Anda di halaman 1dari 4

Splenektomi adalah adalah sebuah metode operasi pengangkatan limpa, yangmana organ ini merupakan bagian

dari system getah bening. Splenektomi biasanyadilakukan pada trauma limpa, penyakit keganasan
tertentu pada limpa (hodkin`sdisease dan non-hodkin`s limfoma, limfositis kronik, dan CML), hemolitik
jaundice,idiopatik trombositopenia purpura, atau untuk tumor, kista dan splenomegali. Indikasilainnya
dilakukan splenektomi ialah pada keadaan luka yang tidak dis engaja padaoperasi gaster atau vagotomy
dimana melibatkan flexura splenika di usus
Splenektomi total
Splenektomi total dilakukan jika terdapat kerusakan parenkim lien yangluas, avulsi lien, kerusakan pembuluh darah hilum,
kegagalan splenorapi dans p l e n o k t o m i p a r s i a l . T i n d a k a n s p l e n e k t o m i t o t a l t i d a k p e r l u
d i r a g u k a n , meskipun ada kemungkinan terjadinya Opsi. Insiden untuk terjadi opsi lebih berarti bila
dibandingkan dengan bahaya maut karena perdarahan yang hebat. mengurangi opsi dikemudian hari ada pendapatpendapat yang menganjurkan:1.Autotranplantasi/reimplantasi jaringan lien, yaitu jaringan lien yang
telahr o b e k d i i m p l a n t a s i k a n k e d a l a m o t o t - o t o t p a d a d i n d i n g p e r u t a t a u d i pinggang di
belakang peritoneum. Caranya ialah : jaringan lien tadidimasukkan kedalam injeksi spuit dan melalui injeksi spuit tadi jaringan
liendimasukkan kedalam otot-otot dinding perut
Splenektomi partial
Bila keadaan dan ruptur lien tidak total sedapat mungkin
liendipertahankan, maka dikerjakan slpenektomi partial dianggap
l e b i h menguntungkan daripada splenektomi total.Cara : eksisi satu segmen dilakukan jika ruptur lien tidak
mengenaihilus dan bagian yang tidak cedera masih vital
Splenorrhapi
Splenorrhapi adalah operasi yang bertujuan mempertahankan lien yangfungsional dengan tehnik bedah.Tindak bedah ini
terdiri dari membuang jaringan non vital, mengikat pembuluh darah yang terbuka dan menjahit kapsul lien yang
terluka

Indikasi Splenektomi
Indikasi dilakukannya splenektomi dapat dilihat sebagai berikut.
Elektif :
-Kelainan hematologis
- Bagian dari bedah radikal dari abdomen atas
- K i s t a / t u m o r l i m p a
-Penentuan stadium limfoma (jarang dikerjakan)
Darurat:
- t r a u m a
Cedera trauma pada limpa ini tidak lagi indikasi langsung atau wajibuntuk operasi atau splenectomy, baik pada
dewasa atau anak.

Komplikasi splenektomi
I. Komplikasi sewaktu operasi
A.Trauma pada usus.

Karena flexura splenika letaknya tertutup dan dekat dengan usus padalubang bagian bawah dari limpa, ini
memungkinkan usus terluka saatmelakukan operasi.
Perut. Perlukaan pada gaster dapat terjadi sebagai trauma langsung atausebagai akibat dari devascularisasi ketika pembuuh darah pendek
gaster dilepas

Komplikasi setelah operasi


1.Koplikasi pulmonal hampir terjadi pada 10% pasien setelah dilakukan open splenektomi, termasuk
didalamnya atelektasis, pneumonia dan efusi pleura.
2 . A b s e s s u b p r e n i k a t e r j a d i p a d a 2 - 3 % p a s i e n s e t e l a h d i l a k u k a n o p e n splenektomi. Tetapi ini
sangat jarang terjadi pada laparoskopi splenektomi( 0 , 7 % ) . T e r a p i b i a s a n y a d e n g a n m e m a s a n g d r a i n
d i b a w a k k u l i t d a n pemkaian antibiotic intravena.
3 . A k i b a t l u k a s e p e r t i h e m a t o m a , s e r o m a d a n i n f e k s i p a d a l u k a y a n g sering
terjadi setelah dilakukan open splenektomi

Prosedur operasi.
1. Anastesi lokal dilakukan didaerah kulit di batas costa anterior. Pertama-tama trocar ditempatkan dibawah
penglihatan langsung, dan dibuat simetris 12-15 mm pneumoperitonium.
2. Laparoskopi yang telah diletakkan kamera didalamnya dimasukkan kedalam lubang yang telah dibuat.
3. Perut di retraksi untuk mendapatkan limpa. Kemudian mencari limpa assesori dan jika ada segera dikeluarkan
sebab akan menyulitkan untuk mengangkatnya jika limpa primer telah dikeluarkan.
4. Diseksi mulai dilakukan dengan memobilisasi flexura splenika dari colon.
5. Ligamen splenocolic di pisahkan menggunakan pemotong yang tajam, memobilisasi lubang inferior dari limpa.
Limpa kini diretraksi kearah sefal, menjaga supaya tidak terjadi ruptur pada saat melakukan retraksi.
6. peritoneal lateral pada limpa di diseksi menggunakan pemotong yang tajam atau menggunakan ultrasonic
endoshears.
7. Kemudian masuk kedalam kantong lesser disepanjang garis tengah limpa.
8. dengan mengangkat limpa, pembuluh darah pendek gaster dan pembuluh sekitarnya mudah terlihat. Ujung dari
pancreas mudah terlihat juga mudah dihindari.
9. Pembuluh darah pendek gaster dipisahkan menggunakan pemotong ultrasonic, endoclips, dan endovascular
stapling.
10. Setelah pembuluh darah pendek gaster dipisahkan, dengan hati-hati pedikel limpa di diseksi dari arah medial
dan lateral.

