SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan
Oleh
BONIFASIUS LAIA
NIM 059902004
Laia, Bonifasius, 2010, Hubungan Kemampuan Guru Menumbuhkan Minat Belajar Dengan Hasil
Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Membuat Gambar Rencana Balok Beton Bertulang,
Skripsi, Pembimbing (1) Drs. Elisati Nazara. dan (2). Obedi Halawa, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :
HUBUNGAN KEMAMPUAN
GURU
MENUMBUHKAN
MINAT
BELAJAR
GAMBAR
SISWA
PADA
RENCANA
STANDAR
BALOK
BETON
BERTULANG, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas
Pendidikan Teknologi Kejuruan program studi Pendidikan Teknik Bangunan IKIP Gunungsitoli.
Terlaksananya penelitian dan terbentuknya tulisan ini bukanlah hanya hasil kemampuan
penulis sendiri, melainkan berkat adanya dorongan dan bantuan moril maupun materil yang
penulis terima dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1.
2.
Bapak Drs. Elysati Nazara sebagai Dekan FPTK dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I
yang telah banyak membimbing dan membekali Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
3.
Bapak Obedi Halawa, S.Pd., sebagai Ketua program studi Pendidikan Teknik Bangunan dan
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
membimbing dan membekali sehingga Penulis menyelesaikan Skripsi ini
4.
Seluruh Dosen yang telah memberikan bimbingan dan layanan Akademik/administrasi kepada
penulis selama kuliah di IKIP Gunungsitoli.
5.
Bapak Drs. Gelisa Harefa dan staf administrasi pengelola perpustakaan yang telah memudahkan
urusan administrasi daftar pustaka dalam pendidikan dan pembelajaran.
6.
Orang Tua, dan Saudara/i saya yang selalu mendukung penulis dalam doa maupun pembiayaan
sampai selesainya Skripsi ini.
7.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut berpatisipasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan anugrah dan rahmatNya dengan berlipat ganda kepada semua pihak yang telah turut mendukung penyelesaian
pendidikan strata satu ini. Amin.
Gunungsitoli, .. 2010
Penulis,
BONIFASIUS LAIA
NIM. 059902004
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...........................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL................................................................................................
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................
B. Identifikasi Masalah....................
C. Batasan Masalah...................... 4
D. Rumusan Masalah..... 5
E. Tujuan Penelitian.. 5
F. Hipotesis Penelitian.....
G. Manfaat Penelitian.
H. Asumsi Penelitian...
I.
Keterbatasan Penelitian.....
J.
Batasan Operasional......
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
2.
3.
16
6.
21
2.
24
2.
5.
21
25
25
29
32
32
34
35
36
36
37
37
40
40
47
49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .
52
B. Saran.
52
DAFTAR PUSTAKA.. 53
LAMPIRAN.
54
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.
4.
5.
8.
9.
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
32
2.
33
3.
34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Angket..............................................................................................................
54
57
58
62
63
65
67
68
71
72
73
74
75
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhannya dengan anak pegunungan, demikianlah seterusnya dalam hal pembelajaran, bahan
ajaran dan penyampaian sedapat mungkin disesuaikan minat dan kebutuhan anak tersebut. Walaupun
tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, meskipun
demikian mungkin berbeda-beda minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi.
Mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang terpenting
antara lain adalah; bagaimana seorang guru dapat mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada
gilirannya ada minat tersebut dalam pencapaian hasil belajar secara optimal. Mengajar dapat
merangsang dan membimbing dengan berbagai pendekatan, di mana setiap pendekatan dapat
mengarah pada pencapaian belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada
hakekatnya adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap serta
ide dan apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.
Minat belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang minat belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut : (1)
Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil:
membangkitkan, bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila siswa semangat belajarnya
timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.(2)
Mengetahui dan memahami minat belajar siswa.(3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk
memilih satu diantar bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pendidik.(4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa
pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa sampai berhasil.
Dari pengalaman guru biasanya yang terlihat oleh guru dan siswa adalah bagaimana cara
guru memberikan perhatiannya terhadap minat belajar siswa di sekolah dengan memperhatikan suatu
kondisi eksternal dan kondisi internal siswa tersebut. Selain memberikan perhatian guru harus
mampu memperhatikan suatu perkembangan belajar siswa secara intensif pada minat belajar siswa.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan perhatian guru terhadap minat belajar siswa perlu
dalam memberikan reaksi terhadap struktur dari perhatian guru yang diberikan kepada siswa secara
otoritas formalnya guru dalam memberikan perhatiannya pada siswa, sehingga siswa dapat patuh
dalam meningkatkan prestasi minat belajar siswa di sekolah maupun di luar sekolah.
Hal ini merupakan suatu permasalahan yang menurut hemat Peneliti merupakan
masalah pendidikan yang sudah terintegrasi secara khusus kepada guru, karena guru mempunyai
tugas yang harus dipenuhi yaitu menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa melalui sikap,
perilaku serta gaya guru dalam menyajikan materi pelajaran di sekolah. Dimana minat sangat
berperan penting dalam pencapaian tujuan secara efektif termasuk di dalamnya tujuan belajar
karena minat dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar. Sejalan dengan hal tersebut
Mahmud Yunus (1990:79) menjelaskan bahwa: Guru haruslah menarik perhatian siswa untuk
belajar dan bekerja serta mengusahkan supaya pelajarannya menimbulkan minat dan menarik
perhatian siswa.
Berdasarkan hasil observasi SMK Negeri 2 Gunungsitoli, masih ada guru yang
kurang memberikan semangat yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan kurang
memperhatikan teknik mengajar. Berdasarkan hasil observasi Peneliti dan hasil penjajakan awal
yang dilakukan juga kepada salah seorang guru mata pelajaran produktif, ia mengemukakan
bahwa siswa di SMK Negeri 2 Gunungsitoli masih kurang minat siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar termasuk pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton
bertulang, hal itu tebukti dari hasil belajar siswa pada tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata hasil
belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton bertulang sebelum
remidial (68), sedangkan khususnya pada standar kompetensi produktif KKM yakni 70
(kompeten) dan di sekolah tersebut juga fasilitas dan sarana prasarana yang masih kurang memadai.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka Peneliti ingin mengkaji lebih dalam atau lebih
terperinci dengan mengangkat judul Penelitian: Hubungan Kemampuan Guru Menumbuhkan
Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Membuat Gambar
Rencana Balok Beton Bertulang.
B. Identifikasi Masalah
standar
kompetensi membuat
gambar
rencana
balok
beton
bertulang kelas XI kompetensi keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli
Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam Penelitian ini adalah:
1.
Untuk megetahui informasi tentang minat belajar siswa pada standar kompetensi membuat
gambar rencana balok beton bertulang
2. Untuk mendeskripsikan rata-rata hasil belajar siswa standar kompetensimembuat gambar rencana
balok beton bertulang
3.
minat
belajar dengan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton
bertulang XI kompetensi keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli Tahun
Pelajaran 2009/2010.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah, maka yang menjadi hipotetis dalam
Penelitian ini adalah: Ada hubungan yang signifikan antarakemampuan guru menumbuhkan
minat belajar dengan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok
beton bertulang XIkompetensi keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli
Tahun Pelajaran 2009/2010.
G. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni:
1. Manfaat secara teoritis meliputi:
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat mengungkapkan kebenaran
dari beberapa pendapat para ahli tentang hasil belajar pada standar kompetensi membuat gambar
rencana balok beton bertulang.
2. Manfaat secara Praktis adalah:
a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru mata pelajaran dalam melakukan
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa.
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pengajar di masa
yang akan datang.
d. Sebagai bahan referensi di IKIP Gunungsitoli.
H. Asumsi Penelitian
Asumsi adalah merupakan titik tolak pemikiran dalam melaksanakan penulisan guna
memecahkan masalah yang dihadapi. Maka yang menjadi asumsi dalam penulisan ini adalah
Minat belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
I. Keterbatasaan Penelitian
Yang menjadi keterbatasan penulisan ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Subjek dalam penulisan ini terbatas pada siswa Kelas XI kompetensi keahlian teknik gambar
bangunan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2009/2010
2. Variabel yang diteliti mencakup dua hal, yaitu : kemampuan guru menumbuhkan minat sebagai
variabel bebas (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).
3. Variabel lain yang diduga mempengaruhi faktor kemampuan minat belajar siswa tidak diikutkan
dalam penulisan ini.
J. Batasan Operasional
Untuk menghindari perbedaan pengertian dan kekurangjelasan makna, maka penulis
membuat batasan operasional, sebagai berikut:
1. Menumbuhkan minat belajar adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas
seseorang anak atau siswa.
2. Hasil Belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pengajaran
atau belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
belajar teknik atau gagal belajar karena tidak ada minat. Mengapa tidak ada minat? Jawabnya
karena banyak faktor, dan salah satu faktor tersebut adalah sikap atau gaya mengajar guru yang
kurang mendukung dalam membangkitkan minat belajar. Padahal nilai-nilai yang penting dalam
mendukung pencapaian sukses dan ilmu dalam pemenuhan kebutuhan hidup ditengah-tengah
masyarakat banyak ditentukan oleh pengetahuan yang diterima melalui belajar ekonomi.
Sehubungan dengan membangkitkan minat belajar ini, Harry N.Rivlin (1980:40-41) memberikan
cara untuk menolong siswa agar ia suka belajar yaitu:
1. Penentuan tujuan
Belajar akan lebih baik apabila sianak memahami dan mengetahui lebih dahulu apa yang hendak
dipelajari. Apabila anak tidak tahu sebelumnya tentang apa yang dipelajari, maka langkah
pertama yang harus kita lakukan dalam setiap pengajaran yang baik adalah menolong anak untuk
menentukan tujuan tempat diarahkannya kegiatan.
2 Penghubungan tujuan dan materi pelajaran
Telah terbukti bahwa dari berbagai percobaan psikologi, bahwa murid akan lupa sebagian besar
dari apa yang dipelajarinya apabila tujuan belajar itu hanya sekedar untuk mendapatkan nilai di
sekolah. Belajar itu akan lebih baik apabila murid berkepentingan dengan materi pelajaran yang
dipelajarinya.
