Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Komponen utama minyak bumi dan gas alam merupakan sumber energi

terbesar, termasuk golongan hidrokarbon. Hidrokarbon hanya mengandung karbon


dan hidrogen. Ada tiga kelompok hidrokarbon, yaitu: hidrokarbon jenuh,
hidrokarbon tak jenuh, dan hidrokarbon aromatik. Pembagian ini berdasarkan jenis
ikatan karbon-karbon. Hidrokarbon jenuh hanya memiliki ikatan tunggal karbonkarbon. Hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan karbon-karbon ganda, ganda dua
atau tiga, atau keduanya. Hidrokarbon aromatik adalah kelompok khusus dari
senyawa siklik tak jenuh yang mempunyai struktur seperti benzena.
Hidrokarbon jenuh dapat berupa alisiklik dan siklik, dan dinamakan berturutturut alkana, sikloalkana. Istilah lain untuk alkana kadang-kadang digunakan juga,
yakni parafin (Hart, 1998).

1.2

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam percobaan ini adalah:
a. Bagaimana cara mempelajari sifat-sifat senyawa hidrokarbon?
b. Bagaimana mekanisme reaksi dari senyawa hidrokarbon dengan senyawa
lain?

1.3

Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat senyawa

hidrokarbon dan mekanisme reaksi dari senyawa hidrokarbon dengan senyawa lain.

1.4

Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data mekanisme reaksi

senyawa hidrokarbon dengan senyawa lainnya dan mengetahui sifat-sifat senyawa


hidrokarbon.

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

Universitas Sumatera Utara


1.5

Ruang Lingkup
Praktikum kimia organik dengan modul percobaan Hidrokarbon dilakukan di

Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,


Universitas Sumatera Utara.
Percobaan

ini

dilakukan

di

dalam

ruangan

laboratorium

dengan

menggunakan bahan-bahan antara lain heksana, heptana, asam sulfat dan kalium
hidroksida. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes,
corong gelas, erlenmeyer, beaker glass, rak tabung dan gelas ukur.

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Senyawa Hidrokarbon
Di alam senyawa karbon sangat banyak jumlahnya. Senyawa karbon yang

paling sederhana adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa


karbon yang tersusun atas unsur karbon dan hidrogen.
Senyawa hidrokarbon menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1, Hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka.
Senyawa hidrokarbon alifatik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung ikatan
tunggal, contohnya alkana.
b. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung ikatan
rangkap, baik rangkap dua (alkena) maupun rangkap tiga (alkuna).
2. Hidrokarbon siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup
(struktur cincin/melingkar). Senyawa hidrokarbon siklik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Hidrokarbon alisiklik, yaitu hidrokarbon yang struktur cincinnya semua
berikatan tunggal (jenuh).
b. Hidrokarbon aromatik, yaitu hidrokarbon yang mengandung cincin
benzena.
(Parning, 2010)

2.2

Reaksi-reaksi Senyawa Hidrokarbon


Alkana umumnya merupakan senyawa yang inert, reaksi-reaksi hanya terjadi

pada kondisi tertentu (temperatur tinggi, adanya katalisator, penyinaran, dan


sebagainya).
1) Halogenasi
RH + X2

RX + HX
umumnya
campuran

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

Universitas Sumatera Utara


Mekanisme reaksi :
1) X2

2X (radikal halogen)

2) X + RH

HX + R (radikal alkil)

3) R + X2

RX + X

Terjadi perulangan reaksi 2) dan 3) sampai reaksi berhenti.


CH3-CH3

CH3-CH2

X
2

CH3-CH2X

rad. etil
CH3-CH2-CH2

X
2

rad n propil

CH3-CH2-CH
n propil halida

CH3-CH2-CH3

CH3-CH-CH3

X
2

CH3-CH-CH3

rad-i propil

X
i propil halida

Reaktivitas halogen = Cl2 > Br2


Reaktifitas (stabilitas radikal) = tert > sek > prim > CH3
Klorimasi:
CH3-CH2-CH2-CH3

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl
1 klor butana
28%
CH3-CH2-CH-CH3
Cl
2klor butana
72%

(Respati, 1986)
2) Metilen (karben) Penyisipan
Metilen CH2 merupakan molekul yang berdiri sendiri. Metilen dapat
terbentuk dengan fotolisa = CH2N2 (diazometan) atau CH2=C=O (ketana).
CH2 = N+ = N-

CH2 + N2

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara
CH2 = C = O

CH2 + CO

Dari penyelidikan spektroskopis ternyata ada 2 macam karben:


a. Singlet karben = electron mandiri berpasangan
b. Triplet karben = electron mandiri tidak berpasangan, merupakan
biradikal

3) Nitrasi
Alkana yang bercabang pada temperatur tinggi akan mengalami nitrasi,
menghasilkan senyawa nitro.

CH3
CH3-C-H + HNO3
CH3

CH3
CH3-C-NO2 + H2O
CH3

4) Isomerisasi
Alkana yang berantai lurus bila dipanaskan dengan AlCl3 dan HCl, maka
akan terjadi isomer-isomernya. Perubahan ini merupakan reaksi bolakbalik. Misalnya pemanasan n butana sampai 100C dengan adanya AlCl 3
dan HCl akan terjadi reaksi setimbang yang kira-kira mengandung 70%
iso butana.

(Respati, 1986)

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1

Bahan Percobaan
3.1.1 Heksana (C6H14)
Fungsi : sebagai senyawa hidrokarbon
Tabel 3.1 Sifat Fisika dan Kimia Heksana
Sifat Fisika

Sifat Kimia

1. Massa molar 86,18 gr/mol

Pelarut nonpolar

2. Densitas 0,6548 gr/ml

Berbau seperti bensin

3. Titik leleh -95C (178K)

Tidak berwarna

4. Titik didih 69C (342K)

Mudah terbakar

5. Viskositas 0,294 Cp pada 25C

Mudah larut dalam minyak

(MSDS, 2014)

3.1.2 Heptana (C7H16)


Fungsi : sebagai senyawa hidrokarbon
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Kimia Heptana
Sifat Fisika

Sifat Kimia

1. Berwujud cair

Nonpolar

2. Tekanan uap pada 100F

Pembakaran bersifat eksotermik

3. Gravitasi spesifik 0,78

Kurang reaktif

4. Viskositas 0,9-1,2 cP

Cukup stabil

5. Densitas 0,3-4,0

Hidrokarbon tidak jenuh

(Sari,2010)

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Asam Sulfat (H2SO4)
Fungsi : sebagai pereaksi dalam tes asam sulfat
Tabel 3.3 Sifat Fisika dan Kimia Asam Sulfat
Sifat Fisika
1. Reaksi eksotermik pada

Sifat Kimia
Sangat korosif

110-120C
2. Gravitasi spesifik 1,84

Hidrasi dengan air sangat eksotermis

3. Titik didih 338C

Dapat merusak benda-benda logam

4. Titik beku 10C

Logam akan teroksidasi dengan baik

5. Cairan tidak berwarna

Dapat menarik molekul air dari


senyawa lain

(Sari,2010)

3.1.4 Kalium Hidroksida (KOH)


Fungsi : sebagai pereaksi dalam tes kalium hidroksida
Tabel 3.4 Sifat Fisika dan Kimia Kalium Hidroksida
Sifat Fisika

Sifat Kimia

1. Berbentuk padat

Mudah larut dalam air

2. Titik didih 2408F

Tidak berbau

3. Titik beku 680F

Penampilan putih atau kuning

4.

Ph 13,5

Gravitasi spesifik 56,1

5. Berat molekul 62,02


(Sari,2010)

Bentuk Kristal, butir serpih

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

Universitas Sumatera Utara


3.2

Peralatan Percobaan
1. Tabung reaksi
Fungsi : tempat untuk larutan
2. Pipet tetes
Fungsi : mengambil larutan dalam jumlah kecil
3. Corong gelas
Fungsi : memindahkan atau memasukkan larutan
4. Erlenmeyer
Fungsi : tempat membuat larutan
5. Rak Tabung
Fungsi : meletakkan tabung reaksi
6. Gelas Ukur
Fungsi : mengukur volume larutan yang akan digunakan
7. Beaker glass
Fungsi : wadah untuk membuat larutan

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara
3.3

Flowchart Percobaan
3.3.1 Tes Asam Sulfat
Mulai

Sampel ditambahkan 1 ml
dimasukkan ke tabung reaksi

Ditambahkan 3 ml larutan H2SO4

Dihomogenkan

Diamati dan dicatat


hasil yang diperoleh

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Tes Asam Sulfat

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

10

Universitas Sumatera Utara


3.3.2 Tes Kalium Hidroksida

Mulai

Dimasukkan 1 ml sampel
ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 3 ml KOH

Dihomogenkan

Diamati dan dicatat


hasil yang diperoleh

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Percobaan Tes Kalium Hidroksida

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Percobaan
4.1.1 Tes Asam Sulfat
a.

1 ml heksana + 3 ml H2SO4

Terbentuk dua lapisan cairan,


terlihat sangat jelas pembatas
dua lapisan tersebut.

b.

1 ml heptana + 3 ml H2SO4

Terbentuk dua lapisan cairan,


terlihat sangat jelas pembatas
dua lapisan tersebut.

4.1.2 Tes Kalium Hidroksida


a.

1 ml heksana + 3 ml KOH 10%

Terbentuk dua lapisan


cairan, saat diaduk terdapat
gelembung diatas cairan
heksana.

b.

1 ml heptana + 3 ml KOH 10%

Terbentuk dua lapisan


cairan, saat diaduk terdapat
gelembung diatas cairan
heptana.

