Anda di halaman 1dari 21

Tips menggunakan paraffin

bahan bakar padat atau parafin seringkali digunakan oleh para tentara yang sedang
bertugas di hutan - hutan dan para pencinta alam pun sering kali menggunakannya.
bentuknya yang sangat ringkas sangat bermanfaat digunakan dalam kondisi darurat
meskipun tidak dapat bertahan dalam kondisi badai. tapi dalam penggunaannya, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan karena mengingat parafin juga bisa menimbulkan
bahaya.. langsung aj ya baca disini.

1. jauhkan dari makanan


jauhkan parafin dari makanan khususnya pada saat membakar parafin. karena akan ada
percikan parafin saat parafin dibakar. bisa saja percikan tersebut tercampur pada makanan.
parafin sangat beracun, jadi jangan sampai makanan kita tercampur parafin.
2. jangan membakar parafin didalam tenda
bila memasak menggunakan parafin harus diruangan yang lua dan terbuka. sangat tidak di
anjurkan menggunaakn parafin diruangan yang sempi dan tertutup.
karena bau paragin yang terbakar sangat menusuk hidung dan tidak baik untuk kesehatan.
sudah ada kejadian orang pingsan karena memasak menggunakan parafin didalam tenda.
3. jangan membakar dekat dengan dedaunan kering atau benda mudah terbakar
percikan - percikan parafin bisa jadi bahaya yang sangat besar jika percikan tersebut diatas
benda yang mudah terbakar. ya, bisa kita tebak, bisa mengakibatkan kebakaran!!
4. cuci tangan setelah memegang parafin
segeralah mencuci tangan setelah memegang parafin. apabila kita lupa, maka bekas parafin
yang masih menempel di tangan kita bisa terikut masuk ke dalam tubuh kita bersama
makanan saat kita makan.
5.jangan dimakan!
jangan mencoba untuk mencicipi atau bahkan memakan parafin. dampaknya akan sangat
buruk bagi kesehatan kita. bagi para senior hendaknya selalu memperingatkan para peserta
diklat akan hal ini. saya pernah mengikuti diklatsar sebuah oraganisasi mapala. karena
tidak ada peringatan dari seniornya, seorang peserta memakan gigitan kecil parafin. untung
saja tidak terlalau banyak dan segera ditangani. entah bagaimana rasa parafin ( saya belum
pernah dan tidak mau merasakan.. hehe , yang jelas bentuk parafin yang berwarna putih
seperti gula yang dipadatkan mungkin menarik perhatian dan penasaran untuk
mencobanya.
sesuatu pasti bermanfaat bila kita menggunakannya dengan benar dan menjadi bahaya bila
kita tidak hati - hati dan ceroboh. semoga bermanfaat ya buat kalian yang sering camping
dan masih menggunakan parafin. kalau saya lebih memilih menggunakan kayu sebagai
bahan bakar dalam kondisi normal. memang ribet tapi bisa mengurangi penggunaan bahan
bakar dari minyak dan gas. silahkan ditambahkan ya.

