Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK 4

DERIVATIF DAN HEDGING


(Kontrak Forward, Futures, dan SWAP untuk Manajemen Risiko Tingkat
Bunga, Risiko Mata Uang, dan Risiko Pasar)

Disusun Oleh :
Galih Hapsari Kirana
Precilia Prima Queena
Himmah Bandariy

: 12030112220042
: 12030112220044
: 12030112220067

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

PENDAHULUAN
Dalam dunia keuangan (finance), derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang
menjadi acuan pokok atau juga disebut produk turunan (underlying product); daripada
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu
perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan
datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivatif digunakan oleh
manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta
investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari
pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing tanpa
mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying). Efek derivatif
merupakan Efek turunan dari Efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang.
Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek utama maupun turunan selanjutnya.
Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait
dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2
(dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual aset/
komoditas yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang
merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di
masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen
induknya yang ada di spot market.
A. KONTRAK FORWARD
Kontrak forward merupakan suatu perjanjian antara penjual dan pembeli pada saat
ini, mengenai transaksi aset tertentu, tanggal dan harga disepakati dimuka dan waktu yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan
berbeda. Kontrak forward ini digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan risiko,
sebagai contoh risiko perubahan nilai mata uang (contoh: kontrak forward untuk transaksi
mata uang) atau transaksi komoditi (contoh: kontrak forward untuk minyak bumi).
Satu pihak setuju untuk membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang telah
disetujui sebelumnya. Saat terjadi transaksi forward, belum terjadi pertukaran atau
pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan sesuai dengan jadwal dan

aturan yang telah disepakati. Harga forward berbeda dengan harga spot atau harga pada saat
asset tersebut berpindah tangan {pada waktu tersebut (spot), biasanya dua hari kerja}.
Di Indonesia kontrak forward (kontrak serah) dibuat atas dasar kesepakatan dua belah
pihak yang bertransaksi dan dapat dilakukan dimana saja, sedangkan kontrak berjangka telah
ditetapkan secara standar dan hanya dapat diperdagangkan di bursa berjangka. Kontrak
forward selalu diakhiri dengan penyerahan barang secara fisik, sedangkan kontrak berjangka
dapat ditutup dengan tiga cara yaitu penyerahan barang atau penyerahan secara tunai,
mengambil posisi sebaliknya dari posisi yang dimiliki sekarang, dan pertukaran dengan
transaksi fisik (exchange for physical). Kemudian, transaksi kontrak berjangka dilakukan
dengan penyerahan margin yang relatif kecil dibanding dengan nilai kontrak dan dijamin
serta diselesaikan oleh Lembaga Kliring setiap hari.
Berikut ini adalah berbagai jenis kontrak forward yang beredar di pasar:
a. Currency Forward
Currency forward contract banyak digunakan oleh perusahaan untuk
mengelola

risiko

valuta

asing.

Biasanya,

perusahaan

multinasional

yang

menggunakannya, karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara, sehingga
terekspos

terhadap

risiko

valas.

Namun,

perusahaan

lokal

juga

kadang

memanfaatkannya untuk melakukan hedging terhadap transaksi dalam mata uang asing.
Dalam currency forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual
mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal yang
sudah ditentukan di masa depan. Kontrak ini terjadi secara over-the-counter dan dapat
di-customized sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, perusahaan A (AS) punya piutang dari perusahaan B di Jepang
sebesar 5 juta yen dalam waktu 2 bulan mendatang. Tentunya ia tidak ingin supaya nilai
tukar yen merosot terhadap dollar, karena jika demikian maka piutang yang
diperolehnya jadi lebih rendah. Misalnya rate yang digunakan dalam kontrak adalah
sebesar 90 yen per dollar, maka perusahaan A memperoleh kepastian untuk
memperoleh cash flow sebesar 5 juta/90 yen = $555,555 di masa depan. Jika di masa
depan ternyata yen merosot jadi 100 yen per dollar, maka perusahaan A tetap dapat
menukar 5 juta yen-nya dengan rate 90 yen per dollar.
b. Equity Forward

Dalam equity forward contract, maka suatu pihak wajib membeli atau menjual
instrumen ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan. Jenis
kontraknya bisa saham tertentu, portfolio maupun indeks. Melalui equity forward, nilai
transaksi yang akan terjadi di masa depan sudah dipatok pada saat ini, sehingga dapat
mengatasi risiko yang terjadi dari perubahan nilai pasar. Contoh dari equity forward
contract ini adalah program share buyback yang sering terjadi di pasar modal. Pada
program ini, satu pihak berjanji untuk membeli kembali saham tertentu dengan jumlah
tertentu, pada harga tertentu di masa depan. Positifnya, ini mengantisipasi kenaikan
harga di masa depan, dan memberikan kepastian mengenai cash flow. Namun, jika
harga merosot maka karena terikat kontrak pihak tersebut mungkin akan terpaksa
membeli di atas harga pasar.
c. Commodity Forward
Commodity forward adalah kontrak dengan underlying asset berupa komoditas
seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu pihak
untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan. Jadi,
kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan harga di masa depan. Untuk produsen,
kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko jika harga komoditas menguat di masa
depan.
d. Bond Forward
Bond forward hampir serupa dengan equity forward, hanya saja obligasi punya
jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh
tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang dikeluarkan
Depkeu AS. Pada kontrak ini, satu pihak sepakat untuk membeli T-bills pada harga
yang telah dipatok saat ini, pada masa depan, sebelum tanggal jatuh tempo T-bills
tersebut. Contohnya, jika T-bill 90 hari dijual discount sebesar 5%, maka harganya
tiap $1 par adalah sebesar $1- (5%*90/360) = $0.9875. Biasanya, quote yang
digunakan untuk T-bills forward contract adalah discount rate-nya. Dari discount
tersebut, baru kemudian kita dapat menghitung harganya. Selain T-bills, terdapat
kontrak forward untuk obligasi-obligasi lainnya pula, termasuk yang memberikan
kupon secara periodik. Biasanya, harga yang di-quote adalah harga clean price, tanpa
accrued interest. Melalui bond forward, maka Anda dapat menyepakati harga tertentu.
e. Interest Rate Forward (FRA)

Interest Rate Forward contract disebut juga dengan Forward Rate Agreement
(FRA) dimana underlying-nya berupa pembayaran bunga dalam mata uang tertentu.
Jadi, dalam FRA ini merupakan kesepakatan untuk meminjamkan atau meminjam dana
tertentu secara fixed rate. Jika kita masuk kontak FRA misalnya, pihak kita memegang
posisi long, dan pihak lawan (dealer) memegang posisi short. Pihak yang long akan
memperoleh keuntungan ketika tingkat suku bunga naik, sementara pihak yang short
menerima keuntungan jika tingkat suku bunga turun. Cash settlement-nya berupa selisih
antara tingkat suku bunga kontrak dengan tingkat suku bunga underlying (LIBOR) pada
saat maturity.
Misalnya, FRA jatuh tempo dalam 90 hari dengan underlying berupa LIBOR
180 hari. Suku bunga yang dipatok untuk FRA ini adalah sebesar 7%, dengan principal
kontrak sebesar $5 juta. Bagaimana seandainya:
a) jika suku bunga naik jadi 8%, maka dealer harus melakukan pembayaran:
(8%-7%) x 180/360 x $5,000,000 = $25,000
Karena LIBOR yang digunakan adalah 180 hari, maka present value-nya adalah
sebesar: $25,000/(1+ 8%*(180/360)) = $24,038
b) jika suku bunga turun jadi 6.5%, maka kita yang harus melakukan pembayaran:
(7%-6.5%) x 180/360 x $5,000,000 = $12,500
Karena LIBOR yang digunakan 180 hari, maka present value-nya adalah sebesar:
$12,500/(1+6.5%*(180/360)) = $12,106

B. KONTRAK FUTURE
Kontrak Future

merupakan suatu kontrak yang diperdagangkan pada bursa

berjangka, untuk membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu
tanggal di masa akan datang, dengan harga tertentu. Tanggal di masa akan datang tersebut
disebut dengan istilah tanggal penyerahan atau dikenal juga dengan istilah delivery
date atau tanggal penyelesaian akhir (final settlement date). Harga tertentu disebut dengan
istilah harga kontrak berjangka (futures price). Harga dari aset acuan pada saat tanggal
penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian (settlement price).
Suatu kontrak berjangka menimbulkan "kewajiban" kepada pemegang kontrak guna
melaksanakan pembelian atau penjualan dimana berbeda dengan kontrak opsi yang

memberikan "hak" dan "bukan kewajiban". Pada kontrak berjangka ini, kedua belah pihak
"wajib" untuk melaksanakan kewajiban masing-masing pada tanggal penyelesaian, dimana si
penjual akan menyerahkan komoditi yang dijadikan aset acuan kepada pembeli dan pembeli
wajib membeli dengan harga penyelesaian yang telah disepakati. Apabila kontrak berjangka
dilakukan dengan cara penyelesaian tunai (tanpa penyerahan barang) maka pelaku
perdagangan berjangka yang mengalami kerugian wajib untuk mentransfer sejumlah uang
tunai kepada pelaku perdagangan yang memperoleh keuntungan.
Kontrak berjangka dengan penyerahan tunai hanya diperbolehkan kalau harga
penyelesaian aset acuan sudah dapat diterima umum seperti misalnya harga saham yang
diperdagangkan di bursa saham. Untuk bebas dari kewajiban pada tanggal penyelesaian akhir
maka pemegang posisi pada kontrak berjangka harus melakukan perhitungan atas posisinya
baik dengan melakukan penjualan posisi "long" ataupun melakukan pembelian kembali posisi
"short" yang secara efektif akan menutup posisi kontrak berjangka serta kewajibannyanya
berdasarkan kontrak tersebut. Aktivitas dalam transaksi kontrak futures yang sudah
terstandarisir dilakukan dalam bursa yang terorganisir (securities exchange), dengan bantuan
sebuah lembaga kliring (exchange clearinghouse).
Munculnya futures karena pembeli pada umumnya memiliki preferensi yang berbeda
atas spesifikasi kualitas, jumlah dan tempat penyerahan asset dasarnya. Spesifikasi kuantitas
dan kualitas underlying assets, initial price, dan besarnya margin bagi kedua belah pihak
tetap ditentukan oleh exchanges clearing house atau bursa khusus memperdagangkan futures
secara terorganisasi.
Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial futures price (harga awal) dan
terminal future price (harga pada saar kontrak futures di exercise) apabila terminal futures
price lebih rendah daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual akan
mendapat profit. Sebaliknya, jika pada saat dilaksanakan exercise, terminal future price-nya
dari underlying assets lebih tinggi dari pada initial futures price-nya, maka penjual yang akan
memperoleh keuntungan. Kondisi ini menunjukan bahwa kedua belah pihak di dalam kontrak
futures ini memiliki symetric exposure, mengingat adanya potential loss dan profit function
yang seimbang antara penjual dan pembeli.
Kontrak futures bukan dimaksudkan untuk memiliki underlying assets secara fisik,
melainkan lebih merupakan financial instrument yang digunakan untuk meminimalisasi
ekspektasi risiko dalam upaya mencapai profit tertentu. Berdasarkan pada pertimbangan

tersebut, sehingga kontrak futures pada umumnya tidak dipertahankan hingga expiration
date, melainkan diselesaikan dengan cara closing out the position atau di reserve sebelum
berakhirnya masa kontrak. Reverse dilakukan dengan mengambil posisi berlawanan atas
kontrak yang sama, yaitu sebagai penjual kontrak futures pada tingkat harga yang lebih
tinggi.
1. Kontrak Future - Perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi:
-

Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset tertentu)
dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas
waktu yang ditentukan dalam kontrak
Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada

pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas
waktu yang ditentukan dalam kontrak.
2. Perdagangan dalam Bursa Kontrak Futures akan Berfungsi:
a. Transfer Risiko (Risk Transfer) sarana para hedger (pihak yang melakukan
hedging misalnya: petani, produsen atau exportir) untuk mengalihkan risiko
harga yang melekat pada komoditas yang menjadi patokan kepada pihak
spekulator.
b. Pembentukan Harga (Price Discovery) Harga yang terbentuk diharapkan
mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran dari komoditas.
c. Stabilitas Keuangan (Financial Sustainability) Kepastian pencapaian nilai dari
aset yang akan dijual sudah dilindungi nilainya (hedging).
d. Pengawasan Mutu (Quality Control) Kontrak futures akan bisa dijadikan
acuan untuk menjamin kesesuaian mutu aset secara fisik dengan spesifikasi
mutu yang tercantum dalam kontrak futures.
e. Pengumpulan Informasi yang Efisien (Eficient Information Gathering)
Informasi antar pelaku pasar yang ingin bertransaksi akan bisa dilakukan
dengan efisien (cepat, mudah dan sekaligus murah).
3. Manfaat Kontrak Futures

Sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) terhadap risiko perubahan


harga di masa depan.

Spekulasi untuk memperoleh keuntungan

4. Jenis Komoditi pada Kontrak Futures


a. Jenis Komiditi Barang
Komoditas

Rincian

Biji-Bijian

Gandum, jagung, oats

Hewan dan Daging

Sapi (hidup maupun daging sapi)

Makanan

Coklat, kopi, gula

Serat

Kapas

Logam

Tembaga, emas, platina, perak

Minyak

Bensin, minyak pelumas

Kayu

Kayu

b. Jenis Komoditi Keuangan


Keuangan

Rincian

Tingkat Bunga

Treasury Bills, Treasury Noles, Tresury Bonds, Municipal Bonds

Indeks Pasar

NYSE Composite Index, Indeks Nikei

Valuta Asing

Pound Inggris, Dollar Kanada, Frank Swiss, Yen Jepang

5. Penilaian Future
3 Komponen Penilaian Futures yang wajar (Fair), yaitu:
a. Harga aset yang menjadi patokan (underlying) dipasar (P)
b. Yield yang diperoleh sampai dengan settlement date (y).

c. Tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana sampai dengan
settlement date ( r ).
Keterangan:
F = Harga Futures (Rp.)
F = P + P (r-y)

r = Suku bunga Pinjaman (%)


P = Harga di pasar (Rp.)
y = yield (%)

Contoh kontrak Futures:


Aset dijual dipasar dengan harga Rp1.000,00 Aset akan membayar kepada pemiliknya
Rp200,00 selama setahun dan dibayar secara triwulan, sehingga setiap tiga bulan
pemilik aset akan memperoleh Rp50,00. Settlement date kontrak futures tersebut
adalah tiga bulan dari sekarang. Tingkat suku bunga triwulan yang berlaku adalah 8%
pertahun.
Penyelesaian:
F = P + P (r y)
F = 1000 + 1000 (0,02 0,05) = 990
Salah satu manfaat utama yang bisa diberikan kontrak futures adalah untuk
melindungi nilai (hedging) aset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko
ketidakpastian perubahan harga di masa depan. Hedging atau disebut juga lindung nilai
dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya
untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah
suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak
terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi
tersebut. Salah satu definisi tertua dari lindung nilai terhadap risiko adalah membeli
perlindungan asuransi yang melindungi properti tersebut terhadap berbagai risiko seperti
kebakaran, banjir, gempa bumi, huru-hara dan lain-lain.
Seorang hedger atau pelaku lindung nilai biasanya akan melakukan investasi pada
suatu sekuritas yang diyakininya memiliki harga di bawah nilai pasar yang seharusnya

dan menggabungkannya dengan sekuritas lainnya yang berhubungan dengan sekuritas


tersebut. Holbrook Working, seorang perintis teori lindung nilai menyebut teori ini
dengan istilah "speculation in the basis" (spekulasi dasar), di mana dasarnya adalah
perbedaan antara nilai teoritis lindung nilai dengan nilai pasar sesungguhnya.
Beberapa bentuk risiko yang diambil merupakan suatu risiko yang menyatu dari
kegiatan bisnis yang dilakukan, dan beberapa merupakan hal yang wajar pada bisnis
tertentu seperti misalnya pada bidang usaha pertambangan minyak dimana risiko
kenaikan dan penurunan harga adalah hal yang wajar. Beberapa bentuk risiko lainnya
adalah tidak diinginkan namun tidak dapat dihindari tanpa dilakukan lindung nilai.
Misalnya seseorang yang memiliki toko, tentunya dapat mengatasi risiko alami yang
timbul seperti persaingan, kualitas barang yang jelek, barang yang tidak diminati, dan
lainnya. Namun, risiko musnahnya sediaan barang dagangan oleh kebakaran adalah suatu
risiko

yang

tidak

diinginkan,

tetapi

dapat

dilakukan

lindung

nilai

dengan

mengasuransikan tokonya terhadap risiko kebakaran. Tidak semua lindung nilai


merupakan instrumen keuangan.
Perbankan dan lembaga keuangan lainnya menggunakan lindung nilai untuk
mengendalikan ketidak sesuaian antara aktiva dan kewajibannya seperti misalnya ketidak
sesuaian saat jatuh tempo antara posisi jual, suku bunga pinjaman tetap
dan deposito jangka pendek. Banyak transaksi lindung nilai yang tidak melibatkan
instrumen keuangan eksotis ataupun derivatif. Lindung nilai alamiah adalah merupakan
suatu investasi yang bertujuan mengurangi risiko dari risiko yang tak terduga dengan
cara menyelaraskan nilai perputaran uang misalnya pemasukan dan biaya.
Contohnya, seorang eksportir barang dengan tujuan Amerika menghadapi risiko
terhadap perubahan nilai mata uang dollar yang lalu memilih untuk mendirikan fasilitas
produksi di wilayah Amerika agar struktur biaya dan harga jual dapat selaras nilainya.
Contoh lainnya adalah sebuah perusahaan yang mendirikan anak perusahaan di negara
lain dan meminjam uang dalam mata uang setempat untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaan, walaupun suku bunga pinjaman setempat lebih tinggi daripada
suku bunga pinjaman di negara asal namun dengan selarasnya pembayaran pinjaman
hutang dan pemasukan yang diharapkan yang keduanya dalam mata uang setempat maka
perusahaan induk telah mengurangi terjadinya risiko terhadap nilai tukar valuta asing.
Ada dua alternatif posisi hedging yang bisa dilakukan investor:
a. Short hedge (menjual future).

Short hedge merupakan transaksi menjual kontrak future ke pasar sebelum sekuritas
dijual. Short hedge dilakukan untuk menjaga kenaikan harga dan penurunan tingkat
bunga. Apabila tingkat harga sekuritas turun, maka harga kontrak turun sehingga
investor mengalami keuntungan dari kontrak future dan kerugian dari penurunan
harga sekuritas (capital loss). Keuntungan tersebut diimbangi dengan penurunan
harga sekuritas. Para investor memperkirakan bahwa hasil dari investasi akan stabil
dengan hasil (yield). Sehingga sebagian kerugian yang seharusnya diterima oleh
investor dari capital loss (penurunan harga sekuritas) dapat ditekan menjadi lebih
kecil.
b. Long hedge (membeli future).
Long hedge digunakan untuk melindungi tingkat kenaikan harga dan penurunan
tingkat bunga. Untuk melindungi resiko, investor membeli kontrak future sebelum
investor membeli sekuritas. Tujuannya untuk menjamin tingkat hasil (yield) apabila
tingkat bunga turun dan harga sekuritas naik. Jika tingkat harga sekuritas naik, maka
harga kontrak naik sehingga investor mengalami kerugian dari kontrak future dan
keuntungan dari kenaikan harga sekuritas (capital gain).
Futures contract dan forward contract pada dasarnya memiliki tujuan yang sama,
yaitu memungkinkan pelaku kontrak untuk mengunci satu harga di masa mendatang.
Perbedaan utama ada di cara implementasinya.
Forward contract
Futures Contract
Diperdagangkan di OTC (Over the Counter) Di perdagangkan di pasar modal
Kontrak tidak standar. Pemilihan tanggal Isi kontrak standar (misal: selalu jatuh tempo
jatuh tempo, cara pengiriman, dll tergantung minggu ke 3 tiap bulan X, settelment
negosiasi.
Untung rugi dibukukan di akhir kontrak
Tidak perlu margin

memakai cash di akhir tempo)


Untung rugi dibukukan tiap hari
Perlu margin (uang yang ditaruh di broker
buat jaga jaga kalau posisi futures kita rugi)

Contoh:
Tuan A & pemborong apel membeli kontrak futures di pasar modal sebagai berikut:

Tuan A memasuki Short kontrak futures apel dengan futures price Rp2000 (harga ini
berubah-ubah setiap saat) dengan masa jatuh tempo 1 bulan lagi dan dengan
settelment uang tunai (cash settlement). Artinya, 1 bulan lagi Tuan A akan menjual
apel dengan harga Rp2000. Karena cash settlement, 1 bulan lagi dia tidak perlu

membawa apelnya ke exchange tapi cukup mentransfer/ditransfer uang sebesar selisih


antara futures price yang sudah ditentukan sebelumnya dan harga apel di pasaran 1
bulan lagi. (futures price harga pasar 1 bulan lagi) akan masuk ke rekening Tuan A.

