ddANSIETAS PDF
ddANSIETAS PDF
(207.312.061)
Marseliana
(207.312.077)
(207.312.090)
Fitriyani
(207.312.126)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertema Asuhan Keperawatan Pada Klien
Ansietas ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok Ilmu Keperawatan Jiwa.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, penyusun banyak mengalami hambatan
dan kesulitan. Namun, berkat bantuan, dukungan, dan pengarahan dari berbagai pihak makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami selaku
penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak dr. Mohamad Juesro, MM, MARS selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan.
2. Ibu Ns. Duma L.Tobing, S.Kep selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan
3. Ibu Ns. Duma L. Tobing, S.Kep dan Ibu Novianti, Skep. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa.
4. Orang tua kami yang telah memberi dukungan, baik moril maupun materil
5. Serta rekan rekan keperawatan UPN Veteran Jakarta, khususnya tingkat III, local B
apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Kami pun mengharap kritik dan saran
demi perbaikan dari makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan khususnya bagi mahasiswa Keperawatan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.A
I.B
Tujuan 1
- Umum .....................................................................................1
- Khusus .....................................................................................1
I.C
Sistematika Penulisan 2
II.B
Psikodinamika.........................................3
-
Etiologi
Proses terjadinya
Tingkat Ansietas
Respon Ansietas
II.C
II.D
Asuhan Keperawatan........................4
1. Pengkajian Keperawatan
a. Faktor predisposisi
b. Faktor presipitasi
c. Manisfestasi klinis
d. Mekanisme koping
e. Sumber koping
f. Pohon masalah
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawtan
4. Penatalaksanaan Medis (Psikofarmako)
5. Impelmentasi
6. Evaluasi Keperawatan
II.F
BAB I
PENDAHULUAN
I.A
Latar Belakang
Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari
stimulus. Keadaan emosi ini biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif,
yang tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas berbeda dengan takut. Takut
adalah penilaian intelektual dari stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas. Individu
tersebut dapat menggambarkan sumber dari rasa takut. Ansietas dapat merupakan suatu
sumber kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu tindakan yang destruktif atau
konstruktif.
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek
positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan
dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat
mengganggu kehidupan seseorang.
I.B
Tujuan
I.B.1
Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan menguasai serta mempermudah
penerapan tentang ansietas dalam tindakan asuhan keperawatan pada pasien /
klien.
I.B.2
Tujuan Khusus
1. Diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu media yang memudahkan proses
pembelajaran mahasiswa pada mata kuliah ilmu keperawatan jiwa.
I.C
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini kelompok menggunakan sistematika penulisan :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar ansietas dan askep ansietas.
BAB III
PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan sesuai dengan bahasan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
I.Definisi
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secaar interpersonal. (Stuart & Laraia
2005).
Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian intelektual terhadap bahaya.
(Stuart & Laraia 2005).
Ansietas adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan.(Teifion Davies 2009).
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif
dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan
pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat
mengganggu kehidupan seseorang.
B. PSIKODINAMIKA
I. Etiologi
Kecemasan adalah respon psikologik terhadap stress yang mengandung komponen
fisiologik dan psikologik. Perasaan takut atau tidak tenang yang sumbernya tidak dikenali.
Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara phisikis atau psykhologik
(seperti harga diri, gambaran diri, atau identitas diri).
Selain itu, penyebab dari Ansietas yaitu dari faktor Neurobiologik dan fisikologik.
1. Faktor Neurobiologik
Kimia otak dan faktor perkembangan penelitian menunjukkan bahwa sistem saraf
otonom atau nonadregenic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan
lebih besar tingkatannya dari orang lain. Abnormalitas regulasi substansi kimia
otak seperti Serotonin dan GABA (gama-aminobutyric acid) berperan dalam
perkembangan cemas. Amygdala sebagai pusat komunikasi antara bagian otak
yang memproses input sensori dan bagian otak yang yang menginterpretasikan
input (amygdala mengidentifikasikan informasi sensori yang masuk sebagai
ancaman
dan
kemudian
menimbulkan
perasaan
cemas
atau
takut)
Marah
Substance
Seksual Abuse
3. Faktor Kognitif
Cemas sebagai manisfestasi bdari penyimpangan berpikir dan membuat
persepsi/kebiasaan/prilaku individu memandang secara berlebihan terhadap suatu
bahaya.
bagian
otak
yang
memproses
input
sensori
dan
bagian
otak
yang
yang
dan
kemudian
menimbulkan
perasaan
cemas
atau
takut)
Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordinasikan rasa takut, memori, dan emosi, dan
semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor Locus Ceruleus, adalah satu area
otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan
pada beberapa individu sehingga menyebabkan seseoranng mudah mengalami cemas
(khususnya PTSD {Post traumatic sindrom disorder}). Hippocampus bertanggung jawab
terhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalam memori
Striatum, berperan dalam kontrol motorik yang terlibat dalam OCD (Obsessive Compulsive
psikologis.
Sistem Tubuh
Respons
Kardiovaskular
Palpitasi
Jantung berdebar
Tekanan darah meningkat
Rasa ingin pingsan
Pingsan
Tekanan darah menurun
Denyut nadi menurun
Pernapasan
Napas cepat
Sesak napas
Tekanan pada dada
Napas dangkal
Pembengkakan pada tenggorokan
Sensasi tercekik
Terengah-engah
Neuromuskular
Refleks meningkat
Reaksi terkejut
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Tremor
Rigiditas
Gelisah, mondar-mandir
Wajah tegang
Kelemahan umum
Tungkai lemah
Gastrointestinal
Saluran perkemihan
Kulit
Wajah kemerahan
Berkeringat setempat (telapak tangan)
Gatal
Rasa panas dan dingin pada kulit
Wajah pucat
Berkeringat seluruh tubuh
Sistem
Prilaku
Respons
Gelisah
Ketegangan fisik
Reaksi terkejut
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Cenderung mengalami cedera
Menarik diri dari hubungan interpersonal
Inhibisi
Melarikan diri dari masalah
Menghindar
Hiperventilasi
Sangat waspada
Kognitif
Perhatian terganggu
Konsentrasi buruk
Preokupasi
Pelupa
Salah dalam memberikan penilaian
Hambatan berpikir
Lapangan persepsi menurun
Kreativitas menurun
Produktivitas menurun
Bingung
Sangat waspada
Kesendaran diri
Kehilangan objektivitas
Takut kehilangan kendali
Afektif
Mudah terganggu
Tidak sabar
Gelisah
Tegang
Gugup
Ketakutan
Waspada
Kengerian
Kekhawatiran
Kecemasan
Mati rasa
Rasa bersalah
Malu
sesuatu
dorongan
yang
dipelajari
berdasarkan
keinginan
untuk
menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu yang pada awal
kehidupannya dihadapkan pada rasa takut berlebihan akan menunjukkan kemungkinan
ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.
4. Kajian keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga.
5. Kajian biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu kesehatan
umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai
dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stressor.
(www.google.com)
C. Rentang Respons
Gambar 9-1 Rentang Respons Ansietas
Antisipasi
Respons maladaptive
Ringan
Sedang
Berat
Panik
Lebih
waspada,
gerakan
mata,
ketajaman
pendengaran
d. Panik
Persepsi
terhadap
lingkungan
mengalamidistorsi;
D. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Keperawatan
a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan
ansietas,
diantaranya:
(2). Pandangan Interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak
adanya
penerimaan/
persetujuan
dan
penolakan
interpersonal.
Ansietas
(3). Pandangan Perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan
keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa
dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
(4). Kajian Keluarga, ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.
Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas
dengan depresi.
b. Faktor Presipitasi
c. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dapat berasal dari sumber internal dan eksternal. Manifestasi
klinis dikelompokkan menjadi dua kategori:
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan
d. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping
sebagai berikut :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya
perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan
kebutuhan, Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress, Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,
tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas
dan bersifat maladaptif.
e. Sumber Koping
Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping
di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa model ekonomi, kemampuan
penyelesaian masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya dapat membantu
individu mengintergrasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi
strategi kopinng yang berhasil.
f. Pohon Masalah
Harga diri Rendah
Ansietas
Kurangnya pengetahuan
Aktivitas Instruksional
evaluasi
Menjelaskan karakteristik Diskusikan perubahan fisiologi yang Pasien mengidentifikasi responya sendiri
dan manfaat relaksasi
berkaitan denga relaksasi dan terhadap ansietas.
Pasien menjelaskan elemen keadaan
bandingkan hal ini dengan ansietas
rileksi.
Mengajarkan
tehnik
relaksasi
otot
dalam
melalui urutan latihan
relaksasi ketegangan
Ppasien
dapat
menegangkan
dan
merelaksasikan semia kelompok otot.
Pasien msngidentifikasi otot yang terutama
menjadi tegan.
Mendiskusikan
Jelaskan elemen meditasi dan bantu Pasien memilih kata atau suasana dengan
tentangprosedur relaksasi pasien dalam melakukan tehnik ini
konotasi yang baik dan terlibat dalam
meditasi
dan
meditasi yang merilekskan.
komponennya
Membantu
dalam
menglami situasi yang
menimbulkan
ansietas
melalui
disensi
tisasi
sistematik
Mengizinkan
berlatih da
relaksasi di
yang aman
untuk Meminta pasien untuk bermain peran Pasien lebih nyaman dengan situasi baru
melakukan situasi yangmenegangkan dengan dalam lingkungan yang aman dan
lingkungan anda atau pasien lainnya.
mendukung.
Benzodiazepine merupakan obat denagn mula kerja yang cepat, tetapi toleransi dapat
terjadi pada penggunaan kronik, sehingga membutuhkan peningkatan dosis pada reaksi putus
obat akut ketika obat dihentikan pada 30% kasus serta pada 10% penghentian kronik. Efek
sampingnya meliputi sedasi dan amnesia dan kemungkinan juga ansietas dan depresi : terdapat
potensi yang besar untuk penyalahgunaan dan interaksi dengan alkohol.
Buspirone Walaupun ketergantungan Belum pernah terjadi pada pemakaian buspiron,
banyak apsien meragukan efikasinya, mungkin karena mula kerjanya yang lambat. Untuk
ansietas kronik, pengobatan ini masih bermanfaat. Percobaan terapi hingga delapan minngu
dengan setidaknya 30 mg buspiron setiap harinya,estela peningkatan dosis secara bertahap selam
dua minggu pertama sering menunjukkan hasil yang baik.
Antidepresan Pasien yang sebelumya mengkonsumsi benzodiazepine dpat tidak
merasakan efek sedatif dan efek ansiolitik akut bila digantikan dengan buspirone, dan apda kasus
tersebut percobaan terapi dengan antidepresan selam enam hingga delapan minggu dapat
bermanfaat. Antidepresan dapat menimbulkan eksaserbasi-awal ansietas, yang dapat dicegah
dengan pemberian benzodiazepine selam tujuh hingga sepuluh hari pertama dengan risiko
ketergantungan yang lebih kecil.
Durasi yang diperlukan untuk terapi obat tidak pasti, yaitu enam hingga sembilan bulan
pada tahap awal.
V. Implementasi
Intervensi pada Ansietas Tingkat Berat dan Panik.
Prioritas tertinggi tujuan keperawatan harus ditunjukan
untuk menurunkan
ansietas tinggkat berat atau panik pasien, dan intervensi keperawatan yang berhubungan
harus suportif dan protektif
Intervensi pada Ansietas Tingkat Sedang.
Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang, perawat daapt
mengimplementasikan intervensi keperawatan reedukatif atau berorientasi pada
pemahaman. Intervensi ini melibatkan pasien dalam proses penyelesaian masalah.
Perawat
: Selamat pagi ?
Pasien
: .............................
Perawat
: Perkenalkan nama saya suster Fitri, saya perawat yang dinas pada pagi ini di
ruangan Melati. Saya bertugas dari pukul 07.00-14.00 siang. Saya yang akan
merawat ibu hari ini. Kalau boleh saya tahu, siapa nama mbak? Dan senangnya
dipanggil apa?
Pasien
: ..............................
Perawat
Pasien
: ...
Perawat
Pasien
: .
Perawat
Pasien
: .
Perawat
Pasien
: .
TAHAP KERJA
Perawat
Pasien
: ...
Perawat
: Baiklah kalau begitu, apa yang Selly rasakan sampai saat ini?
Pasien
Perawat
: Saya mengerti tentang perasaan Sely saat ini. Sely merasa cemas dan takut akan
operasi besok. Begitu bukan?
Pasien
: .................................
Perawat
: Saya mengerti perasaan Sely saat ini, saya sudah banyak mendengar dari pasienpasien saya sebelumnya. Tetapi sebaiknya sely harus tetap berpikiran positif
terhadap proses operasi yang akan dilakukan. Dan sebaiknya sely harus tetap
bersemangat ya?
Pasien
: ..................................
TAHAP TERMINASI
Perawat
Pasien
: .....................................
Perawat
: Baiklah kalau begitu saya akhiri perbincangannya, nanti saya akan kembali
untuk memeriksa tensi Sely. 10 menit lagi saya akan kembali, saya tinggal dulu,
permisi.
Pasien
: .....................................
BAB III
PENUTUP
III.A
Kesimpulan
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu
yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176),
tingkat ansietas sbb :
a. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
b. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas Berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
tentang hal lain.
d. Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
III.B
Saran
Setelah diperoleh kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
diajukan saran-saran bagi pengembangan pendidikan mahasiswa pada khususnya,
mahasiswa dapat mengetahui definisi ansietas serta asuhan keperawatan pada klien
ansietas.
DAFTAR PUSTAKA
Gail W, Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.
Davies, Teifion. 2009. Kesehatan Mental. Jakarta : EGC.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.
Smelzer, Suzamec. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
www.google.com
EGC.