada anti H.

UJI ASO (Anti Streptolisin O)


PRA ANALITIK
Judul : UJi ASO (ANti Streptolisin O)
Metode : kualitatif
Tujuan : untuk mengetahui adanya antibody streptolisin dalam serum
Prinsip : partikel latex polystyrene yan dilapisi streptolisin O sebagai antigen akan bereaksi secara
imunologis dengan antibody anti streptolisin O yang terdapat dalam serum sampel. Reaksi ini ditunjukan
dengan adanya aglutinasi dari partikel latex.
Dasar Teori : sterptococus adalah bakteri yang terdiri dari kokus gram positf yang berdiameter 0,5 dalam
bentuk rantai yang khas kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptococcus bakteri ini
menghasilkan zat ekstraseluler dan enzim-enzim. Lebih dari 20 ekstra seluler yang bersifat antigen
dihasilkan oleh streptococcus golongan A (streptococcus pyogenes) yang berhubungan dengan invasi lokal
dan sistemik dan kehilangan pasca sterptococus disebabkan oleh reaksi-reaksi imunologi.
Zat-zat ekstra seluler terdiri dari streptolisin, hialuronidase streptokinase dan NA dase. Zat-zat yang paling
penting/spesifik adalah streptolisin adalah enzim hemoltik yang dibentuk oleh streptococcus grup A beta
hemolytcus yang terdiri dari O dan streptolisin S, Streptolisin O adalah suatu toksin yang terdiri protein
dengan berat molekul 60.000 dalton aktif dalam suasana anaerob dan dalam tereduksi melisiskan sel darah
merah dan dengan cepat tidak aktif bila teroksidasi. Toksin ini menyebabkan dibentuknya zat anti
streptolisin O (ASO), streptolisin S adalah suatu toksin yang mempunyai berat molekul 20.000 dalton,
bersifat antigen lemah karena didalamnya hanya mengandung polipaptida dengan berat molekul 2,800
dalton.

PEMERIKSAAN ANTI HCV


PRA ANALITIK
Judul : Pemeriksaan anti HCV
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis C dalam serum
Dasar teori : Tes human anti HCV lgG antibody dikembangkan untuk mendeteksi sirkulasi anti HCV lgG
antibody dinyatakan sebagai petunjuk infeksi hepatitis C virus, tes ini berdasarkan prinsip yang
menggunakan rekombinan HCV protein sebagai viral antigen. Pada langkah pertama anti HCV lgG dalam
specimen bila ada akan terikat pada protein rekombin;an HCV yang dilabel pada permukaan sumur
microtitir.
Setelah inkubasi bagian specimen yang tidak terikat akan dipisahkan melalui pencucian, pada pencucian ke
dua anti human lgG konjugat ditambahkan akan mengikat antibody spesifik manusia anti HCV lgG pada
permukaan sumur akan membentuk sandwich complex.

PEMERIKSAAN DENGUE
PRA ANALITIK
Judul : pemeriksaan dengue
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : untuk mengetahui adanya virus Dengue dalam tubuh
Prinsip : bilas antibody lgM dan lgG dari virus dengue dalam sampel akan ditemukan secara spesifik oleh
antibody anti human lgM dan lgG yang terikat pada membrane netro selulosa sebagai fase padat,

kemudian berikatan dengan anti dengue yang telah membentuk kompleks dengan gold babelled anti
dengue monokorald antibody dan member warba pink pada garis test.
Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia, sebab
prevalensinya maupun angka kematiannya tergolong tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang termasuk virus Arbo.
Manifestasi klinis dari penyakit in I amat bervariasi, mulai dari penyakit yang paling ringan , demam dengue
(DF) ,demam berdarah dengue (DHF), dan dengue shock syndrome (DSS).
Beratnya manisfestasi klinis dari penyakit dengue dipengaruhi baik factor hostnya seperti ras, HLA, usia,
dan sekresi sitokin dari monosit, dan sel T, maupun oleh factor variasi.
Peningkatan IL-6 sejalan dengan peningkatan beratnya penyakit pada penderita anak, dan dewasa,
sedangkan peningkatan titer IL-1 sejalan dengan beratnya penyakit pada orang dewasa saja.
Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk A. aegypt atau A. albopictus yang mengandung virus
dengue.
Dalam rangka pemberantasan penyakit, di samping pemberantasan vektornya, perlu dilakukan pencarian
kasus. Untuk keperrluan pencarian kasus ini diperlukan sarana diagnostic yang andal,dan praktis.
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi klinis walaupun dapat memberi pengarahan dalam
menentukan diagnosis klinis, namun penggunaan sarana seroimunodiagnostik akan memberikan andil
dalam menentukan diagnosis pasti dari penyakit.

Anda mungkin juga menyukai