great-outdoor-goblog.blogspot.com/2009/11/tips-menggunakan-parafin.html

BAHAYA LILIN PARAFIN


BAHAYA LILIN PARAFIN
Dalam kimia parafin adalah nama umum untuk Hidrokarbon alkan dengan formula Cn H2n+2. Lilin
Parafin merujuk pada benda padat dengan n=20-40
yang pertama kali ditemukan oleh Carl Reichenback tahun 1830.
Dalam kehidupan sehari-hari manfaat Hidrokarbon banyak kita temui yaitu pada bidang sandang, pangan,
papan, seni dan estetika.
Kegunaan Hidrokarbon dalam bidang estetika yaitu Lilin, yaitu lipstik,waxing(pencabutan bulu kaki
menggunakan lilin), farmasi dan semir sepatu.
Pada masyarakat Indonesia kalau kita berbicara lilin , maka kita akan tertuju pada lilin penerangan yang
dipakai sebagai pengganti lampu pada saat listrik padam. Seiring dengan perkembangan manusia
pemanfaatan lilinpun berubah, nyalanya yang bernuansa hangat dan romantis banyak dipakai pada saat
jamuan makan, juga untuk aromaterapi pengusir lalat, dan pengarum ruangan.
Namun menurut penelitian Lilin Parafin ternyata merupakan salah satu sumber polutan dalam ruangan
dan memilikiefek Karsinogenik alias dapat menimbulkan kanker. Menurut sang peneliti, apabila lilin
parafin hanya dipakai pada saat tertentu mungkin polutan yang dikeluarknya tidak akan mempengaruhi
ksehatan, namun apabila lilin parafin ini digunakan setiap hari bertahun-tahun maka akan menimbulkan
masalah bagi kesehatan. Karena itu kalau ada acara tertentu yang menyalakan lilin ada baiknya membuka
jendala atau perhatikan apakah ventilasi ruangan berfungsi dengan baik sehingga meminimalkan jumlah
emisi yang terhirup.
Selain dapat menimbulkan pengaruh yang serius, orang-orang yang alergi dengan parafin juga dapat
langsung memperlihatkan reaksi alergi dengan menyalakan lilin ini.
Pada saat ini lilin yang ada di pasaran tidak semuanya berbahan baku parafin. Dengan adanya tuntutan
kesehatan, para produsen lilinmemiliki tnggung jawab moral untuk ikut menjaga kesehatan masyarakat
yaitu selalu berinofasi mencari bahan baku yang tidak berefek pada kesehatan yaitu lilin berbahan
baku kelapa sawit.
Dari kedua bahan tersebut akan dihasilkan lilin yang berbeda, dimana setelah dinyalakan asap dari lilin
yang berbahan baku parafin berasap hitam, sedangkan yang berbahan kelapa sawit tidak. Sebenarnya hal
ini bukanlah sesuatu yang baru, karena pada saat kita menyalakan teplok/sentir maka jelaganya akan
kemana-mana. Karena itulah pada jaman dulu di pedesaan setiap ada bayi maka peneranganya
menggunakan minyak goreng yang diletakan diatas piring/Lambar(tatakan gelas) dan sebagai sumbunya
diberi kapas karena minyak goreng tidak menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernafasan bayi.
Hal yang perlu diketahui oleh masyarakat umum adalah perbedaan ciri-ciri dari lilin berbahan baku
parafin dan kelapa sawit.
pada lilin parafin, lilin penerangan berwarna lebih jernih, mudah terbakar sehingga mudah diberdirikan
pada awal pembakaran, asap berwarna hitam terlihat sekali pada saat tertiup angin. Sedangkan pada lilin
berbahan baku kelapa sawit lilin berwarna keruh( putih seperti susu), keras tidak mudah patah, tidak
mudah terbakar sehingga sulit pada saat diberdirikan sehingga membutuhkan tempat khusus. Kalau diberi
pewarna lilin ini warnanya tidak secerah lilin parafin, tetapi asap tidak berwarna hitam. Karena warnanya
yang tidak bening, masyarakat menganggap lilin ini merupakan lilin daur ulang dan kurang berkualitas,
namun justru inilah lilin yang tidak mengganggu kesehatan.
http://pkkmelati.blogspot.com/2009/09/bahaya-lilin-parafin_08.html

