Disusun oleh
Nama
NIM
ILMU GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
shuttle dengan melindungi kumpulan zat besi dalam lambung dari zat-zat penghambat
seperti fitat, dengan cara mencegah pengikatan zat besi dengan fitat serta menjaganya agar
tetap dalam bentuk yang bioavailable. Adanya sifat ini menjadikan NaFeEDTA cocok
sebagai fortifikan pada kecap yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat negara-negara
berkembang yang memiliki diet yang kaya makanan sumber nabati dengan kandungan
fitat yang tinggi.(1,3,4)
Tetapi efek protektif EDTA pada penyerapan besi tidak ditemukan pada diet orangorang yang mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi dengan bioavailabilitas
tinggi, sehingga penggunaan NaFeEDTA cenderung tidak cocok pada masyarakat barat
yang banyak mengonsumsi daging. NaFeEDTA juga tidak berpengaruh pada penyerapan
zat besi yang diikuti oleh inhibitor kuat seperti polifenol. Adanya zat-zat perangsang
penyerapan zat besi seperti asam askorbat juga tidak membuat penyerapan zat besi dari
NaFeEDTA semakin tinggi.(1) Sifat-sifat ini menjadikan NaFeEDTA sesuai sebagai
fortifikan untuk mengatasi defisiensi zat besi. Hasil meta-analisis oleh Wang dkk juga
menunjukkan bahwa NaFeEDTA dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan kadar serum
ferritin, dengan selisih 8,56 g/L dan 1,58 mcg/l dibandingkan kelompok placebo. (5)
Penambahan NaFeEDTA sebagai fortifikan pada makanan dapat memberikan tambahan
asupan zat besi sebanyak 2,2 mg/hari untuk anak-anak, dan 4,8 mg.hari untuk pria
dewasa.(6)
Selain itu, sintesis NaFeEDTA hanya membutuhkan peralatan dan reagen laboratorium
dasar, sehingga pembuatannya termasuk mudah dan murah.(7)
Dengan demikian, NaFeEDTA memiliki beberapa sifat yang menjadikannya cocok
sebagai fortifikan Fe dalam kecap:
1.
NaFeEDTA tidak mengkatalasis pembentukan rasa, warna, atau bau yang tidak
2.
diinginkan
NaFeEDTA tidak terpengaruh oleh zat-zat penghambat penyerapan zat besi
yang terdapat dalam diet orang-orang yang mengonsumsi makanan dengan
3.
4.
penyajian tidak boleh melebihi 1/3 dari standar asupan harian zat besi.
Zat besi
merupakan mineral yang relatif mudah ditemukan dalam berbagai makanan, sehingga
batas maksimum fortifikasi zat besi akan lebih rendah dari 1/3 per penyajian. Di Cina,
Vietnam, dan Kamboja, fortifikasi kecap telah dilakukan dengan 10 mg zat besi per 10 ml.
(8)
Penelitian pada kadar kecap di Cina menunjukkan bahwa kadar zat besi pada kecap
Terkait pengaturan kadar, salah satu hal yang harus diperhatikan juga adalah tingkat
toxicity dari NaFeEDTA sebagai fortifikan. NaFeEDTA memiliki derajat toxicity oral
yang sama dengan FeSO4 dan kompleks EDTA dengan logam tidak akan menyebabkan
keracunan selama orang mendapatkan asupan zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhannya
atau mendapatkan asupan zat-zat gizi yang kurang namun cukup zinc. Diet yang
mengandung sebanyak 5% EDTA tidak menyebabkan keracunan. Senyawa EDTA juga
tidak ditemukan bersifat karsinogenik. Berdasarkan studi toxicology pada hewan, Komite
Ahli Bahan Makanan Tambahan FAO/WHO (Joint FAO/WHO Expert Committee on
Food Additives /JECFA) telah menetapkan asupan EDTA harian yang diperbolehkan
adalah 2,5 mg EDTA/kg berat badan/hari. Komite yang sama juga mengungkapkan bahwa
penggunaan NaFeEDTA dirasa aman apabila digunakan dalam program fortifikasi yang
diawasi.(1,16) Oleh karena itu, kadar NaFeEDTA dalam kecap juga tidak boleh melebihi
batas 2,5 mg EDTA/kg berat badan/hari tersebut.
