Anda di halaman 1dari 14

Hukum Melaksanakan Aqiqah

Aqiqah/Akikah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian

ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabihah (sembelihan).


Hukum aqiqah itu sendiri menurut kalangan Syafii dan Hambali adalah sunnah muakkadah.
Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu
yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, Anak tergadai dengan
aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya). (HR al-Tirmidzi,
Hasan Shahih)

Makna Aqiqah
Kata Aqiqah berasal dari kata Al-Aqqu yang berarti memotong (Al-Qothu). Al-Ashmui
berpendapat: Aqiqah asalnya adalah rambut di kepala anak yang baru lahir. Kambing yang
dipotong disebut aqiqah karena rambut anak tersebut dipotong ketika kambing itu disembelih.

Dalam pelaksanaan aqiqah disunahkan untuk memotong dua ekor kambing yang seimbang untuk
anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.
Dari Ummi Kurz Al-Kabiyyah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Bagi anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor
kambing. (HR. Tirmidzy dan Ahmad)

Aqiqah Yang Sesuai Dengan Sunnah


Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini
berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, Seorang anak terikat dengan
aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama. (HR. al-Tirmidzi).
Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa
dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia
mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas
dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10
(sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah
memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SWT : Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al Baqarah:185)

Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak


Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra.,
Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak
perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan
disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi)
Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang nonmuslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah.
Dalilnya adalah firman Allah, Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan,
dengan perasaan senang. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudmah, tawanan pada saat itu
adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan.

Siapakah yang layak menerima daging sembelihan aqiqah ?


Mereka yang paling layak menerima sedekah adalah orang fakir dan miskin dari kalangan umat
Islam, begitu juga dengan aqiqah, mereka yang paling layak menerima adalah orang miskin
dikalangan umat Islam. Walaubagaimanapun berdasarkan beberapa buah hadis dan amalan
Rasulullah dan sahabat kita disunatkan juga memakan sebahagian daripada daging tersebut,
bersedekah sebahagian dan menghadiahkan sebahagian lagi. Apa yang membezakan aqiqah dan
korban ialah kita disunatkan memberikan sebahagian kaki kambing aqiqah tersebut kepada bidan
yang menyambut kelahiran tersebut. Wallahualam

Jumlah Hewan Aqiqah

Bayi laki-laki disunnahkan untuk disembelihkan dua ekor kambing dan bayi wanita cukup satu
ekor kambing saja. Dari Ammi Karz Al-Kabiyah berkata bahwa saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda, Untuk bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing yang setara dan buat bayi
wanita satu ekor kambing.
Namun bila tidak memungkinkan, maka boleh saja satu ekor untuk bayi laki-laki, karena
Rasulullah SAW pun hanya menyembelih satu ekor untuk cucunya Hasan dan Husein.
Adalah Rasulullah SAW menyembelih hewan aqiqah untuk Hasan dan Husein masing-masing
satu ekor kambing ?. (HR Ashabus Sunan)

Aqiqah haruskah hewan jantan?


Baik dalam aqiqah maupun udhiyah (kurban) tidak ada persyaratan bahwa hewannya harus
jantan atau betina. Keduanya bisa dijadikan sebagai hewan aqiqah atau kurban. Akan tetapi yang
lebih diutamakan adalah hewan jantan agar kelangsungan reproduksi hewan tersebut tetap
terjaga.

Hukum Aqiqah Dilaksanakan Dilain Negara/Kota


Tidak ada batasan yang mengharuskan agar pelaksanaan aqiqah dilakukan di
negeri/kota/kampung tempat kelahiran anak. Karena itu, Anda bisa melakukan di mana saja
sesuai dengan kemaslahatan yang ada.

Hukum memakan daging aqiqah

Daging selain disedekahkan juga bisa dimakan oleh keluarga yang melakukan aqiqah. Hal ini
berdasarkan hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor
kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh
keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi). Wallahu alam bishshawab.

Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga


Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika
tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh
satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah.
Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri
di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, ada orang yang belum
diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri? Imam Ahmad menjawab,
Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat
dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh.
Para pengikut Imam Syafii juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah
dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah
sendiri.

Hewan Untuk Aqiqah


Masalah kambing yang layak untuk dijadian sembelihan aqiqah adalah kambing yang sehat,
baik, tidak ada cacatnya. Semakin besar dan gemuk tentu semakin baik. Sedangkan masalah
harus menyentuhkan anak kepada kambing yang akan disembelih untuk aqiqahnya, jelas tidak
ada dasarnya. Barangkali hanya sebuah kebiasaan saja.

Pemberian Nama Anak


Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal
tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut.
Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: Kemudian Aslam semoga Allah
menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan
Muslim 617)
Ibnu Al-Qoyyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa
makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah maknamakna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari maknamaknanya. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama
(Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini:
Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi
SAW, beliau pun bertanya: Siapa namamu? Aku jawab: Hazin Nabi berkata: Namamu

Sahl Hazn berkata: Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku Ibnu Al-Musayyib
berkata: Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya. (HR. Bukhori)
(At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-Isawiy hal 65)
Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang
tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman
yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda:
Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku. (HR. Bukhori 2014
dan Muslim 2133)

Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang
baru lahir pada hari ketujuh.
Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, Setiap anak terikat dengan
aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur. (HR.
at-Tirmidzi).
Dalam kitab al-Muwathth` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut
Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.
Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut
harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang
lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya
Allah- semakin besar pula sedekahnya.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah


Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati
muhammadin.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga
Muhammad serta dari ummat Muhammad. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)

Doa bayi baru dilahirkan

Innii uiidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli
aynin laammatin
Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala
gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa
akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)

TANYA-JAWAB AQIQAH
Posted by zoehellmie87 on January 5, 2013 in Message of The Day | 0 Comment

Oleh: Ustadz Syamsul Afandi, SS


pertanyaan 1
Apa yang dimaksud denga aqiqah ?
Jawaban:
Aqiqah menurut bahasa artinya, sembelihan atau pemotongan. Inilah arti yang dipilih oleh
Imam Ahmad bin Hambal sehingga beliau berkata : Aqiqah itu (artinya) tidak lain melainkan
sembelihan itu sendiri
menurut syara ialah penyembelihan binatang ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak lakilaki ataupun perempuan. Pada hari itu anak diberi nama yang baik dan rambut kepalanya
dicukur.
Rasulullah SAW bersabda :
Dari Samurah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : Setiap anak yang baru lahir
tergadai (menjadi tanggungan) dengan aqiqanya sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada
hari ketujuh, dicukur dan diberi nama. (HR. Ahmad, Imam Empat dan Disahkan oleh AtTurmudzi).
jadi, Aqiqah adalah sembelihan demi mensyukuri kelahiran jabang bayi, yang dilaksanakan pada
hari ke-tujuh karena Allah swt.
pertanyaan 2
Apakah hukumnya aqiqah bagi anak?
Jawaban:
Menurut sebagian besar ulama, Aqiqah hukummnya sunnah muakkad bagi kedua orang tua yang
mempunyai tanggungan belanja atas anak itu dan orang tua itu mampu mengaqiqahkan. Jika
orang tua tidak mampu maka tidak apa-apa baginya meninggalkan aqiqah.
Dan yang beraqiqah boleh memakan sepertiga dari daging aqiqah itu. Tetapi apabila aqiqah ini
dinadzarkan, maka hukumnya wajib. Dan daging aqiqah nadzar ini harus dibagikan seluruhnya
dan yang beraqiqah tidak boleh makan dagingnya sama sekali.
Dan menurut ulama Hanafiyah hukumnya mubah (dilaksanakan tidak dapat pahala, ditinggal
tidak pula berdosa). Ada juga yang mengatakan wajib, seperti pendapatnya Imam al-Laitsy.
pertanyaan 3
Kapankah masanya aqiqah itu dilaksanakan? Bila anak tersebut belum diaqiqahkan hingga
dewasa, apa boleh ia di-aqiqahkan saat dewasa?

