Anda di halaman 1dari 22

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR MANDIBULA PADA

SDR ,M. DENGAN TINDAKAN OPERASI , REPOSISI, DEBRIDEMENT


DAN REKONSTRUKSI FRAKTUR DENTOAL AVEOLAR DI INSTALASI
BEDAH SENTRAL (IBS)
RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH ;
GUNARTI
2204023

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN 

Resume Asuhan Keperawatan Fraktur Mandibula pada Sdr M Dengan Tindakan


Operasi, Reposisi,Debridement Dan Rekonstruksi Fraktur Dentoal Aveolar Di
Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi
Jawa Tengah

Oleh : 
Gunarti
2204023

Telah Disetujui Oleh : 

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik 1 Pembimbing Klinik 2

(Tri Wahyuni
Ismoyowati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Rodhiyah,S.Kep.,Ns) (Dwi Purwanto,S.Kep,.Ns)

2
ASUHAN KEPERAWATAN PERI OPERATIF DI KAMAR OPERASI

PENGKAJIAN PRE-OPERATIF

Dilaksanakan oleh : Gunarti NIM. : 2204023


Hari / Tanggal : Senin 6/12/ 2022 Pkl. : 14,00 WIB

A. PENGKAJIAN PRE-OPERATIF
1. Identitas Pasien :
Nama : Sdr H
Jenis kelamin/tanggal lahir : Laki - laki Umur : 18 Tahun
Alamat : grobogan
Agama : risten
Ruang Rawat : Ruang Mangga
No. RM / Register: 001xxx
Op. mulai pukul : 14.55 Dr. Bedah/Operator : Dr.P
Op. selesai pukul : 16.00 Dr. Anestesi : Dr.S
No. OK : 01 Prwt. Ast. Bedah : prwt E
No. urut operasi :4 Prwt. Ast. Anestesi : prwt T
(di OK terkait) Perawat instrumen : prwt S
Perawat sirkulasi : Prwt W
ASA :2
Jenis anesthesi : General Anestesi ET
Profilaksis : tidak ada
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Jenis Tindakan/Op. : Reposisi, Debridement dan rekonstruksi fr mandibula
Dental Aviolar
Sifat Operasi : Elektif / Terencana
Kls. Kontaminasi : Bersih
2. Data Subjektif :
a. Pasien menggatakan nyeri
O : Pasien mengtakan nyeri di dagu
P : Pasien mengatakan saat nyeri bertambah saat membuka mulut
Q : Pasien mengatakan nyeri di dagu seperti dipukul.
R : Pasien mengatkan nyeri di bagian dagu
S : Pasien mengatakan nyerinya diskla 5
T : Pasien mengatkan sudah mendapatkan obat tetapi masih tetap nyeri
U : Pasien memahani rasa nyerinya akibat terjatuh

3
V : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
b. Pasien mengatakan agak deg-degan saat hendak dioperasi
3. Data Objektif
a. Tingkat Kesadaran
- Kualitatif : Composmetis
- Kuantitatif (GCS) :E:4V:5M:6
b. Tinggi Badan : 170 cm
c. Berat Badan : 70 kg
d. IMT : 24,22 kg/m2
e. Kemampuan Penglihata : visus 6/6
f. Puasa : Ya, Jam, mulai pukul : 07.00 WIB
g. Lavement : Tidak
h. Tanda-tanda Vital
- Tekana darah : 110/60 mmHg Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,7℃
- Nadi : 110x/menit
- SP02 : 98 %
i. Kulit
- Warna : kecoklatan
- Lesi di : tidak ada
- Cukur : Tidak
j. Mulut
1) Wajah : tampak meringis kesakitan,
tampak berkeringat, ada
luka di pelipis kiri
2) Gigi palsu (validasi) : tidak ada
3) Kondisi gigi : Goyang seri 4 dibagian depan
bawah
4) Acesoris : tidak ada
k. Leher
- Tidak terdapat benjolan di leher
l. Alergi : tidak ada

4
- Jenis : tidak ada
- Reaksi : tidak ada
m. Perhiasan/brng. berharga : tidak ada
n. Alat kesehatan terpasang :
1) Infus (IV line) : Ya, dg. IV No 20 terpasang di
tangan kanan
o. Kondisi khusus
- Gangguan pendengaran : Pendengaran berfungsi dengan baik
- Buta : Penglihatan berfungsi
dengan baik
- Gangguan gerak/lumpuh : Tidak ada
- Hambatan komunikasi : Tidak ada
- Retardasi mental : Tidak ada
- Kelainan jiwa : Tidak ada
4. Pengkajian Psikologis :
a. Perasaan klien menghadapi tindakan operasi : pasien
mengatakan deg-degan dan agak takut karena baru pertama kali
operasi.,pasien sering bertanya mengenai operasinya. Dan pembiusanya
b. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan:
pasien hanya terdiam,dan memejamkan mata.
c. Siapa yang diharapkan bisa dihubungi bila terjadi sesuatu
pada klien: orang tua pasien terutama bapak pasien.
5. Data Penunjang
Tanggal : 6/12 2022
a. Laboratorium
a. Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Rujukan
PT 13,6 detik 22 -15
APTT 31.8 Detik 25-35
Hemoglobin 13,0 g/dL 12.0 – 16.0

5
Angka Leukosit 13.310 103/µL 4.8 – 10.8

Angka Trombosit 184.000 103/µL 150 – 450

HbsAg - negatif

b. Foto
Ada foto mandibula , tgl. : 6 Desember 2022 Hasil
pembacaan : belum ada
c. E
K
G
Tidak ada
d. Permanen Pace maker : Tidak dilakukan
e. USG
Tidak ada

6
ANALISA DATA PRE OPERATIF

No Data Masalah Etiologi


1 DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
O: Pasien mengtakan nyeri di dagu
P : Pasien mengatakan saat nyeri
bertambah saat membuka mulut
Q : Pasien mengatakan nyeri di dagu
seperti dipukul.
R : Pasien mengatkan nyeri di bagian dagu
S : Pasien mengatakan nyerinya diskla 5
T : Pasien mengatkan sudah mendapatkan
obat tetapi masih tetap nyeri
U : Pasien memahani rasa nyerinya akibat
terjatuh
V : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh

DO :
- Klien tampak protektif terhadap dagu
yang nyeri
- Terdapat fraktur di mandibula bawah
- Terdapat hematoma di dagu bawah
- TTV :
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37°c
RR : 22x/menit
2 DS : Ansietas Krisis situasional
- Klien mengatakan agak takut mau pre operasi
operasi
- Klien mengatakan cukup deg-degan
- Pasien mengatakan baru pertama kali
operasi
DO :
- Klien tampak gelisah

7
- Klien tampak agak tegang
- Klien tampak pucat
- Nadi 110 x/menit
- RR :22 x/menit
- Sering bertanya tentang operasinya
dan pembiusanya

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERATIF


No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan
DS :
DO :
- Klien tampak protektif terhadap luka nyeri
- Terdapat fraktur di mandibula bawah
- Terdapat hematoma di dagu bawah
- TTV :
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37°c
RR : 22x/menit
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional preoperasi dibuktikan dengan :
DS :
- Klien mengatakan agak takut mau operasi
- Klien mengatakan cukup deg-degan
- Pasien mengatakan baru pertama kali operasi
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak agak tegang
- Klien tampak pucat
- Nadi 110 x/menit
- RR :22 x/menit

