MODUL PULMONOLOGI
TRIGGER I
OLEH
TUTORIAL 15
Fasilitator
(12-141)
(12-142)
(12-143)
Wiyoga Setiawan
(12-144)
M. Algifari Elfian
(12-145)
Ikmanda Noveman
(12-146)
(12-147)
(12-148)
Eka Putri SY
(12-149)
Oki Aswari
(12-150)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2014
Kata Pengantar
1|
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat
dan rahmatNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu . Dan tidak lupa pula kami berterimakasih kepada fasilitator yang telah membimbing
dan memberi motivasi untuk menyelesaikan makalah ini .
Makalah ini berisikan hasil diskusi kelompok kami pada modul respirasi trigger
ketiga yaitu hemaptoe. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Tutorial 15
DAFTAR ISI
2|
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar isi.......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................4
BAB II. STEP 1.............................................................................................................5
BAB III. STEP 2............................................................................................................6
BAB IV. STEP 3........................................................................................................7-8
BAB V. STEP 4............................................................................................................9
BAB VI. STEP 5.........................................................................................................10
BAB VII. STEP 7..................................................................................................11-16
Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
3|
BAB I
PENDAHULUAN
Trigger I
4|
BAB II
STEP 1
(CLARIFY UNFAMILIAR TERMS)
1. Parestesi
2. Refleks
3. Hipoestesi
rangsangan
4. Disosiasi
5|
BAB III
STEP 2
(DEFINE THE PROBLEMS)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
STEP 3
6|
2. Karena kekhasan GBS yang menyerang bagian ekstremitas bawah lebih dulu
3. Hilangnya sensasi suhu dan raba secara simetris.
4. kaarena ditakutkan terjadinya komplikasi gagal nafas
5. adanya infeksi yang dahulu akan mengakibatkan sistem imun, akan menyerang sel tubuh
sendiri,termasuk sistem saraf
6.gunanya untuk melihat tanda disosiasi, hasil yang diharapkan ada peningkatan protein LCS
BAB V
STEP 4
(ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION)
Kelemahan pada
kaki
7|
Parestesi tangan
dan kaki
Demam
dan diare
Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah
Kelemhan
bersifat asenden
GBS
Dan RAWAT INAP
glove
BAB VI
STEP 5
(DEFINE LEARNING OBJECTIVE)
1.
2.
3.
4.
5.
8|
6. PENATALAKSANAAN
7. KOMPLIKASI
8. PROGNOSIS
BAB VII
STEP 7
(SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND
PRIVATE STUDY)
1.Diagnosa kasus trigger
1. Anamnesa :
andi, 19 tahun
Keluhan utama : kelemahan pada kedua kaki sejak 4 hari yang lalu, kelemahan
bersifat asenden, parestesi pada tangan dan kedua kakinya,
Riwayat penyakit sekarang : demam dan diare
Pemeriksaan fisik
Kekuatan lengan : 5/5/5
Kekuatan tungkai : 3/3/3
Refleks bisep dan trisep : ++/++
KPR : +/+ menurun
APR : -/Refleks dinding perut + normal
Hipoestesi dengan pola stock and glove
Diagnosa : Guillain Bare Syndrome
DD : masteniagrafis
Saran : Lumbal punksi, Pemeriksaan EMG
2. Intepretasi pemeriksaan fisik
Keterangan :
5 : kekuatan penuh
4 : ada gerakan tetapi tidak penuh
3 : ada kekuatan gerak dan dapat melawan gravitasi bumi
2 : ada gerak namun tidak mampu melawan gravitasi bumi
1 : tidak bisa berkontraksi
3. Infeksi oleh
Virus : eipstein barr virus, coxsachievirus, echovirus, cytomegavirus, influenzavirus,
dan HIV
Bakteri : compylobakter jejuni, mycoplasma, pneumonia, spirochaeta, salmonella,
lagionella, micobacterium TB
9|
5. Patogenesa
1. Didapatkannya antibodi atau respon kekealan seluler atau agen infeksius pada
saraf tepi
2. Adanya auto antibodi terhadap SST
3. Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pembuluh
darah saraf tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi saraf tepi.
6. Penatalaksanaan
Ventilator
Plasma Exchange Therapy (PE)
Diberikan dalam 2 minggu setelah muncul gejala (40-50 ml/kgBB)
Intrvenous infusion of human imunoglobulin (IV ig)
Diberikan dalam 2 minggu setelah gejala muncul (0,4 g/KgBB/hari selama 5
hari)
Fishioterapi
Untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibelitas otot
7. Komplikasi
- Gagal nafas akut akibat kelumpuhan otot pernafasan
- Gangguan irama dan gagal jantung
- Hipotensi
- Kelemahan
8. Prognosisi
Umumnya penderita memiliki prognosa yang baik, tetapi pada sebagian kecil
penderita dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa hingga 95%. Penyembuhan
tanpa gejala sisa dalam waktu 3 bulan bila dengan keadaan antara lain :
- Pada pemeriksaan MCV-EMG relatif normal
10 |
KESIMPULAN
Daftar Pustaka:
11 |