Jawaban:
Pada dasarnya pelaksanaan aqiqah disunatkan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Ini didasarkan
pada sabda Rasulullah saw. yang berbunyi: Dari Samurah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW
telah bersabda : Setiap anak yang baru lahir tergadai (menjadi tanggungan) dengan aqiqanya
sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh, dicukur dan diberi nama. (HR.
Ahmad, Imam Empat dan Disahkan oleh At-Turmudzi).
Walaupun pelaksanaan aqiqah disunatkan pada hari ketujuh setelah kelahiran, para ulama
berpendapat aqiqah tetap disunatkan selama bayi belum diaqiqahi. Imam Ahmad dalam kitab
Busyra al-Kariim berpendapat bahwa waktu aqiqah itu mulai kelahiran hingga anak itu balligh.
Bahkan Nabi pun baru melaksanakan aqiqah atas diri beliau setelah menerima tugas kenabian.
Berdasarkan keterangan di atas, boleh aqiqah untuk anak yang sudah dewasa. Karena Rasulullah
pernah melaksanakan aqiqah atas dirinya sesudah kenabian beliau. Sedang daging aqiqah
memang seharusnya disajikan dalam keadaan matang, kebalikan dari daging kurban yang harus
dibagikan dalam keadaan mentah.
pertanyaan 4
Apa tujuan dan hikmah disyariatkan aqiqah bagi orang mumin?
Jawaban:
Hikmah disyariatkannya aqiqah adalah mensyukuri nimat Allah yang telah mengaruniai jabang
bayi, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, untuk menyiarkan nasab atau garis keturunan
pada khalayak, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar anak yang diaqiqahi -dengan
doa jamaah- menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada Allah SWT dan kedua orang tua,
untuk menumbuhkan kepekaan sosian terhadap fakir miskin, untuk menumbuhkan rasa rela
berkorban dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, untuk menumbuhkan rasa
persaudaraan di antara sanak famili dan handai tolan, dengan mengundang mereka pada pesta
aqiqah tersebut, juga sebagai media dakwah kepada saudara kita yang kaya, agar mereka dapat
mendekatkan diri kepada Allah dan memiliki kepekaan sosial terhadap duafa.
pertanyaan 5
Berapa ekor kambing bagi bayi laki-laki dan bayi perempuan? Dan apa boleh bagi seorang bayi
laki-laki hanya seekor kambing?
Jawaban:
Adapun binatang ternak untuk aqiqah adalah kambing, bagi anak laki-laki dua ekor kambing dan
bagi anak perempuan satu ekor kambing. Selain itu juga tidak diperbolehkan adanya
kebersamaan (satu kambing untuk beberapa anak). Ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang
diriwatkan oleh Abu Dawud.
Rasulullah SAW bersabda Allah tidak menyukai kenakalan anak-anak terhadap kedua orang
tuanya (durhaka), siapa yang dianugerahi seorang anak dan ingin beribadah menyembelih
hewan untuknya, maka laksanakanlah untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang setingkat dan
untuk anak perempuan seekor kambing. (HR. Abu Dawud).

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengaqiqahkan
Hassan dan Hussain (masing-masing) dengan dua ekor kambing kibasy (HR. Nasai)
Ada yang berpendapat bahwa Aqiqah dilaksanakan dengan menyembelih seekor kambing untuk
seorang bayi. Sama saja, baik bayi laki-laki atau perempuan. Karena Rasulullah meng-aqiqahi ke
dua cucunya, Hasan dan Husein, seekor untuk Hasan dan seekor untuk Husein.
Saya kira dari dua pendapat ini yang afdlol adalah pendapat pertama, yaitu dua ekor kambing
bagi bayi laki-laki dan seekor kambing bagi perempuan.
pertanyaan 6
Apakah orang tua masih memiliki hutang, jika dia belum mengaqiqahi anaknya ?
Jawaban:
Dengan melaksanakan aqiqah, maka sang bapak telah membebaskan anaknya dari tuntutan.
Sabda Rasulullah SAW: Kullu mauluudin marhuunun bi aqiiqatihi (setiap bayi tertuntut
(tergadai) sampai pelaksanaan aqiqahnya).
Bisa dikatakan masih memiliki hutang, yang dimaksud berhutang disini adalah ia berhutang
karena belum melaksanakan kesunnatan. Tetapi, jika hutang (aqiqah) itu tidak disahur, maka
tidak berdosa, karena aqiqah itu hukumnya adalah sunah muakkadah.
pertanyaan 7
Bolehkah kita mengaqiqahkan diri kita sendiri?
Jawaban:
Boleh mengaqiqahi diri sendiri seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW setelah kenabian.

pertanyaan 8
Bolehkah aqiqah tersebut kita wakilkan pelaksanaannya kepada orang lain dan bolehkah diganti
bentuknya dengan uang seharga hewan aqiqah?
Jawaban:

Untuk sekedar pelaksanaan aqiqah, boleh saja diwakilkan kepada orang lain. Tetapi yang jelas
niatnya untuk orang tertentu, misalkan untuk diri kita, anak kita, dan istri kita. Dan juga tentunya
dana atau uangnya dari kita.
Sedangkan mengganti aqiqah dengan sejumlah uang seharga hewan aqiqah lalu uang itu
dibagikan pada fakir miskin tidak diperkenankan. Sebab, kedudukan aqiqah tidak bisa diganti
dengan uang yang senilai daging aqiqah, aqiqah merupakan termasuk syariat atau ketentuan
Allah SWT yang makhsus dengan kelahiran anak, uang saja tidak dapat menggantikan posisi
hikmah dan tujuan dari aqiqah.
pertanyaan 9
Bolehkan mengundang teman-teman sekantor untuk datang ke rumah untuk makan bersama?
Bolehkah uang biaya aqiqah tersebut saya serahkan ke panti asuhan (tanpa menyembelih
kambing)?
Jawaban:
Keinginan kita mengundang teman-teman kantor Anda dalam acara aqiqah itu memang
disunatkan/dianjurkan demikian. Juga jangan lupa untuk mengundang sanak famili.
Adapun mengalihkan biaya aqiqah ke panti asuhan, itu tidak menggugurkan kesunatan aqiqah.
Maksudnya, aqiqah bentuk ibadah tersendiri dan bersedekah itu juga ibadah tersendiri, keduanya
sama-sama disunahkan. Tetapi antara yang satu dengan yang lain tidak saling mengganti. Jadi,
bila Anda mengalihkan biaya aqiqah untuk disedekahkan ke panti asuhan itu hak Anda. Bolehboleh saja dan Anda tentu mendapat pahala sedekah. Tetapi kesunatan melaksanakan aqiqah
belum gugur.
pertanyaan 10
Bagaimana jika anak sudah berumur 10 bulan dan laki-laki belum diaqiqahi. Dan baru mendapat
rizki setelah 10 bulan dari kelahirannya, maka jika ingin diaqiqahi bagaimana caranya?
Apakah juga harus memberikan selamatan atau cukup dengan potong kambing saja dan
dibagikan?.
Jawaban:
Walaupun pelaksanaan aqiqah disunatkan pada hari ketujuh setelah kelahiran, para ulama
berpendapat aqiqah tetap disunatkan selama bayi belum diaqiqahi. Imam Ahmad berpendapat
bahwa waktu aqiqah itu mulai hari ketujuh setelah kelahiran hingga baligh. Bahkan Nabi pun
baru melaksanakan aqiqah atas diri beliau setelah menerima tugas kenabian. Jadi, kalau anak
diaqiqahi pada umur 10 bulan tidak apa-apa dan cara penyembelihannya seperti penyembelihan
hewan kurban yang berbeda niat dan waktunya.
Untuk mengadakan pesta aqiqah, sesuaikan saja dengan adat setempat. Bagaimana kebiasaan di
lingkungan Anda dalam mengadakan pesta-pesta macam selamatan apa saja. Kalau biasanya
pakai selamatan ya pakai selamatan. Kalau biasanya hanya mengundang makan bersama sanak
famili dan tetangga di rumah, ya kerjakan seperti itu.