PARAFFIN

Paraffin Wax Asal Balikpapan ( pertamina) isi 50 Kg / sak harga Rp. 18.000/ kg harga fob Surabaya.
Parafin lilin (atau hanya parafin, tapi melihat nama alternatif untuk minyak tanah, di atas) sebagian besar
ditemukan sebagai, putih tidak berbau, padat tawar, lilin, dengan titik leleh yang khas antara sekitar 46 dan 68 C
(115 F dan 154 ), dan memiliki kepadatan sekitar 0,9 g / cm 3. [4] Hal ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
eter , benzena , dan beberapa ester . Parafin tidak dipengaruhi oleh kimia yang paling umum reagen , [ rujukan? ]
tetapi luka bakar mudah.
Lilin parafin murni adalah listrik yang baik isolator , dengan listrik resistivitas antara 10 13 dan 10 17 meteran ohm .
Ini lebih baik daripada hampir semua bahan lain kecuali beberapa plastik (terutama Teflon ). Ini adalah efektif
moderator neutron dan digunakan dalam James Chadwick s 1932 percobaan untuk mengidentifikasi neutron .
Lilin parafin (C 25 H 52) adalah bahan yang sangat baik untuk menyimpan panas , memiliki kapasitas panas spesifik
dari 2,14-2,9 g -1 J K -1 ( joule per gram Kelvin ) dan panas fusi dari 200-220 J g 1. Sifat ini dimanfaatkan dalam
dimodifikasi drywall untuk bahan bangunan rumah: itu diinfus di dinding kering selama pembuatan sehingga, ketika
diinstal, meleleh pada siang hari, menyerap panas, dan membeku lagi pada malam hari, melepaskan panas. Parafin
lilin perubahan fase pendinginan radiator ditambah dengan ditarik digunakan untuk mendinginkan elektronik dari
Lunar Rover . Wax mengembang jauh ketika mencair dan ini memungkinkan penggunaannya dalam termostat untuk
industri, domestik dan, terutama, tujuan mobil.
Dalam aplikasi industri, hal ini sering berguna untuk memodifikasi sifat-sifat kristal lilin parafin, biasanya dengan
menambahkan percabangan ke rantai tulang punggung karbon yang ada. Modifikasi biasanya dilakukan dengan
aditif, seperti kopolimer EVA , lilin mikrokristalin , atau bentuk polietilen . Hasil properti bercabang dalam parafin
dimodifikasi dengan viskositas yang lebih tinggi, struktur kristal yang lebih kecil, dan sifat fungsional dimodifikasi.
Lilin parafin murni jarang digunakan untuk ukiran model asli untuk pengecoran logam dan bahan lain dalam proses
lilin hilang , karena relatif rapuh pada suhu kamar dan menyajikan risiko chipping dan kerusakan saat bekerja. Lilin
lunak dan lentur, seperti lebah , mungkin lebih disukai untuk patung tersebut, tetapi investasi casting lilin, sering
parafin berbasis, secara tegas dirumuskan untuk tujuan tersebut
Cairan
Bahan bakar
Cat, Pigmen, Pewarna dan Tinta
Dalam industri kulit untuk menarik menyelesaikan
Kedokteran ( pencahar )
Ilmu biomedis (penguapan kontrol selama PCR )
Kuliner
Api pernapasan dan api juggling

Digunakan dalam mandi dan kosmetik sebagai pelembab atau emolien .


Digunakan dalam beberapa pestisida
lilin parafin
Pembuatan lilin
Pelapis untuk kertas lilin atau kain
Food grade lilin parafin:
Lapisan mengkilap yang digunakan dalam permen keputusan; meskipun dimakan, itu tidak dicerna, melewati tepat
melalui tubuh tanpa menjadi rusak
Coating untuk berbagai jenis keras keju , seperti keju Edam
Sealant untuk guci, kaleng, dan botol-botol
Mengunyah permen karet aditif
Investasi casting
Anti-caking agent, kelembaban nyamuk, dan dustbinding pelapis untuk pupuk
Agen untuk persiapan spesimen untuk histologi
Bullet pelumas dengan bahan lain, seperti minyak zaitun dan lilin lebah
Krayon
Propelan padat untuk roket hibrida motor
Komponen surfwax , digunakan untuk pegangan pada papan selancar di berselancar
Komponen meluncur lilin , digunakan pada ski dan snowboard
Gesekan-peredam, untuk digunakan pada pegangan tangan dan langkan semen, yang biasa digunakan dalam
skateboarding
Tinta. Digunakan sebagai dasar untuk solid blok tinta warna yang berbeda dari lilin untuk printer termal. Lilin
meleleh dan kemudian disemprotkan pada kertas menghasilkan gambar dengan permukaan mengkilap
Microwax : aditif makanan , sebuah agen kaca dengan nomor E E905
Forensik bantuan: tes nitrat menggunakan lilin parafin untuk mendeteksi nitrat dan nitrit di tangan seorang tersangka
penembakan
Antiozonant agen: campuran parafin dan lilin mikro digunakan dalam senyawa karet untuk mencegah retak karet,
sedangkan lilin antiozonant bisa dihasilkan dari lilin sintetik, lilin FT, dan Fischer Tropsch lilin
Mekanikal termostat dan aktuator, sebagai media ekspansi untuk mengaktifkan perangkat tersebut
Pot pickup gitar , yang mengurangi umpan balik microphonic disebabkan dari gerakan halus dari potongan tiang
Pot dari kumparan osilator lokal untuk mencegah modulasi frekuensi microphonic di radio FM low end.
Lilin mandi untuk kecantikan tujuan dan terapi
Penebalan agen di banyak Paintballs , seperti yang digunakan oleh Crayola
Yang efektif, meskipun comedogenic , pelembab dalam mandi dan kosmetik seperti Vaseline
Mencegah oksidasi pada permukaan baja dipoles dan besi

http://trisqie.wordpress.com/paraffin/
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari
karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi
adalah organic source materials. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk
perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran
senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak bumi
akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.

