Transmisi CVT
Transmisi CVT
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tugas Elemen Mesin
dari mahasiswa berikut ini :
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul
: Ngarifin
: 41308110022
: Teknik Mesin
: Teknik Industri
: Perhitungan Transmisi CVT
Disetujui oleh :
Nanang Ruhyat,ST,MT
Dosen Pembimbing
Abdul Hamid,ST,MT
Koordinator TEM
Mengetahui,
Abdul Hamid,ST,MT
Ketua Program Studi Teknik Mesin
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen
Mesin ini.
Tugas Elemen Mesin ini dengan judul Perhitungan Transmisi CVT ini
sebagai studi dari hasil pelajaran yang telah diterima selama mengikuti kegiatan
perkuliahan di Universitas Mercubuana. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1 .Alloh SWT yang telah memberikan nikmat sehat,iman,dan nikmat ilmu
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen Mesin ini dengan baik.
2. Bapak Ibuku yang selalu mendukungku setip saat setiap waktu.
3. Adikku Bambang Budiono yang menjadi semangatku selama hidupku..
4. Mita yang selalu memberikan warna-warni,keceriaan dan semangat di harihariku..yo mung sliramu ndok!!.
5. Bapak Nanang Ruhyat. ST,MT,selaku dosen pembimbing.
6. Bapak Abdul Hamid MT. Selaku koordinator Tugas Elemen Mesin.Serta para
Dosen Teknik Mesin atas dukungan dalam penyelesaian tugas ini.
7.Semua orang yang ada disekitarku yang telah memberi warna dan pelajaran
dalam hidupku ini.
Sekali lagi penulis menyadari Tugas Elemen Mesin ini jauh dari
kesempurnaan.Maka,saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis.
Tangerang,
Desember 2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................ 2
1.4. Tujuan Tugas Elemen Mesin...................................................................... 2
1.5. Manfaat.... .............................................................................. 2
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Transmisi .................................................................................................... 5
2.2. Transmisi Manual ..................................................................................... 5
2.3. Transmisi Otomatis .................................................................................... 7
2.4. Keuntungan Dan Kerugian Transmisi Otomatis ........................................ 14
2.5. Statika Struktur .......................................................................................... 14
BAB III RUMUS PERANCANGAN ............................................................. 14
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB V PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat
transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan
juga pada tingkat kenyamanan dalam berkendara. Salah satunya adalah perubahan
pada sistem transmisi.
Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh momen yang sesuai. Seiring
perkembangan jaman masyarakat menginginkan kemudahan dalam berkendara,
yang mana sitem transmisipun ikut menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan
tersebut dimulai dari pemindahan transmisi dengan kopling manual menjadi
pemindahan transmisi dengan kopling otomatis.
Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual
dan transmisi otomatis. Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi
yang banyak digunakan dengan alasan lebih irit dan lebih gesit menghadapi medan
jalan. Biasanya transmisi manual terdiri dari 3 sampai dengan 6 speed. Dengan
kondisi perkotaan yang padat membuat transmisi manual menjadi tidak nyaman
karena harus mengganti transmisi secara berulang-ulang maka dibuatlah transmisi
otomatis.
Transmisi otomatis atau yang dikenal dengan sebutan Continuous Variable
Transmision (CVT) adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan
kenyamanan karena kita hanya perlu menarik gas tanpa memindahkan transmisi
karena transmisi akan berpindah secara otomatis. Tidak hanya kemudahan dalam
berkendara tetapi juga kemudahan dalam perawatan transmisi dan tampilan yang
futuristik membuat masyarakat makin melirik sepeda motor jenis ini
Dalam perkembangan yang semakin pesat ini, khususnya pada dunia
otomotif banyak orang yang belum mengetahui tentang sistem transmisi sepeda
motor.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang dapat penu lis angkat dalam Tugas Elemen Mesin
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Transmisi pada sepeda motor
2. Bagian-bagian dari sistem transmisi otomatis serta fungsinya
3. Cara kerja dari sistem transmisi otomatis pada sepeda motor.
1.3. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam proyek akhir ini adalah merancang dan membuat
alat peraga transmisi otomatis pada sepeda motor yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasikan konstruksi, fungsi dan kerja dari transmisi otomatis.