Yang perlu diingat, dalam mengadakan aqiqahan ini adalah, mengikuti sunah Rasul, unsur
terpokok adalah (menyembelih) kambing, atau sapi untuk 7 bayi. Dari daging sembelihan itulah
yang digunakan untuk pesta/selamatan.
pertanyaan 11
Bagaimana jika seseorang ingin mengaqiqahi putranya tetapi dia tidak mampu membeli
kambing, apa boleh diganti dengan ayam, telor atau ikan?
Jawaban:
Tidak boleh mengganti sembelihan aqiqah dengan selain kambing. Hewah aqiqah itu sudah
muayyan (tertentu) tidak bisa dirubah menurut selera kita. Perhatikan lagi pengertian aqiqah di
bawah ini!
Aqiqah menurut bahasa artinya, sembelihan atau pemotongan. Inilah arti yang dipilih oleh
Imam Ahmad bin Hambal sehingga beliau berkata : Aqiqah itu (artinya) tidak lain melainkan
sembelihan itu sendiri
Aqiqah menurut istilah adalah Menyembelih kambing untuk anak pada hari ketujuh dari hari
kelahirannya.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengaqiqahkan
Hassan dan Hussain (masing-masing) dengan dua ekor kambing kibasy
(HR. Nasai)
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah
mengaqiqahkan untuk Hassan dan Hussain (masing-masing) dengan seekor kambing kibasy
(HR. Abu Dawud)
Kedua hadits di atas merupakan dasar bahwa aqiqah dengan selain kambing seperti ayam, telor,
atau ikan tidak diperkenankan syara.
wAllahu alam bi shawwab
pertanyaan 12
Bolehkan menggabungkan antara hewan aqiqah dan hewan kurban menjadi satu, maksudnya satu
ekor kambing untuk dua ibadah yaitu niat kurban dan niat aqiqah?
Jawaban:
Menggabungkan dua niat aqiqah dan kurban dengan satu ekor kambing itu tidak mungkin, sebab
syariat, hukum, waktu, dan hikmah dan tujuannya berbeda. tetapi, jika saat mengaqiqahi anak
waktunya bersamaan dengan waktu kurban, maka penyembelihannya boleh bersama-sama dalam
satu waktu dan tetap sendiri-sendiri.
pertanyaan 13

