Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul
artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul, mulai dari yang
pertama yaitu Nabi Adam as hingga yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para Rasul-Rasul Allah merupakan suatu rangkaian yang
memiliki satu tujuan yaitu untuk menyampaikan wahyu Allah SWT berupa syariat
atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim wajib beriman atau mempercayai
kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan
semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita jumpai ada juga orang
yang tidak beriman kepada nabi dan rasul, oleh karna itu disini fungsi dalil sangat
diperlukan karena Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu
kebenaran terutama berdasarkan ayat Al-quran, atau dalil bisa juga berarti bukti kuat
yang mendukung argumentasi seseorang. Atau petunjuk atau tanda bukti dari suatu
kebenaran , karena untuk menentukan bahwa, sesuatu itu benar , dapat dipercayai dan
diyakini perlu ada bukti yang sah dan akurat, sehingga kebenaran dan keyakinan itu
dapat ditegakkan, sekaligus memberantas keragu-raguan dan rasa was-was di hati.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Dalil Itu?
2. Mengapa Kita Harus Beriman Kepada Rasul?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar Dapat Memahami Pengertian Dalil.
2.

Agar Memahami Betapa Pentingnya Iman Kepada Rasul.

Page | 1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dalil Dan Macam-Macamnya.
Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran
terutama berdasarkan ayat Al-quran, atau dalil bisa juga berarti bukti kuat yang
mendukung argumentasi seseorang. Atau petunjuk atau tanda bukti dari suatu
kebenaran , karena untuk menentukan bahwa, sesuatu itu benar , dapat dipercayai
dan diyakini perlu ada bukti yang sah dan akurat, sehingga kebenaran dan
keyakinan itu dapat ditegakkan, sekaligus memberantas keragu-raguan dan rasa
was-was di hati.
Macam-macam dalil ada 2 yaitu:
1. Dalil Aqli
Dalil Aqli adalah dalil yang bias di nalar oleh akal. Dalil aqli bisa diartikan
juga seperti petunjuk dan pertimbangan akal fikiran yang sehat dan obyektif, tidak
dipengaruhi oleh keinginan, ambisi atau kebencian dari emosi. Tegasnya dalil aqli
adalah penerimaan akal secara murni dan bebas, kebenarannya relatif. Akal sangat
digunakan untuk memahami kebenaran-kebenaran dari ajaran Islam baik itu yang
berkenaan dengan akidah hukum dan lainnya, di dalam al-Quran akal
dibangkitkan, diajak, dan dituntun untuk berpikir dan memahami ciptaan Allah dan
hukum-hukum Alam. 1
2. Dalil Naqli
Dalil Naqli adalah dalil yang di ambil dari Al-quran atau hadits Nabi
Muhammad SAW. Dalil Naqli bisa diartikan juga seperti tanda bukti atau petunjuk
dari teks ayat Al-Qur'an, yang tertera dalam mushaf al-Quran atau Hadis

A.Athaillah, Rasyid Ridh Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir al-Manr, Erlangga (PT Gelora
Aksara Pratama). Hal 61.

Page | 2

mutawatir, yang tertera didalam kitab-kitab hadis, lalu diambil dan disalin dari
tulisan yang telah baku. Frekwensi kebenarannya 100 %.2
Fungsi Dalil adalah menunjukkan kapasitas keilmuan promovendus dalam
memilah dan memahami konsep keilmuan/disiplin ilmu dan sekaligus membentuk
perspektif keilmuan yang mengantar promovendus dapat memahami filsafat ilmu
menurut ontologi, espitomologi dan aksiomologi.
B. Pentingnya Beriman Kepada Para Rasul dan Para Nabi.
Rasul (utusan Allah) ialah seorang laki-laki yang merdeka yang diberi wahyu
oleh Allah taala dengan syariat, beliau disuruh untuk menyampaikan wahyu
kepada makhluk-makhluk yang ada didunia, jika tidak diperintahkan untuk
menyampaikan maka disebut Nabi saja. Iman kepada para Rasul ialah kita percaya
bahwa Allah taala mengutus mereka dengan membawa kabar gembira dan
peringatan, mereka diberi kekuatan dengan mujizat-mujizat yang sangat luar
biasa. Dan kita mempercayai sesuatu yang wajib, mustahil dan jaiz atas mereka.3
Hukum berimankepada Rasul Allah adalah Fardlu ain. Selama orang itu hanya
beriman kepada Allah dan tidak kepada Rasul-Nya. Selama itu pula istilah iman
yang sempurna tidak berlaku baginya.4
Sudah dijalaskan firman Allah dalam surah Al-Baqarah [2]:5.



Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau, juga
kepada apa yang telah diturunkan sebelum engkau dan kepada akhirat pun me-reka
yakin. Mereka itulah orang-orang yang berada di atas petunjuk dari Tuhannya dan
mereka itulah orang-orang yang berhasil. (Al-Baqarah [2]:5).
2

Taofik Yusmansyah. Akidah dan Ahlak Untuk Kls VIII MTS Jil-1, (Bandung 2008), Grafindo Media
Pratama. Hal 62.
3
Muhammad Zuhri, Benteng Pengokoh Iman terjemahan Husuunul Hamiidiiyah, Al-Munawar
(Yogyakarta, 5 Agustus 1997). Hal 53.
4
Nur Cholis Majid, Ar-risalah Imam Syafii (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993). Hal 54.

Page | 3

Kata Rasul berasal dari yang artinya utusan. Rasul Allah adalah berarti
utusan Allah swt. Iman kepada Rasul Allah artinya mempercayai bahwa rasul
Allah itu adalah orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran dari
Allah yang berupa wahyu kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup utnuk
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.






Artinya:
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
(Q. S. Ali Imran: 164)
Bukti/dalil tetang kebenaran adanya Rasul Allah yakni berikut Dalil-dalil yang
terkait

Artinya:
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS.
At-taubah: 128)5

Departemen Agama R.I., Al-Quran dan Terjemahnya (Surabaya: Al-Hidayah, 2002), 303

Page | 4

Bagi setiap muslim wajib mengimani rasul-rasul Allah. Apabila seseorang


tidak mengimani adanya Rasul Allah maka iman seseorang itu tidak sempurna.
Para rasul itu manusia pilihan Allah, berkualitas tinggi serta berakhlak mulia. Dia
diberi wahyu oleh Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sebagai
penuntun jalan yang benar untuk mencapai jalan kebenaran untuk hidup di dunia
maupun di akhirat. Sebagai wujud keimanan kepada para rasul adalah mengimani,
mengikuti,

mematuhim,

dan

melaksanakan

perintahnya

serta

menjauhi

larangannya.6
Islam tidak membeda-bedakan rasul-rasul Allah. Kita wajib percaya kepada
rasul-rasul Allah tenpa membeda-bedakannya karena para Rasul itu memiliki
kedudukan yang sama yaitu mengajarkan ketauhidan terhadap Allah swt.
sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran:


Rasul ini beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya,
dan begitu pula orang-orang beriman, semuanya beriman kepada Allah, Malaikatmalaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya, mereka berkata Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari antara Rasul-rasul-Nya, dan mereka berkata:
Kami telah mendengar dan kami taat. Kami mohon ampunan Engkau, ya Tuhan
kami, dan kepada Engkau-lah kami kembali. (Al-Baqarah [2]:286).7
Mengerjakan amal-amal baik memang merupakan cara utama untuk mencapai
kesucian ruhani, tetapi amal-amal baik itu bersumber pada kesucian hati yang
6

Taofik Yusmansyah. Akidah dan Ahlak Untuk Kls VIII MTS Jil-2, (Bandung 2008), Grafindo Media
Pratama. Hal 55.
7
Departeman Agama Republik Indonesia, Al Quranul Karim wa Tarjamah Maaniyah ilal Lughoh Al
Indonesiyyah, (Al madinah Al Munawwaroh: Mujamma al Malik Fahd, 1418 H). Hal 286

Page | 5

dapat dicapai hanya dengan berpegang pada itikad-itikad yang benar. Dari itu, ayat
ini merinci dasar-dasar kepercayaan yang telah diajarkan oleh Al-Quran yaitu
beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya
menurut urutan atau tertib yang wajar. Karena pentingnya masalah keimanan
tersebut

maka Allah Swt. telah berfirman berupa perintah kepada orang-orang

yang mengaku beriman:8









Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah, Rasul-Nya, Kitab yang
diturunkan kepada Rasul-Nya dan kepada Kitab yang telah diturunkan sebelumnya.
Dan barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya dan kepada Hari Kemudian maka sungguh ia telah sesat
sejauh-jauhnya. (Al-Nis [4]:137).9
Jadi, pernyataan Allah Swt.: Hai orang-orang yang beriman, berimanlah
maksudnya adalah Hai orang-orang yang menyatakan dirinya orang beriman,
tunjukkanlah dengan perbuatan dan tindakan kamu bahwa keimanan kamu itu
sejati dan teguh landasannya.
C. Cara Mengimani Nabi dan Rasul
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul yang telah
diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak
disebutkan namanya. Bagi yang tidak disebutkan namanya kita wajib beriman
secara ijmal saja, sedangkan bagi yang disebutkan namanya kita wajib beriman
secara tafshil.

Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam untuk Kls XI SMK Jil 2, Grafindo Media Pratama, (Bandung
2008). Hal 20.
9
Sayyid Quthb, Dibawah Naungan Al-Quran Jil 3, Tafsir fi Zhilalil, Gema Insani Press (Jakarta
2002). Hal 101.

Page | 6

Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara meneladani seluruh
aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan
dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:


Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari).
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah,
makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang,
tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi,
mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:

:
)

(
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita,
wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)10
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya
daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik
yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di
rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu
berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi
rumah-rumah para sahabatnya.
D. Cara Menumbuhkan Iman Kepada Rasul
1. Mengenali sikap dan keteladanan serta kepribadian Rasul SAW yang mulia
2. Membaca dan menghayati kisah-kisah para Rasul SAW
3. Kehalusan tutur kata Rasul, bagusnya sikap dan tingkah laku Rasul dapat
dijadikan teladan dalam kehidupan
10

Sayyid Quthb, Dibawah Naungan Al-Quran Jil 3, Tafsir fi Zhilalil, Gema Insani Press (Jakarta
2002). Hal 63.

Page | 7

4. Menerapkan sunah-sunah Rasul dalam kehidupan sehari-hari


5. Tidak berputus asa dalam menjalankan apa yang telah di contohkan oleh
Rasul.
E. Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt.
Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan
tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa
yang mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka
dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.Kaum Nuh telah mendustakan
para Rasul.(Qs: Asy-syura:105).



--
2. Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78. Dan sesungguhnya telah Kami utus
beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan
kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan
kepadamu.(Qs: Al-mu-min:78).11
3. Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita.
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.






--
11

Wahyuni, Dwi dkk.Pendidikan Agama Islam kelas 2 SMA/MA. (Surakarta 2010: Suara Media
Sejahtera). Hal 40.

Page | 8

Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkataan yang mereka perselisihakan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap
keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.(Qs:Annisa:65).12
F. Hikmah beriman kepada Rasul Allah SWT.13
Hikmah beriman kepada rasul Allah SWT dalam kehidupan, antara lain sebagai
berikut :
1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul itu
benar-benar manusia pilihan-Nya.
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3. Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.
4. Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada
umatnya.
5. Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas
perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6. Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan
rasul.
7. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.
G. Rasul-Rasul yang Memiliki Gelar Ulul Azmi
Rasul-Rasul yang digelari ulul azmi ada lima orang yaitu:
1. Muhammad SAW

3. Nuh AS

2. Ibrahim AS

4. Musa AS

5. Isa AS

Tentang hal itu Allah SWT berfirman:

12
13

Sayyid Quthb, Dibawah Naungan Al-Quran Jil 3, Hal 102.


Taofik Yusmansyah. Akidah dan Ahlak. Hal 62.

Page | 9

Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul


Azmi. (Al-Ahqaf 46:35). Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian
dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera
Maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh. (AlAhzab 33:7).
Juga di jelaskan pada surat (QS. Al-Ahzab: 2)14






Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 2).
Ulul Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar, segala cita-cita dikejar dengan
segenap tenaga yang dimiliki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan RasulRasul yang ulul azmi maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat
tantangan, paling banyak mendapat penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah,
sabar dan terus berjuang hingga mereka berhasil mengemban tugas yang
dipikulkan oleh Allah SWT.15
H. Nama-Nama Rasul Yang Wajib Diketahui Beserta Sifatnya16
1. Adam

11. Luth

21. Yunus

2. Idris

12. Ayyub

22. Zakariya

3. Nuh

13. Syuaib

23. Yahya

4. Hud

14. Musa

24. Isa

5. Shaleh

15. Harun

25. Muhammad SAW

6. Ibrahim

16. Zulkifli

14

Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam. Hal 18.