1.4. TUJUAN TUGAS ELEMEN MESIN
Tujuan yang ingin dicapai Tugas Elemen Mesin ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami bagian-bagian dari sistem transmisi otomatis.
2. Mengetahui dan memahami fungsi tiap bagian dari sistem transmisi otomatis.
3. Dapat menganalisa kerusakan yang terjadi pada sistem transmisi otomatis
sepeda motor.
1.5. MANFAAT
Manfaat dari Tugas Elemen Mesin ini adalah :
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Transmisi
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi
jalan dan kondisi pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda
gigi. Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu
poros menjadi kecepatan putaran yang diinginkan. Gigi transmisi berfungsi untuk
mengatur tingkat kecepatan dan momen mesin sesuai dengan kondisi yang dialami
sepeda motor.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling,
transmisi, penggerak akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk mengatur
perbedaan putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar dari transmisi.
Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak sesuai beban
dan kecepatan kendaraan.
Rangkaian pemindah pada transmisi manual tenaga berawal dari sumber
tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu masuk ke unit kopling (clutch),
diteruskan ke transmisi (gear box), kemudian menuju final drive. Final drive
adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan tenaga
mesin ke roda belakang.
2.2. Transmisi Manual
Transmisi manual adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya
dilakukan secara langsung oleh pengemudi. Transmisi manual dan komponenkomponenya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses
pemindahan tenaga dari sumber tenaga (engine) ke roda kendaraan.
Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan
gigi-gigi yang berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigigigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama
(main shaft). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung
kepada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Untuk memasukkan
gigi pedal pemindah harus diinjak.
Cara kerja transmisi manual adalah sebagai berikut:
Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser
ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak garpu pemillih gigi. Setiap
pergerakannya berarti mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian
poros tempat gigi itu berada.
Gigi geser, baik yang berada pada poros utama (main shaft) maupun yang
berada pada poros pembalik (counter shaft/output shaft), tidak dapat berputar
bebas pada porosnya. Selain itu gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan seterusnya), gigigigi ini dapat bebas berputar pada masing-masing porosnya. Jadi yang dimaksud
gigi masuk adalah mengunci gigi kecepatan dengan poros tempat gigi itu berada,
dan sebagai alat penguncinya adalah gigi geser.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
dengan puli primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang
diperoleh dari puli primer.
(a)
(c)
(b)
(d)
b) Pegas pengembali
Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi puli ke posisi awal
yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per maka belt
dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun
kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan
bahkan kerusakan pada sistem CVT.
Berikut beberapa kasus yang sering terjadi:
1. Per CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus
karena belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. Belt
semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven
pulley.
2. Per CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch /
kupling. Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagianbagiannya dapat membuat tingkat kekerasan materi partsnya memuai. Pada
tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan sanggup menahan tekanan
pada tingkat tertentu pula. Akhirnya per CVT bukannya melentur dan
menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih
lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.
c) Kampas kopling dan rumah kopling
Seperti pada umumnya fungsi dari kopling adalah untuk menyalurkan
putaran dari putaran puli sekunder menuju gigi reduksi. Cara kerja kopling
sentrifugal adalah pada saat putaran stasioner/ langsam (putaran rendah),
putaran poros puli sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Ini terjadi
karena rumah kopling bebas (tidak berputar) terhadap kampas, dan pegas
pengembali yang terpasang pada poros puli sekunder. Pada saat putaran rendah
(stasioner), gaya sentrifugal dari kampas kopling menjadi kecil sehingga sepatu
kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah poros puli sekunder
akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran mesin bertambah, gaya
sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kampas kopling mencapai
rumah kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya pegas pengembali.
