Literatur Tafsir Indonesia
Literatur Tafsir Indonesia
Upaya
Perintis
(artikel
dari:
Sekolah ini sudah memakai sistem klasikal, di mana murid-murid sudah mempergunakan fasilitas bangku,
meja, berpakaian rapi seperti kemeja, dasi, dan jas.
4
Muhammad Shahib dan M. Bunyamin Yusuf Surur, Para Penjaga Al-Quran...hal. 510.
5
Ibid., hal. 510.
6
Ibid., hal. 510.
7
Ibid., hal. 506.
8
Ibid., hal. 507.
9
Ibid., hal. 507.
3. Terjemahan Hadits Arbain, kitab tauhid dan Musthalahul Hadits, kitab terakhir ini
merupakan salah satu pegangan beliau ketika mengajar ilmu hadits di Training
Collage Payakumbuh dan PGA A Bukittinggi.10
Pagi hari Jumat tanggal 29 Maret 1957, Syekh Haji Zainuddin Hamidy
meninggal dunia, berpulang ke Rahmatullah. Kepergian beliau begitu tiba tiba,
tanpa menderita sakit. Bahkan pada malamnya beliau masih menghadiri
pertemuan bersama Kol. M Simbolon dan tokoh tokoh lain di Gedung Pertemuan
Payakumbuh.
Tentang Buya Zainuddin Hamidy, Buya Hamka bertutur: Ustadz Syekh Haji
Zainuddin Hamidy adalah seorang yang sederhana. Percakapan dari mulutnya
hanya satu-satu, tidak banyak. Bila orang bercakap tentang yang tidak berfaedah,
ia hanya diam. Jika orang bertanya, dijawabnya dengan senyum. Senyum yang
mengandung seribu satu arti
b. Riwayat Hidup Fachruddin Hs.
Beliau adalah H. Fachruddin Hs Datuk Majo Indo, lahir pada 1906 di Situjuh
Batur.11 Daerah ini merupakan dusun terpencil di Sumatra Barat, yang terletak kirakira 12 Km di selatan dari kota Payakumbuh, kabupaten Limapuluh Kota. 12 Ayahnya
adalah seorang ulama yang cukup terkenal di Situjuh Batur pada waktu itu yaitu
H. Husein yang memiliki gelar Tuanku Khatib. Sedangkan Ibunya bemama Hj.
Putiah Fathimah. H. Fachruddin Hs. Juga memiliki kakek yang bernama Ismail
seorang ulama yang berpengaruh di daerahnya pada waktu itu, beliau populer
dengan panggilan Inyiak Datuk.13
Sejak kecil Fachruddin Hs. Telah dikenalkan dengan ilmu-ilmu islam oleh ayah,
ibu dan kakeknya. Pada usia 5 tahun beliau diajari untuk membaca al-Quran serta
sering dibawa oleh ayahnya ke berbagai tempat ketika dia berdakwah. Pada usia 6
tahun ia terus diajarkan pelajaran-pelajaran agama dan pada usia ini ia diajarkan
membaca Arab Melayu. Pada tahun 1916, H. Fachruddin Hs. masuk Sekolah Dasar
biasa. Setelah menamatkan Sekolah Dasar biasa ini, selanjutnya beliau belajar
secara non-formal ke beberapa guru di sekitar daerah tempat tinggalnya. Pada
tahun 1921 hingga tahun 1922, beliau belajar dengan Tuanku Mudo Hamzah di Air
Tabit. Pada tahun 1923 sampai tahun 1927 beliau berguru kepada Engku Mudo
Ahmad Karung.14
Kedua orang tua Fachruddin Hs., tampaknya menginginkan anaknya lebih
dalam dan intens bergelut dalam keilmuan islam, sehingga keduanya hendak
mengirimkan anaknya ke tanah lahirnya Islam, yaitu Mekkah. Namun, Fachruddin
Hs. menolak tanpa alasan yang jelas.
Pada usia 17 tahun, atau pada tahun 1923 ia menikah dengan gadis
sekampungnya yang bernama Itam. Dari pernikahannya ini beliau tidak dikaruniai
Allah dengan keturunan. Sehingga beliau kemudian menikah lagi sampai 3 kali
pernikahan dan dikaruniai banyak keturunan. Pernikahan beliau yang kedua adalah
dengan Yulinan pada 1925. Dari Yulinan beliau dikaruniai 3 orang anak, Zaidar,
Bakhtiar dan Nizar Fakhruddin. Pada tahun 1930 beliau menikah untuk ketiga
kalinya, yaitu dengan Nurasanah. Darinya ia dikaruniai 3 orang anak yang bernama
Azmi Fachruddin, Asri Fachruddin dan Asnadiar. Selanjutnya pada 1935, beliau
10
11
Data ini didapat dari sebuah tulisan dalam : http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/h-fachruddin-hsdatuk-majo-indo-l-1905.html, yang juga menyebutkan bahwa beliau lahir pada tahun 1905.
12
Yusuf Bagus R., Peristiwa Si Tujuh Batur Di Sumatera Barat Tahun 1949 (Makalah).
13
http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/h-fachruddin-hs-datuk-majo-indo-l-1905.html
14
http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/h-fachruddin-hs-datuk-majo-indo-l-1905.html
menikah untuk yang keempat kalinya, yaitu dengan Bulan. Darinya beliau
dikaruniai 6 orang anak, yaitu Darius Fachruddin, Wasna Basir, Faisal Fachruddin,
Renaldi Fachruddin, Fakri Fackhruddin dan Muhammad Irfan Fachruddin. 15
Tentang Karya Tulis: Tafsir Quran
a. Seputar Tafsir Quran
Tafsir ini terbit pertama kali pada 1959 oleh penerbit Widjaya Jakarta,
kemudian dicetak lagi sampai pada cetakan ke-13 tahun 1987. Berikut uraian
penerbitan tafsir ini:
Cetakan pertama, 1959
Cetakan kedua, 1962
Cetakan ketiga, 1963
Cetakan keempat, 1967
Cetakan kelima, 1969
Cetakan keenam, 1973
Cetakan ketujuh, 1979
Cetakan kedelapan, 1980
Cetakan kesembilan, 1982
Cetakan kesepuluh, 1983
Cetakan kesebelas, 1984
Cetakan keduabelas, 1986
Cetakan ketigabelas, 1987
Tafsir Quran ini ditulis dalam satu jilid dengan jumlah tebal sebanyak 965
halaman (ditambah 45 (XLV) halaman sebelumnya).16
b. Metodologi Penulisan Tafsir Quran
Penulis tidak atau barang kali belum memperoleh data mengenai metodologi
yang digunakan kedua penulis Tafsir Quran di dalam karyanya tersebut. Akan tetapi
bila ditelisik dan ditelaah lebih mendalam, yang berhasil penulis dapatkan adalah
beberapa keragaman referensi yang dipergunakan dalam bahan penafsiran. Di
antara yang sering dijumpai, adalah penafsiran dengan merujuk kepada ayat lain,
analisa bahasa, ijtihad, Bible, sejarah, dan yang lainnya. Barang kali, lantaran
beragamanya referensi ini, terutama yang bersifat ijtihadi bukan penukilanpenukilan riwayat, bisa dikatakan bahwa tafsir ini cenderung kepada tafsir bi arrayi.
Komentar Terhadap Tafsir Quran Zainuddin Hamidy dan Fachruddin Hs.
Syeikh Soelaiman Ar-Rasoeli menuturkan, Ketika saya membaca sebahagian
dari naskah Tafsi Quran susunan Fachruddin Hs. dan H. Zainuddin Hamidy ini, maka
saya berpendapat bahwa kandungan Tafsir ini akan menjadi nimat bagi masyarakat
bangsa kita, terutama bagi mereka yang belum paham akan bahasa Arab...Kepada
umum sya anjurkan supaya membaca dan mempelajari Tafsir Quran ini....
Syeikh Ibrahim Musa Parabek menuturkan, ...Setelah saya perhatikan Tafsir
Quran yang diusahakan oleh saudara Fachruddin Hs. dan H. Zainuddin Hamidy, baik
isi maupun susunannya, dapatlah saya kemukakan bahwa usaha ini telah membuka
pintu dan memberi jalan untuk mendapatkan ilmu dan hikmat yang terkandung di
dalam Al-Quran terutama bagi mereka yang belum memahami bahasa aslinya....
15
16
http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/h-fachruddin-hs-datuk-majo-indo-l-1905.html
Data ini berdasar cetakan yang ke-13, tahun 1987.
.
Dan ketika Kami janjikan kepada Musa empat puluh malam, kemudian kamu
ambil anak lembu (footnote no: 37) (menjadi pujaan) sepeninggalnya dan kamu
adalah orang-orang yang melanggar aturan.
Penulis tafsir menuturkan, Mereka membuat anak lembu dari barang-barang
perhiasaannya, untuk menjadi pujaan mereka, sepeninggal Musa berangkat (Lihat
7:148). Mereka mudah tertarik menyembah anak lembu itu, karena begitulah
agama orang Mesir ketika itu, dan mereka sebagai bangsa yang terjajah (baru
lepas) suka sekali meniru bangsa yang menjajahnya. 18
c. Penafsiran Dengan Merujuk Kepada Hadits serta Sababul Nuzul-nya
.
Zainuddin Hamidy dan Fachruddin Hs., Tafsir Quran (Jakarta: Widjaya, 1987), hal. 2.
Tafsir Quran, hal. 12. Footnote no: 37
makhluk halus yang ada dalam dunia ini. Malaikat bekerja membantu pergerakan
dunia besar ini, dan menolong jiwa manusia ke arah tujuan dan pekerjaan suci,
sedang iblis membantu nafsu ke arah kejahatan dan dosa. Dalam sebuah hadits
(sabda Nabi s.a.w.) disebutkan: Sesungguhnya syeitan itu memberikan bisikan
halus kepada Adam, dan juga malaikat memberikan bisikan halus pula. Adapun
bisikan syeitan, ialah membawa keada kejahatan dan mendustakan kebenaran,
sedang bisikan malaikat, ialah membawa kepada kebaikan dan menerima
kebenaran. Siapa yang merasakan bisikan Malaikat dalam hatinya, hendaklah
diketahuinya, bahwa itu dari Tuhan, dan hendaklah dia memuji Tuhan. Dan siapa
yang merasakan yang satu lagi (bisikan iblis), hendaklah dia menjauhkan dirinya
dari syeitan yang terkutuk itu. (Riwayat Tarmizi, Nasai dan Ibnu Hibban). 19
Berkenaan dengan surat Ali Imran ayat ke- 195 di atas, pada footnote
(catatan kaki) nomor 204, penulis tafsir menjelaskan, Dengan tegas Islam
mengajarkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, karena keduanya
dianggap sama, sebagai dua saudara sepupu, yang diterangkan dalam sabda Nabi:
Perempuan-perempuan itu adalah saudara sepupu dari kaum laki-laki.
d. Penafsiran Dengan Pendekatan Gramatikal (Bahasa: Bahasa Arab)
.
. . . .
Pada ayat yang lain dalam Al-Qurn, Tuhan menyebut pohon yang baik dan
pohon yang buruk, sebagai perumpamaan bagi perkataan yang baik danperkataan
yang buruk, seperti disebutkan dalam surat Ibrahim (14: 24-26), 24. Belumkah
engkau tahu, bagaimana Tuhan membuat perumpamaan, perkataan yang baik
dalah sebagai pohon yang baik, uratnya teguh (terhunjam) dan cabanya menjulang
tinggi. 25. Menghasilkan buahnya setiap waktu dengan izin Tuhannya. Dan
Tuhan membuat perumpamaan untuk manusia, supaya mereka mengerti. 26.
Dan perumpamaan perkataan buruk adalah sebagai pohon yang buruk, (uratnya)
terbongkar dari bumi, dan tidak dapat berdiri.21
f. Penafsiran Dengan Merujuk Pendapat Ulama
. . .
Dan Kami mengatakan: Hai Adam! Diamlah engkau dan isterimu di dalam
syurga (footnote no. 29)...