Bolehkan tempat aqiqah terpisah dengan anak yang akan diaqiqahkan? Misalnya anak yang baru
lahir di Malang sedangkan acara aqiqahnya di Sumatra?
Jawaban:
tempat aqiqah boleh terpisah dengan anak yang akan diaqiqahkan, karena inti dari aqiqah adalah
menyembelih kambing dengan niat sebagai aqiqah untuk anak. Dengan demikian jika kambing
yang disembelih di Sumatra tersebut diniatkan sebagai aqiqah anak yang baru lahir di Malang,
maka sah aqiqahnya meskipun berbeda tempat.
pertanyaan 14
jika kita aqiqah bolehkah kita makan dari aqiqah itu itu? bagaimana dengan paket-paket aqiqah
seperti yang lagi ngetrend saat ini?
bolehkah aqiqah dengan menggunakan paket aqiqah semacam itu?
Jawaban:
Pembagian atau distribusi daging Aqiqah dan Qurban adalah sama. Perbedaannya kalau daging
kurban dibagikan ketika masih mentah sedangkan daging aqiqah dibagikan setelah dimasak.
Teknis pembagian dagingnya berfariasi asal tidak menyalasi syara dan tepat sasarannya. Intinya
aqiqah itu adalah ungkapan rasa syukur atas anugrah Allah SWT dengan kelahiran sang jabang
bayi.
Allah Taala berfirman: Maka makanlah sebagiannya (dan sebagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang sengsara lagi fakir. (QS. Al-Hajj: 28)
Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada
padanya (yang tidak meminta-minta ) dan orang yang meminta. (QS. Al-Hajj: 36).
Sebagaian kaum Salaf lebih menyukai membagi aqiqah atau qurban menjadi tiga bagian
berdasarkan ayat-ayat diatas:
Sepertiga untuk dimakan diri sendiri, sepertiga untuk hadiah orang-orang mampu dan sepertiga
lagi shadaqah untuk fuqara.
Namun untuk aqiqah lebih afdhal dibagi dalam keadaan sudah masak.
(Lihat Tuhfatul Maudud Bi Ahkamil Maulud karya Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, busral kariim,
ibanatul ahkam dan fathul wahhab tentang aqiqah)
Mengenai paket aqiqah, selama tidak ada penyimpangan dari syariat maka boleh-boleh saja.
pertanyaan 15
Bagaimana ketentuan dan syarat binatang aqiqah?
Jawaban:
Ketentuan dan syarat binatang untuk aqiqah sama dengan ketentuan dan syarat binatang qurban.
pertanyaan 16

Hal-hal apa saja yang disunnahkan saat melaksanakan aqiqah?


Jawaban:
Hal-hal yang Disunnahkan Waktu Melaksanakan Aqiqah
a.Membaca basmalah.
b.Membaca sholawat atas Nabi.
c.Membaca takbir.
d.Membaca doa.
e.Disembelih sendiri oleh ayah dari anak yang diaqiqahkan.
f. Daging aqiqah dibagikan kepada fakir miskin, sanak famili dan tetangga setelah dimasak
terlebih dahulu.
g. Pada hari itu anak dicukur rambutnya dan diberi nama dan bersedekah seberat rambu bayi
yang baru dicukur dengan nilai 1/2 atau 1 dirham.
pertanyaan 17
Bolehkah seorang anak dewasa dan telah memiliki penghasilan tetap dengan bernazar jika ia
mendapatkan kelebihan penghasilan ia akan mengaqiqahkan almarhum ayahnya sebagai tanda
bakti anak kepada orangtua katanya, sedangkan si anak sendiri belum pernah diaqiqahkan oleh
orangtuanya.
Apa hukumnya menurut agama dan bagaimana yang sebaiknya dilakukan dalam masalah
tersebut?
Jawaban:
Ada perbedaan pendapat para ulama tentang aqiqah untuk orang yang telah wafat ini. Sebagian
mengatakan boleh dan sebagian lagi mengatakan tidak boleh.
jika kita mengambil pendapat yg mengatakan boleh, maka perlu diperhatikan, yaitu pertama ada
pertanyaan : apakah yakin bahwa almarhum itu belum di akikahkan saat hidupnya?,
kedua, bahwa hukum aqiqah itu sunnah muakkadah bukan wajib.
jika tidak yakin, maka sebaiknya yang dilakukan adalah berkurban saja yang diniatkan pahalanya
untuk almarhum, bukan aqiqah, karena Jumhur (pendapat terbesar) para ulama adalah melarang
aqiqah dilakukan dua kali untuk satu orang, hukum aqiqah sunnah dan hukum berkurban adalah
wajib.
jika memang belum aqiqah, dan anak yang masih hidup juga belum aqiqah, maka yg
didahulukan adalah yang masih hidup dari pada yang telah meninggal.
namun tak ada larangan dalam syariah untuk mengaqiqahkan orang yang sudah wafat sebelum
dirinya. karena dasar dari hukum aqiqah adalah sunnah, bukan wajib.
Wallahu alam
pertanyaan 18
Bagaimana status nazar niat seorang anak yang akan mengaqiqahkan orang tuanya yang telah
wafat, apakah jatuh hukumnya sunnah atau wajib?