Si pemborong apel memasuki Long kontrak futures apel dengan futures price Rp2000
(harga ini berubah-ubah setiap saat) dengan masa jatuh tempo 1 bulan lagi dan
dengan settelment uang tunai (cash settlement). Artinya, 1 bulan lagi si pemborong
apel akan membeli apel dengan harga Rp2000. Karena cash settlement, 1 bulan lagi
dia tidak perlu menyiapkan keranjang buat membawa apelnya dari exchange tapi
cukup mentransfer/ditransfer uang sebesar selisih antara futures price yang sudah
ditentukan sebelumnya dan harga apel di pasaran 1 bulan lagi. (harga pasar 1 bulan
lagi futures price) akan masuk ke rekening pemborong apel.
Efek dari transaksi ini pada dasarnya sama saja dengan forward kontrak antara Tuan A

dan penjual apel secara langsung. Perbedaan-perbedaan yang disebut di tabel memiliki akibat
yang cukup penting dan dibahas di bawah ini:
Counter-party risks:

Kontrak forward dilakukan atas persetujuan dua pelaku kontrak. Di sini timbul
resiko bahwa salah satu pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya. Mengikuti contoh
di atas, hal ini terjadi kalau misalnya pemborong apel bangkrut dan tidak bisa
membeli apel 1 bulan lagi sesuai perjanjian.

Kontrak futures dilakukan melalui perantara pasar modal. Dalam hal ini, exchanges
melalui clearing house-nya adalah counter-party dari setiap transaksi. Jadi kalau
Anda mau membeli kontrak futures, Anda tidak bertransaksi langsung dengan pihak
yang mengambil posisi berseberangan.
Tuan A yang punya apel tidak bertransaksi langsung dengan si pemborong, tetapi

melalui pihak ketiga (the exchange). Karena hal ini, resiko salah satu pihak gagal memenuhi
kewajibannya menjadi sangat kecil. Kenapa kecil? Karena adanya sistem margin yang
dimonitor setiap hari. Sebagai pihak ketiga, exchange meminta kedua pihak untuk menaruh
% persen dari nilai transaksi sebagai jaminan.
Liquidity risks:

Pemegang kontrak forward tidak mudah mencari orang lain yang mau
menggantikan posisinya (menjual kontrak itu ke orang lain dengan harga yang wajar).

Pemegang kontrak futures bisa dengan mudah membatalkan kontraknya dengan cara
membeli tipe kontrak yang bersebrangan di exchange. Contoh: Kalau tadinya Tuan A
memasuki kontrak Long futures, dia bisa memasuki kontrak Short futures beberapa
hari lagi untuk menetralisir posisinya.

Margin Call:

Pemegang kontrak futures beresiko terkena margin call. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, margin adalah sebuah jaminan sebesar x% dari nilai transaksi yang
harus ditaruh di exchange (tentu melalui broker masing-masing). Contoh: kalau tibatiba harga apel 2 hari lagi (belum jatuh tempo) naik jadi Rp2500, Tuan A yang
mengambil posisi short akan rugi dan harus mentransfer uang. Pertama-tama,
uangnya yang ditaruh sebagai margin akan ditransfer dulu. Bila masih kurang, Tuan A
akan ditelpon orang dari exchange untuk memintanya menambah margin/uang
jaminan. Bila Tuan A ternyata tidak punya cash untuk menambah uang jaminan, maka
kontraknya akan ditutup secara paksa.

Bila harga apel yang awalnya Rp2000 naik menjadi 2500 2 hari lagi, dan turun
menjadi 1500 1 bulan lagi. Bila Tuan A tidak bisa memenuhi margin call di level
2500, dia akan rugi walaupun sebenarnya satu bulan lagi harga apel jatuh ke 1500.
Bila dia memasuki kontrak forward, dia tidak perlu tahu berapa harga apel antara
hari ini dan 1 bulan lagi, yang penting adalah harga 1 bulan lagi.

C. SWAP
Perjanjian swap adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau
penjualan tunai (spot) dengan penjualan/ pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan
secara simultan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang
dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan. Nilai swap ini dihitung berdasarkan
suatu nilai absolut atau notional amount yaitu suatu nilai nominal yang digunakan untuk
menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan produk manejemen risiko lainnya dimana
nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya (absolute). Istilah swap ini sebenarnya berasal
dari bahasa Inggris namun istilah ini digunakan sebagai suatu istilah baku yang dikenal di
Indonesia baik oleh lembaga yang berwenang seperti Bank Indonesia.

