http://pengendalianmutu.blogspot.com/2010/11/kerusakan-padabahan-pangan-akibat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_makanan
http://eprints.undip.ac.id/6190/1/sri_haryanti__pengaruh_suhu_da
n_lama_penyimpanan_vitamin_c%E2%80%A6.pdf
http://duniaperikanan.wordpress.com/2009/10/17/pengaruh-pendinginandan-pembekuan/
http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/02/pengolahan-dan-pengawetanbahan-makanan-serta-permasalahannya/
WORLD:
PENGAWETAN
DENGAN
PENGGUNAAN
PEMANASAN
Penyimpanan pada PEMANASAN dapat menghambat kerusakan makanan,
antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan
mikrobiologis PEMANASAN dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur
kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada PEMANASAN
software-komputer PEMANASAN dan pengaruhnya terhadap rasa aroma
tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw blogspot PEMANASAN
dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar
air dan aw penyimpanan pada PEMANASAN makanan bahan pangan
penyimpanan pada PEMANASAN makanan bahan pangan pengawetandengan-penggunaan-suhu_23 PEMANASAN dan pengaruhnya terhadap
rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html -
pengaruh-penyimpanan-suhu-rendah-terhadap-kualitas
pada
PEMANASAN
penyimpanan-suhu-rendah-produk
makanan
bahan
PEMANASAN
pangan
dan
cara-
pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html Tembolok
pengaruh PENYIMPANAN SUHU PANAS terhadap bahan pangan
Penyimpanan Tomat Pada PEMANASAN | Pdf download for free
Pengaruh PEMANASAN penyimpanan pada PEMANASAN periode
pernapasan cepat pada suhu tinggi, atau pada penyimpanan penyimpanan
pada PEMANASAN pada tanaman-tanaman lain seperti pada tomat
PEMANASAN dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan
flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada PEMANASAN
penyimpanan pada PEMANASAN PEMANASAN dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw
pdfdownloadforfree PEMANASAN dan pengaruhnya terhadap rasa aroma
tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada
PEMANASAN makanan bahan pangan penyimpanan pada PEMANASAN
makanan
bahan
pangan
penyimpanan-tomat-pada-suhu-rendah
bahan
pangan
topik
makanan
bahan
pangan
Bahan pangan yang berasal dan hewan seperti daging, susu, telur dan ikan
dalam keadaan segar adalah kelompok bahan pangan yang paling mudah
rusak (perishable foods ). Dalam waktu beberapa jam saja pada suhu kamar,
jika tidak segera dimasak, bahan pangan dari kelompok ini akan rusak atau
busuk.
Bahan pangan yang berasal dari tanaman seperti buah-buahan dan sayuran
dalam keadaan segar adalah kelompok bahan pangan yang agak mudah
rusak. Tidak seperti kelompok bahan pangan hewani, kelompok bahan
pangan ini tergantung pada jenisnya relatif dapat tahan beberapa hari pada
suhu kamar sebelum menjadi busuk. Buah-buahan seperti mangga dan
pisang setelah dipetik akan mengalami proses pematangan dan kemudian
dilanjutkan dengan proses pembusukan.
Bahan pangan nabati seperti biji-bijian dan kacang-kacangan yang sudah
dikeringkan adalah kelompok bahan pangan yang sifatnya relatif awet pada
suhu kamar. Dengan kadar air 14% atau kurang umumnya bahan pangan ini
dapat disimpan dalam keadaan segar dan kering cukup lama di dalam
tempat penyimpanan yang juga kering. Sebagai contoh, gabah, beras,
kedelai, jagung dan biji-bijian serta kacang-kacangan lainnya dalam
keadaan kering dapat disimpan beberapa bulan di dalam gudang yang
kering.
citarasa
makanan
seperh
enzim
lipoksidase
yang
Karena
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dapat
Parasit
Parasit sepertt cacing misalnya cacing tambang atau cacing pita kadangkadang ditemukan di dalam bahan pangan seperti daging. Cacing tersebut
Kerusakan bahan pangan karena sinar terlihat jelas pada makanan yang
berwarna. Warna bahan pangan atau makanan dapat menjadi pucat karena
pengaruh sinar. Hal ini terlihat jelas pada produk-produk makanan
berwarna yang dipajang di etalase warung umumnya warna pudar karena
setiap hari tersinari matahari.
Sinar juga dapat merusak beberapa vitamin yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya vitamin B2, vitamin A dan vitamin C. Susu yang disimpan
di dalam botol transparan juga dapat rusak karena sinar, yaitu menimbulkan
bau tengik akibat terjadinya oksidasi. Demikian juga minyak kelapa yang
disimpan dalam botol transparan akan mudah menjadi tengik jika tersinari
matahari secara terus-menerus.
Waktu Merupakan Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pangan
Sesudah bahan pangan dipanen, diperah, (susu) atau disembelih (daging),
ada waktu sesaat yang dipunyai bahan pangan untuk memberikan mutu
puncaknya, akan tetapi sesudah itu mutu akan turun terus-menerus.
Penurunan mutu karena faktor waktu ini sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor kerusakan bahan pangan lainnya seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.
Umumnya bakteri, kapang dan kamir paling baik tumbuh pada suhu antara
16 sampai 370 C. Mikroba yang tahan panas atau termofil mungkin masih
dapat tumbuh pada kisaran suhu 65 sampai 820C. Umumnya bakteri akan
terbunuh pada suhu antara 82 sampai 930C. Meskipun demikian spora
bakteri tidak akan terbunuh pada suhu air mendidih 1000C selama 30 menit.
Untuk lebih meyakinkan bahwa semua mikroba mati, suhu harus dinaikkan
sampai 1210C dengan pemanasan uap dan bahan pangan dipertahankan
pada suhu ini selama 15 menit atau lebih. Pemanasan pada suhu seperti ini
dapat dilakukan dengan uap dibawah tekanan sampai 15 psi di dalam suatu
retort atau autoklaf. Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara suhu
dengan pertumbuhan mikroba.
Tabel 1. Hubungan antara Suhu dan Pengaruhnya terhadap Mikroba
No. Suhu (0C) Pengaruh Suhu pada Mikroba
1. 121 Suhu uap pada tekanan 15 psi selama 15 sampai 20 menit membunuh
semua bentuk bakteri termasuk sporanya
2. 116 Suhu uap pada tekanan 10 psi selama 30 sampai 40 menit membunuh
semua bentuk bakteri termasuk sporanya
3. 110 Suhu uap pada tekanan 10 psi selama 30 sampai 40 menit membunuh
semua bentuk bakteri termasuk sporanya
4. 104 Suhu uap pada tekanan 2 psi
5. 100 Suhu mendidih air murnipada permukaan air laut. Membunuh sel
vegetatif setelah pemanasan cukup lama, tetapi tidak membunuh spora
6. 93 Umumnya sel bakteri, kapang dan kamir yang sedang tumbuh dapat
mati pada suhu ini
7. 82,2 Bakteri termofilik tumbuh pada kisaran suhu ini
Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan dengan tujuan untuk
membunuh mikroba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri
penyebab penyakit TBC, disentri, diare dan penyakit perut lain. Panas yang
diberikan pada pasteurisasi harus cukup untuk membunuh bakteri-bakteri
patogen tersebut, misalnya pasteurisasi susu harus dilakukan pada suhu
600C selama 30 menit. Pada suhu 600C selama 30 menit setara dengan
pemanasan pada suhu 720C selama 15 detik. Pasteurisasi yang terakhir ini
sering disebut dengan proses HTST (High Temperature Short Time) atau
pasteurisasi dengan suhu tinggi dalam waktu singkat. Disamping pada
produk susu, pasteurisasi juga umumnya dilakukan pada produk sari buahbuahan asam. Satu hal yang penting adalah pasteurisasi hanya bakteri
patogen saja yang dibunuh, sedangkan bakteri lain yang lebih tahan panas
bisa saja masih terdapat hidup dalam bahan pangan yang dipasteurisasi.
Dengan demikian, meskipun bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tetapi
jika
tumbuh
di
dalam
produk
pangan
dapat
menyebabkan
Sterilisasi
Pemanasan dengan sterilisasi komersial umumnya dilakukan pada bahan
pangan yang sifatnya tidak asam atau lebih dikenal dengan bahan pangan
berasam rendah. Yang tergolong bahan pangan berasam rendah adalah
bahan pangan yang memiliki pH lebih besar dari 4,5, misalnya seluruh
bahan pangan hewani seperti daging, susu, telur dan ikan, beberapa jenis
sayuran seperti buncis dan jagung.
Bahan pangan berasam rendah memiliki resiko untuk mengandung spora
bakteri Clostridium botulinum yang dapat menghasilkan toksin mematikan
jika tumbuh di dalam makanan kaleng. Oleh karena itu, spora ini harus
dimusnahkan dengan pemanasan yang cukup tinggi. Sterilisasi komersial
adalah pemanasan pada suhu di atas 1000C, umumnya sekitar 121,10C
dengan menggunakan uap airselama waktu tertentu dengan tujuan untuk
memusnahkan spora bakteri patogen termasuk spora bakteri Clostridium
botulinum. Dengan demikian, sterilisasi komersial ini hanya digunakan
untuk mengolah bahan pangan berasam rendah di dalam kaleng, seperti
kornet, sosis dan sayuran dalam kaleng. Susu steril dalam kotak adalah
contoh produk lain yang diproses dengan sterilisasi komersial. Tetapi
prosesnya berbeda dengan pengalengan.
Susu steril dalam kotak diproses dengan pengemasan aseptik yaitu suatu
proses sterilisasi kontinyu dimana produk susu yang sudah disterilkan
dimasukkan ke dalam kotak yang sudah disterilkan dalam lingkungan yang
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki
interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka Tidak mengherankan
jika semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha
untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah
satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan
pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang
akan dikonsumsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahanperubahan dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab
dengan semakin berkembangnya teknologi kehidupan manusia semakin hari
semakin sibuk sehinngga tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan
pengolahan bahan makana yang hanya mengandalkan bahan mentah yang
kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji
(instan) yang telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya
bagi masyarakat itu sendiri. Permasalahan atau petanyaan yang timbul
kemudian adalah apakah proses pengawetan, bahan pengawet yang
ditambahkan atau produk pangan yang dihasilkan aman dikonsumsi
manusia?
Rumusan Masalah
Bahan tambahan makanan (zat aditif ) apakah yang dapat dijadikan bahan
untuk pengolahan dan pengawetan bahan makanan
Tujuan
PEMBAHASAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air
yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan
pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin
besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis
internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. kriteria yang
dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas
di konsumsi, secara tepat sulit di laksanakan karena melibatkan factor-faktor
nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan
tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi dan penanganan
makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba
dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan
(Winarno,1993).
Pendinginan
Pengeringan
Pengemasan
Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori
yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang lubang .
Plastik ini sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic
yang lama yang harus dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat
menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat dalam proses
pembuatan ketupat dan sejenisnya.
Pengalengan
dari
ancaman
kerusakan
pasca
panen
untuk
Pemanasan
penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan sangat
berpengaruh pada bahan pangan. Beberapa jenis bahan pangan seperti
halnya susu dan kapri serta daging, sangat peka terhadap susu tinggi karena
dapat merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya, komoditi lain misalnya
jagung dan kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa banyak
mengalami perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di
berikan semakin banyak mikroba yang mati. Pada proses pengalengan,
pemanasan di tujukan untuk membunuh seluruh mikroba yang mungkin
dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam kaleng tersebut, selama
penanganan dan penyimpanan. Pada proses pasteurisasi, pemanasan di
tujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk, sedangkan
sebagian besar mikroba yang tertinggal dan masih hidup terus di hambat
pertumbuhanya dengan penyimpanan pada suhu rendah atau dengan cara
lain misalnya dengan bahan pengawet. Proses pengawetan dapat di
kelompokan menjadi 3 yaitu: pasteurisasi, pemanasan pada 1000 C dan
pemanasan di atas 1000 C.
g.Teknik fermentasi
bakteri
fekal
yaitu
sejenis
bakteri
yang
jika
dikonsumsi
akan
h.Teknik Iradiasi
Iradiasi adalah proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti
pangan. Menurut Maha (1985), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan
untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah.
Sedangkan
Jenis iradiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan
adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton
berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan
eksitasi pada materi yang dilaluinya. Jenis iradiasi ini dinamakan radiasi
pengion, contoh radiasi pengion adalah radiasi partikel ,dan gelombang
elektromagnetik Contoh radiasi pengion yang disebut terakhir ini paling
banyak digunakan (Sofyan, 1984; Winarno et al., 1980).
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang
diserap ke dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi
pangan. Seringkali untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan
kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai.
Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga
tidak dapat diterima konsumen
Tujuan
Dosis (kGy)
Produk
Pencegahan pertunasan
0,05 0,15
0,15 0,50
0,50 1,00
1,00 3,00
1,00 7,00
2,00 7,00
Pensterilan industri
10 50
Daging, daging unggas, hasil laut, makanan siap hidang, makanan steril
Hasil penelitian mengenai efek kimia iradiasi pada berbagai macam bahan
pangan hasil iradiasi (1 5 kGy) belum pernah ditemukan adanya senyawa
yang toksik. Pengawetan makanan dengan menggunakan iradiasi sudah
terjamin keamanannya jika tidak melebihi dosis yang sudah ditetapkan,
sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh FAO-WHO-IAEA pada
bulan november 1980. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa semua
bahan yang diiradiasi tidak melebihi dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi
manusia.
Peraturan tersebut
selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan Undangundang Pangan No. 7 Tahun 1996.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/20/232600.htm
Pada pengolahan bahan pangan zat gizi yang terkandung dalam bahan
pangan dapat mengalami kerusakan bila di olah, karena zat itu peka
terhadap PH pelarut, oksigen, cahaya dan panas atau kombinasinya. Unsuunsur minor terutama tembaga, besi, dan enzim dapat mengkatalisis
pengaruh tersebut. Bahan makanan mempunyai peranan yang penting
sebagai pembawa atau media zat gizi yang di dalamya banyak mengandung
zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan lain-lain. Di dalam masyarakat ada beberapa macam
cara pengolahan dan pengawetan makanan yang di lakukan kesemuanya
untuk meningkatkan mutu makanan yang di maksut dengan tudak
mengurangi nilai gizi yang di kandungnya. Pada dasarnya bahan makanan
diolah dengan tiga macam alasan:
Presentase beras pecah waktu penggilingan cukup tinggi berkisar antara 8%,
ke atas. Hanyalah pecahan butur-butir kecil, yang ikut terbuang bersama
dedak, atau di pisahkan dengan saringan dari beras yang di jual kepada para
kelas pekerja. Sebagian besar dari butir-butir yang pecah di saring dari
derajat kualitas beras yang di jual para pedagang sebagai beras kualitas
tinggi. Bila pembuangan dengan di pertahankan di bawah 8%, hanya butirbutir pecahan kecil saja yang di buang, maka hasil dari asal seharusnya 65%
berupa beras giling ringan yang mengandung thiamin 2 ug per gram.
Berbeda halnya dengan beras yang di peroleh melalui proses penggilingan,
pada proses beras yang hanya di peroleh dari hasil penumbukan hasilnya
beras tumbuk tersebut tidak tahan lama, tetapi dengan cara menumbuk
berbagai zat makanan yang terdapat dalam lembaga dan kulit ari sebagian
besar dapat di pertahankan, sebagai jalan tengah beras dapat di giling
dengan cara setengah giling (half milled rice).
Memasak nasi
Memasak sayuran
vitamin dan mineral yang dipertahankan tergantung pada sifat yang di miliki
oleh zat-zat makanan itu sendiri serta cara memasakyang di lakukan.
Sebagian besar vitamin yang sudah rusak ialah yang tergolong vitamin yang
mudah rusak oleh panas, yang larut dalam air dan yang mudah di
oksidasikan sehingga berubah sifat. Dalam golongan ini yang paling banyak
menderita kerusakan ialah vitamin C. jumlah mineral yang dapat berkurang
karena larut dalam air pemasak terutama karena terdapat asam-asam organik
yang mempermudah pelarutan mineral itu.
bila air perebus ini kemudian bila di buang setelah di pakai, dan tidak terus
di pergunakan sebagai bagian dari masakan
bila sayuran akan di rebus itu di potong-potong dalam ukuran yang kecilkecil, dan di biarkan lama sebelum di masak
bila di pergunakan panci atau lainya yang terbuat dari logam yang dapat
mengkatalisa proses oksidasi terhadap vitamin, misalnya alat-alat yang
terbuat dari besi, tembaga dan lain-lain.
Sangat menarik hal sayuran yang dimasak dalam sedikit lemak (di tumis
misalnya), karena lemak ini dapat meninggikan suhu memasak, sehingga
suhu yang diperlukan untuk memasak menjadi lebih pendek. Berbagai
vitaminyang mudah rusak oleh suhu memasak, biasanya tidak larut dalam
lemak dan lemak mungkin dapat melindungi berbagai vitamin yang mudah
di oksidasikan oleh zat asam.
Memasak daging
Tempe
Tempe terbuat dari kacang kedelai yang memilki kadar protein tnggi.
Seperti diketahui sumber sumber protein nabati dengan kadar protein yang
tinggi, belum tentu tinggi pula nilai hayatinya. Ini disebabkan oleh lapisan
selulosa di dalam jaringan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang
sukar dicerna. Disamping itu pada berbagai kacang terdapat berbagai jenis
enzim yang mempunyai fungsi bertentangan dengan enzim enzim
percernaan di dalam tubuh kita (trypsine inhibitor).
tidak aktif lagi, sehingga nilai biologi tempe menjadi lebih baik jika
dibandikan dengan kacang kedelai biasa.
Tape singkong
Pada pembuatan tape singkong pada dasarnya ialah proses fermentasi. Hal
yang menarik di sini bahwa hidrosianida (HCN) yang mulanya mungkin
terdapat dalam sinkong itu akan hilang atau a kan tersisa sedikit sekali
setelah diubah menjadi tape. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa
keracunan singkong telah membawa banyak korban pada orang orang
yang tidak mengetahui terdapatnya racun ini pada jenis singkong yang
tertentu.
Tahu
Makanan ini terbuat dari kacang kedelai dan merupakan makanan yang
relative mahal karena tersusun dari dispersed protein yang berasal dari
kacang kedelai itu. Pada proses pembuatannya protein kedelai telah di
masak dalam waktu yang cukup lama serta di saring, sehingga hasilnya akan
mempunyai daya cerna (digestibility) yang tinggi.
Pindang
Makanan ini di buat dengan cara fermentasi juga. Pada pindang yang baik
kualitasnya, tulang-tulang ikan pun dapat menjadi sedemikian empuk,
sehingga dapat di makan.
Kecap
Kecap di buat dari kacang kedelai yang proteinya sebagian besar telah di
hidrolisa (oleh jamur) mendapat campuran asam amino yang mudah di
serap.
Iradiasi
terhadap zat gizi yang labil, terutuma vitamin vitamin dan menurunnya
nilai gizi protein terutama pada reaksi mallard.
merugikan.
Suhu
rendah
menghamabat
pertumbuhana
dan
memperlambat laju reaksi kimia dan enzim. Aktifitas enzim dalam danging
dapat dikatakan berhenti dalam penyimpanan suhu beku sedangkan untuk
penyimpanan bahan makanan sala sebelum pembekuana perlu dikukus
terlebih dashulu untuk mencegah perubahan kwalitas yang tidak
didinginkan. Susut kandungan vitamin minimal bila dibandingkan dengan
cara pengawetan lain. Penyebab utama kerusakan kualitas secara
keseluruhan terjadi terutama karena kondisi yang kurang menguntungkan
pada proses pembekuan,pengeringan dan pelelehan kristal es (thawing).
Zat aditif berupa zat kimia mempunyai daya pengawet terhadap bahan
makanan karena menyediakan lingkungan yang menghambat pertumbuhan
Memasak nasi
Kehilangan thiamin pada nasi dapat di lakukan dengan cara yaitu sebelum di
masak hendaknya pencucian yang di lakukan jangan di ulang-ulang cukup 2
kali saja dan cara masaknya dengan meliwet.
Memasak sayuran
Biarkan air yang akan di gunakan untuk merebus mendidih terlebih dahulu
sebelum sayuran di masukan.
Jangan mengunakan panci atau alat lainya yang terbuat dari logam yang
dapat mengkatalisa proses oksidasi terhadap vitamin.
Buah
Pada pendinginan buah maka untuk mencegah kehilangan air atau memberi
kilap maka kulit buah di lapisi dengan malam atau parafin.
Susu
Pada dasarnya kehilangan bahan gizi seperti lemak asam amino, vitamin,
dan mineral pada proses pengolahan sudah bisa di tekan seminimal mungkin
jika menggunakan teknik pengolahan yang berorientasi gizi. Kebutuhan
tubuh akan bahan gizi yang tidak dapat di penuhi dari bahan yang kita
konsumsi dapat di tambah dengan mengkonsumsi bahan lain yang
mengandung zat yang kita butuhkan. Salah satu cara yaitu dengan
mengonsumsi makanan yang masih segar, sayuran dan lain-lain. Dengan
mengkonsumsi buah-buahan segar dan sayuran secara langsung maka
kebutuha zat gizi yang kita butuhkan dapat teratasi karena dala buah-buahan
dan sayuran segar tersebut sudah terdapat zat gizi seperti lemak, protein,
vitamin, dan mineral.
makanan olahan, agar menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau
secara nyata mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Jenis
BTM
sangat
beragam
sesuai
dengan
fungsi
dan
tujuan
Suatu jenis BTM menjadi berbahaya bagi kesehatan tidak hanya karena
secara obyektif memang merusak kesehatan/tubuh dan karenanya telah
dilarang oleh peraturan, juga karena penggunaan BTM yang tidak dilarang
tetapi dengan ukuran yang berlebihan dan sering dikonsumsi.
Jenis BTM yang boleh digunakan sepanjang masih sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan. Sedangkan bahan tambahan yang dilarang digunakan
pada
makanan
berdasarkan
Peraturan
Menkes
RI
No.
Kloramfenikol
(Chloramfenikol),
Minyak
Nabati
yang
Pewarna buatan
Dalam
proses
pengolahan
bahan
pangan
kadang
kala
terdapat
Nama
Merah (45430)
0,1 g/kg (Es krim), 0,2-0,3 g/kg (jem, jeli, saus, buah kalengan)
Hijau (42053)
0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli, buah alengan), 0,3g/kg (acar)
Kuning (15985)
0,1 g/kg (es krim0, 0,2 g/kg (jeli, buah kalengan), 0,3 g/kg (acar)
Coklat (20285)
Biru (42090)
0,1 g/kg (Es krim), 0,2 g/kg (jeli buahkalengan), 0,3g/kg (acar)
Pengawet buatan
Bahan tambahan Pangan Pengawet boleh digunakan oleh perusahaanperusahaan yang memproduksi pangan yang mudah rusak. Pencantuman
label pada produk pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.69 tahun
1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Label pangan adalah setiap
keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke
dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Label :
Nama produk
Nama
Batas maksimum
Asam Benzoat
Kalium Bisulfit
Bahan Pengawet
Produk Pangan
Ca-benzoat
ikan asin
peka
Sulfur dioksida
(SO2)
kering,
kacang kering,
sirup, acar
asma,
K-nitrit
Ca- / Na-propionat
membawa
kepala, anemia,
Na-metasulfat
Alergi kulit
Asam sorbat
Pelukaan kulit
Natamysin
salad
pelukaan kulit
K-asetat
Makanan asam
BHA
formalin
kanker.
shortening, kripik
Baso, mie
Gangguan pada kulit, Gangguan pada otak, Gangguan pada hati, dll
Pilih pengawet yang benar/yang diijinkan untuk dalam pangan serta telah
terdaftar di Badan POM RI.
menggunakan
Pemanis buatan
Pemanis
yang
termasuk
BTM
adalah
pemanis
pengganti
gula
Nama
Cita rasa bahan pangan terdiri dari tiga komponen bau, rasa, dan rangsangan
mulut. Untuk membangkitkan tiga komponen ini maka dalam lahan pangan
biasanya dalam proses pengolahan di tambahka cita rasa tiruan (sintetik),
misalnya amil asetat menyerupai aroma pisang, vanillin memberikan aroma
serupa dengan aksetat vanili, dan amil kaproat mempunyai aroma apel dan
nanas. Sedangkan untuk membangkitkan cita rasa yang umum di gunakan
adalah asam amino L atau garamnya, misalnya monosodium glutamate
(MSG) dan jenis nukleotida seperti IMP dan GMP.
Nama
Secukupnya
Vanilin (panili)
Benzadehida (Cherry)
Secukupnya
Aldehida sinamat)
Secukupnya
Mentol (mint)
Secukupnya
Eugenol (rempah-rempah)
Secukupnya
Benzilasetat (strawbery)
Secukupnya
Secukupnya
Penstabil
Pemakaian formalin
Formalin yang bersifat racun tersebut tidak termasuk dalam daftar bahan
makanan tambahan (BTM) yang dikeluarkan oleh badan internasional
maupun oleh Departemen Kesehatan. Menurut UU No. 7 tahun 1996
tentang Pangan, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,
distorsi penggunaan formalin secara sengaja dalam produk makanan dapat
diancam pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp. 600
juta.
Demikian
juga
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
PERSPEKTIF AL QURAN
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya bijibijian, Maka daripadanya mereka makan.
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
KESIMPULAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air
yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan
pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin
besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis
internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
makanan
adalah
suatu
upaya
untuk
menahahn
laju
pendinginan
pengeringan
pengalengan
pengemasan
pemanasan
Keracunan
makanan
bisa
disebabkan
oleh
karena
kelalaian
dan
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
power-poin-kelv
Suka
Sumber:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-
biotechnology/2044182-sterilisasi-komersial/#ixzz1aCmCn1IZ
MINGGU, 28 NOVEMBER 2010
PENYIMPANAN
MAKANAN
PADA
SUHU
RENDAH
DAN
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdfchaser suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan
penyimpanan
pada
suhu
rendah
makanan
penyimpanan-suhu-rendah-pada-buah-dan-sayuran
suhu
bahan
pangan
rendah
dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw html - Tembolok
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Pengaruh Penyimpanan Suhu Rendah Terhadap Kualitas | PDF Finder
penyimpanan pada suhu rendah
Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Spermatozoa setelah Preservasi
penyimpanan pada suhu rendah pengaruh kejutan dingin selama
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada
suhu rendah
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdf-finder suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan pangan pengaruhpenyimpanan-suhu-rendah-terhadap-kualitas suhu rendah dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Bumi ku : Kekayaan Alam Tiada Tara: Cara Penyimpanan Suhu Rendah
penyimpanan pada suhu rendah
penyimpanan
pada
suhu
penyimpanan-tomat-pada-suhu-rendah
rendah
makanan
suhu rendah
bahan
pangan
dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html Tembolok
tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu
rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur
kenampakan flavor gizi kadar air dan aw
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw elvinmiradi suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan topik makanan bahan pangan penyimpanan+suhu+rendah suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw html - Tembolok
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup Parasitoid penyimpanan
pada suhu rendah
Download - Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup Parasitoid
PENYIMPANAN
MAKANAN
PADA
SUHU
RENDAH
DAN
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi
bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan
pada suhu kira-kira 17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini
pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya
dilakukan pada suhu antara - 12 oC sampai 24 oC. Dengan pembekuan,
Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang
dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan
yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada
kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku.
Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat
perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau
sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit
berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.
Mentega dan susu akan menyerap bau ikan dan bau buah-buahan
terpisah dari bahan lainnya, tetapi hal ini tidak selalu ekonomis. Untuk
mengatasinya, bahan yang mempunyai bau tajam disimpan dalam kedaan
terbungkus.
Suhu
Kelembaban
Oksidasi lemak
Hilangnya flavor
2. Pada suhu kurang dari 0 oC , air akan membeku kemudian terpisah dari
larutan dan membentuk es. Jika kristal es yang terbentuk besar dan tajam
akan merusak tekstur dan sifat pangan , tetapi di lain pihak kristal es yang
besar dan tajam juga bermanfaat untuk mereduksi atau mengurangi mikroba
jumlah mikroba.
perlahan-lahan
sebanding
dengan
proses
pembekuan
yang
perubahan tekstur
Teknik-teknik Pembekuan :
1. Penggunaan udara dingin yang diiupkan atau gas lain dengan suhu rendah
kontak langsung dengan makanan. Contohnya alat pembeku terowongan
(tunnel freezer ).
Makanan atau cairan yang telah dikemas kontak dengan permukaan logam
(lempengan silindris) yang telah didinginkan dengan cara mensirkulasikan
cairan pendingin. Contohnya alat pembeku lempeng ( plate freezer ) .
Ammonia ( NH3 )
Propane ( C3H8 )
1. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pengeringan yang terjadi lebih
besar
-vitamin C
1. Chilling injury
Di dalam ruang pendingin dimana disimpan lebih dari satu macam komoditi
atau produk, kemungkinan terjadi pertukaran bau/aroma. Contoh: apel tidak
dapat didinginkan bersama-sama dengan seledri, kubis, ataupun bawang
merah.
Kerusakan ini terjadi pada bahan yang dibekukan tanpa dibungkus atau
yang dibungkus dengan pembungkus yang kedap uap air serta waktu
membungkusnya masih banyak ruang-ruang yang tidak terisi bahan.
Pengeringan setempat dapat menimbulkan gejala yang dikenal dengan nama
freeze burn , yang terutama terjadi pada daging sapi dan daging unggas
yang dibekukan. Pada daging unggas, hal ini tampak sebagai bercak-bercak
yang transparan atau bercak-bercak yang berwarna putih atau kuning kotor.
freeze burn, maka akan terjadi perubahan rasa pada bahan , selanjutnya
diikuti dengan proses denaturasi protein.
4. Denaturasi protein
Teknologi
Pengawetan Pangan
Pengolahan
Hasil
Pertanian
Pengolahan
dan
[PDF]
KERUSAKAN PANGAN
pengaruh perlakuan 28 Nov
Jenis Berkas: PDFbahan makanan dan bahan pangan Adobe Acrobat
pengaruh perlakuan Tampilan Cepat
KERUSAKAN PANGAN. (Oleh : Susiwi S.) Bahan pangan pada umumnya
tidak dikonsumsi dalam kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Pada
umumnya kerusakan fisik terjadi bersama pengaruh perlakuan sama dengan
bentuk kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
file.upi.edubahan makanan dan bahan pangan ai.php?dir=Direktoribahan
makanan dan bahan pangan kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Kerusakan kerusakan
pengaruh perlakuan kerusakan fisik Pangan.pdf
bahan makanan dan bahan pangan hewani nabati dan olahan
[PDF]
KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME
Jenis Berkas: PDFbahan makanan dan bahan pangan Adobe Acrobat
pengaruh perlakuan Tampilan Cepat
KERUSAKAN. BAHAN PANGAN OLEH. MIKROORGANISME. Prof.
Roostita L. Balia kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik n Penyebab
Kerusakan : fisikbahan makanan dan bahan pangan mekanik, aktivitas
enzimatis, aktivitas mikroorganisme, dll. kerusakan pengaruh perlakuan
kerusakan fisik . n Kerusakan pada Hamburger dan Sosis : terbentuk lendir,
rasa asam kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
bahan
pangan
online.php?ID=246&menu
kerusakan
pengaruh
fisik bahan makanan dan bahan pangan 537 pengaruh perlakuan sumber
pengaruh perlakuan bahaya pengaruh perlakuan dalam pengaruh perlakuan
bahan pengaruh perlakuan pangan pengaruh perlakuan dan pengaruh
perlakuan cara pengaruh perlakuan menghindarinya pengaruh perlakuan
Tembolok pengaruh perlakuan Mirip
bahan makanan dan bahan pangan hewani nabati dan olahan
Kerusakan Mineral Pangan | PDFChaser | Best File Search !
Kebusukan atau kerusakan yang terjadi pada bahan pangan atau produk
pangan kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik . Kerusakan Fisik
kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Analisis mineral kerusakan
pengaruh perlakuan kerusakan fisik Sifat Bahan Pangan Pengawasan Mutu
* Memar
* Luka
Bahan pangan dapat mengalami luka yang diakibatkan tusukan atau sayatan
oleh benda tajam.
Penggunaan pengait pada saat akan mengangkat ikan hasil tangkapan dapat
menyebabkan luka pada ikan (Gambar 3.5). Apabila tidak segera ditangani
dengan benar, luka tersebut dapat
menjadi jalan bagi mikroba pembusuk untuk memasuki bagian tubuh ikan
dan merombak komponen di dalamnya.
gula
merah
sering
dijumpai
butiran
nasi
atau
serpihan
kayu.Berdasarkan definisinya, bahaya fisik dapat diartikan sebagai bendabenda asing yang berasaI dari luar dan tidak normal ditemukan dalam bahan
pangan yang secara potensial dapat menyebabkan kerugian bagi konsumen
yang secara tidak sengaja memakannya. Keberadaan bahaya fisik ini perlu
ditelusuri karena dapat menyebabkan bahaya bagi konsumen Upaya untuk
menghindari terjadinya bahaya fisik dapat dilakukan mulai dari proses
* Pemberian Perlakuan
PENGARUH
PENDINGINAN
DAN
PEMBEKUAN
TERHADAP
BAHAN PANGAN
rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw cgi?
penyimpanan pada suhu rendah 85765, - Tembolok - suhu rendah dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw
pengaruh pendinginan dan pembekuan terhadap bahan pangan
Penyimpanan Suhu Rendah Pada Buah Dan Sayuran | PDFChaser | Best
penyimpanan pada suhu rendah
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat aktivitas enzim dan
penyimpanan pada suhu rendah Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika
dan Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap penyimpanan pada
suhu rendah
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdfchaser suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan
penyimpanan
pada
suhu
rendah
makanan
penyimpanan-suhu-rendah-pada-buah-dan-sayuran
bahan
suhu
pangan
rendah
dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw html - Tembolok
pengaruh pendinginan dan pembekuan terhadap bahan pangan
Pengaruh Penyimpanan Suhu Rendah Terhadap Kualitas | PDF Finder
penyimpanan pada suhu rendah
Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Spermatozoa setelah Preservasi
penyimpanan pada suhu rendah pengaruh kejutan dingin selama
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada
suhu rendah
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdf-finder suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan pangan pengaruhpenyimpanan-suhu-rendah-terhadap-kualitas suhu rendah dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html
pengaruh pendinginan dan pembekuan terhadap bahan pangan
Bumi ku : Kekayaan Alam Tiada Tara: Cara Penyimpanan Suhu Rendah
penyimpanan pada suhu rendah
7 Jun 2010 penyimpanan pada suhu rendah Cara Penyimpanan Suhu
Rendah Produk Hortikultura suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw Pengendalian suhu
di dalam ruang penyimpanan memiliki peranan yang penting terhadap daya
penyimpanan pada suhu rendah
agroinworld suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur
kenampakan flavor gizi kadar air dan aw blogspot suhu rendah dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan pangan
penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan pangan cara-penyimpanansuhu-rendah-produk suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma
tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html - Tembolok
pengaruh pendinginan dan pembekuan terhadap bahan pangan
Penyimpanan Tomat Pada Suhu Rendah | Pdf download for free
penyimpanan
pada
suhu
penyimpanan-tomat-pada-suhu-rendah
rendah
makanan
suhu rendah
bahan
pangan
dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html Tembolok
pengaruh pendinginan dan pembekuan terhadap bahan pangan
[PDF]
Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup Parasitoid - Kebugaran
penyimpanan pada suhu rendah
Jenis Berkas: PDF makanan bahan pangan Adobe Acrobat - Tampilan Cepat
Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup suhu rendah dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw Parasitoid: Pengaruhnya terhadap Parasitisasi dan suhu rendah dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw Kebugaran Trichogrammatoidea armigera Nagaraja penyimpanan
pada suhu rendah
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pei-pusat suhu
PENGARUH
PENDINGINAN
DAN
PEMBEKUAN
TERHADAP
BAHAN PANGAN
Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk
memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan
ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya.
Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu
lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu
kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu
terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi
coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan
pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi
sekitar 180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih
rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet
karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan
buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim
sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12
sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis
dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi
dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan.
Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua
mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang
tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat
menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan,
pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk
memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan
ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya.
Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu
lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu
kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu
terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi
coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan
pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi
sekitar 180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih
rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet
karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan
buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim
dingin dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila
disimpan berdekatan.
SENIN, 29 NOVEMBER 2010
Kerusakan-Kerusakan Fisik yang terjadi pada Bahan Pangan
[PDF]
KERUSAKAN PANGAN
pengaruh perlakuan 28 Nov
Jenis Berkas: PDFbahan makanan dan bahan pangan Adobe Acrobat
pengaruh perlakuan Tampilan Cepat
KERUSAKAN PANGAN. (Oleh : Susiwi S.) Bahan pangan pada umumnya
tidak dikonsumsi dalam kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Pada
umumnya kerusakan fisik terjadi bersama pengaruh perlakuan sama dengan
bentuk kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
file.upi.edubahan makanan dan bahan pangan ai.php?dir=Direktoribahan
makanan dan bahan pangan kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Kerusakan kerusakan
pengaruh perlakuan kerusakan fisik Pangan.pdf
bahan makanan dan bahan pangan hewani nabati dan olahan
[PDF]
KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME
Jenis Berkas: PDFbahan makanan dan bahan pangan Adobe Acrobat
pengaruh perlakuan Tampilan Cepat
KERUSAKAN. BAHAN PANGAN OLEH. MIKROORGANISME. Prof.
Roostita L. Balia kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik n Penyebab
Kerusakan : fisikbahan makanan dan bahan pangan mekanik, aktivitas
enzimatis, aktivitas mikroorganisme, dll. kerusakan pengaruh perlakuan
kerusakan fisik . n Kerusakan pada Hamburger dan Sosis : terbentuk lendir,
rasa asam kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik
bahan
pangan
online.php?ID=246&menu
kerusakan
pengaruh
fisik bahan makanan dan bahan pangan 537 pengaruh perlakuan sumber
pengaruh perlakuan bahaya pengaruh perlakuan dalam pengaruh perlakuan
bahan pengaruh perlakuan pangan pengaruh perlakuan dan pengaruh
perlakuan cara pengaruh perlakuan menghindarinya pengaruh perlakuan
Tembolok pengaruh perlakuan Mirip
bahan makanan dan bahan pangan hewani nabati dan olahan
Kerusakan Mineral Pangan | PDFChaser | Best File Search !
Kebusukan atau kerusakan yang terjadi pada bahan pangan atau produk
pangan kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik . Kerusakan Fisik
kerusakan pengaruh perlakuan kerusakan fisik Analisis mineral kerusakan
pengaruh perlakuan kerusakan fisik Sifat Bahan Pangan Pengawasan Mutu
* Memar
* Luka
Bahan pangan dapat mengalami luka yang diakibatkan tusukan atau sayatan
oleh benda tajam.
Penggunaan pengait pada saat akan mengangkat ikan hasil tangkapan dapat
menyebabkan luka pada ikan (Gambar 3.5). Apabila tidak segera ditangani
dengan benar, luka tersebut dapat
menjadi jalan bagi mikroba pembusuk untuk memasuki bagian tubuh ikan
dan merombak komponen di dalamnya.
gula
merah
sering
dijumpai
butiran
nasi
atau
serpihan
kayu.Berdasarkan definisinya, bahaya fisik dapat diartikan sebagai bendabenda asing yang berasaI dari luar dan tidak normal ditemukan dalam bahan
pangan yang secara potensial dapat menyebabkan kerugian bagi konsumen
yang secara tidak sengaja memakannya. Keberadaan bahaya fisik ini perlu
ditelusuri karena dapat menyebabkan bahaya bagi konsumen Upaya untuk
menghindari terjadinya bahaya fisik dapat dilakukan mulai dari proses
* Pemberian Perlakuan
PENGARUH
ATRIBUT
PRODUK
TERHADAP
pengaruh
bahan
kemasan
terhadap
bahan
makanan
pengaruh
makanan
Pendahuluan
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan
sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu
mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya
dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran.
Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
pembeli. Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil
pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni,
plastik, kertas dan gelombang karton. Hasil-hasil pertanian yang dapat
dimakan oleh manusia berasal dari sumber hewani dan nabati. Hasil
pertanian itu dapat dikonsumsi dalam bentuk bahan mentah atau matang.
Persiapan suatu hasil pertanian menjadi bentuk yang dapat dimakan
melibatkan pengolahan. Di dalam proses pengolahan makanan terjadi
perubahan-perubahan fisik maupun kimiawi yang dikehendaki atau tidak
dikehendaki. Disamping itu setelah melalui proses pengolahan, makanan
tadi tidak tetap stabil, dia akan terus mengalami perubahan, sehingga sangat
diperlukan pemilihan pengemasan yang tepat untuk itu sehingga masa
simpan bahan pangan dapat ditingkatkan dan nilai gizi bahan pangan masih
dapat dipertahankan.
Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita
konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung" makanan.
Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Sebaiknya
mulai sekarang Anda cermat memiliki kemasan makanan. Kemasan pada
makanan
mempunyai
fungsi
kesehatan,
pengawetan,
kemudahan,
v BAHAN-BAHAN KEMASAN
1. PLASTIK
Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam
perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat
diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi,
laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al., 1989). Komponen utama plastik
sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling
pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan
membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan
bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka
disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang
lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988). Menurut Eden dalam Davidson
(1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua
macam yaitu:
1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka
akan terbentuk plastik thermop lastik yang mempunyai sifat meleleh pada
suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik
(reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
adalah plastic yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, antara lain
phenol formaldehid dan urea formaldehid. Syarief et al., (1989) membagi
plastik menjadi dua berdasarkan sifatsifatnya terhadap perubahan suhu,
yaitu: a) termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat
aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan, b) termoset: tidak dapat
mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi
maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak
akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai
karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti
jenis-jenis melamin. Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam
proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh
lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
termoplastik (Moavenzadeh dan Taylor, 1995).
Pada kemasan plastik, perubahan fisiko kimia pada wadah dan makanannya
sebenarnya tidak mungkin dapat dihindari. Industri pangan hanya mampu
menekan laju perubahan itu hingga tingkat minimum sehingga masih
memenuhi syarat konsumen. Banyak ragam kemasan plastik untuk makanan
dan minuman, beberapa contoh misalnya: polietilen, polipropilen, polistiren,
poliamida, polisulfon, poliester, poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida,
polifenilinoksida, polivinilasetat, poliakrilonitril dan melamin formaldehid.
Plastik diatas dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun
komposit, dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat
menghasilkan ratusan jenis kemasan (Crompton, 1979). Penggunaan plastik
sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan
pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis dan
selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat
permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik
mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan
(Winarno, 1987). Ryall dan Lipton (1972) menambahkan bahwa plastik juga
merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera konsumen.
a. POLYETHYLEN
Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai
kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan
menjadi lunak dan mencair pada suhu 110OC. Berdasarkan sifat
permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik,
polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi, yang banyak
digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik,
polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik
(Sacharow dan Griffin, 1970). Konversi etilen menjadi polietilen (PE)
secara komersial semula dilakukan dengan tekanan tinggi, namun
ditemukan cara tanpa tekanan tinggi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang
diperoleh dari hasil samping dari industri minyak dan batubara. Proses
polimerisasi yang dilakukan ada dua macam, yakni pertama dengan
polimerisasi yang dijalankan dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000
atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni
campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dalam
d. POLYPROPILENA
Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya
juga serupa (Brody, 1972). Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil
terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap (Winarno dan Jenie, 1983).
Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal naphtha
(distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih tinggi
dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan
katalis Natta- Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen (Birley, et
al., 1988).
tepinya. Selanjutnya alat penghitung putaran diset ke angka nol dan beban
50 g dipasang pada setiap roda penggesek. Sebelum menghidupkan motor,
pompa penghisap debu bekas gesekan harus dihidupkan terlebih dahulu.
Selama alat bekerja dengan cara contoh uji, dilakukan pengamatan terhadap
adanya lubang. Jika sudah terdapat lubang pada contoh uji, penggesekan
dihentikan dan dilihat jumlah putaran pada alat. Jika contoh uji tidak rusak
maka pengujian dilakukan hingga 50 kali putaran. Bobot bahan setelah
pengujian ditimbang dan dilakukan perhitungan kehilangan bobot bahan per
satuan luas bidang gesek (g/cm2).
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang
sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung
timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal
masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran
darah, dan kemudian menyebarke berbagai jaringa lain seperti ginjal,
hati,otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal ini pada orang dewasa ditandai
dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) dan paralysis
(kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.
Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal,
memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang
goreng, tahu goreng dan tempe goring yang dibungkus dengan koran karena
pengetahuan yang kurang dari si penjual. Padahal bahan yang panas dan
berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tersebut. Sebagai
usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.3.
Styrofoam Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah
satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini
membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang
dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena
mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat
dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas
polypropilen
polyvinyl-chlorida
yang
jika
dibakar
atau
dipanaskan dapat menimbulkan dioksin, suatu zat yang sangat beracun dan
merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan
tubuh seseorang. Menjaga plastik agar tidak berubah selama digunakan
sebagai pengemas merupakan cara tentram untuk menghindari bahayabahaya tersebut.
wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan
pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak
terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan
perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan
syarat-syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya
melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan
lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar
matahari, tahan terhadap tekanan atau benturan dan transparan (Winarno,
1983). Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya
terhadap mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau
binatang
pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di
dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh
berkurang kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan
terhadap bau dan gas dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak
diinginkan tidak dapat masuk melalui wadah tersebut dan jangan sampai
merembes keluar melalui wadah. Wadah yang rusak karena tekanan atau
benturan dapat menyebabkan makanan di dalamnya juga rusak dalam arti
berubah bentuknya (Winarno, 1983).
Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan
komoditi segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga
mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan pada saat diterima
oleh konsumen akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan
pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis,
fisik, kimia dan mikrobiologis selama pengangkutan, penyimpanan dan
pemasaran (Sacharow dan Griffin, 1980). Pada bagian luar kemasan
biasanya dilengkapi dengan etiket (label) dan hiasan (dekorasi) yang
bertujuan untuk: a) memberikan kemudahan dalam mengidentifikasikan
produk yang dikemas, seperti jenis dan kuantitasnya, b) memberikan
d)
memberikan
keterangan
pada
pembeli
tentang
cara
pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat
bahan pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya
kecendrungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang berbeda-beda,
daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan mikroorganis Winarno dan Jennie
(1982) mengemukakan bahan pengemas harus tahan serangan hama atau
binatang pengerat dan bagian dalam yang berhubungan langsung dengan
bahan pangan harus tidak berbau, tidak mempunyai rasa serta tidak beracun.