- Sering bertanya tentang operasinya dan pembiusanya


Gunarti
-

8
RENCANA KEPERAWATAN PRE OPERATIF

Waktu Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rasional


Kriteria Hasil Intervensi
6/12/22 Nyeri akut berhubungan dengan Tingkat Nyeri Managemen Nyeri
agen pencedera fisik dibuktikan 1. Identifikasi nyeri secara 1. Menentukan kebutuhan
Jam Setelah dilakukan tindakan
dengan : komperehensif (lokasi,
keperawatan selama 15 menit akan managemen nyeri
14,15 DS : karakteristik, durasi,
diharapkan, nyeri akut
O: Pasien mengtakan nyeri di frekuensi, kualitas, dan dan ketidakefektifannya
wib menurun dibuktikan dengan :
dagu intensitas nyeri)
1. Klien tidak mengeluh
P : Pasien mengatakan saat 2. Monitor keadaan umum
nyeri skala nyeri menurun
nyeri bertambah saat klien dan vital sign
1-2
membuka mulut
2. Klien tidak gelisah 2. Perubahan vital sign
Q : Pasien mengatakan nyeri
3. Tekanan darah 120- 3. Observasi reaksi nonverbal
di dagu seperti dipukul. mengindikasikan adanya
110/80-60 mmHg dari ketidaknyamanan
R : Pasien mengatkan nyeri di
Nadi 60-100x/menit perubahan kondisi dari
bagian dagu
RR 16-20x/menit 4. Ajarkan pada klien Teknik
S : Pasien mengatakan klien atau komplikasi
Suhu 36,5-37,5 ℃ relaksasi nafas dalam
nyerinya diskla 5
4. Klien tidak meringis 3. Mengidentifikasi pola
T : Pasien mengatkan sudah
kesakitan
mendapatkan obat tetapi istirahat dan aktivutas
masih tetap nyeri
U : Pasien memahani rasa klien
Gunarti
nyerinya akibat terjatuh 4. Mengalihkan perhatian
V : Pasien mengatakan ingin Gunarti
cepat sembuh terhadap nyeri

DO :
- Klien tampak protektif
terhadap dagu yang nyeri
- Terdapat fraktur di
9
mandibula bawah
- Terdapat hematoma di
dagu bawah
- TTV :
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37°c
- RR : 22x/menit

Gunarti
6/12/22 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
Jam krisis situasional pre operasi keperawatan selama 10 menit, 1. Monitor tanda-tanda 1. Mempermudah perawat
14,15 dibuktikan dengan diharapkan ansietas menurun ansietas dalam mengatasi
wib DS : dibuktikan dengan : 2. Ciptakan suasana terapeutik kecemasan klien
- Klien mengatakan agak 1. Klien tidak mengatakan untuk menumbuhkan 2. Membina hubungan
takut untuk dilakukan saling percaya antar klien
takut mau operasi kepercayaan
operasi
- Klien mengatakan cukup 2. Klien tidak khawatir 3. Temani pasien untuk dan perawat
dengan akibat kondisi yang 3. Saat pasien ditemani
deg-degan mengurangi kecemasan
dihadapi
- Pasien mengatakan baru 3. Klien tidak gelisah pasien dapat merasa lebih
4. Klien tidak bingung 4. Menjelaskan prosedur dan tenang
pertama kali operasi
DO : sensasi yang mungkin dialami 4. Memberikan gambaran
- Klien tampak agak Gunarti tentang prosedur tindakan
tegang dan sensasi yang mungkin
Gunarti
- Klien tampak pucat dialami sehingga pasien

10
- Nadi 110 x/menit tidak cemas
- RR :22 x/menit
- Sering bertanya tentang
operasinya dan
pembiusanya

Gunarti

TINDAKAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


6/12/2022 Jam 14.20 1. Mengidentifikasi nyeri secara komperehensif (lokasi, S : - Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang (skala 4)
Nyeri akut berhubungan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas O : - Klien tidak tampak meringis kesakitan
dengan agen cedera fisik nyeri) - Klien tidak tampak gelisah
E : Pasien masih merasa dagu nyeri, nyeri skala 5 - TD : 120/60 mmHg
2. Mengajarkan klien Teknik relaksasi nafas dalam Nadi : 96 x/menit
E : Pasien mengatakan agak mendingan setelah Suhu : 36,4 °c
melakukan Teknik relaksasi nafas dalam RR : 20 x/menit
Gunarti
3. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan A : Masalah nyeri akut belum teratasi
E : Pasien tampak agak bingung dan terdiam P : Lanjutkan intervensi

11
Gunarti
Gunarti
6/ 12-2022 Jam 14.20 1. Memonitor tanda – tanda ansietas S : Pasien mengatakan tidak takut untuk dioperasi
Ansietas berhubungan E : Pasien tampak bingung dan mengatakan cukup O : - Klien masih agak pucat
dengan krisis situasional deg-degan - Klien tampak tenang
pre operasi 2. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan - TTV : TD : 110/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit ,
kepercayaan Suhu : 36, 4°c , RR : 20 x/menit
E : Pasien tampak lebih tenang saat diajak berbicara - Saturasi oksigen 98 %
dan ditenangkan A : Masalah Ansietas teratasi
Gunarti 3. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan P : Stop intervensi
E : Pasien tampak tenang meski masih merasa
degdegan
Gunarti