Ibid.,19.
16
Abu Ahmadi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Kasara, 1994), 123.
15

Page | 10

7. Ismail

17. Daud

8. Ishaq

18. Sulaiman

9. Yaqub

19. Ilyas

10. Yusuf

20. Ilyasa

Sifat-safat wajib dan yang dimiliki oleh Rasul:


Allah selalu menganu gerahkan sifat yang mulia kepada seluruh Nabi. Sifat
ini merupakan suatu hikmah yang diberikan semenjak mereka diciptakan.17
Seperti dibawah ini:
1. As-Shidqu (benar)
Artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan
bagaimanapun. Apa yang dikatakan oleh seorang Rasul baik berupa janji,
berita, ramalan masa depan, dan lain-lain selalu mengandung kebenaran.
Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat Kazib atau (pendusta), karena hal
tersebut menyebabkan tidak adanya orang yang membenarkan risalahnya.
2. Al-Amanah (dipercaya)
Artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang
dipikulkan ke pundaknya. Mustahil seorang Rasul memiliki sifat Khianat atau
(berkhianat). Seseorang yang khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
3. At-Tabligh (menyampaikan)
Arinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahakan oleh
Allah SWT untuk disampaikan. Mustahil seorang Rasul mempunyai sifat
Kitman atau (menyembunyikan) wahyu ilahi. Jika itu terjadi tentu batal
nubuwwah dan risalahnya.18
4. Al-Fathanah (cerdas)

17

Qadiyyad Ibn Musa Al-Ayyubi, Sirah Muhammad Rasulullah SAW, terj. Aisha Abdurrahman
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1991), 106.
18
Ahmad Marzuki, Aqidatul Awam (Surabaya: Hidayah, tt), 10.

Page | 11

Artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang
jernih, penuh kearifan, dan kebijaksanaan. Mustahil seorang Rasul memiliki
sifat Baladah atau (tidak cerdas atau pelupa).19

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
iman kepada rasul-rasul allah merupakan rukun iman ke empat meyakini
dengan sepenuh hati bahwa rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh allah
untuk menerima wahyu. Ayat tentang perintah beriman kepada rasul: adalah
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul- Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. QS. An-Nisaa : 136
Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang mengetahui
jumlah nabi dan rasul secara pasti selain Allah -Subhanahu wa Taala- yang telah
mengutus mereka. Akan tetapi Allah -Taala- telah mengabarkan kepada kita
sebahagian dari nama-nama mereka, sehingga kita harus mengimani akan adanya
nabi-nabi tersebut secara rinci. Sedangkan nabi-nabi yang tidak Allah khabarkan
kepada kita, maka kita wajib beriman kepada mereka secara global.
Allah -Subhanahu wa Taala- menyatakan:

19

Muhammad Zuhri, Benteng Pengokoh Iman terjemahan Husuunul Hamiidiiyah, Al-Munawar


(Yogyakarta, 5 Agustus 1997). Hal 54-56.

Page | 12

Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. (QS. An-Nisa`: 164)
Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan jenjang
kenabian kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih dan tegas. Syaikh
Muhammad bin Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau yang berjudul Tahdzirul
Atqiya` min Ibadati Quburil Anbiya` wal Auliya` menyebutkan nama-nama nabi
yang tsabit.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

A.Athaillah, Rasyid Ridh Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir al-Manr,


Erlangga PT Gelora Aksara Pratama, 2011.
Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam untuk Kls XI SMK Jil 2, Grafindo Media
Pratama, Bandung, 2008.
Departeman Agama Republik Indonesia, Al Quranul Karim wa Tarjamah
Maaniyah ilal Lughoh Al Indonesiyyah, Al madinah Al Munawwaroh:
Mujamma al Malik Fahd, 1418 H
Muhammad Zuhri, Benteng Pengokoh Iman terjemahan Husuunul Hamiidiiyah, AlMunawar, Yogyakarta, 5 Agustus 1997.
Nur Cholis Majid, Ar-risalah Imam Syafii. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993
Qadiyyad Ibn Musa Al-Ayyubi, Sirah Muhammad Rasulullah SAW, terj. Aisha
Abdurrahman. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1991
Sayyid Quthb, Dibawah Naungan Al-Quran Jil 3, Tafsir fi Zhilalil, Gema Insani
Press Jakarta, 2002.
Taofik Yusmansyah. Akidah dan Ahlak Untuk Kls VIII MTS Jil-1, Grafindo Media
Pratama. Bandung, 2008.

Page | 13

Taofik Yusmansyah. Akidah dan Ahlak Untuk Kls VIII MTS Jil-2, Grafindo Media
Pratama. Bandung, 2008.
Wahyuni, Dwi dkk.Pendidikan Agama Islam kelas 2 SMA/MA. Suara Media
Sejahtera. Surakarta, 2010.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai