DISUSUN OLEH ;
GUNARTI
2204023
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Gunarti
2204023
(Tri Wahyuni
Ismoyowati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Rodhiyah,S.Kep.,Ns) (Dwi Purwanto,S.Kep,.Ns)
2
ASUHAN KEPERAWATAN PERI OPERATIF DI KAMAR OPERASI
PENGKAJIAN PRE-OPERATIF
A. PENGKAJIAN PRE-OPERATIF
1. Identitas Pasien :
Nama : Sdr H
Jenis kelamin/tanggal lahir : Laki - laki Umur : 18 Tahun
Alamat : grobogan
Agama : risten
Ruang Rawat : Ruang Mangga
No. RM / Register: 001xxx
Op. mulai pukul : 14.55 Dr. Bedah/Operator : Dr.P
Op. selesai pukul : 16.00 Dr. Anestesi : Dr.S
No. OK : 01 Prwt. Ast. Bedah : prwt E
No. urut operasi :4 Prwt. Ast. Anestesi : prwt T
(di OK terkait) Perawat instrumen : prwt S
Perawat sirkulasi : Prwt W
ASA :2
Jenis anesthesi : General Anestesi ET
Profilaksis : tidak ada
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Jenis Tindakan/Op. : Reposisi, Debridement dan rekonstruksi fr mandibula
Dental Aviolar
Sifat Operasi : Elektif / Terencana
Kls. Kontaminasi : Bersih
2. Data Subjektif :
a. Pasien menggatakan nyeri
O : Pasien mengtakan nyeri di dagu
P : Pasien mengatakan saat nyeri bertambah saat membuka mulut
Q : Pasien mengatakan nyeri di dagu seperti dipukul.
R : Pasien mengatkan nyeri di bagian dagu
S : Pasien mengatakan nyerinya diskla 5
T : Pasien mengatkan sudah mendapatkan obat tetapi masih tetap nyeri
U : Pasien memahani rasa nyerinya akibat terjatuh
3
V : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
b. Pasien mengatakan agak deg-degan saat hendak dioperasi
3. Data Objektif
a. Tingkat Kesadaran
- Kualitatif : Composmetis
- Kuantitatif (GCS) :E:4V:5M:6
b. Tinggi Badan : 170 cm
c. Berat Badan : 70 kg
d. IMT : 24,22 kg/m2
e. Kemampuan Penglihata : visus 6/6
f. Puasa : Ya, Jam, mulai pukul : 07.00 WIB
g. Lavement : Tidak
h. Tanda-tanda Vital
- Tekana darah : 110/60 mmHg Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,7℃
- Nadi : 110x/menit
- SP02 : 98 %
i. Kulit
- Warna : kecoklatan
- Lesi di : tidak ada
- Cukur : Tidak
j. Mulut
1) Wajah : tampak meringis kesakitan,
tampak berkeringat, ada
luka di pelipis kiri
2) Gigi palsu (validasi) : tidak ada
3) Kondisi gigi : Goyang seri 4 dibagian depan
bawah
4) Acesoris : tidak ada
k. Leher
- Tidak terdapat benjolan di leher
l. Alergi : tidak ada
4
- Jenis : tidak ada
- Reaksi : tidak ada
m. Perhiasan/brng. berharga : tidak ada
n. Alat kesehatan terpasang :
1) Infus (IV line) : Ya, dg. IV No 20 terpasang di
tangan kanan
o. Kondisi khusus
- Gangguan pendengaran : Pendengaran berfungsi dengan baik
- Buta : Penglihatan berfungsi
dengan baik
- Gangguan gerak/lumpuh : Tidak ada
- Hambatan komunikasi : Tidak ada
- Retardasi mental : Tidak ada
- Kelainan jiwa : Tidak ada
4. Pengkajian Psikologis :
a. Perasaan klien menghadapi tindakan operasi : pasien
mengatakan deg-degan dan agak takut karena baru pertama kali
operasi.,pasien sering bertanya mengenai operasinya. Dan pembiusanya
b. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan:
pasien hanya terdiam,dan memejamkan mata.
c. Siapa yang diharapkan bisa dihubungi bila terjadi sesuatu
pada klien: orang tua pasien terutama bapak pasien.
5. Data Penunjang
Tanggal : 6/12 2022
a. Laboratorium
a. Laboratorium
5
Angka Leukosit 13.310 103/µL 4.8 – 10.8
HbsAg - negatif
b. Foto
Ada foto mandibula , tgl. : 6 Desember 2022 Hasil
pembacaan : belum ada
c. E
K
G
Tidak ada
d. Permanen Pace maker : Tidak dilakukan
e. USG
Tidak ada
6
ANALISA DATA PRE OPERATIF
DO :
- Klien tampak protektif terhadap dagu
yang nyeri
- Terdapat fraktur di mandibula bawah
- Terdapat hematoma di dagu bawah
- TTV :
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37°c
RR : 22x/menit
2 DS : Ansietas Krisis situasional
- Klien mengatakan agak takut mau pre operasi
operasi
- Klien mengatakan cukup deg-degan
- Pasien mengatakan baru pertama kali
operasi
DO :
- Klien tampak gelisah
7
- Klien tampak agak tegang
- Klien tampak pucat
- Nadi 110 x/menit
- RR :22 x/menit
- Sering bertanya tentang operasinya
dan pembiusanya
8
RENCANA KEPERAWATAN PRE OPERATIF
DO :
- Klien tampak protektif
terhadap dagu yang nyeri
- Terdapat fraktur di
9
mandibula bawah
- Terdapat hematoma di
dagu bawah
- TTV :
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37°c
- RR : 22x/menit
Gunarti
6/12/22 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
Jam krisis situasional pre operasi keperawatan selama 10 menit, 1. Monitor tanda-tanda 1. Mempermudah perawat
14,15 dibuktikan dengan diharapkan ansietas menurun ansietas dalam mengatasi
wib DS : dibuktikan dengan : 2. Ciptakan suasana terapeutik kecemasan klien
- Klien mengatakan agak 1. Klien tidak mengatakan untuk menumbuhkan 2. Membina hubungan
takut untuk dilakukan saling percaya antar klien
takut mau operasi kepercayaan
operasi
- Klien mengatakan cukup 2. Klien tidak khawatir 3. Temani pasien untuk dan perawat
dengan akibat kondisi yang 3. Saat pasien ditemani
deg-degan mengurangi kecemasan
dihadapi
- Pasien mengatakan baru 3. Klien tidak gelisah pasien dapat merasa lebih
4. Klien tidak bingung 4. Menjelaskan prosedur dan tenang
pertama kali operasi
DO : sensasi yang mungkin dialami 4. Memberikan gambaran
- Klien tampak agak Gunarti tentang prosedur tindakan
tegang dan sensasi yang mungkin
Gunarti
- Klien tampak pucat dialami sehingga pasien
10
- Nadi 110 x/menit tidak cemas
- RR :22 x/menit
- Sering bertanya tentang
operasinya dan
pembiusanya
Gunarti
11
Gunarti
Gunarti
6/ 12-2022 Jam 14.20 1. Memonitor tanda – tanda ansietas S : Pasien mengatakan tidak takut untuk dioperasi
Ansietas berhubungan E : Pasien tampak bingung dan mengatakan cukup O : - Klien masih agak pucat
dengan krisis situasional deg-degan - Klien tampak tenang
pre operasi 2. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan - TTV : TD : 110/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit ,
kepercayaan Suhu : 36, 4°c , RR : 20 x/menit
E : Pasien tampak lebih tenang saat diajak berbicara - Saturasi oksigen 98 %
dan ditenangkan A : Masalah Ansietas teratasi
Gunarti 3. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan P : Stop intervensi
E : Pasien tampak tenang meski masih merasa
degdegan
Gunarti
Gunarti
12
PENGKAJIAN INTRA-OPERATIF
13
PENGKAJIAN POST-OPERATIF
1. Pasien tiba di Ruang Pulih Sadar (Recovery Room) pukul: 16,05.00 WIB.
2. Posisi pasien di RR : Supinasi, kepala elevasi, leher di ganjal gulungan kain
3. Penghisapan Lendir : Tidak ada
4. Oksigenasi dengan : Nassal kanul
5. Dosis pemberian O2 : 3 liter/menit.
6. Monitoring Vital Sign Post Operatif (di RR):
Aspek Pukul
Dipantau 16,05wib 16.20wib 16,35wib
Tensi 120/70 122/70 120/80
Nadi 99 100 100
Resp. 22 22 20
SaO2 98 100 88
7. Aldrete Score :
- aktivitas otot 2
- pernafasan 2
- sirkulasi 2
- kesadaran 1
- warna kulit 2
Jumlah :9
8. Pesan-pesan post operasi :
a. Pesan-pesan dokter bedah:
Kontrol vital sign setiap 15 menit selama belum sadar, apabila sadar observasi tiap 1 jam
apabila sadar penuh, pindahkan ruangan. Obat teruskan. Apabila sudah flatus boleh minum
sedikit-sedikit
b. Pesan-pesan dokter anestesi:
Berikan cairan intravena RL/tutosol 20m, analgetik tofedek 100 mg drip, antivometik
ondancentron 2x4mg, Awasi kesdaran, bila sadar penuh dan tidak muntah, boleh minum.