3 Imbalan kemajuan dengan pujian
Semua kita melihat bahwa anak gembira dan bahagia, apabila kita katakan padanya bahwa dia
telah pintar (menguasai) dan dia mencapai kemajuan yang menggembirakan dalam
pekerjaannya.
Dari pendapat diatas, maka yang harus dilakukan guru dalam upaya Membangkitan minat
siswa dalam belajar adalah:
a. Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar materi pelajaran yang akan diajarkan
b. Menjelaskan kegiatan siswa yang akan dilakukan dalam materi tersebut untuk mencapai tujuan
c.
memberikan imbalan berupa penghargaan atau pujian kepada siswa yang berhasil atau
berprestasi baik, dan sebaliknya memberikan penguatan kepada siswa yang masih belum
berhasil.
Di samping itu juga guru harus memilih dan menggunakan metode yang relevan dengan
materi yang disampaikan, menggunakan gambar atau alat peraga yang dapat menarik minat
siswa untuk belajar, menggunakan papan tulis secara maksimum dalam menjelaskan pelajaran,
suara yang jelas dan bahasa yang mudah dipahami pada saat guru menjelaskan dan lain
sebagainnya yang merupakan indikator gambaran gaya mengajar guru dalam melakukan
pembelajaran di sekolah, yang bertujuan untuk membangkitkan minat belajar siswa sehingga
mampu berprestasi dalam balajar dan terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas.
1. Pengertian Minat Belajar
Dalam belajar minat merupakan suatu faktor yang memungkinkan dapat menimbulkan
kegairahan dalam mengikuti pelajaran. Minat dapat diartikan sebagai rasa suka akan sesuatu hal
atau yang membuat seseorang ingin melakukan sesuatu kegiatan. Lebih lanjut Natawijaya
(1979:94) mengatakan bahwa: Apabila sesorang menaruh minat terhadap sesuatu yang
diminatinya, ia menjadi kuat baginya untuk berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang
diminatinya. Sedangkan Slameto (1991:182) berpendapat bahwa: Minat tidak timbul secara
tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada
waktu belajar dan bekerja. Dengan demikian minat timbul dan berkembang karena dipengaruhi
oleh faktor dalam diri individu dan dari luar (lingkungan). Faktor dalam diri diantaranya usia,
bakat, sikap, motivasi, intelegensi dan kepribadian. Sedangkan faktor dari luar (lingkungan)
diantaranya masyarakat, perhatian orang tua atau keluarga, kebudayaan dan perlakuan guru di
sekolah.
Dari pengertian ini dan dengan kita mengetahui faktor yang menimbulkan minat maka
dapat dianalisis bahwa dalam pembelajaran di sekolah gurulah yang menumbuhkan minat belajar
siswa, dimana guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk
menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studi yang sesuai dengan kurikulum di
sekolah. Dan untuk mendukung kondisi belajar mengajar yang efektif harus adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
sesorang. Lebih lanjut Safari (2003:60) menyatakan bahwa:
Siswa yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan minatnya
berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat aktif dalam pelajaran tersbut. Oleh karena itu,
defenisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan
dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur
melalui kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.
Sejalan dengan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa minat sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seorang siswa akan memiliki keinginan yang
besar untuk menguasai ilmu pengetahuan melalui pembelajaran yang diberikan guru di
sekolah. Safari (2003:65) menyatakan bahwa untuk mengetahui berapa besar minat belajar
siswa, dapat diukur melalui:
a. Kesukaan
Pada umunya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat.
Biasanya apa yang paling kita sukai mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang
berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini nampak
dari kegairahan dan inisiatifnya dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini
dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan
yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam
mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat serta bergembira dalam mengerjakan
tugas ataupun soal yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
b. Ketertarikan
Seringkali kita jumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan reaksi terhadap
apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang
diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga
timbul rasa ingin tahu yang besar lebih lanjut Hutabarat (1998:27) mengungkapkan bahwa:
Minat sebagai salah satu kekuatan yang membuat seseorang tertarik pada pelajaran, oleh sebab
minat perlu ditimbulkan oleh guru agar siswa tertarik atau senang terhadap pelajaran.
Ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran, juga dapat terlihat dari apa yang dilakukannya
dimana tidak menunda-nunda waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas atau pekerjaan yang
telah diberikan oleh guru, dimana siswa tersebut langsung mengerjakannya.
c. Perhatian
Semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu akan cenderung
memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini,
seorang siswa akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. Menurut Walito (1997:36)
mengatakan bahwa: Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian
kepada objek dan disertai dengan lingkungan untuk mengetahui dan mempelajari dan mampu
membuktikan lebih lanjut kecenderungan untuk berhubungan terhadap objek tersebut. Perhatian
ini akan menimbulkan keseriusan dalam belajar, dimana siswa sangat teliti dalam mengerjakan
tugas-tugas yang disampaikan oleh sipendidik.
d. Keterlibatan
Keterlibatan, keuletan dan kerja keras yang nampak melalui diri siswa menunjukkan
bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar dimana siswa selalu belajar lebih giat,
berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di
sekolah. Dengan demikian siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan
mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri dan memiliki rasa ingin tahu.
2. Pentingnya Minat dalam Belajar
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan
perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri
siswa dengan guru. Minat belajar dan Minat bekerja merupakan penggerak kemajuan siswa
dalam belajar. Kedua minat tersebut perlu dimiliki oleh siswa untuk memperkuat minat
belajarnya.