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

12

Universitas Sumatera Utara


4.2

Pembahasan
4.2.1 Tes Asam Sulfat
Hasil percobaan yang telah dilakukan untuk sampel heksana (C6H14)
dan heptana (C7H16) ketika dicampur dengan asam sulfat (H2SO4)
menghasilkan dua lapisan cairan dan terlihat sangat jelas.
Pada saat mereaksikan hidrokarbon jenuh dengan pereaksi H2SO4
ketika sampel tersebut tidak mengalami reaksi, namun ketika diamati setelah
direaksikan dengan asam sulfat larutan menjadi dua fasa. Hal ini terjadi
karena asam sulfat memiliki massa jenis yang tinggi dari sampel (Rahma,
2010).
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh pada praktek sesuai dengan
teori.

4.2.2 Tes Kalium Hidroksida


Hasil percobaan yang telah dilakukan untuk sampel heksana (C6H14)
dan heptana (C7H16) ketika dicampur dengan kalium hidroksida (KOH)
menghasilkan dua lapisan cairan dan saat diaduk terdapat gelembung.
Alkana dan hidrokarbon lainnnya sukar larut dalam pelarut polar, tetapi
mudah larut dalam pelarut nonpolar (Sari,2010).
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh pada praktek sesuai dengan
teori.

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan ini adalah:
1.

Hidrokarbon adalah senyawa nonpolar yang tidak dapat larut dalam


pelarut polar seperti asam sulfat (H2SO4).

2.

Heksana dan heptana merupakan senyawa nonpolar.

3.

Pada tes asam sulfat sampel hidrokarbon tidak melarut sempurna


sehingga terbentuk dua lapisan cairan.

4.

Pada tes kalium hidroksida terbentuk dua lapisan cairan dan terdapat
gelembung.

5.

5.2

Pada tes asam sulfat dan tes kalium hidroksida telah sesuai dengan teori.

Saran
Adapun saran dalam percobaan ini adalah:
1.

Hati-hatilah dalam menggunakan bahan heksana dan heptana, karena


heksana dan heptana beracun.

2.

Disarankan pada saat pencampuran, larutan benar-benar sudah diaduk


merata.

3.

Hati-hatilah dalam menggunakan asam sulfat, Karena bila terkena kulit


dapat menyebabkan iritasi kulit.

4.

Jika ingin membuang larutan percobaan sebaiknya diencerkan terlebih


dahulu.

5.

Disarankan untuk membuang larutan ditempat yang telah disediakan.

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

14

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
MSDS, 2014.Hexane. Pdf. http://www.science.com/. Diakses 10 Maret 2014
Parning. 2010. Easy Learning Kimia SMA 1/2/3. Jakarta: Media Pusindo
Putranto, Dody. 2009. Polivinilclorida. Kimiadahsyat.blogspot.com
Rahma, Elmus, Elvia Heryanti, Endah Nurhasanah, Fajar Siddiq S. 2010. Reaksi
Senyawa Hidrokarbon. Bandung
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru
Sari, Ratna Diah. 2010. Hidrokarbon: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia. Bandung: Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi
Bandung

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A
APLIKASI DALAM INDUSTRI
Pembuatan Polivinil Klorida

Polivinil klorida adalah salah satu jenis plastik yang dibuat secara
termoplastik. Salah satu contohnya yang paling banyak digunakan adalah
polivinilclorida (PVC). PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama, yaitu
minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Bahan baku minyak bumi diolah melalui
proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat
termasuk etilena. Garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium
hidroksida dan gas klorida. Etilena direaksikan dengan gas klorida menghasilkan
etilena klorida. Proses cracking atau pemecahan molekul etilen diklorida tersebut
menghasilkan suatu gas vinilclorida (CHCl = CH2) dan asam klorida (HCl). Melalui
proses polimerisasi (penggabungan molekul monomer) dihasilkan molekul besar
dengan rantai panjang (polimer) polivinilclorida yang berupa bubuk halus berwarna
putih. Polimer PVC yang mengandung gugus klor memiliki ketahanan terhadap
oksidasi oleh udara, tahan lama, tetapi mudah rusak pada suhu yang rendah. Resin
PVC tersebut masih memerlukan langkah-langkah untuk diubah menjadi berbagai
produk akhir yang bermanfaat. Biasanya polivinilclorida banyak digunakan untuk
pipa, isolator kabel, botol plastik, dan lain-lain (Putranto, 2009).

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I

16

Universitas Sumatera Utara


Mulai

Minyak Bumi

NaCl

Sampel diolah melalui


proses elektrolisa

Sampel diolah melalui


proses cracking

Etilena
Cl2

NaOH

Etilena dan Cl2 diolah


dengan proses
cracking

Selesai

Vinilclorida dan HCl

Selesai

Gambar A.1 Flowchart Pembuatan Polivinil Klorida


(Putranto, 2009)

Hamda Eka Agustini / 130405042


Hidrokarbon

Wayne Rooney
Stricer

Laboratorium Ilmu Dasar Teknik Kimia I


Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN B
FOTO PERCOBAAN
B.1

Tes Asam Sulfat

Gambar B.1 Sampel (Heksana dan Heptana) + H2SO4

B.2

Tes Kalium Hidroksida

Gambar B.2 Sampel (Heksana dan Heptana) + KOH

Anda mungkin juga menyukai