Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN

BLOK CHEM 1
PEMERIKSAAN KARBOHIDRAT

Disusun oleh :
Nama

: Yosinov Nur Hafiz

NIM

: G1A007112

Kelompok

: II

Asisten

: Aries Krisbiyantoro

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2007

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh :
Yosinov Nur Hafiz
G1A007112
II

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti


ujian praktikum Biokimia Kedokteran Blok CHEM I
pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Diterima dan disahkan


Purwokerto,

Desember 2007

Asisten

Aries Krisbiyantoro
K1A004058

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Judul Praktikum
Pemeriksaan Karbohidrat

II.

Tanggal Praktikum
Rabu, 8 Maret 2008

III.

IV.

Tujuan Praktikum
1)

Praktikan dapat mengetahui golongan-golongan karbohidrat

2)

Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat karbohidrat

Dasar Teori
Satu di antara tiga zat makanan pokok kita adalah karbohidrat.
Fungsi utama karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Kita
dapat memperoleh karbohidrat dari nasi, roti, tapioka dan sebagainya.
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
paling sederhana, tidak dapat di hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Disakarida dapat di hidrolisis menjadi dua monosakarida,
sedangkan polisakarida dapat di hidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch, sedangkan
uji benedict dilakukan untuk memeriksa adanya glukosa, yaitu dengan cara

menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Hal ini biasany


dilakukan unuk pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urin.
Karbohidrat atau zat tepung merupakan senyawa organik yang di
bangun oleh unsur C, H, dan O. Karbohidrat mempunyai fungsi penting
adalah sebagai sumber energi utama. Pada beberapa organ tubuh seperti
otak, lensa mata dan sel saraf, sumber energinya sangat bergantung pada
glukosa tidak dapat digantikan oleh sumber energi lainnya. Pada hewan
dan manusia, funsgi yang prinsipil dari karbohidrat adalah menyediakan
sumberenergi kimia yang siap sedia untuk menghasilkan ATP yang
digunakan untuk mengendalikan metabolisme. Fungsi lain dari karbohidrat
adalah sebagai cadangan energi. Simpanan primer karbohidrat pada hewan
dan manusia adalah glikogen, dimana disimpan di hati dan otot tulang.
Berdasarkan gugus gulanya yang menyusun karbohidrat
dibedakanmenjadi tiga, monosakarida yakni karbohidrat yang tersusun
atas satu gugus gula. Contohnya antara lain glukosa,fruktosa,galaktosa,
dan manosa. Glukosa atau gula darah merupakan jenis monosakarida yang
sangat penting bagi tubuh kita. Sifat monosakarida adalah mudah larut
dalam air dan umumnya berasa manis. Disakarida yaitu karbohidrat yang
tersusun atas dua gugus gula, misalnya laktosa tersusun atas galaktosa dan
glukosa, maltosa tersusun atas glukosa dan glukosa, sukrosa tersusun atas
glukosa dan fruktosa. Berdasarkan data tersebut, maka kalau laktosa
terhidrolisis akan terurai menjadi galaktosa + glukosa, maltosa akan
terhidrolisis menjadi glukosa + glukosa, dan sukrosa akan terhidrolisis
menjadi glukosa + fruktosa. Seperti halnya monosakarida, disakarida

memiliki sifat mudah larut dalam air serta berasa manis. Polisakarida
yakni karbohidrat yang tersusunatas banyak gula, misalnya amilum,
selulosa, dan glikogen ( gula otot ). Polisakarida memiliki sifat sukar larut
dalam air. Umumnya tidak berasa atau berasa pahit. Polisakarida
menghasilkan lebih dari sepuluh monosakarida pada hidrolisis, contoh
polisakarida yang dapat linear atau bercabang, adalah pati dan dekstrin.
Bentuk ini kadang-kadang disebut sebagai heksosa atau pentosa,
bergantung pada jenis monosakarida yang dihasilkan pada waktu
hidrolisis.
Sifat dari karbohidrat antara lain adalah dapat mereduksi senyawa
alkali serta pengaruh asam. Sifat mereduksi senyawa alkali dibuktikan
dengan uji benedict sedangkan pengaruh asam terhadap karbohidrat
dibuktikan dengan uji molisch.

V.

Alat dan Bahan


1. Alat
a. 6 buah tabung reaksi
b. 1 buah bunzen
c. 1 rak tabung
d. 3 buah pipet
e. 1 buah penjepit
f. 1 buah gelas ukur
g. Nampan
2. Bahan

a. Larutan glukosa 0,01 M


b. Larutan sukrosa 0,01 M
c. Larutan fruktosa 0,01 M
d. Larutan amilum 1 %
e. Reagen benedict
f. Reagen molisch+ -naftol
g. Asam sulfat (H2SO4 ) pekat

V.