Komposisi
Minyak
Bumi
Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, sisanya terdiri atas zatzat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti
vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium. Secara umum, komposisi minyak
bumi terdiri dari Karbon (C) 84 87%, Hidrogen (H) 11 14%, Sulfur (S) 0 3%, Nitrogen (N) 0 1%,
Oksigen (O) 0 2%.
Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan nonhidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
1.
Hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromatik.
1.1.
Parafin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah
metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke
dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam
minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
1.2.
Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena
(C3H6), dan butena (C4H8).
1.3.
Naften
Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul
CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur
cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana
(C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan
kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
1.4.
Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk
cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak
bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.
2.
Non
Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi
ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan
natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak
dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan
sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.
2.1.
Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan
R=gugus alkil), sulfida (R-S-R), disulfida (R-S-S-R) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang
tidak
dikehendaki
karena
:
a.
menimbulkan
bau
tidak
sedap
dan
sifat
korosif
pada
produk
pengolahan.
b.
mengurangi
efektivitas
zat-zat
bubuhan
pada
produk
pengolahan.
c.
meracuni
katalis-katalis
perengkahan.
d. menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang
teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).

2.2.
Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan
kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol
(C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika
sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat
penuaan produk tersebut.
2.3.
Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan
gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan
senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.
3.
Senyawa
logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling
tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air
yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak.
Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat
menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan.

http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/tag/olefin/
Minyak bumi memiliki adalah senyawa hidrokarbon (Hidrogen-karbon) dan berupa campuran.
Senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, dan sisanya merupakan senyawa organik yang
mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium,
nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium. Komposisi minyak bumi disederhanakan
dalam Tabel 10.4.

Tabel. 10.4. Komposisi unsur yang dikandung minyak bumi


Jika kita fokuskan pada senyawa yang ada dalam minyak bumi, maka kita dapat
mengklasifikasikannya menjadi tiga bagian yaitu golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta
senyawa-senyawa logam.
Senyawa hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromatik.

Parafin merupakan kelompok senyawa yang memiliki ciri khas sebagai senyawa hidrokarbon jenuh
(alkana), CnH2n+2. Senyawa ini juga dapat kita kelompokkan ke dalam normal paraffin, dan yang
memiliki gugus cabang. Kelompok normal paraffin meliputi metana(CH4), etan (C2H6), n-butana
(C4H10), dan yang memiliki gugus cabang seperti isobutana (2-metilpropane, C4H10), isopentana (2metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentane, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong
ke dalam senyawa yang memiliki gugus cabang jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong
normal paraffin.
Olefin adalah merupakan kelompok senyawa senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n (Alkena).
Contohnya etilena (C2H4), proprna (C3H6), dan butena (C4H8).
Naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon jenuh bentuk siklis (cincin) dengan rumus
molekul CnH2n. struktur cincinnya tersusun atas 5 atau 6 atom karbon, seperti siklopentana (C5H10),
metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Dalam minyak bumi mentah, naftena
merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah normal
paraffin.
Aromatik adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, dengan kerangka utama molekul, cincin
benzene (C6H6). Beberapa contoh molekul aromatik benzene (C6H6), metilbenzene (C7H8) dan
naftalena (C10H8) (C10H8).
Senyawa non Hidrokarbon
Senyawa non hidrokarbon sebenarnya adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung atom atau
unsure anorganik seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium. Umumnya unsur
ini terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Kehadiran unsure ini menurunkan kualitas serta
mengganggu proses pengolahan minyak bumi.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kecepatan-reaksi-dan-energi/komposisiminyak-bumi/

Hydrocarbon and Petroleum


Minyak Bumi Berdasar Struktur Hidrokarbon/ Ikatan Kimianya
Secara garis besar minyak bumi berdasarkan susunan hidrokarbonnya/ komposisi
kimianya dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.Parafin (rantai C-nya lurus atau bercabang,)
2.Naften (rantai C-nya berbentuk cincin atau siklis)
3.Aromat (rantai C-nya siklis tak jenuh

Parafin

Parafin (dari parum affinis juga dinamakan) Alkana, paraffin ini memiliki sifat sukar
bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut
sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.
Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Setiap
senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan
oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut.
Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa
isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang
memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut
memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya
memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang
berbeda seperti tampak pada gambar.
CH3 CH2 CH2 CH3
butana

CH3 CH CH3
|
CH3
iso-butana
Senyawa hidrokarbon normal sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai
lurus, sedangkan senyawa isomernya atau iso sering juga disebut sebagai senyawa
hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.
Naften dan Aromatik
Sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa siklo-parafin
yang disebut juga naften dan/atau senyawa aromat. Yang disebut dengan siklo-parafin
adalah hidrokarbon yang membentuk struktur cincin tertutup dan cincin itu juga
mengikat paraffin di samping.

