Kari Martinsen
Kari Martinsen
Mata Kuliah
Dosen
HAKIM ABDUL
ANGELITA LOMBOGIA
ARINNY TUJUWALE
EYVIN BERHIMPONG
WINDY P.S LAPIAN
GISELLA TUMIGOLUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang
kelompok hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman, sehingga kami bias menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Seperti pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak begitu pula
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen mata kulia IKD demi penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang Masalah........................................................................1
B. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI PHILOPHICAL KARI MARITINSEN.................3
A. Riwayat Hidup Kari Marie Martinsen.....................................................3
B. Sumber-Sumber Teori..........................................................................4
C. Konsep dan Definisi............................................................................. 5
D. Asumsi Dasar Terkait Empat Fenomena dalam Keperawatan .....................7
BAB III SKENARIO ROLE PLAY......................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................14
BAB V PENUTUP................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa
tahapan
yaitu
pengkajian, penegakan
diagnosa
keperawatan,
merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti halnya kita menerima waktu, ruang,
udara, air dan makanan. Tanpanya hidup akan menjadi kacau, tanpa itu pula caring tidak
dapat dilaksanakan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Mampu menerapkan teori filosofikal keperawatan menurut Kari Marie Martinsen ke
dalam kasus pelayanan keperawatan.
2. Tujuan khusus:
a. Menjelaskan konsep teori filosofikal keperawatan menurut Kari Marie Martinsen.
b. Menjelaskan tentang proses keperawatan menurut Philosophy of Caring Kari
Marie Martinsen.
c. Menggambarkan konsep teori filosofikal keperawatan pada kasus nyata yaitu
pelayanan keperawatan pada kondisi nyata.
d. Mengaplikasikan teori filosofikal keperawatan Kari Marie Martinsen terkait dalam
asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI PHILOPHICAL THEORY
KARI MARIE MARTINSEN
menulis.
Pada tahun 1999-2004, Martinsen menjadi Profesor II yang bekerja paruh waktu di
Lovisenberg Deconal University College di Oslo. Pada tahun 2002, Martinsen kembali
ke Universitas Bergen, dimana ia dipekerjakan sebagai profesor di Department of Public
Health and Primary Health Care, bagian dari ilmu keperawatan. Mengajar dan supervisi
mahasiswa program master dan doktoral menjadi fokusnya sekarang.
B. SUMBER-SUMBER TEORI
Teori filosofikal keperawatan menurut Kari Marie Martinsen berfokus pada Caring,
yang mengadopsi pada tiga filsuf secara khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan
sosialis, Karl Marx (1818-1883);
adanya hubungan antara kesan dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki,
dan pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada
didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada
9.
keperawatan.
MANUSIA
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa terdapat hubungan yang
paralel antara manusia dengan tubuhnya. Sebagai tubuh, manusia berhubungan
dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri
dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri
3.
4.
LINGKUNGAN
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat
yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan
ruang khusus). Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, ambience, dan kekuatan.
Martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja
terhadap ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan dengan orang lain,
penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di dalam ruangan,
semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi. Manusia masuk dalam ruang
universal, ruang alami, tetapi melalui penciptaan ruang budaya. Kita membangun
rumah dengan ruangan-ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati
ruangan yang berbeda.
BAB III
SKENARIO ROLE PLAY
9
Teori Kari Marie Martinsen mengutamakan fokus pada caring termasuk didalamnya
bagaimana merawat dan peduli pada orang lain (Tomey & Alligood, 2006). Ada tiga hal yang
harus diperhatikan dalam caring menurut Kari Marie Martinsen yaitu: caring harus berkaitan
dengan hubungan, praktik dan moral.