Penulis tafsir menuturkan, Apakah syurga tempat kediaman Adam itu syurga
yang disebutkan dalam Al-Qurn, disediakan untuk orang-orang yang beriman dan
beramal saleh di hari akhirat nanti, atau suatu taman (jannah= taman) yang ada di
salah satu tempat di bumi ini? Keterangan yang tegas tetang ini dari Al-Qurn dan
Hadits belumlah kita jumpai. Sebab itu timbul perbedaan pendapat. Kebanyakan
ahli-ahli tafsir berpendapat bahwa jannah itu ialah syurga tempat manusia
menerima pembalasan. Di antaranya ada juga yang berpendapat, bahwa jannah
itu ialah satu taman di dunia, karena mengingat ayat 30 di atas yang menerangkan,
bahwa Tuhan menjadikannya khalifah di muka bumi, yaitu Adam dan turunannya,
dan malaikat mengatakan, bahwa mereka akan membuat bencana dan berperangperangan di muka bumi. Juga, mengingat syurga akhirat itu hanyalah untuk balasan
bagi orang-orang yang beriman dan beramal, maka mungkin sekali syurga tempat
kediaman Adam itu katanya sebuah taman (jannah) di muka bumi. 22
g. Penafsiran Dengan Merujuk Pandangan Ahli Tasawuf
. . . .
Dalam menafsirkan surat Yusuf ayat 53 di atas, dalam footnote no. 652,
penulis tafsir mengutip penafsiran dari ahli Tasawuf. Penulis menuturkan, Ahli
Tasawuf membagi nafsu manusia ini kepada beberapa tingkatan:
1. Nafsu ammarah, yang suka menyuruh kepada kejahatan.
2. Nafsu lauwamah, yang berjuang antara kebaikan dan kejahatan.
3. Nafsu musauwilah, yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak
sebagai suatu kebaikan.
4. Nafsu muthmainnah, yang tenang tenteram.
Nafsu ammarah adalah tingkatan yang paling rendah dalam jiwa manusia, dan
lebih tinggi dari itu nafsu lauwamah (Quran, 75:2), yang telah mengenal buruk dan
baik, dan selalu berjuang menentang keinginan-keinginan yang buruk. Nafsu
musauwilah senantiasa menggambaran yang buruk berupa kebaikan. Yang paling
tinggi ialah nafsu muthmainnah (Quran, 89:27) yang telah sampai ke tingkat
ketenteraman dan kesuciannya.23
terang, sebagaimana malam gambaran dari kegelapan. Bagai cahaya bulan yang
dapat menembus kegelapan malam, begitulah Al-Quran dapat menerangi
masyarakat yang tengah diliputi gelap-gulita.24
i. Penafsiran Dengan Merujuk Kepada Ilmu Pengetahuan
a) Sejarah
Dalam footnote no. 846, penulis tafsir mengomentari penamaan surat
ke-18, yakni al-Kahf (Gua).
Penulis tafsir menyebutkan, Surat ini
dinamakan Gua, dan dalam ayat 9-25 disebutkan cerita 7 orang pemuda
Kristen di Ephesus di zaman Kerajaan Roma, mereka menyingkirkan diri ke
sebuah gua untuk memelihara keimanannya. Ketika itu agama Kristen
mendapat ancaman sehebat-hebatnya
b) Geografi
.
24
25
26
Muhammad Shahib dan M. Bunyamin Yusuf Surur. 2011. Para Penjaga Al-Quran:
Biografi Huffaz Al-Quran di Nusantara. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran.
cet. I.
Situs/Web:
http://luluvikar.blogspot.com/2006/07/arkeologi-pemikiran-tafsir-di.html
http://thkhusus.wordpress.com/2010/01/03/sekilas-tafsir-di-indonesia/
http://chaqoqo.blogspot.com/2011/11/tafsir-quran-karim-karya-h-zainuddin.html
http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/syekh-zainuddin-hamidy-19051985.html
http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/h-fachruddin-hs-datuk-majo-indo-l1905.html
http://badriegen.blogspot.com/2012/10/pengaruh-haji-zainuddin-hamidy-dalam.html