Namun, kecap merupakan bahan makanan yang memiliki risiko yang rendah untuk
terjadi konsumsi berlebihan, karena kecap umumnya hanya dipakai sebagai pelengkap
masakan dan jarang dikonsumsi setiap hari. Maka kemungkinan terjadinya toksisitas Fe
maupun EDTA karena fortifikasi pada kecap juga tergolong rendah.
D. Pengaruh NaFeEDTA pada Kualitas dan Sifat Organoleptik Kecap
Kecap diproduksi melalui dua metode: fermentasi tradisional dengan jamur seperti
Aspergillus oryzae dan Aspergiullus soyae atau secara hidrolisis kimia. Setiap metode ini
menghasilkan produk dengan panjang rantai peptida yang berbeda, sehingga dapat
menyebabkan presipitasi. Metode hidrolisis kimia menghasilkan produk dengan rantai
peptida yang lebih pendek dan asam amino yang lebih sedikit. Oleh karena itu, kecap
yang dibuat dari metode ini relatif stabil dan tidak akan presipitasi. Sedangkan, kecap
yang dibuat dengan fermentasi tradisional akan menghasilkan produk dengan rantai
peptida yang panjang, sehingga lebih mudah presipitasi. Adanya tambahan NaFeEDTA
pada kecap dikhawatirkan dapat mempercepat terjadinya presipitasi.
Namun, berbagai penelitian membantah dugaan tersebut. NaFeEDTA tidak
merangsang oksidasi lipid, tidak pula menyebabkan presipitasi pada makanan. (17)
NaFeEDTA terbukti stabil dan tidak menyebabkan perubahan pada karakteristik sensori
(warna, aroma, rasa) selama paling tidak 3 bulan. Kadar kandungan fortifikannya juga
tidak berubah setelah 3 bulan.(18) Hasil serupa dilaporkan oleh Chen dkk dimana kecap
dengan NaFeEDTA stabil pada suhu ruang selama paling tidak 18 bulan.(12) Pengujian
warna, aroma, rasa, postur, dan rasa metallic pada kecap merk Huwang dan Kuan yang
Selain itu, kecap juga dilaporkan memiliki efek promotif pada zat besi yaitu dapat
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam usus sehingga juga berperan dalam
meningkatkan bioavailabilitas zat besi.(21)
Studi mengenai bioavailabilitas zat besi dari kecap yang telah difortifikasi pernah
dilakukan oleh Huo dkk pada tahun 2007. Penelitiannya pada wanita dewasa yang
mengonsumsi diet umum Cina yang banyak mengonsumsi sumber nabati menemukan
bahwa pada fortifikasi kecap, tingkat absorbsi NaFeEDTA lebih tinggi 1,2 kali
dibandingkan FeSO4, dimana absorbsi zat besi pada NaFeEDTA memiliki rata-rata
10,51%, sedangkan pada FeSO4 hanya mencapai 4,73%.(22) Diet orang Cina secara umum
mengandung banyak kacang-kacangan dan serealia, yang banyak mengandung fitat dan
zat-zat inhibitor zat besi lainnya. NaFeEDTA tidak terpengaruh oleh zat-zat inhibitor ini,
sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas zat besi. NaFeEDTA juga meningkatkan
bioavailabilitas dari zat besi intrinsik non-heme yang terdapat dalam bahan makanan,
sehingga jumlah zat besi yang terserap semakin tinggi pula.(1,22)
Bioavailabilitas yang tinggi juga ditunjukkan dari berbagai evaluasi penggunaan kecap
yang telah difortifikasi NaFeEDTA pada masyarakat. Di Cina, evaluasi penggunaan kecap
berfortifikasi NaFeEDTA setelah 2 tahun melaporkan bahwa kadar hemoglobin anggota
masyarakat menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu meningkat 9,0 g/l pada
wanita dewasa dan meningkat 7,7 g/l pada anak-anak. (23) Penelitian lain yang dilakukan di
Bijie selama 18 bulan menggunakan 29,6 mg NaFeEDTA/100 mL kecap, dan dengan ratarata konsumsi kecap sebanyak 16,4 ml/orang/hari, ditemukan dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dan menurunkan prevalensi anemia pada semua kelompok umur. Ditemukan
juga adanya peningkatan pada status zat besi tubuh yang dapat dilihat dari adanya
peningkatan serum ferritin.(12)
Dapat disimpulkan bahwa bioavailabilitas zat besi yang tinggi dari fortifikasi
NaFeEDTA pada kecap disebabkan oleh adanya kombinasi sifat NaFeEDTA yang dapat
melindungi zat besi dari inhibitor dan meningkatkan bioavailabilitas zat besi intrinsik nonheme dari bahan makanan yang mengandung fitat dengan vektor kecap yang umumnya
dikonsumsi di negara-negara berkembang dengan pola diet yang banyak mengonsumsi
makanan sumber nabati yang kaya fitat dan inhibitor zat besi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Hurrell RF, Lynch S, Bothwell T, Cori H, Glahn R, Hertrampf E, et al. Enhancing the
Absorption of Fortification Iron. Int J Vitam Nutr Res [Internet]. 2004 Nov 1 [cited
2014
Dec
31];74(6):387401.
Available
from:
http://medcontent.metapress.com/openurl.asp?genre=article&id=doi:10.1024/03009831.74.6.387
4.
Mannar V, Gallego EB. Forging Effective Strategies to Combat Iron Deficiency Iron
Fortification: Country Level Experiences and Lessons Learned. J Nutr. 2002;8568.
5.
6.
European Food Safety Authority. Scientific Opinion on the use of ferric sodium EDTA
as a source of iron added for nutritional purposes to foods for the general population
( including food supplements ) and to foods for particular nutritional uses. EFSA J.
2010;8(1):132.
7.
8.
Preedy VR, Srirajaskanthan R, Patel VB. Handbook of Food Fortification and Health.
London: Springer Science+Business Media; 2013.
9.
10.
Hurrell R. How to Ensure Adequate Iron Absorption from Iron-fortified Food. Nutr
Rev. 2002;60(7):715.
11.
12.
Chen J, Zhao X, Zhang X, Yin S, Piao J, Huo J, et al. Studies on the effectiveness of
NaFeEDTA-fortified soy sauce in controlling iron deficiency: A population- based
intervention trial. Food Nutr Bull. 2005;26(2).
13.
Laillou A, Mai LB, Hop LT, Khan NC, Panagides D, Wieringa F, et al. An assessment
of the impact of fortification of staples and condiments on micronutrient intake in
young Vietnamese children. Nutrients [Internet]. 2012 Oct [cited 2014 Dec
31];4(9):115170.
Available
from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3475228&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
14.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian.
Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012. Jakarta; 2012.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Zhu L, Yeung CK, Glahn RP, Miller DD. Iron Dissociates from the NaFeEDTA
Complex Prior to or during Intestinal Absorption in Rats. J Agric Food Chem.
2006;54:792934.
21.
22.
Huo J-S, Yang X, Piao J-H, Gao J-Q, Miao H, Yu B, et al. NaFeEDTA Fortified Soy
Sauce Showed Higher Iron Absorption Rate in Chinese Females 1. Biomed Environ
Sci. 2007;130:12630.
23.
Wang B, Zhan S, Sun J, Lee L. Social mobilization and social marketing to promote
NaFeEDTA-fortified soya sauce in an iron-deficient population through a publicprivate partnership. Public Health Nutr [Internet]. 2009 Oct [cited 2014 Dec
31];12(10):17519. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19102809