Minat belajar penting bagi siswa dan bagi guru. Bagi siswa pentingnya minat belajar
adalah:
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya;
sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha
setekun temannya yang belajar dan berhasil
c. Mengarahkan kegiatan belajar
d. Membesarkan semangat belajar
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah
istirahat atau bermain) yang bersinambung; individu dilatih untuk menggunakan kekuatan
sedemikian rupa sehingga dapat berhasil
f. Upaya meningkatkan minat belajar siswa
Guru disekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam tingkah laku,
sehingga minat siswa didalam kelas pada saat proses pembelajaran kadang-kadang. Oleh karena
itu peran guru cukup banyak meningkatkan belajar siswa dalam memberikan perhatian pada
proses pembelajaran antara lain:
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Siswa
2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan kemampuan Siswa
4) Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar Siswa
3. Jenis Minat Belajar
Berdasarkan jenisnya minat terdiri atas dua jenis, sebagai berikut:
a. Minat Primer adalah minat yang didasarkan pada motif dasar.
Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
Mc.Dougall berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan
subjektif, dan dorongan mencapai kepuasan.
b. Minat Skunder adalah minat yang dipelajari.
Minat Skunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi minat
skunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda. Thomas dan Znaniecki menggolongkan
minat skunder menjadi keinginan, memperoleh pengalaman baru, untuk mendapatkan renspons,
memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Mc.Cleland, (1997:256) menggolongkan
menjadi kebutuhan untuk berprestasi. Maslow menggolongkan menjadi kebutuhan untuk
memperoleh rasa aman, dan kasih sayang serta kebersamaa. Ahli lain, Marx menggolongkan
minat skunder menjadi kebutuhan organisme (Jalalludin Rakhmat, 1991: 34-39; Sumadi
Suryabrata, 1991: 250-253; Singgih Gunarsa, 1990: 115-125).
Berdasarkan pernyataan di atas tentang jenis minat, maka minat dapat terpengaruh oleh
adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap, yakni merupakan
kecendrungan berpikir, merasa, kemudian bertindak yang memiliki daya dorongan bersifat relatif
dan tepat, dengan melakukan penilaian dan pengalaman yang dipelajari.
4. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
a. Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan
berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian
Wasti Sumanto berpendapat perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu
kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.
Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun
akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik
perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang
diajarkannya.
Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar.
Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang
siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk
memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.
b. Perasaan
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap pelajaran yang
diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif
yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang
atau tidak dalam berbagai taraf. Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu
diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena
mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.
Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik.
Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu
objek. Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap
semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui
perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian
yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif
maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat
dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar,
karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.
c. Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Sumadi Suryabrata, motif
adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada
yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong
seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk
menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan
aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak
didik tidak bergeming untuk mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai
pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu guru harus
bisa membangkitkan minat anak didik. Sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat
untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.
Dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan
dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan
minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi
motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia
berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
Dalam kerangka pendidikan formal, minat belajar siswa terebut ada dalam jaringan
rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar
mengajar maka guru menguatkan minat belajar siswa untuk memberikan kondisi fisiologis dan
kematangan siswa untuk mencapai keberhasilan minat belajar siswa.
Menurut Monks,(1986:54) menyatakan terbentuk pada minat belajar siswa dan perhatian
antara lain :
a. Cita-cita atau Aspirasi siswa
b. Kemampuan siswa
c. Kondisi siswa
d. Kondisi lingkungan siswa
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
f.
Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu
menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga
menambah kegiatan belajar.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan
yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak
terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima
pelajaran. mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak
ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang
siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus
belajar.
B. Hasil Belajar dan Penilaian Hasil Belajar
1. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian luas yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor seperti
yang dikemukakan oleh Nasution (1992:176) bahwa : Hasil belajar nyata dari apa yang
dilakukannya dan yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya, maka terjadi perubahan yang
dapat dibuktikan dalam perbuatan. Hal ini berarti hasil belajar yang diperoleh sangat erat
hubungannya dengan proses belajar siswa dan proses mengajar guru.
Jika hasil yang diperoleh memuaskan bisa menjadi pendorong bagi siswa tersebut untuk
lebih giat pada masa yang akan datang. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (2006:6) yaitu :
jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dalam hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu
ingin diperolehnya lagi pada kesempatan yang lain, keadaan itu tidak terulang lagi maka ia akan
belajar lebih giat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang yang ditempuh melalui usaha belajar dan
dilakukan dalam batas-batas tertentu.
Menurut Slameto (1995:89) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
a.