9. Serah terima pos operasi :
a. Berkas Rekam Medik : Lengkap
b. Produks operasi :
- Ada produks operasi : tidak ada
- Dilakukan labelisasi : Ya
- Ada serah terima : Ya
- Ada pemeriksaan PA : Tidak
- Form pemeriksaan : Tidak
- Lain-lain : Tidak ada
14
ANALISA DATA POST OPERATIF
N Diagnosa Keperawatan
15
RENCANA KEPERAWATAN POST OPERATIF
16
16,10 Risiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 20 menit 1. Monitor keadaan umum dan 1. Memastikan ada tidaknya
efek prosedur invasif
diharapkan, risiko infeksi tanda dan gejala infeksi infeksi, sehingga penanganan
menurun dibuktikan dengan : 2. Ajarkan pada keluarga cara yang tepat dapat diberikan
1. Pasien terbebas dari tanda dan melindungi tubuh dari
gejala infeksi infeksi seperti cara mencuci 2. Menghindari penyebaran
Gunarti 2. Leukosit dalam batas normal tangan yang benar mikroorganisme yang
17
bakteri.
6. Serah terima unntuk melanjutkan
Gunarti intervensi di ruang rawat
16,10 Resiko jatuh dibuktikan dengan efek Setelah dilakukan tindakan 1. Pasang handrail tempat tidur 1. pasien yang masih dalam efek
agen farmakologis anestesi keperawatan selama 5 menit anestesi bergerak tanpa sadar
diharapkan, risiko jatuh menurun dan beresiko jatuh sehingga
dibuktikan dengan : pengaman bed harus dipasang
1. Jatuh dari tempat tidur 2. Pastikan roda bed terkunci 2. roda bed yang tidak terkunci
menurun bisa menyebabkan bed pasien
2. Keamanan lingkungan bed tergeser dan pasien jatuh
3. Awasi pergerakan pasien
meningkat 3. pasien yang masih dalam efek
anestesi cenderung bergerak
tanpa sadar sehingga perlu
Gunarti diawasi
Gunarti gunarti
18
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
6/12-2022, jam 16.30wib 1. Memonitor pola dan bunyi napas S:-
Resiko aspirasi dibuktikan dengan
E : Pasien mendengkur, tarikan nafas sesekali dalam, O:
pembedahan area mulut dan hidung
RR 20x/menit, Saturasi 98%, irama nafas regular, tidak - Klien mendengkur
ada bunyi nafas tambahan - RR : 22x/menit
2. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan - SpO2 : 100%
chin lift - Irama nafas regular
E : Sebelum oksigen terpasang, nafas pasien tetap - Tidak ada bunyi nafas tambahan
lancar dibantu dengan head tilt chin lift A : Masalah resiko aspirasi teratasi
3. Berikan oksigen dengan nasal kanul 3 liter/menit P : Stop intervensi
E : Setelah diberika oksigen RR 22x/menit, Saturasi
Oksigen 100%
Gunarti
6/12-2022, jam 16,30 wib 1. Memonitor keadaan umum dan tanda dan gejala infeksi S : -
Risiko infeksi berhubungan dengan E : Tidak ada tanda dan gejala infeksi, suhu 36,5℃, O:
efek prosedur invasif nadi 89x/menit - Tampak luka jahitan pada maxilaris sinistra
2. Mempertahankan Teknik aseptic saat dan sesudah - Nadi : 80x/mnt, Suhu : 36,4℃
melakukan tindakan A : Masalah risiko infeksi teratasi
Gunarti
19
E : mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan P : Tetap lanjutkan intervensi 1 dan 2 diserahkan kepada
pasien perawat ruang jaga
3. Operan kepada perawat ruang jaga
E : operan dilaksanakan pesan dokter bedah dan anestesi
disampaikan Gunarti
Gunarti
20
Gunarti Gunarti
21
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, A. H., & Adhani, R. (2016). Deskripsi Fraktur Mandibula pada Pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasih Periode Juli 2013 -Juli
2014. Vol I. No 2. September 2016, 192.
Mesuri, R., & Huriani, E. (2014). Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat
Stres Pada Pasien Fraktur. Ners Jurnal Keperawatan Volume 10, No 1,
Maret 2014 : 66-74, 66.
22