Gunarti

12
PENGKAJIAN INTRA-OPERATIF

1. Posisi pasien di meja op. : Supinasi dengan kepala ekstensi


2. Desinfeksi kulit dengan : Povidone iodine
3. Peralatan Electro Medic :
a. Mesin Anestesi : Ada
b. Bed Side Monitor : Ya, manset dipasang di : Lengan kiri
c. Couter / ESU :Ya, neutral plate dipasang di: punggung pasien
d. Suction pump : Ada
e. Torniquet : Tidak ada
f. Lain-lain : Ventilator
4. Alkes Terpasang :
a. Infus (I V line) : Ya, dg. I V No. 22 terpasang di tangan kanan
b. Nazo Gastric Tube Tidak
c. Dower Catheter Ya, dg. Catheter No.: 16
d. Endotracheal Tube Ya, dengan ETnasal No.: 7,5
e. Mayo / Gudel tidak
f. Lain-lain : Tidak ada
5. Bahan habis pakai :
a. Sarung tangan sterile : No: 6,5/7 Jumlah: 2/ 1 pasang.
b. Alkohol 100 cc.
c. Povidone Iodine70 cc.
d. Kassa standar : 8 lembar.
e. Benang yang dipakai : Catgut 2.0
6. Alkes / Implant yang ditanam / dipasang: Tidak ada
7. Obat-obat selama operasi :
Premedikasi : Fenatyl 100 mcg, Sedacum 2mg/IV,milos 5 mg
Induksi : Napuvel 150 mg
Selama operasi :
- Obat : Crome 500mg/IV, Ondancentron 4 mg/IV, Tramadol 100mg/IV
- Infus : RL, tutosol 20 m
8. Monitoring Vital Sign Intra Operatif:
Aspek Jam
Dipantau 14.55 15,30 16,00
Tensi 121/77 130/70 115/60
mmHg mmHg mmHg
Nadi 66x/mnt 50x/mnt 60x/mnt
Resp. 22 x/mnt 21x/mmnt 24x/mnt
SaO2 100% 99% 100%
9. Penghitungan bahan serta alat sebelum dan sesudah operasi: Ya dilakukan
10. Penutupan luka :
a. Cairan antiseptic : Povidone Iodine
b. Penutup luka : tidak ada
c. Pemasangan Drain : Tidak ada
d. Lain-lain : Tidak ada
11. Kejadian penting selama operasi: Tidak ada

13
PENGKAJIAN POST-OPERATIF

1. Pasien tiba di Ruang Pulih Sadar (Recovery Room) pukul: 16,05.00 WIB.
2. Posisi pasien di RR : Supinasi, kepala elevasi, leher di ganjal gulungan kain
3. Penghisapan Lendir : Tidak ada
4. Oksigenasi dengan : Nassal kanul
5. Dosis pemberian O2 : 3 liter/menit.
6. Monitoring Vital Sign Post Operatif (di RR):
Aspek Pukul
Dipantau 16,05wib 16.20wib 16,35wib
Tensi 120/70 122/70 120/80
Nadi 99 100 100
Resp. 22 22 20
SaO2 98 100 88
7. Aldrete Score :
- aktivitas otot 2
- pernafasan 2
- sirkulasi 2
- kesadaran 1
- warna kulit 2
Jumlah :9
8. Pesan-pesan post operasi :
a. Pesan-pesan dokter bedah:
Kontrol vital sign setiap 15 menit selama belum sadar, apabila sadar observasi tiap 1 jam
apabila sadar penuh, pindahkan ruangan. Obat teruskan. Apabila sudah flatus boleh minum
sedikit-sedikit
b. Pesan-pesan dokter anestesi:
Berikan cairan intravena RL/tutosol 20m, analgetik tofedek 100 mg drip, antivometik
ondancentron 2x4mg, Awasi kesdaran, bila sadar penuh dan tidak muntah, boleh minum.
9. Serah terima pos operasi :
a. Berkas Rekam Medik : Lengkap
b. Produks operasi :
- Ada produks operasi : tidak ada
- Dilakukan labelisasi : Ya
- Ada serah terima : Ya
- Ada pemeriksaan PA : Tidak
- Form pemeriksaan : Tidak
- Lain-lain : Tidak ada