Secara sederhana, balok sebagai elemen lentur digunakan sebagai elemen penting dalam
kosntruksi. Balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit dalam memikul beban
dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya. Balok menerus dengan lebih dari dua titik
tumpuan dan lebih dari satu tumpuan jepit merupakan struktur statis tak tentu. Struktur statis tak
tentu adalah struktur yang reaksi, gaya geser, dan momen lenturnya tidak dapat ditentukan secara
langsung. Balok statis tak tentu sering juga digunakan dalam praktek, karena struktur ini lebih
kaku untuk suatu kondisi bentang dan beban daripada struktur statis tertentu. Jadi ukurannya bisa
lebih kecil. Kerugian struktur statis tak tentu adalah pada kepekaannya terhadap penurunan
(settlement) tumpuan dan efek termal.
b. Prinsip Desain Balok
Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling
banyak digunakan dengan pola berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki
balok, dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke
elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan. Semakin besar
beban, yang disertai dengan bertambahnya panjang, pada umumnya akan memperbesar ukuran
atau tinggi elemen struktur Susunan hirarki bisa sangat bervariasi, tetapi susunan yang umum
digunakan adalah satu dan dua tingkat. Sedangkan susunan tiga tingkat adalah susunan yang
maksimum digunakan Untuk ukuran bentang tertentu, pada umumnya sistem dengan berbagai
tingkat dapat digunakan. Ukuran elemen struktur untuk setiap sistem dapat ditentukan
berdasarkan analisis bentang, beban dan material. Ada beberapa criteria pokok yang harus
dipenuhi, antara lain : kemampuan layan, efisiensi, kemudahan. Tegangan aktual yang timbul
pada balok tergantung pada besar dan distribusi material pada penampang melintang elemen
struktur. Semakin besar balok maka semakin kecil tegangannya. Luas penampang dan distribusi
beban merupakan hal yang penting. Semakin tinggi suatu elemen, semakin kuat kemampuannya
untuk memikul lentur. Variabel dasar yang penting dalam desain adalah besar beban yang ada,
jarak antara beban-beban dan perilaku kondisi tumpuan balok. Kondisi tumpuan jepit lebih kaku
daripada yang ujung-ujungnya dapat berputar bebas. Balok dengan tumpuan jepit dapat memikul
beban terpusat di tengah bentang dua kali lebih besar daripada balok yang sama tidak dijepit
ujungnya. Jenis dan perilaku umum balok Beban lentur pada balok menyebabkan terjadinya
gaya-gaya
internal,
tegangan
serta
momen
ini
berturut-turut
disebut gaya geser dan momen lentur. Agar keseimbangan pada bagian struktur tersebut
diperoleh untuk bagian struktur yang diperlihatkan, sekumpulan gayainternal pasti timbul pada
struktur yang efek jaringnya adalah untuk menghasilkan momen rotasional yang sama besar tapi
berlawanan arah dengan momen lentur eksternal dan gaya vertikal yang sama dan berlawanan
arah dengan gaya geser eksternal.
c. Analisa Balok
1). Tegangan Lentur
Pada perilaku umum balok, tegangan lentur yang bervariasi secara linier pada suatu
penampang merupakan tanggapan atas aksi momen lentur eksternal yang ada pada balok di titik
tersebut. Hubungan antara tegangan lentur (fy), parameter loaksi (y) dan besaran penampang (I)
Untuk suatu harga momen tertentu, bila tinggi balok menjadi dua kali (sementara
lebarnya tetap), akan menyebabkan tegangan lentur mengecil dengan faktor . Tegangan lentur
tidak terlalu peka terhadap perubahan lebar penampang. Untuk momen dan tinggi penampang
konstan, memperlebar penampang dua kali akan memperkecil tegangan lentur menjadi
setengahnya. Untuk penampang tak simetris, penentuan lokasi pusat berat tidak tepat ditengah
tinggi penampang. Proses penentuan dimensi penampang melintang pada balok sederhana
simetris yang memikul momen lentur tidaklah sulit. Mula-mula bahan dipilih sehingga tegangan
ijin diketahui. Selanjutnya ukuran penampang yang diperlukan ditentukan berdasarkan taraf
tegangan lentur aktual pada balok yang harus sama atau lebih kecil dari taraf tegangan lentur
ijin. Apabila tegangan aktual pada titik itu melampaui tegangan ijin, maka balok tersebut
dipandang mengalami kelebihan tegangan (overstressed) dan hal ini tidak diijinkan.
2). Tekuk Lateral pada Balok
Pada balok yang dibebani dapat terjadi tekuk lateral dan terjadi keruntuhan sebelum
seluruh kekuatan penampang tercapai. Fenomena tekuk lateral pada balok serupa dengan yang
terjadi pada rangka batang. Ketidakstabilan dalam arah lateral terjadi karena gaya tekan yang
timbul di daerah di atas balok, disertai dengan tidak cukupnya kekakuan balok dalam arah
lateral. Diasumsikan bahwa jenis kegagalan tekuk lateral ini dapat terjadi, dan tergantung pada
penampang balok, pada taraf tegangan yang relatif rendah Pencegahan tekuk lateral dapat
dilakukan dengan cara :
(a) dengan membuat balok cukup kaku dalam arah lateral
(b) dengan menggunakan pengaku/pengekang (bracing) lateral.
Apabila balok digunakan untuk menumpu tutup atap atau sistem sekunder lain,
pengekang dengan sendirinya diberikan oleh elemen sekunder tersebut. Apabila balok digunakan
pada situasi dimana jenis pengekang tersebut tidak mungkin digunakan, maka balok dapat dibuat
menjadi kaku dalam arah lateral dengan memperbesar dimensi transversal di daerah atas balok.