Sedangkan senyawa aromat adalah senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai Benzena. Contoh
CH2- CH2
/\
CH2 CH2
||
CH2 CH2
\/
CH2 -CH2
Keluarga hidrokarbon terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar
kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa
jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak
bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang
memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan
tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya untuk keperluan di
laboratorium.
Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak
bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin
murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin.
Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan minyak bumi jenis
aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak
bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih
dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.
Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik
didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan
titik didih ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan
komposisinya.
Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi
terdapat juga zat pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam.
Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah

senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan
hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam
molekulnya.
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen
dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang
atau pada produk distilat pertengahan (middle distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa
senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium (Na),
Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena
sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya.
Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana
memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan
jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih
banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
Pengelompokan Minyak
p { margin-bottom: 0.08in; }p { margin-bottom: 0.08in; }1. Minyak parafinik : terutama
alkana asiklik dengan <>
2. Minyak parafinik-naftenik : terutama alkana asiklik dan sikoalkana
dengan <>
3. Minyak aromatik-intermediat : > 50 % hidrokarbon aromatik dan
biasanya > 1% belerang
sumber : http://www.aufklarungblog.co.cc/2009/02/minyak-bumi-berdasar-struktur.html
http://juliandesrosiers.tumblr.com/post/4127905671/hydrocarbon-and-petroleum

"ALKANA"

Alkana (Parafin)
Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari
ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh,
karena jumlah atom Hidrogen dalam setiap molekulnya maksimal.
Ciri khas utama yang terdapat pada alkana yang membedakannya
dengan senyawa karbon-hidrogen lainnya adalah alkana bersifat jenuh.
Karena bersifat jenuh, maka senyawa alkana tidak mengandung ikatan
rangkap diantara atom karbonnya. Senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap maka akan bersifat sangat reaktif.

A.Sifat-sifat Alkana
A. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah
atom H nya maksimal)
B. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
C. Sukar bereaksi
D. Bentuk Alkana dengan rantai C1 C4 pada suhu kamar adalah gas, C4
C17 pada suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
E. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambahdan bila jumlah
atom C sama maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih
rendah
F. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
G. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
H. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

Rumus umumnya:

CnH2n+2

B.Deret homolog alkana :


Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon
dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar
suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata lain
merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor
cabangnya sama.

Sifat-sifat deret homolog alkana :


o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

C.TATA NAMA ALKANA :


1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai
utama. Apabila ada dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih
yang jumlah cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan
nama alkananya ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai
dengan nama alkana dengan mengganti akhiran anadengan
akhiran il (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang
jumlah C nya sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan
yang menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor atom C
tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada
(jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri
= 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan
urutan abjad ( etil lebih dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan
cabang. Apabila letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai
dari :
Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )

Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu
cabang )
Contoh :
Apakah nama idrokarbon di bawah ini ?
pertama kali kita tentukan rantai utamanya.Rantai utama adalah rantai
terpanjang :
rantai utamanya adalah yang di kotak merah. coba diperhatikan sisi
sebelah kiri, bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2) maka sama2
akan bertambah 2 atom C tapi hanya akan menimbulkan satu cabang
(bagian yang belok ke bawah), sedangkan bila kita belokkan ke bawah
akan timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang coba kalian perhatikan
bagian kanan, penjelasannya lebih mudah,bila rantai utamanya yang lurus
(garis putus2) hanya bertambah satu atom C sedangkan bila belok ke
bawah maka akan bertambah 2 atom C. Jadi rangkaian rantai utama itu
boleh belak-belok dan gak harus lurus asal masih dalam satu rangkaian
yang bersambungan tanpa cabang.
rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya.
terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil. Penomoran cabang kita
pilih yang angkanya terkecil :
bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C
rantai utama nomor 3 dan metil terletak di atom C rantai utama nomor
2 dan 6
bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom
C rantai utama nomor 6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7
kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri..
Urutan penamaan : nomor cabang nana cabang nama rantai induk
jadi namanya
: 3 etil 2,6 dimetil oktana
cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama
depannya dahulu (abjad e lebih dahulu dari m). karena cabang metil
ada dua buah maka cukup disebut sekali ditambah awalan di yang

artinya dua. karena rantai utamanya terdiri dari 8 atom C maka rantai
utamanya bernama : oktana.
bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan,
misalnya :
CH3 (warna hijau) merupakan ujung rantai
CH2 (warna biru) merupakan bagian tenganh rantai lurus
CH (warna oranye) percabangan tiga
C (warna merah) percabangan empat