11. Setelah arteri dan vena di diseksi, pembuluh darah difiksasi dengan menggunakan endovascular stapler.
Banyaknya cabang pembuluh darah mungkin tidak tertutupi semuanya tergantung masing-masing individu untuk
mengambil tindakan untuk menanganinya.
12. limpa kemudian terbebas dari aliran pembuluh darah dan siap utnuk dikeluarkan.
13. untuk mengeluarkan limpa, endobag diletakkan disebelah trocar biasanya di sebelah lateral.
14. Endobag kemudian dibuka, kemudian limpa dimasukkan kedalamnya. Kemudian kantung ditutup dan
dikeluarkan melalui lubang superior yang telah dibuat, kini limpa telah dipisahkan.
15. Kantung kemudian dikeluarkan melalui supraumbilikal atau di lokasi trocar epigastrik. Limpa kemudian
morcellated dan hilang dalam fragmen.
16. Laparoskop dikeluarkan.
17. Jika perlu drain dipasang dalam rongga intraabdominal, abdomen dikosongkan dan trocar dikeluarkan.

18. Trocar kemudian ditutup.


Kontraindkasi absolut untuk dilakukanya laparoskopi splenektomi adalah6 :
- Splenomegali massive (panjang > 30 cm)
- Hipertensi Portal
- Trauma Limpa pada pasien yang tidak stabil.
Kasus-kasus yang menyulitkan untuk melakukan laparoskopi splenektomi adalah6 :
- Splenomegali moderate ( > 20-25 cm)
- Sitopenia berat yang tidak bisa dikoreksi
- Trombosis vena limpa
- Trauma limpa pada pasien yang stabil
- Adenopati Bulky hilar
- Morbid obesitas
VI. Komplikasi splenektomi
I. Komplikasi sewaktu operasi
A. Trauma pada usus.
1. Usus. Karena flexura splenika letaknya tertutup dan dekat dengan usus pada lubang bagian bawah dari limpa, ini
memungkinkan usus terluka saat melakukan operasi.
2. Perut. Perlukaan pada gaster dapat terjadi sebagai trauma langsung atau sebagai akibat dari devascularisasi
ketika pembuuh darah pendek gaster dilepas.

B. Perlukaan vasklular adalah komplikasi yang paling sering pada saat melakukan operasi. Dapat terjadi sewaktu
melakukan hilar diseksi atau penjepitan capsular pada saat dilakukan retraksi limpa.
C. Bukti penelitian dari trauma pancreas terjadi pada 1%-3% dari splenektomi dengan melihat tigkat enzim
amylase. Gejala yang paling sering muncul adalah hiperamilase ringan, tetapi tidak berkembang menjadi
pankreatitis fistula pankeas, dan pengumpulan cairan dipankreas.
D. Trauma pada diafragma. Telah digambarkan selama melakukan pada lubang superior tidak menimbulkan kesan
langsung jika diperbaiki. Pada laparoskopi splenektomi, mungkin lebih sulit untuk melihat luka yang ada di
pneomoperitoneum. Ruang pleura meruapakan hal utama dan harus berada dalam tekanan ventilasi positf untuk
mengurangi terjadinya pneumotoraks.
II. Komplikasi yang terjadi segera setelah operasi
A. Koplikasi pulmonal hampir terjadi pada 10% pasien setelah dilakukan open splenektomi, termasuk didalamnya
atelektasis, pneumonia dan efusi pleura.
B. Abses subprenika terjadi pada 2-3% pasien setelah dilakukan open splenektomi. Tetapi ini sangat jarang terjadi
pada laparoskopi splenektomi (0,7%). Terapi biasanya dengan memasang drain di bawak kulit dan pemkaian
antibiotic intravena.
C. Akibat luka seperti hematoma, seroma dan infeksi pada luka yang sering terjadi setelah dilakukan open
splenektomi adanya gangguan darah pada 4-5% pasien. Komplikasi akibat luka pada laparoskpoi splenektomi
biasanya lebih sedikit (1,5% pasien).
D. Komplikasi tromsbositosis dan dan trombotik. Dapat terjadi setelah dilakukan laparoskopt splenektomi.
E. Ileus dapat terjadi setelah dilakukan open splenektomi, juga pada berbagai jenis operas intra-abdominal lainnya.
III. Komplikasi yang lambat terjadi setelah opeasi6,9,10
A. Infeksi pasca splenektomi (Overwhelming Post Splenektomy Infection) adalah komplikasi yang lambat terjadi
pada pasien splenektomi dan bisa terjadi kapan saja selama hidupnya. Pasien akan merasakan flu ringan yang tidak

spesifik, dan sangat cepat berubah menjadi sepsis yang mengancam, koagulopati konsumtif, bekateremia, dan
pada akhirnya dapat meninggal pada 12-48 jam pada individu yang tak mempunyai limpa lagi atau limpanya sudah
kecil. Kasus ini sering ditemukan pada waktu 2 tahun setelah splenektomi.
B. Splenosis, terlihat adanya jaringan limpa dalam abdomen yang biasanya terjadi pada setelah trauma limpa.
C. Pancreatitis dan atelectasis.
Beberapa yang menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi akibat spelenektomi11 :
- Obesitas
- Merokok
- Gizi yang buruk
- Penyakit kronik
- Diabetes
- Lanjut Usia
- Penyakit jantung dan paru yang telah ada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai