Analisis Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Dengan Sistem Penggembalaan Di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa Sulawei Selatan PDF
Analisis Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali Dengan Sistem Penggembalaan Di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa Sulawei Selatan PDF
ISSN 2089-0036
Ismail Tandi
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
Jl. Malino KM 7 Kab. Gowa
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa selama kurang
lebih tiga bulan dari bulan September sampai Nopember 2009. Pemilihan lokasi penelitian
ditentukan secara purposive sampling, karena di lokasi ini sangat potensial dikembangkan
usaha ternak sapi Bali, mengingat dukungan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
yang dimiliki, serta pasar yang cukup menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekonomi pemeliharaan ternak sapi Bali dengan sistem penggembalaan.
Penentuan responden secara acak dari populasi petani yang memelihara sapi Bali dengan
sistem penggembalaan. Responden dikelompokkan ke dalam tiga strata, yaitu strata I, II,
dan III sesuai kepemilikan ternak. Pengambilan data melalui kuesioner, wawancara dan
observasi. Analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha menggunakan
analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis keuntungan baik strata
I, II maupun III masing-masing mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4.769.820, Rp
10.345.020,- dan Rp 16.500.750,- Demikianpun analisis R/C ratio menunjukkan angka
masing-masing 1,27 pada strata I, 1,39 pada strata II dan 1,29 pada strata III. Hal ini berarti
usaha ini layak untuk dikembangkan, sedangkan gross profit margin menunjukkan strata I
21,49 % tidak layak dari segi pengembalian modal usaha, strata II dan strata III 28,45 %
dan 38,47 layak ditinjau dari pengembalian modal.
Kata kunci: Sapi Bali, kelayakan, sistem pemeliharaan.
ABSTRACT
The research was conducted in Gowa District Pattalassang for approximately three months
from September to November 2009. Site selection is determined by purposive sampling
study, because the location could potentially be developed bali cattle business, given the
support of natural resources and human resources that are owned, and the market is quite
promising. This study aims to determine the feasibility of bali cattle with the maintenance
grazing systems in terms of economic aspects. Determination of the respondents at random
from the population of farmers who keep bali cattle with grazing system. Respondents
were grouped into three strata, the strata I, II and III according to the ownership of
livestock. Retrieval of data through questionnaires, interviews and observation. The
analyzes used to determine the feasibility of using economic analysis. The results showed
that the analysis of the advantages of both strata I, II and III respectively a profit of
Rp4.769.820, Rp 10,345,020, - and Rp 16,500,750, 15
ISSN 2089-0036
So the analysis of R/C ratio shows the number of each one, 27 in strata I, II and 1.29 1.39
strata and stratum III. This means the business is feasible to be developed, while the gross
profit margin of 21.49 % indicates strata I do not deserve in terms of return on venture
capital, stratum II and stratum III 28.45 % and 38.47 worth in terms of return on capital.
Keywords: Bali cattle, feasibility, maintenance system.
PENDAHULUAN
Kebijakan pembangunan sub sektor peternakan adalah meningkatkan kualitas
kebijakan dan program yang mengarah
pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk
membangun peternakan yang berdaya
saing dan berkelanjutan. Sedangkan visi
pembangunan peternakan adalah terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui pembanguan
peternakan, tangguh berbasis peningkatan
sumberdaya lokal. Program pembangunan
peternakan adalah: 1. Ketahanan pangan
asal ternak, 2. Pengembangan Agribisnis,
3. Peningkatan kesejahteraan peternak
(Anonim, 2009).
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang
berdampak langsung pada peningkatan
pendapatan per kapita, menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, khususnya daging sapi. Semakin
meningkatnya peran sektor ekonomi, dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap tingkat pola konsumsi masyarakat,
terutama kaitannya dengan naiknya permintaan. Hal ini tampak jelas dari perkembangan jumlah sapi yang dipotong
maupun daging sapi yang dikonsumsi
secara nasional beberapa tahun terakhir,
sementara di sisi lain perkembangan populasi sapi potong secara nasional tidak
mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi masyarakat, sehingga berakibat
permintaan berlebih (over demand) dibandingkan penyediaan (supplay).
Potensi pengembangan
potong untuk wilayah
cukup besar, populasi
dasarkan data Statistik
16
ISSN 2089-0036
ISSN 2089-0036
18
ISSN 2089-0036
R/C Ratio
Kriteria:
1. Jika RC >1 usaha usaha ternak sapi
bali dengan sistem penggembalaan
menguntungkan dan layak dilaksanakan.
2. Jika RC <1 usaha usaha ternak sapi
bali dengan sistem penggembalaan
tidak layak dilaksanakan.
c. Gross Profit Margin
Perbandingan pendapatan kotor atau
laba kotor dengan penjualan dikalikan
100%.
Kriteria :
1. Jika pendapatan >24% usaha ternak
sapi Bali dengan sistem penggembalaan menguntungkan dan layak
dilaksanakan.
2. Jika pendapatan <24% usaha ternak
sapi Bali dengan sistem penggembalaan tidak layak dilaksanakan.
d. Break Event Point (BEP)
Yaitu kondisi usaha dalam jangka
tertentu tidak mendapat keuntungan
maupun kerugian (impas). Menurut
Sigit (1992), untuk menghitung analisis
break even point menggunakan rumus
sebagai berikut :
BEP
Biaya Tetap
Biaya Variable
1Penjualan
Keterangan :
BEP = Break Even Point
1 = Titik Impas
19
ISSN 2089-0036
Usia
2130
3140
4150
5160
Jumlah
Sumber: Data primer, 2009
Jumlah (orang)
3
11
15
1
30
Persentase (%)
10,00
36,67
50,00
3,33
100,00
Jumlah (orang)
10
12
8
30
Persentase (%)
33,33
40,00
26,67
100,00
nak harus mengembangkan tingkat pengetahuan untuk mengelola usaha peternakannya di desa mereka.
20
Jumlah (orang)
12
18
30
Persentase (%)
40,00
60,00
100,00
ISSN 2089-0036
Jumlah Kepemilikan
(orang)
<5
57
>7
Jumlah
Sumber data primer, 2009
Jumlah Peternak
13
12
5
30
Persentase
43,33
40,00
16,67
100,00
Kelayakan Usaha
Hasil analisis kelayakan usaha pemeliharaan ternak sapi Bali dengan sistem
penggembalaan di Kecamatan Patallasang
Kabupaten Gowa ditinjau dari aspek ekonomi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis kelayakan usaha ternak sapi Bali masing-masing strata selama setahun.
Uraian
Penjualan (ekor)
Harga jual (Rp)
Penerimaan (Rp)
Biaya : - Biaya tetap (Rp)
- Biaya variable (Rp)
Keuntungan (Rp)
Gross Profit margin (%)
R/C
BEP - Harga (Rp)
- Unit (ekor)
Strata I
3,7 ST
6.000.000,22.200.000,11.873.070,5.557.110,4.769.820,21,49
1,27
15.830.760,2,64
Strata II
6,08 ST
6.000.000,36.360.000,19.072.910,6.942.070,10.345.020,28,45
1,39
23.546.802,3,92
Strata III
11,4 ST
6.000.000,68.400.000,41.210.000,10.689.250,16.500.750,38,97
1,32
48.827.014
8,14
22
ISSN 2089-0036
KESIMPULAN
Pemeliharaan ternak sapi Bali di Kecamatan Pattallasang dengan sistem penggembalaan telah dilakukan dengan baik
dan dan secara umum layak diusahakan
dari segi ekonomi. Dengan demikian dapat ditingkatkan menjadi usaha pokok
keluarga peternak. Analisis keuntungan
memberikan kontribusi pendapatan bagi
pemelihara ternak untuk strata I sebesar
Rp 4.769.820; strata II sebesar RP
10.345.020 dan strata III sebesar Rp
16.500.750. Pendapatan pada strata III
yang paling besar karena pada strata III
pemilikan ternaknya lebih banyak.
Analisis R/C Ratio menunjukkan angka
masing-masing 1,27 pada strata I, 1,39
strata II dan 1,29 pada strata III usaha ini
layak untuk dikembangkan, sedangkan
Gross Profit Margin menunjukkan strata I
21,49% tidak layak dari segi pengembalian modal usaha, strata II dan strata III
28,45% dan 38,47% layak ditinjau dari
pengembalian modal. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi Bali dengan
sistem penggembalaan untuk skala ekonomi minimal yang harus dipelihara berkisar
antara 11 sampai dengan 50 ekor, sesuai
pendapat Tawaf et al. (1995).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Program Pembangunan
Sektor Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Guntoro, 2002. Membudidayakan Sapi
Bali. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Ibrahim, Y., 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Rinneka Cipta,
Jakarta.
Nasir, M., 2005. Metode Penelitian.
Cetakan ke enam. Ghalia Indonesia.
Nuraeni dan Hidayat. 2001. Manajemen
Usahatani. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Prawirahadikusumo, S., 1990. Ilmu
Usaha Tani. PPFE, Yogyakarta.
ISSN 2089-0036
23