Difraksi Cahaya Dan Aplikasinya
Difraksi Cahaya Dan Aplikasinya
Gelombang Optik
Difraksi dan Aplikasinya
KOMANG SUARDIKA
(0913021034)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah gelombang bergerak yang berinteraksi dengan suatu bidang, celah
(aparture) dapat menimbulkan berbagai fenomena. Satu diantaranya adalah pembelokan
atau pelenturan gelombang atau yang secara umum disebut dengan difraksi. Jika
gelombang yang mengalami difraksi itu adalah gelombang cahaya maka disebut sebagai
difraksi cahaya.
Difraksi cahaya atau difraksi secara umum akan teramati bilamana sebuah
gelombang dihambat (obstruction) melalui sebuah bidang atau celah sempit yang
dimensinya seorde dengan panjang gelombang tersebut. Difraksi dan interferensi saling
berhubungan namun secara definitive terbedakan. Definisi fisis difraksi itu akan
memberikan pemahaman sampai dimana batas fenomena yang disebut difraksi ataupun
interferensi. Secara lebih khusus, pembahasan mengenai difraksi akan mengarah pada
karakteristik dari pola yang terbentuk sehingga akan terbedakan menurut difraksi
fraunhofer dan difraksi Fresnel. Difraksi fraunhofer terbatas pada kasus dimana
mendekati objek difraksi adalah paralel dan monokromatis serta image plane
(bayangan) berada pada jarak yang lelbih besar dibandingkan dengan ukuran dari objek
difraksi (anonym,2011).
Pemahaman ini akan membawa pengetahuan baru mengenai interaksi sebuah
gelombang terhadap bidang ataupun aperture tertentu. Sehingga, sangatlah bijak jika
pembahasan mengenai difraksi fraunhofer ini diperdalam dalam menjelaskan perilaku
interaksi gelombang cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumusakan masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fisis Difraksi
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang akibat gelombang yang
merambat melalui suatu penghalang atau celah sempit (aparture). Pola yang keluar dari
susunan celah-celah pengahalang (obstruction) dapat membentuk pola terang gelap
secara bergantian.
yang melewati celah tersebut memilki lebar yang seorde dengan panjang gelombang.
Jika lebar celah itu adalah d dan adalah sudut yang dibentuk antara fraksi muka
terhadap sumbu normal muka gelombang fraksi mula-mula, maka agar terjadi difraksi
setidaknya lebar celah seorde dengan panjang gelombang itu atau d . Artinya
pengaruh difraksi akan teramati bilamana setidak-tidaknya ukuran pengahalang
(obstacle) mendekati limit panjang gelombang tersebut. Semakin sempit celah itu maka
pola difraksi akan teramati lebih jelas. Hal ini bersesuaian dengan prinsip Huygens
dimana semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Difraksi
berbeda adanya dengan interferensi gelombang. Pada interferensi, distribusi intensitas
untuk maksimum sama besar. Tetapi pada difraksi distribusi intensitas tidak sama,
artinya makin jauh makin kecil intensitasnya.
2.2 Difraksi Fresnel dan Fraunhofer
Phenomena difraksi yang dialami sebuah gelombang memberikan deskripsi
mengenai kelakuan gelombang. Difraksi sebuah gelombang terjadi oleh titik titik muka
gelombang yang memiliki fase yang sama. Sebuah gejala interferensi dapat dipandang
sebagai peristiwa difraksi. Efek difraksi dapat terbedakan atas difraksi fraunhofer atau
medan jauh (far-field) dan difraksi Fresnel atau medan dekat. Difraksi secara umum
diaproksimasi menurut lipson The scalar theorm of diffraction (Lipson, 2009). Salah
satunya tertuang dalam prisnsip huygens. Konsep difraksi di-reformulasi dari prinsip
Huygens seperti pada gambar dibawah ini.
Jika k 0
1
aQ
d1
exp ik 0 d 1 .(1)
Hasil integrasi dari substitusi persamaan (1) ke persamaan (2) akan memberikan
persamaan baru :
P baQ
R
fs
exp ik o d d 1 dS .(3)
dd 1
A ..(4)
Jika ditulisakan posisi S dengan vector r pada bidang R, maka f s dapat diganti dengan
P Ab exp ikz i
R
f r
exp ik o d d 2 r .(5)
d1
Dimana zi adalah jarak normal terhadap bidang R. perumusan matematis difraksi baik
itu Fresnel ataupun fraunhofer diturunkan dari persamaan (5).
Dalam optika, persamaan difraksi Fresnel untuk bidang dekat, adalah sebuah
aproksimasi menurut kirchoff-fresnel diffraction yang dirterapkan pada propagansi
gelombang dalam bidang dekat. Bidang dekat (near-field) terspesifikasi oleh bilangan
Fresnel (Fresnel number) F dari susunan optik sebagai berikut :
F
a2
..(6)
L
Dimana, a adalah ukuran karakteristik dari celah (aparture), L adalah jarak titik
pengamatan dari celah atau aperture dan adalah panjang gelombang. Dalam hal ini
dijelaskan bahwa difraksi Fraunhofer adalah pola gelombang yang terjadi pada jarak
jauh sehingga disebut difraksi far-field. Difraksi fraunhofer juga dapat diartikan sebagai
pola difraksi dengan phase gelombang pada titik pengamatan adalah fungsi linear dari
posisi untuk semua titik dalam celah difraksi (diffraction aparture). Menurut persamaan
(7) Difraksi fraunhofer terjadi saat bilangan fresnnel (F) << 1. Dengan kata lain,
difraksi fraunhofer adalah batas dari difraksi Fresnel dimana sumber dan pengamat
berada jauh dari titik obstacle sementara untuk difraksi Fresnel sendiri terjadi saat
bilangan fresnnel (F) >> 1 (lipson,2009). Secara ringkas perbedaan konseptual difraksi
Fresnel dan difraksi fraunhofer adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Perbedaan difraksi Fresnel dan Fraunhofer
No
1
Acuan
Bilangan
Fresnel Diffraction
F>>1
Fraunhofer Diffraction
F<<1
Fresnel (F)
Bidang
Near-field
Far-field
pengamatan
Sumber
Layar
& Sumber
dan
beradap
pada
yang
tidak
saling
menjauh
(7)
di mana n adalah bilangan bulat, d lebar celah dan panjang gelombang datang.
Nilai n = 0 tidak termasuk, karena berkaiatan dengan pengamatan sepanjang
arah gelombang datang yang menghasilkan iluminasi maksimum.
Manipulasi persamaan (7) untuk sin 0 atau intensitas gelombang adalah nol
sin n. / b
sin / b, 2 / b, 3 / b
(8)
Bilaman = 0, yaitu tidak ada beda fase untuk gelombang-gelombang
yang datang dari titik-titik berbeda, maka terjadi interferensi secara konstruktif,
yang menghasilkan sebuah interferensi paling maksimum .
b
A B C D E
b
(a)
(b)
Gambar 6. Difraksi oleh celah sempit
Untuk menjelaskan persamaan (8), perlu diingat kembali yang telah
dijelaskan pada bagian interferensi bahwa, bila beda lintasan dua sinar
r1 r2
(9)
Saat berinterferensi secara destruktif dan berarti tidak ada intensitas gelombang
yang teramati. Untuk n genap, misalnya titik A dan B yang terpisah sejauh b/4
maka;
r1 r2
1 .b. sin
4
( n / 2). / 2
(10)
2
2 .x. sin
CD
.
(11)
10
2
2 .b. sin
BE
..(12)
yang juga menyatakan sudut yang dibentuk oleh jejari CO dan CP, dengan
demikian amplitudo resultan dapat dinyatakan;
b sin
2QP 2 sin 12 2 sin
......(13)
Untuk pengamatan yang tegak lurus ( = 0), maka semua vektor do adalah
sejajar, dengan demikian amplitudo resultannya sama dengan panjang
OP
o OP .