Jawaban:
jika telah jelas bahwa orang tuanya memang belum aqiqah dimasa hidupnya, maka boleh saja
meng-aqiqahkannya, ini jika dia mengikuti pendapat yang membolehkan aqiqah bagi orang yang
sudah wafat. Dan aqiqahnya tidak sah jika dia mengikuti pendapat ulama yang tidak
membolehkan aqiqah pada orang yang telah meninggal.
jika ia telah nadzar, didasari kepastian bahwa orang tuanya belum aqiqah dimasa hidupnya, maka
nadzarnya menjadi wajib jika ia mengikuti pendapat ulama yg membolehkan Aqiqah pada yang
telah wafat, dan menjadi tidak sah (batal) nadzarnya jika dia mengikuti pendapat yang kedua.
Yang afdhal, agar berkurban saja atas nama ayahanda, maka tak terbatas banyaknya,
sebagaimana Rasul saw berbuat demikian, dan pernah diriwayatkan bahwa salah seorang ulama
hadits besar, yaitu Abul Abbas muhammad bin Ishaq Attsaqafi menyembelih 12.000 ekor
kambing, yg dihadiahkan pada Rasulullah saw.
dalam hal ini tak ada ikhtilaf mengenai kebolehannya, berbeda dengan aqiqah yg masih terdapat
ikhtilaf jika telah wafat.
Wallahu alam
pertanyaan 19
Seorang muslim mempunyai bayi yang baru lahir, maka mana yang didahulukan diaqiqahi?
Jawaban:
Boleh mengaqiqahi dirinya sendiri atau bayinya. Tetapi yang afdhol adalah bayinya terlebih
dahulu, sebab aqiqah itu adalah penyembelihan yang berkaitan dengan kelahiran bayi.
Sedangkan ayahnya sesudah pelaksanaan aqiqah anaknya dan jika tidak aqiqah juga tidak apaapa sebab hukum aqiqah adalah sunnah bukan wajib. Kalau bisa kedua-duanya maka lebih baik.
Wallahualam.

Pertanyaan 20
Apa maksud dari hadits Nabi Muhammad SAW: Setiap anak yang baru lahir tergadai (menjadi
tanggungan) dengan aqiqanya sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh,
dicukur dan diberi nama. (HR. Ahmad, Imam Empat dan Disahkan oleh At-Turmudzi).?

Jawaban:
Hadits di atas memberikan dasar pada kita semua bahwa setiap anak yang baru lahir masih
tergadai atau menjadi tanggungan orang tuanya yang berharta dan mampu untuk mengaqiqahkan.

H. Sulaiman Rasyid dalam bukunya fikih Islam beliau berpendapat bahwa maksud dari kata
Tergadai adalah jika anak itu meninggal dunia saat masih kecil dan belum diaqiqahi,
sedangkan orang tuanya mampu untuk mengaqiqahkan putranya, maka besok pada hari kiyamat
anaknya tidak dapat memberikan pertolongan (mendoakan orang tuanya kepada Allah) saat
orang tuanya membutuhkan doa anak-anaknya. Dalam kitab Busra al-Karim Bab Aqiqah,
disebutkan bahwa maksud dari kata tergadai adalah jika anak itu meninggal dunia dan belum
diaqiqahkan, maka anak itu kelak hari kiyamat tidak dapat memberi syafaat kepada kedua orang
tuanya.

Anda mungkin juga menyukai