14
ANALISA DATA POST OPERATIF

No Data Masalah Etiologi


DS : -
DO :
Pembedahan
- Post IDW dan debridermen dan fr os Resiko Aspirasi
area mulut
mandibula orif dental aviolar
- Pasien belum sadar penuh
DS : - Risiko infeksi Efek prosedur invasif
DO:
Ada luka operasi di dagu dalam
DS : -
DO : Efek agen farmakologis
Resiko jatuh
- Pasien belum sadar karena masih anestesi
dalam efek anestesi umum

DIAGNOSA KEPERAWATAN PERI OPERATIF

N Diagnosa Keperawatan

2. Resiko aspirasi dibuktikan dengan pembedahan area mulut .


3. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
4. Resiko jatuh dibuktikan dengan efek agen farmakologis anestesi

15
RENCANA KEPERAWATAN POST OPERATIF

Waktu Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rasional


Kriteria Hasil Intervensi
16,10 Resiko aspirasi dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola dan bunyi 1. Memonitor frekuensi, bunyi,
pembedahan area mulut dan hidung keperawatan selama 15 menit napas kedalaman dan usaha napas.
diharapkan, Tingkat aspirasi Apabila ada ketidanormalan
menurun, demgan kriteria : maka segera lakukan Tindakan
1. Tingkat kesadaran Compos 2. Pertahankan kepatenan jalan 2. Head tilt chin lift akan membantu
Gunarti mentis gcs score 14-15 napas dengan head-tilt dan melancarkan jalan napas
2. Batuk tidak ada chin lift terutama pada pasien yang
3. Gelisah menurun 3. Posisikan semi fowler mengalami masalah atau cedera
4. Frekuensi napas pada saluran pernafasan
16-24x/menit 4. Berikan oksigen dengan 3. Posisi semi fowler membantu
Saturasi oksigen 98-100% nasal kanul 3 liter/menit melancarkan jalan napas
4. Membantu suplai oksigen
sehingga kebutuhan oksigen
Gunarti
Gunarti dalam tubuh tetap terpenuhi
selama pasien belum sadar total

16
16,10 Risiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 20 menit 1. Monitor keadaan umum dan 1. Memastikan ada tidaknya
efek prosedur invasif
diharapkan, risiko infeksi tanda dan gejala infeksi infeksi, sehingga penanganan
menurun dibuktikan dengan : 2. Ajarkan pada keluarga cara yang tepat dapat diberikan
1. Pasien terbebas dari tanda dan melindungi tubuh dari
gejala infeksi infeksi seperti cara mencuci 2. Menghindari penyebaran
Gunarti 2. Leukosit dalam batas normal tangan yang benar mikroorganisme yang

5.5 – 17.5 ribu/mmk 3. Pertahankan Teknik aseptic menyebabkan infeksi

3. Eritrosit dalam batas normal saat dan sesudah melakukan


4,60 juta/ mmk tindakan. 3. Mencegah terjadinya infeksi dari

4. TTV dalam batas normal 4. Jelaskan pada keluarga tanda luar

Suhu : 36,5 - 37,5 0 c, N : 60- dan gejala infeksi.


4. Keluarga mampu memahami
100 x/menit, RR : 16-24 x/ 5. Kolaborasikan dengan dokter
tanda dan gejala dan segera
menit untuk pemberian obat
melaporkan kepada perawat
ceftriaxone 1 gr (IV)
5. Ceftriaxone adalah obat untuk
6. Serah terima dengan perawat
mengatasi infeksi bakteri pada
ruangan
tubuh. Obat ini bekerja dengan
Gunarti
menghambat pertumbuhan

17
bakteri.
6. Serah terima unntuk melanjutkan
Gunarti intervensi di ruang rawat

16,10 Resiko jatuh dibuktikan dengan efek Setelah dilakukan tindakan 1. Pasang handrail tempat tidur 1. pasien yang masih dalam efek

agen farmakologis anestesi keperawatan selama 5 menit anestesi bergerak tanpa sadar
diharapkan, risiko jatuh menurun dan beresiko jatuh sehingga
dibuktikan dengan : pengaman bed harus dipasang
1. Jatuh dari tempat tidur 2. Pastikan roda bed terkunci 2. roda bed yang tidak terkunci
menurun bisa menyebabkan bed pasien
2. Keamanan lingkungan bed tergeser dan pasien jatuh
3. Awasi pergerakan pasien
meningkat 3. pasien yang masih dalam efek
anestesi cenderung bergerak
tanpa sadar sehingga perlu
Gunarti diawasi
Gunarti gunarti