D.Kegunaan alkana, sebagai :


Bahan bakar
Pelarut
Sumber hidrogen
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organik lain
Bahan baku industri
http://bungameinurtryranty.blogspot.com/

prezi.com/jt7ehotrthi2/untitled-prezi/
Minyak bumi (petroleum, crude oil) merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon dalam berbagai
komposisi yang berasal dari dalam bumi (EDY,2006). Terdapat dua teori pembentukan minyak bumi
yang dikenal yaitu teori biogenic yang menyatakan bahwa minyak bumi dihasilkan dari proses perubahan
materi organik karena tekanan dan pemanasan selama kurun waktu jutaan tahun, sedangkan teori
abiogenic menyatakan bahwa minyak bumi telah ada sejak terbentuknya bumi. Namun, sebagian besar

ahli meyakini teori biogenic bahwa minyak bumi terbentuk dari binatang dan tumbuhan laut yang
terkubur selama jutaan tahun oleh pengaruh lingkungannya, yaitu temperatur, tekanan, kehadiran
senyawa logam dan mineral, letak geologis dan waktu proses perubahan. Pengaruh lingkungan pada
proses pembentukan minyak bumi menyebabkan minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda
dari tempat yang satu dengan tempat yang lainnya (EDI PRAYITNO, 2006).
Minyak bumi (crude oil) adalah campuran yang sangat kompleks dari berbagai jenis hidrokarbon dengan
berbagai komposisi, mulai dari gas metana sampai dengan bahan aspal yang berat dan padat (EDI
PRAYITNO, 2006). Minyak bumi (petroleum) atau minyak mentah adalah campuran rumit senyawa
alifatik dan aromatik termasuk pula senyawa sulphur dan nitrogen (1-6%). Menurut American Society for
Testing and Materials (ASTM) minyak bumi merupakan campuran yang terjadi di bumi, sebagian besar
terdiri atas hidrokarbon, sedikit belerang, nitrogen, yang dibebaskan dalam tanah dan disertai dengan
zat-zat lain seperti air garam anorganik dan impurities lain yang apabila dipisahkan akan mengubah sifat
minyak (HARDJONO, 2001).
Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi terdiri dari ribuan zat kimia termasuk gas, cairan dan zat padat mulai dari metana sampai
dengan asphalt. Komponen utama minyak bumi dan hasil-hasilnya tersusun dari komponen utama yang
terdiri dari ikatan atom karbon (C) dan atom hidrigen (H), sehingga minyak bumi sering juga disebut
hidrokarbon. Selain karbon dan hidrogen didalam minyakbumi juga terdapat senyawa sulpfur, oksigen,
nitrogen dan logam yang termasuk dalam senyawa nonhidrokarbon.
Perbandingan unsur-unsur tersebut dalam minyak bumi sangat bervariasi dengan komposisi sebagai
berikut:
Karbon (C) : 83,0 87,0 %
Hydrogen (H) : 10,0 14,0%
Nitrogen (N) : 0,1 2,0 %
Oksigen (O) : 0,05 1,5 %
Sulphur (S) : 0,05 6,0 %
Secara umum komposisi hidrokarbon minyak bumi terdiri dari dua komponen, yaitu :
Komponen hidrokarbon
Komponen nonhidrokarbon, termasuk juga komponen organometalik
a. Komponen Hidrokarbon
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas empat golongan, yaitu :
1. Hidrokarbon Parafin
2. Hidrokarbon Olefin
3. Hidrokarbon Napthen
4. Hidrokarbon Aromatik
1. Hidrokarbon Parafin
Hidrokarbon parafin adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai lurus atau rantai cabang tanpa
struktur cincin. Parafin disebut juga alkana, dengan rumus umum CnH2n+2, jenis senyawa hidrokarbon
paraffin dibagi atas dua macam yaitu; hidrokarbon paraffin yang berbentuk rantai lurus yang disebut
normal paraffin contohnya adalah n-butana dan hidrokarbon paraffin yang berbentuk rantai cabang di
sebut iso-paraffin contohnya adalah iso-heptana
Sifat dari hidrokarbon paraffin antara lain :
o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon 1 4 akan
berbentuk gas,
o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon 5 15 akan
berbentuk cair,
o Pada kondisi temperatur normal (ruang) hidrokarbon paraffin dengan jumlah atom karbon lebih dari 15
akan berbentuk padatan.
o Memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, dan
o Pada suhu kamar tidak bereaksi dengan asam dan basa
2. Hidrokarbon Olefin
Hidrokarbon olefin merupakan senyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dengan ikatan rangkap dua diantara
kedua atom C yang berdekatan (C=C) dan mempunyai jumlah atom H lebih sedikit dari paraffin.