Bahan pengemas tidak boleh bereaksi dengan komoditi. Adanya
pengemasan dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
kerusakan- kerusakan. Menurut Brody (1972) kerusakan terjadi karena
pengaruh lingkungan luar dan pengaruh kemasan yang digunakan. Faktorfaktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan
kemasan yang digunakan menurut Winarno dan Jenie (1983) dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan pertama kerusakan
ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan
pengemasan, misalnya perubahan kimia, biokimia, fisik serta mirobiologi;
sedangkan golongan kedua, kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan dan
hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan,
misalnya kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan, absorpsi dan
interaksi dengan oksigen. Berbagai jenis bahan digunakan untuk keperluan
kemasan, diantaranya adalah bahan-bahan dari logam, kayu, gelas, kertas,
papan, kertas
DAFTAR PUSTAKA
dan
Pengemasan,
Sutedja.
1987.
Pengantar
Pengemasan.
Laboratorium
YANG
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
MIKROBA (MIKROORGANISME)
faktor
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
zaifbio.wordpress
mikroorganisme
pertumbuhan
mikroba
dan
dan
mikroorganisme
perkembangan
mikroba
dan
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
LATEN
PADA
MAKANAN
KALENG
DAN
CARA
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. stabil aman dan sesuai
kondisi Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana
pada suihu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Dengan
membuat grafik pertumbuhan suatu mikroorganisme, maka dapat dilihat
bahwa suhu optimum biasanya dekat puncak range suhu. stabil aman dan
sesuai kondisi
http:mikroba dan mikroorganisme mikroba dan mikroorganisme riezthasilumanchamud halofilik thermofilk lishofilik mikroba dan mikroorganisme
faktor
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
disekresi
didalam
saliva
dan
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
perikananunirow
mikroorganisme
halofilik
mikroba
thermofilk
dan
lishofilik
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
faktor
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
tumbuh
media
kehidupan
perkembangan
dan
pertumbuhan
http:mikroba
dan
mikroorganisme
mikroba
dan
mikroorganisme
YANG
MEMPENGARUHI
MIKROBA (MIKROORGANISME)
PERTUMBUHAN
dan
maksimum.
Berdasarkan
atas
perbedaan
suhu
Bakteri mesofil (mesotermik), yaitu bakteri yang hidup baik di antara 5 dan
60C, sedang suhu optimumnya ialah antara 25 sampai 40C, minimum
15C dan maksimum di sekitar 55C. Umumnya hidup di dalam alat
pencernaan, kadang-kadang ada juga yang dapat hidup dengan baik pada
suhu 40C atau lebih.
Bakteri psikrofil (oligotermik), yaitu bakteri yang dapat hidup di antara 0
sampai 30C, sedang suhu optimumnya antara 10 sampai 20C.
Kebanyakan dari golongan ini tumbuh di tempat-tempat dingin baik di
daratan ataupun di lautan.
Pada tahun 1967 di Yellowstone Park di temukan bakteri yang hidup dalam
air yang panasnya 93 94 C dan pada tahun 1969 berapa spesies lagi di
tempat yang sama yang juga sangat termofil. Spesies-spesies itu di tabiskan
menjadi Thermus aquaticus, Bacillus caldolyticus, dan Bacillus caldotenax.
Dalam praktek, batas-batas antara golongan-golongan itu sukar di tentukan,
juga di antara beberapa individu di dalam satu golongan pun batas-batas
suhu optimum itu sangat berbeda-beda. Bakteri termofil agak
menyulitkan pekerjaan pasteurisasi, karena pemanasan pada pasteurisasi itu
hanya sekitar 70 C saja, sedang pada suhu setinggi itu spora-spora tidak
mati. Spora bakteri termofil juga merepotkan perusahaan pengawetan
makanan. Selama bahan makanan di dalam kaleng itu di simpan pada suhu
yang rendah, spora-spora tidak akan tumbuh menjadi bakteri. Akan tetapi,
jika suhu sampai naik sedikit, besarlah bahaya akan rusaknya makanan itu
sebagai akibat dari pertumbuhan spora-spora tersebut.
Sebaliknya, bakteri psikrofil dapat mengganggu makanan yang di simpan
terlalu lama di dalam lemari es. Golongan bakteri yang dapat hidup pada
bata-batas suhu yang sempit, misalnya, Conococcus itu hanya dapat hidup
subur antara 30 dan 40 C, jadi batas antara minimum dan maksimum
tidak terlampau besar, maka bakteri semacam itu kita sebut stenotermik.
Sebaliknya Escherichia coli tumbuh baik antara 8 C sampai 46 C, jadi
beda antara minimum dan maksimum suhu di sini ada lebih besar daripada
yang di sebut di atas, maka Escherichia coli itu termasuk golongan bakteri
yang kita sebut euritermik. Pada umumnya dapat di pastikan, bahwa suhu
optimum itu lebih mendekati suhu maksimum daripada suhu minimum.Hal
ini nyata benar bagi Gonococcus dan Escherichia coli, keduanya
mempunyai optimum suhu 37 C. Bakteri yang dipiara di bawah
suhu minimum atau sedikit di atas suhu maksimum itu tidak segera mati,
melainkan berada di dalam keadaan tidur (dormancy).
Gambar 5.3 Hubungan antara kecepatan reaksi kimiawi dan suhu menurut
rumus arrthenius
Dari pengaruh suhu pada kecepatan reaksi kimia, dapat diramalkan bahwa
semua bakteri dapat melanjutkan tumbuhnya (meskipun dengan kecepatan
yang makin lama makin lebih rendah) selama suhu diturunkan sampai
sistem itu membeku. Akan tetapi, kebanyakan bakteri berhenti tumbuh pada
suhu (suhu minimum untuk tumbuh ) jauh di atas titik beku air. Setiap
2. pH
Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk
bakteri pada pH 6,5 7,5; khamir pada pH 4,0 4,5 sedangkan jamur dan
aktinomisetes pada daerah pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH
minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhanya. Berdasarkan atas
perbedaan daerah pH untuk pertumbuhanya dapat dibedakan mikrobia yang
asidofil, mesofil ( neutrofil ) dan alkalofil. Untuk menahan perubahan dalam
medium sering ditambahkan larutan bufer. pH optimum pertumbuhan bagi
kebanyakan bakteri antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat
tumbuh dalam keaadaan sangat masam atau sangat alkalin, bila bakteri di
kuitivasi di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misal
7 maka mungkin pH ini akan berubah sebagai akibat adanya
senyawasenyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya.
Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar sehingga mengahambat
pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH dapat dapat dicegah
dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan penyangga
adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat menahan perubahan pH.
Istilah pH pada suatu symbol untuk derajat keasaman atau alkanitas suatu
larutan; pH=log (1/[H+]) dengan [H+] sebagai konsentrasi ion hydrogen. pH
air suling ialah 7,0 (netral); cuka 2,25; sari tomat, 4,2; susu, 6,6; natrium
bikarbonat (0,1N), 8,4; susu magnesia, 10,5.
tambahan.
Sebagai
contoh,
organisme
fotoautotrofik
oksigen bebas
dalam jumlah
sedikit
Kebanyakan bakteri
berkaitan dengan
kehidupan hewan dan pH optimum 6,5
Keasaman atau tumbuhan 7,5
alkanitas (pH) Beberapa spesies eksotik
pH minimum 0,5;
Fotosintetik (autotrof dan pH maksimum 9,5
heterotrof)
Cahaya sumber cahaya
Halofil (halofil obligat)
Salinitasi konsentrasi garam
yang tinggi, 10 15% NaCl
3. Kelembaban
Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya
untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi
diatas 85C, sedangkan untuk jamur dan aktinomises diperlukan
kelembaban yang rendah dibawah 80C. Kadar air bebas didalam lautan
(aw) merupakan nilai perbandingan antara tekanan uap air larutan dengan
tekanan uap air murni, atau 1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk
bakteri pada umumnya terletak diantara 0,90 0,999 sedangkan untuk
bakteri halofilik mendekati 0,75. Banyak mikroorganisme yang tahan hidup
didalam keadaan kering untuk waktu yang lama seperti dalam bentuk spora,
konidia, arthrospora, klamidospora dan kista. Seperti halnya dalam
pembekuan, proses pengeringan protoplasma, menyebabkan kegiatan
metaobolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan-lahan menyebabkan
perusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya dengan
naiknya kadar zat terlarut.
4. Tekanan osmosis
Pada umumnya mikrobia terhambat pertumbuhannya di dalam larutan yang
hipertonis. Karena sel-sel mikrobia dapat mengalami plasmolisa. Didalam
larutan yang hipotonis sel mengalami plasmoptisa yang dapat di ikuti
pecahnya sel. Beberapa mikrobia dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan
osmose yang tinggi; tergantung pada larutanya dapat dibedakan jasad
osmofil dan halofil atau halodurik. Medium yang paling cocok bagi
kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika
bakteri di tempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel,
maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Larutan garam atau larutan gula
yang agak pekat mudah benar menyebabkan terjadinya plasmolisis ini.
Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di dalam air suling akan kemasukan
air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri, dengan kata lain, bakteri
dapat mengalami plasmoptisis. Berdasarkan inilah maka pembuatan
suspense bakteri dengan menggunakan air murni itu tidak kena, yang
digunakan seharusnyalah medium cair.
Jika
perubahan
nilai
osmosis
larutan
medium
tidak
terjadi
metabolisme
berhenti.
Pengeringan
dapat
juga
merusak
protoplasma dan mematikan sel. Tetapi ada mikrobia yang dapat tahan
dalam keadaan kering, misalnya mikrobia yang membentuk spora dan
dalam bentuk kista. Adapun syarat-syarat yang menentukan matinya bakteri
karena kekeringan itu ialah:
Bakteri yang ada dalam medium susu, gula, daging kering dapat bertahan
lebih lama daripada di dalam gesekan pada kaca obyek. Demikian pula efek
bakteri atau virus itu mudah sekali ketutupan benda-benda kecil, sehingga
dapat terhindar dari pengaruh penyinaran. Alangkah baiknya, jika kertaskertas pembungkus makanan, ruang-ruang penyimpan daging, ruang-ruang
pertemuan, gedunggedung bioskop dan sebagainya pada waktu-waktu
tertentu dibersihkan dengan penyinaran ultra-ungu. Sinar X dan sinar
radium yang bergelombang lebih pendek daripada sinar ultra-ungu juga
dapat membunuh mikroorganisme, akan tetapi memerlukan lebih banyak
dosis daripada sinar ultra-ungu. Bakteri yang disinari dengan sinar X kerap
kali mengalami mutasi. Aliran listrik tidak nampak berbahaya bagi
kehidupan bakteri. Jika ada bakteri yang mati karenanya, hal ini di sebabkan
oleh panas atau oleh zat-zat yang timbul di dalam medium sebagai akibat
daripada arus listrik, seperti ozon dan klor (chlor).
11. Tegangan muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan itu
menyerupai membran yang elastik. Demikian juga permukaan cairan yang
menyelubungi sel mikrobia. Tekanan dari membran cairan ini di teruskan ke
dalam protoplasma sel melalui dinding sel dan membran sitoplasma,
Sehingga dapat mempengaruhi kehidupan mikrobia. Kebanyakan bakteri
lebih menyukai tegangan muka yang relatif tinggi. Tetapi adapula yang
hidup pada tegangan muka yang relatif rendah. Misalnya bakteri-bakteri
yang hidup dalam saluran pencernaan. Sabun mengurangi ketegangan
permukaan, dan oleh karena itu dapat menyebabkan hancurnya bakteri.
Diplococcus pneumoniae sangat peka terhadap sabun. Empedu juga
mempunyai khasiat seperti sabun; hanya bakteri yang hidup di dalam usus
mempunyai daya tahan terhadap empedu. Bolehlah dikatakan pada
umumnya, bahwa bakteri yang Gram negatif lebih tahan terhadap
pengurangan (depresi) tegangan permukaan daripada bakteri yang Gram
positif.
digunakan
untuk
menyemprot
tanamantanaman
mematikan
hal-hal tersebut dibawah ini. Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu
jaringan, apakah ia tidak menyebabkan rasa sakit, apakah ia tidak memakan
logam, apakah ia dapat diminum, apakah ia stabil, bagaimanakah baunya,
bagaimanakah warnanya, apakah ia mudah dihilangkan dari pakaian apabla
desinfektan tersebut sampai kena pakaian, dan apakah ia murah harganya.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan orang sulit untuk menilai suatu
desinfektan. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri dapat dibagi atas garam-garam logam, fenol dan senyawa-senyawa
lain yang sejenis, formaldehida, alcohol, yodium, klor dan persenyawaan
klor, zat warna, detergen, sulfonamide, dan anti biotik.
a. Fenol Dan Senyawa-Senyawa Lain Yang Sejenis
Larutan fenol 2 sampai 4% berguna bagi desinfektan. Kresol atau kreolin
lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada
desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah lain untuk fenol. Seringkali
orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi
menarik.
b. Formaldehida (CH2O)
Suatu larutan formaldehida 40% biasa disebut formalin. Desinfektan ini
banyak sekali digunakan untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur.
Formalin tidak biasa digunakan untuk jaringan tubuh manusia, akan tetapi
banyak digunakan untuk merendam bahanbahan laboratorium, alat-alat
seperti gunting, sisir dan lain-lainnya pada ahli kecantikan.
c. Alkohol
Etanol murni itu kurang daya bunuhnya terhadap bakteri. Jika dicampur
dengan air murni, efeknya lebih baik. Alcohol 50 sampai 70% banyak
digunakan sebagai desinfektan.
d. Yodium
atas garam dari suatu basa yang kuat dengan komponen-komponen. Garam
ini banyak sekali digunakan untuk sterilisasi alat-alat bedah, digunakan pula
sebagai antiseptik dalam pembedahan dan persalinan, karena zat ini tidak
merusak jaringan, lagipula tidak menyebabkan sakit. Sebagai larutan yang
encer pun zat ini dapat membunuh bangsa jamur, dapat pula beberapa genus
bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Agaknya alkil-dimentil bensilamonium klorida makin lama makin banyak dipakai sebagai pencuci alatalat makan minum di restoran-restoran. Zat ini pada konsentrasi yang biasa
dipakai tidak berbau dan tidak berasa apa-apa.
h. Sulfonamida
Sejak
1937
banyak
digunakan
persenyawaan-persenyawaan
yang
i. Antibiotik
Menurut Waksman, antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai
daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. Antibiotik yang
pertama dikenal ialah pinisilin, yaitu suatu zat yang dihasilkan oleh jamur
Pinicillium. Pinisilin di temukan oleh Fleming dalam tahun 1929, namun
baru sejak 1943 antibiotik ini banyak digunakan sebagai pembunuh bakteri.
Selama Perang Dunia Kedua dan sesudahnya bermacam-macam antibiotik
diketemukan, dan pada dewasa ini jumlahnya ratusan.
Genus Streptomyces menghasilkan streptomisin, aureomisin, kloromisetin,
teramisin, eritromisin, magnamisin yang masing-masing mempunyai khasiat
yang berlainan. Akhir-akhir ini orang telah dapat membuat kloromisetin
secara sintetik, obat-obatan ini terkenal sebagai kloramfenikol. Diharapkan
antibiotik-antibiotik yang lain pun dapat dibuat secara sintetik pula.
Ada yang kita kenal beberapa antibiotik yang dapat dihasilkan oleh
golongan jamur, melainkan oleh golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin
dihasilkan oleh Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, polimiksin
oleh Bacillus polymyxa.Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri,
baik kokus, basil, maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas.
Sebaliknya, suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu,
disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Pinisilin hanya efektif untuk
membrantas terutama jenis kokus, oleh karena itu pinisilin dikatakan
mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dan
jenis spiril tertentu, oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai
spektrum luas. Sebelum suatu antibiotik digunakan untuk keperluan
Parasitisme
Merupakan bentuk assosiasi diantara parasit dengan jasad inang. Jasad
parasit yang obligat dapat merusak jasad inang dan pada akhirnya
memusnahkan. Keadaan ini akan dapat pula memusnahkan (melenyapkan)
parasitnya sendiri, karena jasad inang sebagai sumber kehidupannya.
Simbiosis
Simbiosis ialah asosiasi antara dua atau lebih jasad (mikrobia) di mana satu
jenis (spesies) di antara jasad yang berasosiasi tersebut mendapat
keuntungan, Sedangkan jasad yang lain mungkin mengalami kerugian atau
tidak, tergantung pada macamnya simbiose. Simbiose dapat dibedakan tiga
macam, ialah komensalisme, mutualisme, dan
parasitisme.
Sinergisme
Sinergisme ialah suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya suatu
kemampuan untuk melakukan perubahan kimia tertentu dalam suatu subtrat
atau medium. Tanpa sinergisme masing-masing mikkrobatidak mampu
melakukan perubahan tersebut.
Antibiosis
Antibiosis disebut juga antagonisme atau amensalisme ialah suatu bentuk
asosiasi antara jasat (mikkroba) yang menyebabkan salah satu pihak dalam
asosiasi tersebut terbunuh. tErhambat pertumbuhannya atau mengalami
dari bagian biji tanaman. Fungi yang dominan pada suatu komoditas
tergantung atas macam tanaman, wilayah atau lokasi geografis dan keadaan
iklim. Alternaria, umumnya banyak terdapat pada biji sayuran atau biji
serealia, namun tidak hanya terbatas pada biji serealia. Cladosporium
umumnya pada biji serelia dalam kondisi basah selama panennya, dan pada
tempat
penyimpanan fungi ini hamper tidak terdapat. Helminthosporium banyak
didapat pada jenis padi, barley, dan obat khususnya bila terjadi cuaca
lembab sebelum panen. Fusarium banyak terdapat pada serealia yang baru
dipanen. Pada barley, gandum, dan jagung dikenal sebagai bentuk kudis
biji-biji yangdemikian dapat mendatangkan kercunan pada hewan maupun
manusia(Uraguchi dan Yamazaki, 1978). Beberapa spesies tertentu
penicillium kadang-kadang dimasukkan dalam fungi lapangan (Mislivec dan
Tuite, 1970).
Fungi penyimpanan juga terdiri dari beberapa spesies antara lain
Penicillium, Aspergillus dan Sporendomena dan kadang-kadang beberapa
jenis khamir (Uraguchi dan Yamazaki, 1978). Penicillium dan Aspergillus
merupakan fungi yang diketahui ada dimana-mana dan hamper terdapat
disetiap wilayah. Kebanyakan fungi penyimpanan terdiri dari dari 5 atau 6
golongan Apergillus dan baru kemudian dan beberapa spesies Penicillium
sampai terjadi kerusakan lebih lanjut (Christensen dan Kaufmann, 1974).
Wallace (1973)menyebutkan 26 spesies Aspergillus dan 66 spesies
Penicillium yang dapat diisolasi pada produk simpanan. Selain Aspergillus
dan Penicillium dikategorikan pula dalam fungi penyimpanan adalah
Absidia, Mucor, Rhizopus, Chaetomium, Scopulariopis, Paecylomices, dan
Neurospora.
Ibasidia,
Mucor
dan
Rhizopus
pada
umumnya
ada
suatu
lembab
relatif
(Rh)
minimum
88%
untuk
kandungan
airnya
sesuai
komposisi
(Pomeranz,
1974).
MAKANAN
PADA
SUHU
RENDAH
DAN
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdfchaser suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan
penyimpanan
pada
suhu
rendah
makanan
penyimpanan-suhu-rendah-pada-buah-dan-sayuran
suhu
bahan
pangan
rendah
dan
pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air
dan aw html - Tembolok
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Pengaruh Penyimpanan Suhu Rendah Terhadap Kualitas | PDF Finder
penyimpanan pada suhu rendah
Pengaruh Perlakuan terhadap Kualitas Spermatozoa setelah Preservasi
penyimpanan pada suhu rendah pengaruh kejutan dingin selama
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada
suhu rendah
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw pdf-finder suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan pangan pengaruhpenyimpanan-suhu-rendah-terhadap-kualitas suhu rendah dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Bumi ku : Kekayaan Alam Tiada Tara: Cara Penyimpanan Suhu Rendah
penyimpanan pada suhu rendah
penyimpanan
pada
suhu
penyimpanan-tomat-pada-suhu-rendah
rendah
makanan
suhu rendah
bahan
pangan
dan pengaruhnya
terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw html Tembolok
tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu
rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur
kenampakan flavor gizi kadar air dan aw
penyimpanan pada suhu rendah suhu rendah dan pengaruhnya terhadap rasa
aroma tekstur kenampakan flavor gizi kadar air dan aw elvinmiradi suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw penyimpanan pada suhu rendah makanan bahan
pangan topik makanan bahan pangan penyimpanan+suhu+rendah suhu
rendah dan pengaruhnya terhadap rasa aroma tekstur kenampakan flavor
gizi kadar air dan aw html - Tembolok
penyimpanan dan pengendalian makanan dengan
Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup Parasitoid penyimpanan
pada suhu rendah
Download - Penyimpanan Suhu Rendah Berbagai Fase Hidup Parasitoid
PENYIMPANAN
MAKANAN
PADA
SUHU
RENDAH
DAN
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi
bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan
pada suhu kira-kira 17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini
pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya
dilakukan pada suhu antara - 12 oC sampai 24 oC. Dengan pembekuan,
Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang
dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan
yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada
kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku.
Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat
perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau
sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit
berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.
Mentega dan susu akan menyerap bau ikan dan bau buah-buahan
terpisah dari bahan lainnya, tetapi hal ini tidak selalu ekonomis. Untuk
mengatasinya, bahan yang mempunyai bau tajam disimpan dalam kedaan
terbungkus.
Suhu
Kelembaban
Oksidasi lemak
Hilangnya flavor
2. Pada suhu kurang dari 0 oC , air akan membeku kemudian terpisah dari
larutan dan membentuk es. Jika kristal es yang terbentuk besar dan tajam
akan merusak tekstur dan sifat pangan , tetapi di lain pihak kristal es yang
besar dan tajam juga bermanfaat untuk mereduksi atau mengurangi mikroba
jumlah mikroba.
perlahan-lahan
sebanding
dengan
proses
pembekuan
yang
perubahan tekstur
Teknik-teknik Pembekuan :
1. Penggunaan udara dingin yang diiupkan atau gas lain dengan suhu rendah
kontak langsung dengan makanan. Contohnya alat pembeku terowongan
(tunnel freezer ).
Makanan atau cairan yang telah dikemas kontak dengan permukaan logam
(lempengan silindris) yang telah didinginkan dengan cara mensirkulasikan
cairan pendingin. Contohnya alat pembeku lempeng ( plate freezer ) .
Ammonia ( NH3 )
Propane ( C3H8 )
1. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pengeringan yang terjadi lebih
besar
-vitamin C
1. Chilling injury
Di dalam ruang pendingin dimana disimpan lebih dari satu macam komoditi
atau produk, kemungkinan terjadi pertukaran bau/aroma. Contoh: apel tidak
dapat didinginkan bersama-sama dengan seledri, kubis, ataupun bawang
merah.
Kerusakan ini terjadi pada bahan yang dibekukan tanpa dibungkus atau
yang dibungkus dengan pembungkus yang kedap uap air serta waktu
membungkusnya masih banyak ruang-ruang yang tidak terisi bahan.
Pengeringan setempat dapat menimbulkan gejala yang dikenal dengan nama
freeze burn , yang terutama terjadi pada daging sapi dan daging unggas
yang dibekukan. Pada daging unggas, hal ini tampak sebagai bercak-bercak
yang transparan atau bercak-bercak yang berwarna putih atau kuning kotor.
freeze burn, maka akan terjadi perubahan rasa pada bahan , selanjutnya
diikuti dengan proses denaturasi protein.
4. Denaturasi protein
Teknologi
Pengawetan Pangan
Pengolahan
Hasil
Pertanian
Pengolahan
dan
suhu dingin kamar dan panas tinggi .bppkp-bintan. suhu dingin kamar dan
panas tinggi suhu dingin kamar dan panas tinggi index.php? suhu dingin
kamar dan panas tinggi tekstur aroma rasa kenampakan flavor cita rasa
sensori organoleptik suhu dingin kamar dan panas tinggi penyimpanan suhu
dingin kamar dan panas tinggi - suhu dingin kamar dan panas tinggi
prosedur panduan langkah cara teknik suhu dingin kamar dan panas tinggi
suhu dingin kamar dan panas tinggi (Amaranthus) | The GOEH Website
24 Jan 2010 suhu dingin kamar dan panas tinggi Dengan penyiraman yang
cukup merata dan cara memberikan air siraman secara teratur dan suhu
dingin kamar dan panas tinggi One Response to suhu dingin kamar dan
panas tinggi (Amaranthus) suhu dingin kamar dan panas tinggi
teguhpamuji.wordpress. suhu dingin kamar dan panas tinggi suhu dingin
kamar dan panas tinggi 2010 suhu dingin kamar dan panas tinggi 01 suhu
dingin kamar dan panas tinggi 24 suhu dingin kamar dan panas tinggi
tekstur aroma rasa kenampakan flavor cita rasa sensori organoleptik penyimpanan suhu dingin kamar dan panas tinggi - suhu dingin kamar dan
panas tinggi - tekstur aroma rasa kenampakan flavor cita rasa sensori
organoleptik
prosedur panduan langkah cara teknik suhu dingin kamar dan panas tinggi
Edible Amaranth Article - Artikel Tentang penyimpanan - Biologi Resources
Kelerengan lahan untuk tekstur aroma rasa kenampakan flavor cita rasa
sensori organoleptik tanaman penyimpanan adalah sekitar 15-45 derajat.
suhu dingin kamar dan panas tinggi Untuk pemupukan yang diberikan per
lubanng tanam, cara pemberiannya suhu dingin kamar dan panas tinggi
suhu dingin kamar dan panas tinggi .shantybio.transdigit. suhu dingin kamar
dan panas tinggi suhu dingin kamar dan panas tinggi ?Biologi suhu dingin
kamar dan panas tinggi penyimpanan - suhu dingin kamar dan panas tinggi tekstur aroma rasa kenampakan flavor cita rasa sensori organoleptik
prosedur panduan langkah cara teknik suhu dingin kamar dan panas tinggi
suhu dingin kamar dan panas tinggi | KSU Pointer
20 Agu 2010 suhu dingin kamar dan panas tinggi Ada tiga jenis
penyimpanan , yaitu: penyimpanan merah, penyimpanan hijau, dan
penyimpanan duri. A. Cara suhu dingin kamar dan panas tinggi : 1.
Persiapan lahan. suhu dingin kamar dan panas tinggi
ksupointer. suhu dingin kamar dan panas tinggi suhu dingin kamar dan
panas tinggi 2010 suhu dingin kamar dan panas tinggi tekstur aroma rasa
kenampakan flavor cita rasa sensori organoleptik - penyimpanan - suhu
dingin kamar dan panas tinggi
prosedur panduan langkah cara teknik suhu dingin kamar dan panas tinggi
[PDF]
UNIVERSITY FARM
Jenis Berkas: PDF suhu dingin kamar dan panas tinggi Adobe Acrobat
Cara Penanaman. Sehari sebelum ditanam, bibit bawang putih yang suhu
dingin kamar dan panas tinggi . Panduan tekstur aroma rasa kenampakan
flavor cita rasa sensori organoleptik Tanaman Sayuran Anas D. Susila. 22.
suhu dingin kamar dan panas tinggi suhu dingin kamar dan panas tinggi
pdf.usaid.gov suhu dingin kamar dan panas tinggi pdf_docs suhu dingin
kamar dan panas tinggi PNADL249.pdf - tekstur aroma rasa kenampakan
flavor cita rasa sensori organoleptik
prosedur panduan langkah cara teknik suhu dingin kamar dan panas tinggi
Bakteri berkembang biak dengan cepat, 100 bakteri pada waktu 0 menjadi
200 setelah 20 menit, 400 setelah 40 menit, 800 setelah 1 jam, 1600 setelah
1 jam 20 menit dan seterusnya. Namun, mikroorganisme hanya dapat
berkembang biak dalam kisaran suhu tertentu. Di atas atau di bawah kisaran
itu, multiplikasi tidak dapat berlangsung. Pada suhu dingin (<7 C),
pertumbuhan bakteri melambat. Divisi terjadi pada interval jauh lagi. Pada
temperatur yang sangat dingin (-18 C), mikroorganisme tidak dapat lagi
berkembang biak. Tetapi ini tidak berarti kuman mati, mereka hanya "tidur".
Pada suhu di atas 40 C, pertumbuhan juga terbatas, pada suhu di atas 65
C - 70 C, beberapa jenis kuman mulai mati. Di atas 125 C
mikroorganisme tidak memiliki kesempatan lagi untuk bertahan hidup. Hal
ini karena rentang temperatur yang digunakan untuk sterilisasi.
Sumber : www.asiafoodjournal.com