TINDAKAN KEPERAWATAN POST OPERATIF

18
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
6/12-2022, jam 16.30wib 1. Memonitor pola dan bunyi napas S:-
Resiko aspirasi dibuktikan dengan
E : Pasien mendengkur, tarikan nafas sesekali dalam, O:
pembedahan area mulut dan hidung
RR 20x/menit, Saturasi 98%, irama nafas regular, tidak - Klien mendengkur
ada bunyi nafas tambahan - RR : 22x/menit
2. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan - SpO2 : 100%
chin lift - Irama nafas regular
E : Sebelum oksigen terpasang, nafas pasien tetap - Tidak ada bunyi nafas tambahan
lancar dibantu dengan head tilt chin lift A : Masalah resiko aspirasi teratasi
3. Berikan oksigen dengan nasal kanul 3 liter/menit P : Stop intervensi
E : Setelah diberika oksigen RR 22x/menit, Saturasi
Oksigen 100%
Gunarti

6/12-2022, jam 16,30 wib 1. Memonitor keadaan umum dan tanda dan gejala infeksi S : -
Risiko infeksi berhubungan dengan E : Tidak ada tanda dan gejala infeksi, suhu 36,5℃, O:
efek prosedur invasif nadi 89x/menit - Tampak luka jahitan pada maxilaris sinistra
2. Mempertahankan Teknik aseptic saat dan sesudah - Nadi : 80x/mnt, Suhu : 36,4℃
melakukan tindakan A : Masalah risiko infeksi teratasi
Gunarti

19
E : mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan P : Tetap lanjutkan intervensi 1 dan 2 diserahkan kepada
pasien perawat ruang jaga
3. Operan kepada perawat ruang jaga
E : operan dilaksanakan pesan dokter bedah dan anestesi
disampaikan Gunarti

Gunarti

6/12-2022, jam 16.30 wib 1. Pasang handrail tempat tidur S:-


Risiko jatuh berhubungan dengan E : handdrail terpasang O:
efek agen farmakologis 2. Pastikan roda bed terkunci - Handrail terpasang
E : roda bed terkunci - Roda bed terkunci
3. Awasi pergerakan pasien - pasien bergerak miring kanan dan kiri
Gunarti E : pasien bergerak miring kanan dan kiri - ………
A : Masalah risiko jatuh teratasi
P : Lanjutkan sampai ke ruang rawat

20
Gunarti Gunarti

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Volume 13 Nomor 1 Tahun 2017. 7

Borley. (2017) Penatalaksanaan Kedaruratan Pada Fraktur Mandibula. JKSP -


Volume 1 Nomor 2, 12 November 2017, 53.

Cahyanti, Lilis Nur. ((2019). Laporan Asuhan Keperawatan Fraktur Mandibula.


Laporan Asuhan Keperawatan. Universitas Muhamadiyah Malang. Diakses
pada tanggal 28 September 2020 melalui
http://eprints.umm.ac.id/53290/3/BAB%20II.pdf

Diagnosis dan Penatalaksanaan Fraktur Mandibula, Laporan Kasus. Universitas


Udayana. Diakses pada tanggal 28 September 2020 melalui
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/
eabaee5175d88c056e23e5ffcbb9b5a5.pdf

Hakim, A. H., & Adhani, R. (2016). Deskripsi Fraktur Mandibula pada Pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasih Periode Juli 2013 -Juli
2014. Vol I. No 2. September 2016, 192.

Helmi, Z. (2014). Buku Ajar Gangguan Muskulokeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Lukman, N. N. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan


Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Mesuri, R., & Huriani, E. (2014). Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat
Stres Pada Pasien Fraktur. Ners Jurnal Keperawatan Volume 10, No 1,
Maret 2014 : 66-74, 66.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

22

Anda mungkin juga menyukai