Hidrokarbon olefin ini bersifat lebih reaktif dibandingkan dengan hidrokarbon paraffin. Hidrokarbon
olefin disebut juga alkena, dengan rumus umum: CnH2n. Contohnya etilena (CH=CH).
Umumnya golongan hidrokarbon olefin dengan titik didih yang rendah tidak ditemukan dalam minyak
bumi (crude oil) tetapi banyak dihasilkan dari proses cracking / reforming.
3. Hidrokarbon Napthen
Hidrokarbon napthen adalah senyawaan hidrokarbon jenuh yang mempunyai struktur cincin atau siklis.
Senyawa ini memiliki rumus umum CnH2n, senyawa napthen dengan bobot molekul yang rendah
merupakan bahan bakar yang baik, sedangkan yang mempunyai bobot molekul yang tinggi terdapat
dalam fraksi gas oil dan minyak pelumas. Contoh : siklo pentane dan siklo heksana.
4. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah senyawaan hidrokarbon dengan rantai hidrokarbon tertutup (siklis) yang
mempunyai satu inti benzena atau lebih, senyawaan ini memiliki rumus umum CnH2n-6, dalam minyak
bumi jumlah senyawaan ini sangat sedikit namun senyawaan aromat sangat diinginkan dalam gasoline
karena mempunyai sifat anti ketuk yang tinggi. Senyawa aromatik ini sering dipisahkan dari minyak bumi
untuk bahan baku petrokimia.
Contoh : benzena dan toluena.
b. Komponen Nonhidrokarbon
Didalam minyak bumi selain mengandung senyawaan hidrokarbon juga mengandung sejumlah
senyawaan nonhidrokarbon, terutama senyawaan sulphur, senyawaan nitrogen, senyawaan oksigen, dan
senyawaan organo metalik/logam (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan). Unsur-unsur tersebut
umumnya tidak dikehendaki ada dalam produk-produk minyak bumi sehingga keberadaannya meskipun
dalam jumlah sedikit namun akan sangat mempengaruhi pengolahan terhadap minyak bumi.
Senyawaan Sulphur
Minyak bumi yang densitinya lebih tinggi mempunyai kandungan sulphur yang lebih tinggi pula.
Keberadaan sulphur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan dampak negatif, misalnya dalam
gas oil dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair) pada mesin kendaraan
akibat dari terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulphur (sebagai hasil pembakaran gas iol)
dan air. Beberapa jenis senyawaan sulphur yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah
hidrogen sulfida dan merkaptan.
Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan jumlahnya akan semakin
meningkat jika bobot molekul dan titik didih fraksi semakin tinggi. Kandungan oksigen bisa menaik
apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk
ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo serta
phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. Contoh dari
senyawaan oksigen yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah furan dan benzofuran.
Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1 0,9 %. Kandungan
tertinggi terdapat pada fraksi berat (residu). Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih
tinggi. Nitrogen yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral
encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral
encer. Contoh senyawa nitrogen yang terdapat dalam minyak bumi diantaranya adalah pyridin dan
pyrrol.
Senyawaan Logam
Unsur-unsur logam seperti natrium, kalium, magnesium, besi, vanadium, dan nikel yang terkandung
didalam minyak bumi dapat terikat baik sebagai senyawa anorganik yang biasanya larut dalam air
maupun sebagai senyawa kompleks logam organik. Logam logam seperti besi, tembaga, terutama nikel
dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan
produk minyak bumi seperti menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke (kerak).
Karakteristik Minyak Bumi
Minyak bumi terdiri dari campuran berbagai persenyawaan kimia dari suatu golongan yang disebut
hidrokarbon dan persenyawaan lain yang mengandung unsur-unsur O2, sulphur, N2, dan logam-logam
dalam jumlah kecil. Jenis hidrokarbon yang satu berbeda sifatnya dengan jenis hidrokarbon yang lain.
Hal ini yang menyebabkan pengaruh terhadap sifat dan kegunaannya serta mutu dari produk-produk
minyak bumi ( EDI PRAYITNO, 2006).