Cara Kerja

Reaksi Molisch
1)

Glukosa, sukrosa, fruktosa dan amilum masingmasing dimasukan ke dalam tabung reaksi 5 ml sebanyak 2 cc.

2)

Tiap-tiap tabung kemudian ditetesi oleh larutan


molisch masing-masing 2 tetes.

3)

Kemudian H2SO4 secara perlahan-lahan dialirkan


melalui dinding masing-masing tabung sampai membentuk lapisan
yang berwarna ungu.

Reaksi Benedict
1) Reagen benedict dimasukan kedalam 4 buah tabung masingmasing sebanyak 2,5 cc.

2) Pada tabung pertama dimasukan glukosa sebanyak 4 tetes, tabung


kedua sukrosa sebanyak 4 tetes, tabung ketiga fruktosa 4 tetes,dan
tabung keempat amilum sebanyak 4 tetes.
3) Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan dalam penangas air
selama 5 menit.
4) Setelah dipanaskan, ketiga tabung tersebut didinginkan dan diamati
perubahan warna yang terjadi.

VII. Hasil Praktikum


a. Uji Molisch
1.

Glukosa + H2SO4 + 11 tetes -napthol Menghasilkan cincin


Ungu.
2.

Sukrosa + H2SO4 + 15 tetes -napthol Menghasilkan cincin


Ungu.
3.

Fruktosa + H2SO4 + 11 tetes -napthol Menghasilkan cincin


Ungu.

4.

Amilum + H2SO4 + 18 tetes -napthol Menghasilkan cincin


Ungu.
b. Uji Benedict
1.

Glukosa + Reagen Benedict Mengalami perubahan warna.

2.

Sukrosa + Reagen Benedict Tidak mengalami perubahan.


3.

Fruktosa + Reagen Benedict Mengalami perubahan warna


4.

Amilum + Reagen Benedict Tidak mengalami perubahan

VIII. Pembahasan

Praktikum uji Benedict yang dilakukan untuk mengetahui sifat


karbohidrat dalam mereduksi senyawa alkali berjalan dengan baik.
Percobaan

ini

menguji

glukosa,

sukrosa

dan

amilum

dengan

menambahkan tetesan benedict ke dalam ketiga senyawa gula tersebut,


yang nantinya akan dapat diketahui senyawa gula mana yang dapat
mereduksi logam alkali.
Dalam percobaan yang dilakukan didapat bahwa hanya glukosa
yang mengalami perubahan warna dari biru menjadi hijau, sedangkan
sukrosa dan amilum tetap pada warna asalnya yaitu biru. Perubahan warna
yang terjadi pada senyawa glukosa (biru menjadi coklat) dapat dijadikan
acuan untuk menyimpulkan bahwa glukosa merupakan senyawa yang
dapat mereduksi logam alkali. Meski begitu, sifat mereduksi tidak dapat
dikatakan hanya glukosa saja yang mengalaminya. Maksudnya adalah
bahwa monosakarida seperti galaktosa, fruktosa dan mannosa ; disakarida
seperti laktosa ; polisakarida dan zat-zat lain selain gula seperti asam
homogentisat dan alkapton dapat juga melakukan reduksi. Tetapi dalam
kasus ini sukrosa (disakarida) dan amilum (polisakarida) tidak berubah
warna. Hal ini dikarenakan karena sukrosa tidak memiliki gugus karbonil
bebas sehingga tidak dapat mereduksi baik logam alkali ataupun gula,
sedangkan amilum sendiri mempunyai sifat tidak dapat mereduksi dan
membentuk osazon. Hal itu berbeda dengan glukosa yang memiliki
gugusan karbonil bebas yaitu aldehid dan keton.
Kemudian dari percobaan Mollisch yang dilakukan, ketiga tabung
reaksi mendapatkan hasil positif. Pada keempat tabung tersebut, terbentuk