Penggunaan beberapa pengekang lateral pada contoh struktur balok Jenis dan penggunaan
pengekang lateral juga ditentukan oleh perbandingan antara tinggi dan lebar balok.
3). Tegangan Geser
Gaya resultan dari tegangan geser ini, yaitu gaya geser internal (VR)sama besar, tetapi
berlawanan arah dengan gaya geser eksternal (VE).Tegangan geser maksimum pada penampang
balok adalah 1,5 kali tegangan geser rata-rata penampang balok segi empat.
4). Tegangan Tumpu
Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada bidang kontak antara
dua elemen struktur. Contohnya adalah tegangan yang terjadi pada ujung-ujung balok sederhana
yang terletak di atas tumpuan ujung dengan dimensi tertentu. Banyak material, misalnya kayu,
yang sangat mudah mengalami kegagalan akibat tegangan tumpu. Apabila beban tekan
disalurkan, kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini ditunjukkan dengan hancurnya
material. Kegagalan ini biasanya dilokalisasikan, dan lebih baik dihindari.
2. Merancang Rencana Balok Beton Bertulang
a. Prinsip prinsip Desain Umum
Variabel utama dalam mendesain balok meliputi: bentang, jarak balok, jenis dan besar
beban, jenis material, ukuran dan bentuk penampang, serta cara penggabungan atau fabrikasi.
Semakin banyak batasan desain, maka semakin mudah desain dilakukan. Setiap desain harus
memenuhi kriteria kekuatan dan kekakuan untuk masalah keamanan dan kemampuan
layan. Pendekatan desain untuk memenuhi kriteria ini sangat bergantung pada material yang
dipilih, apakah menggunakan balok kayu, baja atau beton bertulang.
Beberapa faktor yang merupakan prinsip-prinsip desain umum dalam perencanaan balok,
yaitu :
(1) Kontrol kekuatan dan kekakuan
(2) Variasi besaran material
(3) Variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya
(4) Variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas
Prinsip desain praktis balok dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah sifat
kayu yang mempunyai kemampuan untuk memikul tegangan besar dalam waktu singkat. Pada
kondisi beban permanen, tegangan ijin perlu direduksi dengan faktor 0,90. Faktor beban untuk
angin adalah 1,33. Sedangkan beban normal mempunyai faktor 1,0. Desain balok baja umumnya
didesain berdasarkan beban kerja dan tegangan ijin. Balok yang digunakan bisa berupa
penampang gilas (wide flens / sayap lebar), kanal, atau tersusun atas elemen-elemen (plat atau
siku). Untuk bentang atau beban yang sangat besar, penampang girder plat yang tersusun dari
elemen siku dan plat sering digunakan. Pada balok baja, apabila material balok mulai leleh pada
saat dibebani, maka distribusi tegangan yang ada mulai berubah. Balok masih dapat menerima
tambahan momen sampai semua bagian penampang telah meleleh. Desain balok beton tidak
dapat digunakan sendiri pada balok karena sangat kecilnya kekuatan tarik, dan karena sifat
getasnya (brittle). Retakretak yang timbul dapat berakibat gagalnya struktur, dimana hal ini dapat
terjadi ketika balok beton mengalami lentur. Penambahan baja di dalam daerah tarik membentuk
balok beton bertulang dapat meningkatkan kekuatan sekaligus daktilitasnya. Elemen struktur
beton bertulang menggabungkan sifat yang dimiliki beton dan baja.
Beton bertulang merupakan salah satu contoh material yang cocok untuk digunakan pada
balok menerus. Kontinuitas dapat diperoleh dengan mengatur penulangan balok beton bertulang
tersebut. Tulangan baja diletakkan pada daerah dimana terjadi tegangan tarik. Banyaknya
tulangan di setiap lokasi tergantung pada momen yang timbul.
3.
Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
2)
3)
Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm
pada bagian-bagianyang memikul momen maksimal.
4)
5)
Ikatan jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30
cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
6)
Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih
luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm
untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras.
Sud
ut
Besi
Lengkungan Besi
Minimum
Diameter
Minimum
E. L
Gambaran
Besi
180 0
U<
30
U
30
180
U<
30
U
30
3
4
6
(*)
3
4
6
U<
30
900
45
U
30
3
4
U<
30
U
30
B. Kerangka Konseptual
Untuk memahami gambaran / konsep pemikiran Penelitian secara umum dalam
Penelitian ini, Adapun kerangka konseptual, sebagai berikut:
Keterangan :
:
Objek Penelitian
:
Hubungan Searah
Garis Hubungan
Arah Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli dimana menurut
observasi Penelitian, dilokasi ini belum pernah dilakukan Penelitian yang sama sebelumnya.
Sugiyono (2004:4) mengatakan bahwa: Jenis-jenis Penelitian dapat dikelompokkan menurut
tujuan, pendekatan, metode, tingkat eksplanasi, dan analisis dan jenis data. Berdasarkan tujuan,
Penelitian ini termasuk Penelitian penerapan, yaitu Penelitian yang diarahkan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Berdasarkan metode
pendekatan, Penelitian ini termasuk kemampuan menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa itu
dari penjelasan yang berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan dari suatu kegiatan.
Berdasarkan
Penelitian,
termasuk
dalam
tingkat
eksplanasi
yang
di
dalamnya
korelasional/asosiatif, yaitu Penelitian yang bertujuan untuk mengatahui antara dua variabel atau
lebih. Dari jenis data dan analisis dalam Penelitian ini termasuk Penelitian kuantitatif, yaitu
Penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang berbentuk angka).
B. Variabel Penelitian
36
Variabel merupakan suatu konsep yang memiliki nilai ganda, artinya: suatu faktor yang
jika diukur akan mengahasilkan skor yang bervariasi. Jadi variabel Penelitian ini merupakan
gejala yang menjadi objek Penelitian.
Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel X adalah kemampuan guru menumbuhkan minat belajar
2. Variabel Y adalah hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok
beton bertulang.
Angket
b. Studi Dokumentasi
Data dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang dicapai pada standar
kompetensi membuat gambar rencana kolom beton bertulang yang diperoleh dari Daftar
Kumpulan Nilai (DKN) siswa SMK Negeri 2 Gunungsitoli kelas XI kompetensi keahlian teknik
gambar bangunan Tahun Pelajaran 2009/2010.c.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh Peneliti untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam Penelitian dengan menggunakan teknik tertentu.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam Penelitian ini yang berupa angket, sebagai
berikut :
1.
Angket disusun berdasarkan kisi-kisi angket, sebelum dijadikan sebagai instrumen penelitian
terlebih dahulu diuji kelayakannya secara triangulasi
2.
3.
Angket yang memenuhi syarat selanjutnya dijadikan sebagai alat pengumpul data di subjek
penelitian.
4.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan diolah untuk mengetahui hipotesa
penelitian.
F.
bertujuan untuk menguji kebenaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam memeriksa
kebenaran data ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Verifikasi Data
Verifikasi data merupakan kegiatan awal untuk mengetahui keabsahan angket yang telah
diedarkan sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh Peneliti adalah sebagai berikut :
a.
Memeriksa apakah jumlah angket yang telah diserahkan sesuai dengan jumlah angket yang
diharapkan
b. Memeriksa apakah seluruh angket tersebut telah diisi oleh responden dengan baik, benar dan
tepat sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya
c.
Memeriksa apakah angket tersebut memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.
Dengan demikian angket yang lewat dalam verifikasi data dinyatakan telah memenuhi
syarat, selanjutnya dihitung tingkat validitas dan reabilitas angket, sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Uji validitas secara statistik dapat dibedakan atas dua bagian yaitu validitas mewujudkan
soal secara keseluruhan dan validitas menyangkut butir soal atau item. Dalam Penelitian ini, uji
validitas yang akan digunakan oleh Peneliti adalah menyangkut butir soal atau item yang
dilaksanakan dengan melihat besarnya koefisien korelasi.
Oleh Arikunto Suharsini (1999:72) menggunakan pedoman dalam mengetahui tingkat
validitas item dengan angka kasar, yaitu:
r xy =
dimana :
r xy
= Skor item
= Skor total
mengkonsultasikan pada tabel harga r kritik product moment, dengan interval kepercayaan 95 %,
apabila harga r hitung > harga kritik r product moment, maka item tersebut dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas Alat Penelitian
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan metode belah dua yaitu membagi dua bagian seluruh
item alat Penelitian atau item ganjil dan item genap. Dengan menggunakan metode belah dua
yang kemudian mengkorelasikannya dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
dengan angka kasar, dengan demikian telah diketahui reliabilitas separoh tes. Sedangkan untuk
mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown dalam R. Suharmo
sebagai berikut:
R11 =
, Arikunto (2002:136)
dimana :
r11
r1/2 1/2
b.
c.
d.
belajar menjadi nilai (Skor baku) dengan skala Penelitian: 1-100, Arikunto (2001:273)
mengemukakan rumus sebagai berikut
N =
x 100
Dimana :
N =
Skor Maksimum dari angket ini adalah dengan kriteria sebagai berikut
0
- 54
Sangat Rendah
55 - 64
Rendah
65 - 79
Sedang
80 - 89
= Tinggi
90 - 100
Sangat Tinggi
Depdikbut (2004:103)
Pengolahan data dokumentasi ini dengan cara mengumpulkan hasil DKN (Daftar
Kumpulan Nilai), kemudian diolah dengan menggunakan rumus:
Menentukan Nilai Rata-rata Hitung.
Untuk mengetahui rata-rata hitung, ditentukan dengan rumus :
Dimana :
Rata-rata hitung variabel x
=
=
n
Jumlah variabel x
Dalam sistem penilaian terhadap siswa yang kemampuannya sangat baik, baik, cukup dan
kurang dinyatakan dengan nilai angka dan huruf seperti diuraikan di bawah ini:
- Mata pelajaran normatif dan adaptif skalanya:
0,00 - 5,99
6,00 - 7,40
C (menguasai materi)
7,50 - 8,99
9,00 - 10,00
Tidak Kompeten
7,00 - 10,00
Kompeten
(Depdibut 2006:44)
Dimana:
=
=
=
Jumlah responden
Korelasi tinggi
Korelasi cukup
Korelasi rendah
Sudjana (1999:369)
5. Koefisien Determinasi
Untuk melihat berapa besar persentase pengaruh variabel x terhadap variabel y, digunakan
rumus koefisien determinasi dengan rumus :
KD = r2 x 100%
Sujana (2001:174)
6. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus (Sudjana, 2002:377):
t=
Dimana nilai r diambil dari koefisien korelasi. Kemudian nilai t hitungdikonsultasikan pada
table harga distribusi t pada taraf signifikan 5% ( = 0,05) dengan dk = n-2. kriteria pengujian
adalah : Ha diterima jika thitung ttabel.
