Kerangka Berfikir Pemanfaatan Ketersediaan Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Produksi Sektor Pertanian
Manusia
Jumlah Banyak
Monitoring
dan Evaluasi
Belum Memiliki
Keahlian dalam
Bercocok Tanam
Jaminan
Keamanan
Penanaman
nilai sosial dan
spritual
Upaya
Peningkatan
Keahlian Bertani
Pendidikan dan
Pelatihan
Penyamaan
Persepsi antara
Pemerintah dan
Masyarakat
Kesepakatan
Lokal
Pemberian Modal Usaha
Penyediaan Tempat
Tinggal
Diharapkan
diperoleh SDM
yang Ahli
Distribusi Ke
Berbagai Wilayah
Peningkatan
Produksi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kondisi krisis ekonomi yang dialami Indonesia telah membangkitkan
kesadaran sebagian publik dan pembuat kebijakan tentang betapa pentingnya
pembangunan bidang pertanian. Bidang pertanian telah menunjukkan ketahanan
yang luar biasa dalam pembangunan nasional dan bahkan mampu menjamin
keberlangsungan kehidupan dan pendapatan bagi kebanyakan masyarakat pada
kondisi krisis dewasa ini. Pertanian mempunyai potensi tidak saja untuk menjadi
tumpuan dalam penyerapan tenaga kerja dan membuka berbagai lapangan usaha,
tetapi juga dapat diandaikan sebagai penghasil dan sekaligus penghemat devisa.
Sejak tahun 1990 perhatian pemerintah mulai diarahkan pada sektor
industri, dan jasa seiring dengan terjadinya transformasi ekonomi dari negara
agraris menjadi negara industri sehingga peran sector pertanian mulai menurun
dalam menyebabkan struktur perekonomian, Produk Domestik Bruto (PDB),
pembangunan ekonomi dan kebijakan politik mengarah pada sektor industri dan
jasa. Fokus pembangunan ekonomi lebih banyak diarahkan pada sektor industri
dan jasa, bahkan yang berbasis teknologi tinggi dan intensif capital. Namun pada
tahun 1997/1998 krisis ekonomi menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki
daya tahan yang cukup tinggi terhadap goncangan ekonomi dibandingkan sektor
lain sehingga dapat menyelamatkan memerintahan dan negara dari kebangkrutan
(Gerard and Ruf, 2001).
Dari peristiwa tersebut membuktikan bahwa sektor pertanian harus tetap
mendapatkan perhatian pemerintah karena memiliki dasar yang kuat sebagai
penopang perekonomian nasional (Arifin, 2005).
Mengapa pertanian Thailand bisa berkembang dan mampu mencapai pasar
global? Di Negeri Gajah Putih itu pengembangan pertanian tidak hanya ditangani
oleh Departemen Pertanian, tetapi ditunjang oleh seluruh sektor, sehingga semua
sumber daya, mulai dari kredit hingga transportasi diarahkan ke sana. Sebaliknya
di Indonesia, bicara pertanian berarti bicara Departemen Pertanian. Kenyataan ini
Kepadatan
Penduduk
78
179
116
64
62
82
86
220
75
206
14518
1222
989
1107
786
1106
676
243
97
30
14
94
17
164
43
173
59
93
69
33
33
8
9
Jumlah
Penduduk
4494410
12982204
4846909
5538367
3092265
7450394
1715518
7608405
1223296
1679163
9607787
43053732
32382657
3457491
37476757
10632166
3890757
4500212
4683827
4395983
2212089
3626616
3553143
2270596
2635009
8034776
2232586
1040164
1158651
1533506
1038087
760422
2833381
Persentase
Penduduk
1.9
5.46
2.04
2.34
1.3
3.14
0.72
3.2
0.52
0.71
4.04
18.12
13.6
1.45
15.75
4.48
1.64
1.89
1.97
1.85
0.93
1.53
1.5
0.95
1.11
3.38
0.94
0.44
0.49
0.65
0.44
0.32
1.2
Laju
Pertumbuhan
Penduduk
2.36
1.10
1.34
3.58
2.56
1.85
1.67
1.24
3.14
4.95
1.41
1.90
0.37
1.04
0.76
2.78
2.15
1.17
2.07
0.91
1.79
1.99
3.81
1.28
1.95
1.17
2.08
2.26
2.68
2.80
2.47
3.71
5.39
kepadatan
penduduk
ini
mengakibatkan
biasanya
bergerak
dari
daerah
yang
agak
terkebelakang
pembangunannya ke daerah yang lebih maju, sehingga daerah yang sudah padat
menjadi semakin padat. Keadaan seperti ini juga akan berpengaruh terhadap
produksi dan produktivitas sektor pertanian.