Swap ini seringkali digunakan sebagai suatu instrumen lindung nilai atau risiko
tertentu misalnya risiko gejolak nilai tukar mata uang dan disamping itu juga digunakan
sebagai instrumen spekulasi. Kebanyakan swap diperdagangkan dalam perdagangan derivatif
dan diluar bursa (Over The Counter-OTC), dengan ketentuan dan tata cara yang berbedabeda sesuai kesepakatan para pihak. Beberapa jenis swap juga diperdagangkan pada bursa
berjangka. Sementara itu ada lima macam bentuk dasar dari swap jika ditinjau dari sudut
banyaknya kepentingan yaitu swap suku bunga, swap nilai tukar, swap kredit, swap komoditi,
dan swap ekuitas.
Nilai dari suatu swap adalah merupakan nilai kini bersih (net present value) dari
seluruh arus kas dimasa depan (of all future cash flows). Pada masa awalnya, suatu kontrak
swap mempunyai nilai kini bersih dari arus kas dimasa depan adalah sama dengan nol.
Misalnya pada pada kontrak swap suku bunga tetap ke mengambang atas vanila, dimana
Pihak A membayar suku bunga tetap dan pihak B membayar suku bunga mengambang. Pada
perjanjian tersebut suku bunga tetap adalah merupakan nilai kini dari pembayaran kurs suku
bunga tetap dimasa depan yang dibayarkan oleh pihak A, yang setara dengan nilai kini dari
kurs suku bunga mengambang yang diharapkan oleh pihak B.
-

Interest Rate Swap


Interest rate swap pada dasarnya merupakan suatu persetujuan antara dua pihak untuk
menukarkan pembayaran bunga untuk suatu periode tertentu atas dasar suatu notional
value yang disetujui bersama dan dicirikan, sebagai tujuan utamanya, oleh konversi
pembayaran bunga tetap (fixed rate) ke dalam pembayaran bunga mengambang
(floating rate).
Contoh Interest Rate Swap:
PT X meminjam uang Rp. 100 Juta kepada Bank B dengan tingkat suku bunga
mengambang (misalnya LIBOR + 1) per tahun. Untuk mengantisipasi adanya
perubahan tingkat suku bunga di masa yang akan datang, PT X melakukan kontrak
interest rate swap dengan suku bunga tetap sebesar 7% kepada Bank B.
Bila suku bunga LIBOR sebesar 7%, maka tingkat suku bunga mengambang menjadi
7% + 1% = 8%, PT X tetap membayar bunga sebesar 7%, dengan demikian terdapat
keuntungan sebesar 8% 7% = 1%. Bila suku bunga LIBOR menjadi 5%, maka
tingkat suku bunga mengambang menjadi 5% + 1% = 6%, dengan demikian PT X
menderita rugi sebesar 7% 6% = 1%.

Currency Swap
Merupakan suatu transaksi/kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan
valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk
menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang akan
datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. Kedua transaksi tersebut
dilaksanakan sekaligus dan dengan counterparty yang sama.
Contoh Currency Swap :
Alpha Corp yang berbasis di USA ingin mendapatkan hutang berbunga tetap $
10,000,000 dalam pound Inggris untuk perusahaan afiliasinya di London. Tetapi,
Alpha tidak begitu dikenal oleh para investor Inggris.
Beta Company, Ltd, yang berdomisili di Inggris, ingin mendanai perusahaan anaknya
di New York dengan jumlah pembiayaan yang sama dalam dolar. Beta juga memiliki
comparative dis-advantage bagi pemodal AS.
Gamma Bank, mengakomodasi kedua perusahaan dengan merancang swap dolar
AS/pound Inggris. Jika kurs swap adalah US $ 1 = 0,55 pound (baik saat insepsi
maupun saat jatuh tempo), jangka waktu 5 tahun, dan suku bunga swap 10% dalam
pound dan 8% dalam dolar.
Pada saat insepsi Alpha Corp akan menukarkan $ 10,000,000 untuk 5,500,000 pound
dari Beta Company, Ltd. Pada saat pembayaran bunga, Alpha akan membayar
550,000 pound kepada Beta tiap tahun, sedangkan Beta akan membayar Alpha $
800,000. Pada saat jatuh tempo yaitu akhir tahun ke-5, tiap perusahaan akan
menukarkan kembali prinsipal sebesar $ 10,000,000 dan 5,500,000 pound, exposure
terhadap risiko nilai tukar yang timbul dari operasi bisnis internasional.