SKENARIO ROLE PLAY TEORI FILOSOFIKAL KARI MARTINSEN
Narator
Pemain
Artika Nurrahima
Perawat 1
Perawat 2
Perawat 3
Pasien 1
Pasien 2
Ketua Posko
Keluarga Pasien
PROLOG:
Desa Mujur merupakan sebuah desa yang damai dan tenang, terletak di lereng gunung
Sindoro. Semenjak dahulu tidak pernah nterjadi bencana di desa tersebut. Masyarakatnya
ramah dan saling tolong menolong. Tiba- tiba, Tuhan memberikan sebuah cobaan bagi desa
tersebut. Banjir bandang melanda desa Mujur pada tengah malam, pada saat penduduk tertidur
pulas. Rumah- rumah hancur, sawah dan ladang terendam banjir, serta tidak sedikit korban
jiwa akibat banjir bandang. Lansia anak- anak dan wanita hamil pun tidak luput dari terkaman
banjir tersebut. Akibatnya, banyak warga yang mengalami trauma fisik maupun trauma
psikologis. Banyak orang tua yang histeris karena anaknya terluka dan bahkan ada yang
meninggal.
Mendengar peristiwa tersebut, sekelompok mahasiswa S2 keperawatan yang baru
mendapatkan kuliah Prof. Elly tergerak hatinya. Mereka kemudian menuju Desa Mujur untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada korban banjir bandang dengan menerapkan teori
caring Kari Martinsen dengan penekanan kepada empati, refleksi, keterbukaan, kemurahan
hati, kepercayaan.
10
Ners diyah : Kita periksa tanda-tanda vital, kita tanya keluhan mereka, kita kaji sisi
psikologisnya siapa tau ada yang memang perlu intervensi lanjut.
Sementara itu di tenda pengungsian, pasien Lia berteriak-teriak histeris dan pasien Anna
menangis meratapi nasibnya.
Situasi II (Di tenda Pengungsian)
Pasien Lia : A..... jangan...tidak... awas...suara banjir, banjir datang lagi................
Ns. Diyah
Pasien Lia
Ns. Diyah
: Tenang mbak.. tenang (Ns. diyah memegang bahu pasien Lia dan berusaha
menenangkanya). Saya Diyah petugas kesehatan disini. Mbak namanya siapa?
Pasien Lia
Ns. diyah
Pasien Lia
: Saya mendengar suara gemuruh air. Sepertinya banjir belum surut. Saya
takut...
Ns. diyah
Sambil berusaha menenangkan pasien Lia, perawat Diyah melakukan pengkajian pada pasien
Lia.
Di tempat tak jauh dari pasien Lia berada, pasien Anna berteriak- teriak memanggil anaknya.
Pasien Anna : Anakku...anakku...kamu dimana nak?
(Ada dua perawat datang menghampiri pasien Ana)
Ns. Ratu
: Ibu ada apa sih? Kok teriak-teriak mengganggu pasien yang lagi istirahat.. ibu
kalau teriak-teriak terus nanti saya bawa keluar..
: Tenang mbak...saya perawat Ani. Saya dengar tadi ibu memanggil anak ibu..
apa yang sebenarnya ibu rasakan?
Pasien Anna : Anak saya mana mbak? Saya mau menyusui, kasihan kalau dia lapar.
Keluarga
Ns. Ratu
Belum selesai perawat Ratu bicara, perawat Ani memotong perkataannya. Perawat Ani
meminta perawat Ratu untuk menangani pasien lain karena khawatir perawat Ratu akan
semakin memperburuk kondisi pasien Anna.
Ns. Ani
: Ehm........mbak Ratu, sebaiknya mbak Ratu menangani pasien yang lain. Biar
pasien ini saya yang merawatnya.
Ns. Ratu
Setelah itu Ns. Ani menghampiri pasien ibu Anna dan meruskan interaksi dengan pasien ibu
Anna dan keluarganya.
Ns. Ani
Keluarga
: Ya, beginilah. Suster bisa melihat sendiri. Kakak saya belum siap menerima
kematian anaknya. (dengan tatapan mata yang sedih memandangi pasien
Anna).
Ns. Ani
: Apa yang sudah mbak lakukan? Sudah berusaha menjelaskan kenyataan yang
ada?
Keluarga
: Sudah pernah saya jelaskan sekali. Tapi kakak saya tetap tidak bisa menerima,
akhirnya saya jadi nggak tega. Bantu saya suster, apa yang harus saya
lakukan? Saya ingin kakak saya bisa menerima kenyataan.
12
Ns. Ani
: Tenang mbak, saya mengerti apa yang mbak rasakan. Saya akan bantu
semampu saya. (Sambil memegang pundak dan berusaha menenangkan pasien
Anna).
: Ibu, dari hasil pengkajian kami terhadap 25 orang pasien yang ada di posko
ini, ada dua pasien yang mengalami gangguan psikologis. Pasien Lia masih
ketakutan akan adanya banjir, dan pasien Anna masih belum bisa menerima
kenyataan kalau anaknya sudah meninggal.
di tenda pengungsian.
Ketua posko : Baiklah, kalau begitu kita rujuk saja ke rumah sakit terdekat.
EPILOG:
Setelah memberikan laporan dan merujuk pasien, perawat Ani, perawat Diyah dan ketua
posko berusaha menangani pasien Lia dan Anna. Perawat Ratu yang pada awalnya tidak
berempati terhadap kondisi pasien Anna, akhirnya sadar bahwa perilakunya salah. Ia
kemudian bergabung dengan Perawat Ani untuk membantu menangani pasien Anna.
Setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang berlandaskan caring dari perawat
Diyah, perawat Ani, Perawat Ratu dan ketua posko, kondisi pasien Anna dan pasien Lia
semakin membaik. Pasien Anna sudah bisa menerima kenyataan tentang kematian anaknya,
walaupun sangat menyakitkan baginya. Rasa takut pasien Lia akan adanya banjir susulan
berangsur- angsur hilang. Perawat Ratu pun semakin menyadari pentingnya caring dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Memiliki rasa empati dan refleksi terhadap
apa yang dirasakan pasien, serta memandang pasien sebagai individu yang harus dilindungi
integritasnya.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
14
Pada skenario yang terdapat pada bab III, penulis berusaha untuk menyajikan teori
filosofikal keperawatan Kari Marie Martinsen yang berfokus pada caring dalam bentuk
praktik keperawatan pada pasien-pasien yang menjadi korban disaster. Dari hasil analisis
kasus ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan komponen teori Kari Marie
Martinsen, antara lain:
A. Perawatan
Martinsen mengatakan bahwa dalam praktik keperawatan, caring menjadi hal yang
sangat fundamental. Praktik caring berkaitan dengan tiga hal, antara lain hubungan,
praktik, dan moral. Hal ini yang ingin penulis sampaikan di dalam skenario pada bab III.
Terdapat tiga orang perawat, yaitu ners Ani, Diyah dan Ratu. Pada awalnya, ners Ratu
tidak menunjukkan perilaku caring dalam praktik keperawatan yang diberikannya pada
pasien. Antara ners Ratu dan pasien telah terjalin hubungan (interaksi antara dua orang),
namun ners Ratu belum menunjukkan pemahaman yang benar mengenai kondisi ataupun
situasi pasien. Dia tidak menampilkan sikap peduli pada pasien. Namun, dengan melihat
perilaku yang ditampilkan oleh teman-temannya (ners Ani dan Diyah), akhirnya ners Ratu
menyadari kesalahannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Martinsen bahwa
caring dapat dipelajari dan dilatih dalam praktik nyata.
B. Penilaian professional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal
ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik maupun
kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian professional telah
ditunjukkan oleh ners Ani dan Diyah. Mereka sudah berusaha untuk memahami kondisi
pasien dengan cara melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis dengan baik dan
benar. Sehingga mereka dapat mengetahui kondisi pasien, dimana ada yang mengalami
masalah fisik dan ada juga yang mengalami masalah psikologis sebagai akibat dari
bencana alam yang terjadi.
C. Praktik moral ditemukan dalam perawatan
15
Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersamasama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan keperawatan.
Empati merupakan suatu sikap dimana kita berusaha ikut merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, berusaha untuk memahami masalah yang dialami oleh orang lain. Empati
dapat ditunjukkan baik secara verbal ataupun dengan nonverbal. Sikap empati inilah yang
dicoba ditampilkan oleh ners Ani dan ners Diyah. Hal ini dapat dilihat dari perkataan
ataupun perbuatan mereka. Contohnya: Tenang mbak, saya mengerti apa yang mbak
rasakan. Saya akan bantu semampu saya. (Sambil memegang pundak dan berusaha
menenangkan pasien Anna).
D. Person oriented professional
Person Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga
profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi
integritasnya. Dalam kasus tergambar bagaimana menderitanya pasien Anna dan pasien
Lia karena kehilangan yang dialaminya saat banjir bandang menghancurkan desanya.
Kondisi pasien tersebut merupakan suatu tantangan bagi ners Ani, Diyah dan Ratu sebagai
perawat professional untuk dapat menunjukkan kompetensinya dalam menjalin hubungan
dengan pasien dan membantu pasien agar tidak kehilangan integritas dirinya.
E. Ungkapan hidup tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan,
harapan, dan cinta. Dalam membantu pasien yang mengalami masalah psikologis,
keterbukaan dan kemurahan hati perawat sangat diperlukan sehingga pasien merasa
diterima dan dipahami kondisinya. Selain itu, kepercayaan perlu diperlihatkan oleh
perawat agar pasien merasa menemukan tempat untuk mencurahkan apa yang dirasakan
olehnya. Pada pasien yang sedang mengalami kehilangan, kita perlu menanamkan pada
pasien secara perlahan-lahan bahwa masih banyak harapan yang bisa diraih dalam hidup,
hidup tidak berhenti saat itu. Hal itu dapat dicapai bila kita (perawat) melakukannya
dengan cinta.
kelompok tampilkan. Sehingga akhirnya pasien Anna sudah bisa menerima kenyataan
16
tentang kematian anaknya, walaupun sangat menyakitkan baginya, dan rasa takut pasien
Lia akan adanya banjir susulan berangsur- angsur hilang.
F.
G. Vokasi
Vokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna
dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain. Tindakan yang dilakukan
oleh ners Ani, Diyah dan Ratu yang segera datang ke daerah bencana untuk menolong
korban merupakan suatu bentuk pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri manusia, dimana
sebagai perawat professional, mereka merasa berguna bagi orang lain sehingga mereka
merasa menjadi orang yang sempurna.
H. Mata hati
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada
didalamnya. Dalam kasus ini, perawat Ani, Diyah dan Ratu pergi ke tempat bencana
untuk menolong korban karena hati mereka yang bicara sehingga mereka juga ikut
merasakan derita dari korban bencana tersebut.
I.
yang dilandaskan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pada kasus yang terdapat dalam
skenario, registering eye digunakan oleh perawat untuk mengenali dan memahami kondisi
pasien. Dalam menggali permasalahan pasien, perawat melakukan pengamatan dan
pemeriksaan satu persatu pada pasien dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
1.
Karie Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer, mengungkapkan teori
keperawatan philosophical caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk
dalam praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan,
merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
caring kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral.
2.
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial
dan komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan dimana sehat adalah refleksi
dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam
pengobatan.
3.
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang
lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang
khusus).
4.
Konsep dasar dari teori yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu:
perawatan, penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam perawatan, person
oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang tidak dapat disentuh,
vokasi, mata hati, the registering eye.
B. Saran
1.
2.
Anonim.
dari
19
Dines Alison. 1999. Research library. Philosophical issues in Nursing. Journal of medical
ethtics
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. 6th edition. St.Louis: Mosby Year
Book.
Wikipedia. Nursing Theorist and Nursing Models. Diakses tanggal 18 Maret 2011.
http://en.wikipedia.org/wiki/Kari_Martins Model of Nursing
20