d) Dinding dalam puli sekunder
Bagian ini memiliki fungsi yang kebalikan dengan dinding luar puli primer
yaitu sebagai rel agar sabuk dapat bergerak ke posisi paling dalam puli
sekunder. Bagian ini ditunjukkan pada gambar 2.3. (a) sebelah kanan.
e) Torsi cam
Apabila mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu
jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya
menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula,
seperti pada keadaan diam. Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt
membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini
akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup. Jadi
kecepatan tidak langsung jatuh. Bagian ini ditunjukkan dengan gambar 2.3.(a)
komponen kecil dan alur pada poros .
3. Gigi reduksi
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari cvt agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros
roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi
helical yang bentuknya miring terhadap poros.
1. Pengoperasiannya mudah
2. Lebih nyaman dalam pemakaiannya
3. Perawatan yang lebih mudah
4. Memiliki percepatan yang halus
Selain memiliki keunggulan, sistem transmisi otomatis juga memiliki
kekurangan yaitu konsumsi bahan bakar yang lebih boros dibandingkan dengan
transmisi manual.
2.5. Statika Struktur
Mekanika teknik membahas tentang kesetimbangan/ statika suatu struktur.
Struktur adalah gabungan dari komponen-komponen yang menahan gaya desak
dan atau tarik, mungkin juga momen untuk meneruskan beban-beban ke tanah
dengan aman. Rekayasa struktur biasa dipakai untuk jembatan, bangunan gedung,
menara, radio, dll.
BAB III
RUMUS-RUMUS PERANCANGAN
Rumus perhitungan roda gigi merupakan rumus baku yang digunakan dalam
merancang setiap bagian tansmisi ,data yang kita pakai merupakan hasil dari kerja
mesin dan perencenaan kita.
1.Perhitungan roda gigi yaitu menggunakan mencari jumlah gigi yang dipakai pada
roda gigi pertama (Z1)
2. Menentukan :
fc = factor koreksi
P = daya yang ditransmisikan
3. mencari daya rencana (Pd)
Pd = fc x P
4. m = modul
Didapat dari table pemilahan modul
5. Dimana :
I
= perbandingan reduksi
6. Setelah itu mencari jarak sumbu poros (a0) menggunakan data jumlah gigi yang
telah ada,yaitu dengan rumus :
ao=(z1+z2/2) m
7.Kelonggaran puncak (ck)dapat dicari dengan rumus :
ck=0,25 x m
8. Dimana nilai 0,25 merupakan angka mutlak dan kelonggaran sisi C0 =0 untuk
menghitung diameter kepala (dk) rumus yang digunakan adalah :
dk= (z + 2) m
setelah diameter kepala diketahui maka kita mencari diameter kaki (df) dengan
rumus :
df1 = (z1 2) m 2ck
untuk membuat roda gigi kita juga menghitung kedalaman pemotongan (h) dengan
data modul pahat dan kelonggaran puncak digunakan rumus :
H = 2m + ck
9. Sedangkan untuk mengetahui factor bentuk gigi (Y) berdasarkan dari data
jumlah gigi,factor bentuk gigi dapat kita ketahui dengan melihat pada referensi
buku,kali ini penulis melihat pada buku karangan Sularso.
Fh = fv . KH . d01 . (2 z / Z1 + Z2)
15. Perhitungan lebar sisi (b) menggunakan rumus :
b = Ft / Fmin
16. Untuk bahan poros yang digunakan S45C dengan tegangan geser yang
diizinkan kita dapat menghitungnya dengan rumus :
a = b / sf1 x sf2
perhitungan selanjutnya tentang momen punter (Kt) yang terjadi pada poros, dapat
kita hitung dengan menggunakan rumus :
T1 = 9,74 x 10^5 (P / N)
17. Bila factor koreksi untuk momen punter (Kt) adalah : 1,5 dan factor lenturan
(Cb) adalah : 2 ,maka diameter poros dapat dicari dengan rumus :