D. KONTRAK FUTURES LQ-45 di BEI


Kontrak futures LQ-45 diperkenalkan pada 24 Pebruari 1997. Indeks dibentuk dari 45
saham paling aktif. Diperbaharui tiap 6 bulan, Pebruari dan Agustus. Dasar pemilihan:
a. Likuiditas
b. Kapitalisasi pasar

c. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan


Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu
underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks
merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. LQ
Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai benchmark
saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di pasar modal
Indonesia, indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan
tracking secara keseluruhan dari pasar saham di Indonesia.
Spesifikasi Kontrak LQ Futures:
Underlying
Multiplier

LQ45
Rp. 500.000 per point indeks
2 kontrak Bulan terdekat (spot month dan 2nd Month) dan
Bulan Kontrak 1 kontrak Bulan Kuartal terdekat (Bulan Kuartal adalah Juni dan
Desember)
Hari Senin s/d Kamis
: Sesi 1: 09.15 12.00 WIB
Sesi 2: 13.30 16. 15 WIB
Jam Trading
: Sesi 1: 09. 15 11.30 WIB
Hari Jumat
Sesi 2: 14.00 16. 15 WIB
Last Trading Day Setiap Hari Bursa terakhir setiap bulan kontrak
Margin Awal
IDR 3.000.000/ kontrak

E. KONTRAK FUTURES UNTUK KOMODITAS DI BBJ


Bursa Berjangka Jakarta, yang biasa disingkat "BBJ", atau dalam bahasa Inggris
disebut Jakarta Futures Exchange secara resmi didirikan pada tanggal 19 Agustus 1999 di
Jakarta (tepatnya di Gedung AEKI), memperoleh izin operasi tanggal 21 November 2000 dan
mulai melakukan perdagangan pertamanya sejak tanggal 15 Desember 2000. Fungsi utama
BBJ adalah menyediakan fasilitas bagi para anggotanya untuk bertransaksi kontrak berjangka
berdasarkan harga yang ditentukan melalui interaksi yang efisien berdasarkan permintaan dan
penawaran dalam sistem perdagangan elektronis.
BBJ didirikan 29 perusahaan berbentuk PT. Sesuai PP No 9/99, para pendiri itu
mayoritas berasal dari perusahaan yang bergerak dalam komoditi fisik. 10 dari 29 perusahaan
pendiri itu bukan berasal dari kalangan komoditi tetapi dari kalangan pasar modal, kalangan
commission house dan umum. Mereka ini yang berusaha memajukan bursa, sedangkan yang

berasal kalangan komoditi menunggu saat bursanya sudah likuid sebelum dapat
memanfaatkannya.
Dalam beroperasi, BBJ mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997
tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Tapi, patut diketahui, meski aturannya hanya
berbicara tentang komoditas, dalam praktiknya BBJ juga memfasilitasi produk kontrak
berjangka lain di luar komoditas. Misalnya kontrak berjangka keuangan yang terdiri dari
kontrak valuta asing (valas) dan indeks saham. Khusus untuk kontrak-kontrak berjangka
keuangan ini BBJ mengakomodasi lewat Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).
Struktur pengawasan BBJ juga berbeda dengan BEJ. Bila BEJ berada di bawah
pengawasan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), BBJ
diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Instansi
pemerintah yang membawahi masing-masing pengawas itu juga berbeda. Kalau BapepamLK di bawah Kementerian Keuangan, Bappebti ada di bawah Kementerian Perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA
Ross, Westerfield and Jaffe. 2001. Corporate Finance. 6th ed. USA: McGraw-Hill Irwin.
Chapter 25 (695-725).
http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/05/transaksi-derivatif-produk-keuangan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Berjangka_Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Derivatif
http://lautselatan38.blogspot.com/2011/12/bursa-berjangka
http://zoel.blog.esaunggul.ac.id/2012/04/05/derivatif/

Anda mungkin juga menyukai