11
b sin
b sin
sin
(15)
I Io
b sin
sin
b sin
sin u 2
.
u
I o
(16)
Dengan u b sin /
Bila u = n , maka intensitas gelombang yang teramati adalah nol. Intensitas
maksimum dari pola difraksi yang dihasilkan dapat ditentukan dari nilai u yang
sesuai dengan
dI
0 (16)
du
Dalam Yasa (2001), untuk yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
harga b, maka titik-titik nol pertama dari intensitas gelombang dari kedua sisi
maksimum utama dikaitkan dengan sudut pengamatan ditentukan dengan
mengambil n 1 yaitu;
sin
.(17)
b
=/b
=/b
12
Sumber
S
=/b
Sumber
S
..(18)
b
D=2R
13
sehingga
sin 1.22
1.22 .(20)
2R
D
2.3.3 Difraksi Frounhofer untuk Dua Celah Sama Besar dan Sejajar
Pada difraksi frounhofer untuk dua celah sama besar dan sejajar untuk
arah pengamatan , diperoleh dua berkas gelombang terdifraksi yang datang
dari masing-masing celah, yang kemudian menghasilkan interferensi.
Celah-1
Celah-2
a
a
A
b
E
A
Gambar 13. (a) Dua celah sama lebar (b) Difraksi Founhofer untuk dua
celah
Resultan amplitudo oleh celah 1 yaitu 1 adalah :
b sin
b sin
sin
1 o1
(21)
Untuk celah 2 memiliki nilai yang sama namun fase yang berbeda, seperti
ditunjukkan gambar 13.
14
2
2 .a sin
CE
.(22)
dengan demikian
b sin
b sin
sin
Dengan demikian, distribusi intensitas dari pola difraksi yang terjadi sebagai
fungsi
I Io
b sin
sin
b sin
. .a sin
cos 2
..(25)
Faktor distribusi intensitas dari interfernsi yang dihasilkan oleh dua sumber
koheren adalah
cos 2 .a sin /
15
Gambar 14. Modulasi pola interferensi dua sumber dalam pola difraksi
dua celah
16
..(26)
(27)
oleh karena itu distribusi intensitas yang dihasilkan oleh difraksi deretan N celah identik
adalah;
sin .b sin /
.b sin /
I = Io .
sin N .a sin /
sin .a sin /
.....................................................(28)
Jika jumlah N celah besar maka pola yang dihasilkan mengandung sederetan garisgaris terang yang tajam yang dihasilkan oleh maksimum-maksimum utama dari pola
interferensi, yang ditentukan oleh persamaan;
a sin n.
atau
sin n / a .(29)
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditaring beberapa kesimpulan sebagai
berikut ini;
1. Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang akibat gelombang yang merambat
melalui suatu penghalang atau celah sempit.
2. Difraksi Frounhofer sinar datang diasumsikan sejajar dan pola difraksi diamati pada
jarak yang cukup jauh sehingga secara efektif pola difraksi yang diamati hanya
dihasilkan oleh sinar-sinar paralel. Sedangkan, dalam difraksi Fresnel sinar datang
berawal dari sebuah sumber titik, pola difraksi diamati pada jarak tertentu.
3. Difraksi pada suatu aperture meliputi berikut ini :
-
4. Kisi difraksi merupakan celah yang diberi kisi sehingga terbentukj banyak celah
dengan lebar yang sama, dimana selisih lintasan dua sinar berurutan adalah sama
besar.
5. Banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari seperti, analisis pembagian corak bentuk
dari model biologi dan sel dengan analisis Fourier pengukuran sebaran cahaya statis,
aplikasi teori difraksi fraunhofer ke disain detector yang bersifat spesifik, perhitungan
resolusi pada teleskop, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Fraunhofer
Difraction.
Artikel.
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/
20
Pain. H.J. 2005. The Physics Of Vibration And Wave, 6 th Ed. E-book. England : John Wiley
& Sons Inc
Yasa, P. 2001. Gelombang dan optik. Bahan ajar (Gelombang Elektromagnetikn dan Optik
Fisis). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
21