Namun, disisi lain hal ini merupakan hal yang sangat positif jika dapat
dimanfaatkan sebagai tenaga kerja pertanian dengan cara mendistribusikan
penduduk tersebut ke wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk
yang masih rendah. Potensi sumber daya lahan Indonesia masih banyak yang
belum dimanfaatkan. Berdasarkan data BPS, luas lahan pertanian sekitar 70,20 ha,
dan sebagaian besar berupa lahan perkebunan (18,50 juta ha), tegalan (14,60 juta
ha), lahan tidur (11,30 juta ha) dan sawah (7,90 ha). Berdasarkan data dapat
diketahui bahwa lahan tidur yang mencapai 11,30 juta ha masih berpotensi
dimanfaatkan sebagai lahan-lahan pertanian yang produktif .
persepsi antara masyarakat dan pemerintah, penanaman nilai social dan spiritual
serta pembuatan lambaga pendidikan dan pelatihan tentang pertanian. Selain into
juga daerah tujuan transmigrasi ke lokasi tujuan harus dipersiapkan secara
matang. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara identifikasi faktor pendukung
dalam distribusi wilayah, penyediaan sarana dan prasarna pertanian, penyediaan
tempat tinggal, pemberian modal usaha, kesepakatan lokal, jaminan keamanan,
monitoring dan evaluasi
1.2.Tujuan Penulisan
Untuk megetahui pemanfaatan ketersediaan sumber daya manusia untuk
meningkatkan produksi sektor pertanian.
10
11
yang
12
pembangunan
transmigrasi
diposisikan
sebagai
bagian
dari
13
kesehatan,
Bupati
pendidikan,
dapat
agama,
mengajukan
pertanian,
usulan
dan
lain-lain.
program
kepada
14
transmigrasi dan
kawasan transmigrasi.
2.2.4. Pemberian Modal Usaha
Dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, peningkatan modal
usaha didalam kawasan perencanaan secara khusus dilakukan meliputi 2 hal yaitu
modal ketrampilan dan modal finansial (dengan tetap memperhatikan modalmodal yang sudah tersedia lainnya).
2.2.4.1. Modal Ketrampilan
Peningkatan ketrampilan masyarakat dalam hal mengembangan potensi
hasil pertanian khususnya jagung, yang akan dilakukan pengembangan skala
usahanya sehingga produk Jagung dari kawasan ini akan melimpah. Peningkatan
ketrampilan ini diutamakan untuk memberikan nilai tambah hasil pertanian
menjadi produk-produk baru.
2.2.4.2. Modal Financial
Dalam pengembangan usaha masyarakat, salah satu kendala didalam
kawasan perencanaan selain ketrampilan adalah modal finansial. Program
pemberdayaan masyarakat dapat dijadikan suatu model bantuan modal finansial
bagi pengembangan usaha kawasan. Selain dari program pemberdayaan
masyarakat, bantuan kredit mikro dari lembaga keuangan (bank) juga diharapkan
akan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan taraf hidup masyarakat di
kawasan ini. Maka dengan demikian pemberian pinjaman modal usaha
selanjutnya diarahkan pada pengembangan usaha pertanian.
2.2.5. Kesepakatan Lokal
15
16
rangkaian
kegiatan
penempatan
(pemukiman)
dan
pembinaan
secara
koordinatif
lintas
instansi.
Di
dalam
kegiatan
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian Paradigma Kebijakan dan Strategi
Revitalisasi, PT. Grasindo Pustaka Utama. Jakarta.
Balatrans, 2013.
Hitam dan Putih Transmigrasi.
Diakses dari
:http://balatrans.disnakertrans.jabarprov.go.id/index.php/web/berita/detail/
70/hitam-putih-transmigrasi.
BPN,
2014.
Sertifikasi
Tanah
Transmigrasi.
Diakses
http://www.bpn.go.id/Program/Legalisasi-Aset/ProgramProgram/Sertipikasi-Tanah-Transmigrasi.
dari
19