Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Fisika Dasar

Pengukuran
Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Indah Permata Sari

(14221045)

2. Irma Apriani

(14221047)

3. Iyan Hidayat

(14221052)

4. Isnania

(14221049)

5. Isnia

(14221050)

6. Merlia

(14221058)

7. Miftahul Tsania

(14221059)

8. Muthiah Fildzah Noverli

(14221063)

9. Oktari Yulika

(14221072)

10. Rahmad Ardoni

(14221079)

Program Studi Tadris Matematika


FakultasTarbiyah danKeguruan
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2014

BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun Praktikum Fisika Dasar 1 mengenai Pengukuran dilaksanakan pada
Sabtu, 8 November di Laboratorium Fisika Institus Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Neraca Ohauss, berfungsi sebagai alat untuk mengukur massa suatu
benda.
b) Mikrometer Sekrup, berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang
benda.
c) Jangka Sorong, berfungsi sebagai alat untuk mengukur tebal suatu benda.
2. Bahan
a) Balok Aluminium, berfungsi sebagai benda yang diukur massanya.
b) Kelereng, berfungsi sebagai benda yang diukur ketebalannya.
c) Pipa, berfungsi sebagai benda yang diukur diameter dalam dan diameter
luarnya.
d) Koin, berfungsi sebagai benda yang dikur diameternya.
e) Plat, berfungsi sebagai benda yang dikur ketebalannya

C. Cara Kerja
1. Baca bismillah sebelum memulai eksperimen
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan
3. Pertama, ukurlah tebal plat dan diameter kelereng dengan menggunakan
Micrometer sekrup
4. Ulangi percobaan dan catat hasilnya

5. Kedua, ukurlah besar diameter dalam dan diameter luar pipa dengan
menggunakan jangka sorong
6. Ulangi percobaan dan catat hasilnya
7. Ketiga, ukurlah besar diameter dari sebuah koin dengan menggunakan jangka
sorong
8. Ulangi percobaan dan catat hasilnya
9. Keempat, ukurlah massa dari sebuah balok aluminium dengan menggunakan
neraca ohauss
10. Ulangi percobaan dan catat hasilnya

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Jangka Sorong
a) Pipa
1) Diameter dalam pipa
No.

D1 (cm)

D2 (cm)

2,28

5,19

2,24

5,01

2,28

5,19

2,28

5,19

2,27

5,15

D1 = 11,35

D12 = 25,73

Diketahui : D1 = 11,35 cm
D12 = 25,73 cm
Ditanyakan :

Jawab : 1 =

?
=

1=

=
=

=
=
= 0,007 cm

= 2,268 cm

2) Diameter luar pipa


No.

D2 (cm)

D22 (cm)

2,605

6,78

2,61

6,81

2,61

6,81

2,61

6,81

2,61

6,81

D2 = 13,045

D22 = 34,02

Diketahui : D2 = 13,045 cm
D22 = 34,02 cm
Ditanyakan :

Jawab : 2 =

?
=

2=

=
=
=

= 2,61 cm

cm

2. Jangka Sorong (Diameter Koin)


No.

D (cm)

D2 (cm)

2,705

7,31

2,71

7,34

2,705

7,31

2,705

7,31

2,71

7,34
D2 = 36,61

D = 13,535
Diketahui : D = 13,535 cm
D2 = 36,61 cm
?

Ditanyakan :
Jawab : =

= 2,707 cm

=
=
=

=
= 0,02 cm

3. Mikrometer Sekrup
a) Plat Besi
No.

X (cm)

X2 (cm)

1,6

2,56

1,6

2,56

1,6

2,56

1,55

2,40

1,58

2,49

X2 = 12,57

X = 7,93
Diketahui : X = 7,93cm
X2 = 12,57 cm
?

Ditanyakan :
Jawab : =

= 1,58cm

=
=
=

=
=
= 0,15 cm

b) Kelereng
No.

D (mm)

D2 (mm)

15,97

255,06

15,97

255,06

15,86

253,28

15,86

253,28

15,86

253,28

D = 79,52

D2 = 1269,96

Diketahui : D = 79,52 cm
D2 = 1269,96 cm
Ditanyakan :
Jawab : =

?
=

= 15,904 cm

= 0,11 cm

4. Neraca Ohaus
No.

M (gr)

M2 (gr)

49,82

2482,03

49,75

2475,06

49,69

2469,09

49,7

2470,09

49,79

2479,04

M = 248,75

M2 = 12375,31

Diketahui : M = 248,75 cm
M2 = 12375,31 cm
Ditanyakan :
Jawab : =

?
=

= 49,75 cm

=
=
=
=

= 0 cm

B.

Pembahasan
Kami telah melakukan praktikum fisika dasar mengenai pengukuran. Pada

praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong,


mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat-alat tersebut memiliki kegunaan dan cara
pemakaian yang berbeda serta memiliki ketelitian berbeda pula. Berikut penjelasan
singkat alat-alat pengukuran yang kami gunakan :

1.

Jangka Sorong

Alat ukur jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur ketebalan


benda-benda yang tipis, mengukur diameter bagian dalam atau bagian luar
pipa, dan untuk mengukur kedalaman suatu bejana yang sempit. Jangka
sorong terdiri dari dua bagian utama, yaitu rahang tetap dan rahang sorong.
Rahang tetap dilengkapi dengan skala nonius atau vernier, yang diambil dari
nama penemu yang pertama kali menemukan jangka sorong, yakni Pine
Vernier. Jangka sorong memiliki ketelitian pengukuran sampai dengan 0,1 mm.
Pada perkebangan selanjutnya, ada jangka sorong yang memiliki ketelitian
sampai dengan 0,05 mm, 0,02 mm, dan jangka sorong digital dengan ketelitian
0,01 mm.

2.

Mikrometer Sekrup
Apabila kita ingin mengukur ketebalan suatu plat tipis dengan lebih teliti,

maka kita dapat menggunakan alat mikrometer sekrup, karena ketelitiannya


mencapai 0,01 mm. Mengapa demikian? Pada mikrometer sekrup terdapat
dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala tetap terbagi dalam
satuan milimeter (mm), skala ini terdapat pada laras dan terbagi dua skala
yakni skala atas dan skala bawah. Sedangkan skala putar, terdapat pada besi
penutup laras yang dapat berbputar 360 derajat, dapat bergeser ke depan
atau ke belakang. Skala putar terbagi menjadi 50 skala atau bagian yang sama.
Satu kali putaran skala putar akan bergeser 0,5 mm ke depan atau ke
belakang, maka setiap kita memutar satu skala menghasilkan = 0,5/50 x 1 mm
= 0,01 mm.

3. Neraca Ohauss
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratorium. Kapasitas beban
yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram

Ketika

pengukuran

terdapat

faktor

terjadinya

kesalahan

atau

ketidakpastian, yaitu:
1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan
alat tidak tepat sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu
ketidakpastian melekat pada hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat
diketahui dengan cara membandingkan alat tersebut dengan alat baku.
Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya
hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol
jarum petunjuk atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah
dipakai

beberapa

lama

dapat

agak

melembek

hingga

dapat

mempengaruhi gerak jarum penunjuk.


4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak
terhadap bagian alat yang lain

Anda mungkin juga menyukai