hewan laut. Hewan laut tidak memiliki lemak. Tubuhnya mengandung minyak bukan
lemak.
2.2. Kejenuhan
Keadaan jenuh dalam kimia adalah keadaan dimana partikel-partikelnya tidak ada
yang bebas dari reaksi. Setiap satu partikelnya memiliki pasangan dengan yang
lainnya. Cabang-cabang rangkaian juga terisi penuh. Minyak bersifat tidak jenuh
karena minyak memiliki ikatan rangkap. Sementara lemak umumnya bersifat jenuh
karena seluruh partikelnya berikatan dengan partikel lain.
2.3. Bentuk Olahan
Minyak dan lemak perlu diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-harinya. Margarin diolah dari lemak yang diolah dari
minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sementara itu Mentega diolah dari
lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol tidak seperti margarin. Lemak
yang dikandung dalam minyak olahan cenderung bersifat tidak jenuh sementara
lemak pada mentega cenderung bersifat jenuh.
2.4. Ketahanan
Kerusakan makanan atau tengik adalah perubahan aroma dan rasa. Hal ini
disebabkan karena molekul-molekul yang terkandung dalam makanan terlepas ke
udara karena terpapar udara. Minyak cenderung lebih mudah rusak karena
lepasnya kandungan asam butirat di dalamnya. Sementara itu lemak cenderung
lebih sulit tengik karena ikatan antar molekulnya lebih kuat dibandingkan dengan
minyak sehingga molekulnya lebih sulit lepas ke udara.
2.5. Wujud
Pada suhu ruangan umumnya lemak memiliki wujud berupa padatan. Sedangkan
pada suhu ruangan minyak berwujud cairan. Perbedaan ini disebabkan karena
perbedaan wujud asam lemak penyusunnya. Seperti yang telah kita ketahui asam
lemak pada lemak bersifat jenuh dan ikatannya penuh, hal ini menyebabkan lemak
mengambil bentuk padatan. Sementara itu ketidakjenuhan asam lemak pada
minyak menyebabkan minyak mengambil bentuk cairan.
2.6. Titik leleh
Lemak memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak. Titik leleh
adalah suhu ketika lemak atau minyak berubah dari fase padat ke fase cair. Titik
leleh asam lemak dipengaruhi oleh panjang rantai karbon dari lemak atau minyak.
Karena lemak cenderung jenuh dan memiliki atom karbon yang terikat, maka titik
lelehnya lebih tinggi dibandingkan minyak. Titik leleh minyak lebih rendah karena
ikatan rangkapnya lebih banyak dibandingkan lemak. Selain itu isomer asam lemak
minyak yang memiliki konfigurasi cis menyebabkan minyak memiliki titik leleh yang
lebih rendah dibandingkan lemak yang memiliki konfigurasi trans lebih banyak.
3. Contoh Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak sangat mudah ditemukan dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Berikut adalah contoh dari olahan minyak dan lemak yang
sering digunakan.
Minyak goreng. Digunakan sebagai penghantar panas, menambah nilai kalori
makanan, dan menambah kegurihan makanan. Minyak yang berkualitas memiliki
kadar gliserol bebas yang banyak. Semakin tinggi kadar gliserol bebas titik asapnya
semakin tinggi. Minyak goreng yang sering digunakan berasal dari kelapa sawit dan
buah zaitun.
Mentega. Mentega diperoleh dari proses pemecahan emulsi minyak dalam air yang
dikenal dengan proses churning. Mentega dibuat dari lemak susu. Lemak susu
diasamkan dengan cara dibiarkan atau diasamkan dengan membuhkan bakteri
asam laktat pada lemak susu. Respirasi akan terjadi setelah pengasaman,
Margarin. Margarin memiliki kandungan, rupa, bau, rasa, dan konsistensi yang sama
dengan mentega. Bedanya lemak yang digunakan berasal dari lemak babi atau
sapi.