cincin ungu karena glukosa merupakan monosakarida yang lebih mudah


dipecahkan strukturnya daripada disakarida dan polisakarida, sehingga
dapat bereaksi lebih cepat.
Glukosa sendiri digolongkan sebagai karbohidrat dengan rumus
molekul C6H12O6. Karbohidrat adalah merupakan derivate aldehid atau
keton dari alcohol polihidrat atau bisa dikatakan sebagai hasil senyawa
turunan dari reaksi hidrolisis. Karbohidrat mempunyai peranan yang
penting dan spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan energi, ribose
dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawasenyawa lipid kompleks tertentu dan bentuk gabungan dengan protein,
yaitu di dalam glikoprotein dan proteoglikan. (Murray, 1999)
Berdasarkan bentuk molekulnya, karbohidrat dapat diklasifikasikan
menjadi 3 golongan yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Monosakaria pada umumnya mempunyai rasa yang manis. Glukosa yang
dipakai dalam percobaan ini, galaktosa dan fruktosa dapat dikelompokkan
dalam gula sederhana ini. Monosakarida sendiri adalah karbohidrat yang
sangat sederhana, sehingga tidak dapat diuraikan dan dihidrolisis lagi
tanpa harus kehilangan sifat gulanya. Oleh karena itu, bila monosakarida
ini masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat menghasilkan energi bagi
tubuh kita tanpa melalui penguraian atau hidrolisis terlebih dahulu.
Glukosa itu sendiri merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal
bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama
pada industri pangan. Contoh makanan yang mengandung glukosa
diantaranya adalah gula merah dan buah anggur.

Selain glukosa ada juga galaktosa yang diperoleh dari hasil


hidrolisis laktosa atau rafinosa yang juga dapat mengalami mutarotasi
seperti glukosa. Galaktosa banyak terdapat dalam air susu, sedangkan
fruktosa banyak dikandung oleh buah-buahan (fructus=buah).
Kelompok yang kedua adalah disakarida yaitu seperti sukrosa,
laktosa dan maltosa. Contoh makanannya yaitu gula pasir (gula tebu) yang
merupakan sukrosa. Laktosa terdapat dalam air susu atau susu kaleng
untuk makanan bayi, sedangkan maltosa jarang dijumpai di alam bebas
dan dapat diperoleh dari hidrolisis parsial (sebagian) dari amilum
(polisakarida), karena disakarida ini merupakan gabungan dari dua
monosakarida yang apabila sudah masuk ke dalam tubuh kita akan
dihidrolisis (diuraikan). Gabungan dari glukosa dan fruktosa akan
menghasilkan

sukrosa.

Gabungan

dari

glukosa

dan

galaktosa

menghasilkan laktosa, dan gabungan dari dua molekul glukosa


menghasilkan maltosa. Disakarida memiliki dua molekul monosakarida
dengan rumus molekul C12H22O11.
Kelompok yang ketiga adalah polisakarida yaitu seperti selulosa,
amilum dan glikogen. Yang perlu kita ketahui adalah amilum karena
amilum ini merupakan makanan yang sering kita konsumsi yang disebut
juga pati atau tepung seperti nasi (beras), tepung terigu, dan lain-lain.
Kelompok ini merupakan polimer dari monosakarida yaitu gabungan dari
banyak monosakarida. Dari ketiga kelompok karbohidrat tersebut,
ketiganya memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai penghasil energi.

Hasil akhir pencernaan karbohidrat dalam saluran pencernaan


hampir seluruhnya dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa-dengan
glukosa, mewakili rata-rata sekitar 80% dari keseluruhan setelah absorpsi
di saluran pencernaan, sebagian fruktosa dan hampir semua galaktosa juga
dengan segera diubah menjadi glukosa di dalam hati. Oleh karena itu,
hanya sedikit glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam sirkulasi darah.
Glukosa kemudian menjadi jalan umum akhir untuk mentransfor hampir
seluruh karbohidrat ke dalam sel jaringan. (Murray, 2003)

BAB III
KESIMPULAN

1. Karbohidrat merupakan derivat aldehid atau keton dari alkohol polihidrat


atau senyawa turunannya sebagai hasil hidrolisisnya.
2. Berdasarkan

jumalah

molekulnya,

karbohidrat

dibagi

menjadi

monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.


3. Reaksi pengujian karbohidrat dengan menggunakan reagen Mollisch dan
Bennedict berguna untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin.
4. Pada reaksi pengujian karbohidrat dengan reagen Mollisch penambahan
asam sulfat mengakibatkan reaksi berlangsung dengan cepat sehingga
cincin ungu terbentuk dengan cepat.
5. Pada reaksi karbohidrat dengan reagen Bennedict tabung yang di tempati
larutan glukosa berwarna hijau karena glukosa dapat berikatan dengan
bennedict sedangkan sukrosa dan amilum tidak dapat berikatan dengan
bennedict sehingga warnanya tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Robert K. Murray, Daryl K. Granner, Peter A. Mayes dan Victor W.


Rodwell. Kepentingan Biomedis. Dalam : Biokimia Harper. Edisi 24. Jakarta :
EGC, 1999: 141.
Robert K. Murray, Daryl K Granner, dkk. Bioenergi Genetika dan
Metabolisme Karbohidrat. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC. 2003 : 114,
115.

Anda mungkin juga menyukai