Suatu jenis produk minyak bumi harus mempunyai sifat-sifat tertentu dalam memenuhi mutunya dan
sebagian besar sifat-sifat tersebut ditentukan oleh jenis hidrokarbon yang terkandung didalamnya.
Pengaruh jenis hidrokarbon terhadap sifat karakteristik produk minyak bumi
Karakteristik Minyak Bumi Parafinik Minyak Bumi Aromatik
specific grafity 60/60 0F rendah tinggi
specific grafity API rendah tinggi
angka oktan rendah tinggi
angka setana tinggi rendah
titik asap tinggi rendah
titik tuang tinggi rendah
indeks viskositas tinggi rendah
Sumber : Pertamina, 2006
Untuk minyak jenis naptenik pada umumnya mempunyai sifat diantara jenis parafinik dan aromatik.
Produk-produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah (crude oil) belum bisa dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu pada minyak mentah agar diperoleh produk-produk dari
minyak mentah. Untuk menghasilkan produk minyak bumi, digunakan bermacam-macam pengolahan
terhadap minyak mentah agar menjadi fraksi-fraksi yang diinginkan.
Tujuan dari pengolahan pada minyak mentah selain untuk fraksinasi juga untuk meningkatkan mutu dari
produk minyak bumi hasil fraksinasi. Proses fraksinasi pada minyak bumi dapat dilakukan secara fisika
maupun kimia, contoh sederhana proses fraksinasi pada minyak bumi adalah proses distilasi, dari proses
ini akan dihasilkan berbagai produk bahan bakar minyak berdasarkan titik didihnya yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan kendaraan bermotor dan industri.
Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses distilasi minyak bumi serta penggunaannya :
Produk - produk Hasil Distilasi Minyak Bumi
Jarak Titik Didih (0C) Jumlah Atom Karbon Nama Penggunaan
dibawah 30 1 - 4 fraksi gas bahan bakar pemanas/gas
30 - 180 5 - 10 bensin bahan bakar mobil
180 - 230 11 -12 minyak tanah bahan bakar jet,memasak
230 - 305 13 - 17 minyak gas bahan bakar diesel
305 - 405 18 - 25 minyak gas berat bahan bakar pemanas
sisa distilasi :1) minyak yang mudah menguap; minyak pelumas, lilin, dan vaselin. 2) bahan yang tidak
menguap; aspal dan kokas dari minyak bumi.
Sumber : Fessenden dan Fessenden, 1997

http://raka-bsd.blogspot.com/2012/04/about-petroleum-crude-oil.html
Dalam kimia. parafin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkan dengan formula CnH2n+2. Lilin
parafin merujuk pada benda padat dengan n=2040.
Molekul parafin paling simpel adalah metana, CH4, sebuah gas dalam temperatur ruangan. Anggota
sejenis ini yang lebih berat, seperti oktan C8H18, muncul sebagai cairan pada temperatur ruangan.
Bentuk padat parafin, disebut lilin parafin, berasal dari molekul terberat mulai C20H42 hingga C40H82.
Lilin parafin pertama ditemukan oleh Carl Reichenbach tahun 1830.[1]
Parafin, atau hidrokarbon parafin, juga merupakan nama teknis untuk sebuah alkan pada umumnya,
tapi dalam beberapa hal kata ini merujuk pada satu linear, atau alkan normal - dimana bercabang,
atau isoalkan juga disebut isoparafin. Berbeda dari bahan bakar yang dikenal di Britania dan Afrika
Selatan sebagai minyak parafin atau hanya parafin, yang disebut sebagai kerosin di sebagian besar
AS, Australia dan Selandia Baru.

Namanya berasal dari kata Latin parum (= jarang) + affinis dengan arti seluruhnya "sedikit affinitas",
atau "sedikit reaktivitas". Ini diakibatkan oleh alkan, yang non kutub dan sedikit gugus fungsionalnya, sangat tidak reaktif.

http://id.wikipedia.org/wiki/Parafin

Anda mungkin juga menyukai