BAB IV
0,913
0,766
0,632
Valid
0,632
Valid
No. Item
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
rxy
0,693
0,746
0,950
0,929
0,918
0,717
0,633
0,913
0,913
0,794
rtabel
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Setelah data angket diperoleh (lampiran 2), maka penulis menghitung nilai angket siswa
dengan skala 10-100 (lampiran 6 tabel 7), hasil penghitungan nilai angket diketahui dan di
sajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4
NILAI ANGKET SISWA HASIL PENELITIAN DI SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI
No.
Res
.
1
2
Skor
Skor
Maksimum
Nilai
76
76
80
80
95,00
95,00
3
4
5
6
7
8
9
10
63
70
61
56
79
78
79
80
80
80
80
80
80
80
80
80
78,75
87,50
76,25
70,00
98,75
97,50
98,75
100
d. Koefisien Determinasi
Determinasi korelasi dimanfaatkan untuk mengetahui seberapa besar persentase
kontribusi variabel X terhadap Y. Hasil penghitungan koefisien korelasi, selanjutnya
disubstitusikan pada rumus koefisien determinasi untuk diolah. Hasil penghitungan atau
pengolahan data diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 62 % yang berarti: Bahwa
besar kontribusi kemampuan guru menumbuhkan minat belajar dengan hasil belajar adalah 62 %.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Berdasarkan nilai korelasi angket kelengkapan peralatan menggambar denganhasil belajar
siswa di peroleh r = 0,79 dan r2 = 0,62. Nilai-nilai tersebut disubtitusikan pada uji statistik t
untuk diolah. Dari hasil penghitungan dan pengolahan data maka diketahui bahwa harga
thitung adalah 7,38. kemudian thitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk taraf signifikan
5 % dengan dk = n-2 = 10-2 = 8 maka diperoleh t tabel = 1,860 Ternyata harga thitung> ttabel yaitu
7,38>1,860 yang berarti: Hubungan kemampuan guru menumbuhkan minat belajar dengan hasil
belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton bertulang.
B. Pembahasan Temuan Penelitian
Pembahasan penelitian dimaksudkan untuk memberikan interpretasi yang memungkinkan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai tindak lanjut atas hasil penelitian yang telah
dikemukakan di atas, maka dilakukan pembahasan temuan penelitian yang terdiri dari :
1. Jawaban Umum Atas Permasalahan Pokok Penelitian
Masalah pokok penelitian adalah hubungan kemampuan guru menumbuhkan minat belajar
dengan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton bertulang.
Untuk mengetahui hubungankemampuan guru menumbuhkan minat belajar dengan hasil belajar
siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton bertulang, maka diberikan
tes angket kepada siswa. Hasil angket dalam bentuk skor dianalisis untuk pengujian hipotes
penelitian. Angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang diberikan pada sampel,
yang sebelumnya angket tersebut divalidasikan secara triangulasi. Hal inilah yang menjadi pokok
utama dalam penelitian ini, sehingga dapat diperoleh hipotesa dalam penelitian ini.
2. Analisis dan Interpretasi Temuan Penelitian
Dari hasil penelitian di SMK Negeri 2 Gunungsitoli yang selanjutnya diolah dengan
berbagai rumus maka diketahui bahwa hubungan antarakemampuan guru menumbuhkan minat
belajar dengan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar rencana balok beton
bertulang mempunyai pengaruh positif yang signifikan. Hal tersebut diketahui dari hasil
pengolahan data, dimana thitung >ttabel yaitu: 7,381>1,860 oleh karena itu, diharapkan kepada guru
menumbuhkan minat agar siswa lebih termotivasi lagi untuk belajar.
3. Implikasi Temuan Penelitian
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa :
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada standar kopetensi membuat gambar rencana balok beton
bertulang adalah 76,29 dengan klasifikasi cukup baik.
2. Dengan menggunakan uji t, Ternyata harga thitung > ttabel yaitu 7,381>1,860 yang berarti ada
hubungan kemampuan guru menumbuhkan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada standar
kompetensi membuat gambar rencana balok beton bertulang.
3. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi, ternyata besar hubungan kemampuan guru
menumbuhkan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat gambar
rencana balok beton bertulangadalah 62 %.
B. Saran
1. Hendaknya kepada Guru mata pelajaran Teknik Bangunan agar menumbuhkan minat siswa
untuk menggambar pada setiap kegiatan pembelajaran menggambar
2. Hendaknya penelitian ini menjadi bahan masukan kepada Kepala sekolah kejuruan dalam
pemenuhan alat-alat praktek siswa.
3. Hendaknya hasil penelitian ini menjadi bahan perbandingan kepada penelitian lanjutan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, 1998.Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak dalam Chabib Toha,
dan
Proses
Belajar
Mengajar
Pendidikan Agama