Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI INTERNASIONAL

GERAKAN NON BLOK (GNB)


Gerakan NonBlok (GNB) - Sebagaimana telah dibahas di depan, bahwa setelah perang Dunia II berakhir ,
muncul dua blok yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia internasional yaitu Blok Barat dipelopori
oleh Amerika Serikat dengan paham liberalis-kapitalis-demokratis dan Blok Timur dipelopori oleh Uni Soviet
dengan paham komunis. Persaingan antara kedua blok itu dikenal dengan nama Perang Dingin. Sedangkan
negara-negara yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur mendirikan gerakan yang dinamakan Gerakan
Non Blok (GNB) atau Non Alignment Movement (NAM).
Pengertian Gerakan NonBlok
Gerakan NonBlok adalah gerakan yang tidak memihak atau gerakan yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok
Timur.
Latar Belakang Berdirinya Gerakan NonBlok
Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh
dunia internasional. Blok Barat diikat dalam suatu pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic
Treaty Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam Pakta Warsawa.
b. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas
karena persaingan antara blok adidaya tersebut.
c. Adanya Dokumen Brioni yang merupakan pernyataan dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia).
Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di
Pulau Brioni, Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan
gerakan NonBlok.
d. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke15 tahun 1960, kelima orang negarawan tersebut adalah sebagai berikut.
a) Presiden Sukarno, dari Indonesia
b) PM Jawaharlal Nehru, dari India
c) Presiden Gamal Abdul Naser, dari RPA/Mesir
d) Presiden Kwame Nkrumah, dari Ghana
e) Presiden Josep Broz, dari Yugoslavia
e. Mereka ini kemudian dikenal sebagai pendiri Gerakan NonBlok
f. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di
Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet
tersebut. Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara Non Blok untuk segera
menyelenggarakan KTT NonBlok.

Tujuan Gerakan NonBlok


Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan
antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas pada usaha perdamaian saja,
tetapi juga berkaitan dengan hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa. Adapun tujuan Gerakan
NonBlok dapat dirinci sebagai berikut.
a. Berkaitan dengan Perdamaian Dunia
a) Mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia dan hidup bergampingan secara damai.
b) Menyelesaikan persengketaan antarbangsa secara damai.
c) Mengusahakan tercapainya perlucutan senjata secara menyeluruh.
d) Menolak adanya persekutuan militer.
e) Menolak adanya pangkalan asing dan pasukan asing di suatu negara.
b. Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia
c. Menentang kolonialisme, rasialisme, dan apartheid.
d. Berkaitan dengan Ekonomi
a) Memperjuangkan kemerdekaan di bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat
bagi keuntungan bersama.
b) Mengusahakan terwujudnya kerja sama negara-negara maju dan negara-negara berkembang
untuk menata ekonomi dunia yang lebih adil dan merata.
e. Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa
a) Mengusahakan hubungan antarbangsa secara demokratis.
b) Memelihara dan meningkatkan persatuan negara-negara Non Blok
Penyelenggaraan KTT NonBlok
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

KTT NonBlok I
KTT NonBlok II
KTT NonBlok II
KTT NonBlok IV
KTT NonBlok V
KTT NonBlok VI
KTT NonBlok VII
KTT NonBlok VIII
KTT NonBlok IX
KTT NonBlok X
KTT NonBlok X
KTT NonBlok XII
KTT NonBlok XIII

Pola Kerja Gerakan NonBlok (GNB)


a. Bentuk Organisasi
Gerakan NonBlok bukan merupakan organisasi yang memiliki perangkat pengurus organisasi seperti
ASEAN atau PBB.
b. Kegiatan Gerakan NonBlok
Kegiatan Gerakan NonBlok pada pokoknya meliputi bidang politik, perdamaian dunia, dan ekonomi.

c. Anggota Gerakan NonBlok


Pada waktu berdirinya Gerakan NonBlok (1961), beranggotakan 25 negara.

WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)


World Trade Organization (WTO) merupakan satu-satunya organisasi internasional yang mengatur
perdagangan internasional. Terbentuk sejak tahun 1995, WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang
dinegosiasikan dan disepakati oleh sejumlah besar negara di dunia dan diratifikasi melalui parlemen. Tujuan
dari perjanjian-perjanjian WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam
melakukan kegiatannya.
Pendirian WTO berawal dari negosiasi yang dikenal dengan "Uruguay Round" (1986 - 1994) serta
perundingan sebelumnya di bawah "General Agreement on Tariffs and Trade" (GATT). WTO saat ini terdiri
dari 154 negara anggota, di mana 117 di antaranya merupakan negara berkembang atau wilayah kepabeanan
terpisah. Saat ini, WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru di bawah "Doha Development
Agenda" (DDA) yang dimulai tahun 2001.
Pengambilan keputusan di WTO umumnya dilakukan berdasarkan konsensus oleh seluruh negara
anggota. Badan tertinggi di WTO adalah Konferensi Tingkat Menteri (KTM) yang dilaksanakan setiap dua
tahun sekali. Di antara KT, kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan WTO dilakukan oleh General Council. Di
bawahnya terdapat badan-badan subsider yang meliputi dewan, komite, dan sub-komite yang bertugas untuk
melaksanakan dan mengawasi penerapan perjanjian-perjanjian WTO oleh negara anggota.
Prinsip pembentukan dan dasar WTO adalah untuk mengupayakan keterbukaan batas wilayah,
memberikan jaminan atas "Most-Favored-Nation principle" (MFN) dan perlakuan non-diskriminasi oleh dan di
antara negara anggota, serta komitmen terhadap transparansi dalam semua kegiatannya. Terbukanya pasar
nasional terhadap perdagangan internasional dengan pengecualian yang patut atau fleksibilitas yang memadai,
dipandang akan mendorong dan membantu pembangunan yang berkesinambungan, meningkatkan
kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan membangun perdamaian dan stabilitas. Pada saat yang bersamaan,
keterbukaan pasar harus disertai dengan kebijakan nasional dan internasional yang sesuai dan yang dapat
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi setiap negara anggota.
Terkait dengan DDA, KTM Doha pada tahun 2001 memandatkan negara anggota untuk melakukan
putaran perundingan dengan tujuan membentuk tata perdagangan multilateral yang berdimensi pembangunan.
Tata perdagangan ini akan memberikan kesempatan bagi negara berkembang dan LDCs untuk dapat
memanfaatkan perdagangan internasional sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan. Isu-isu utama yang
dibahas mencakup isu pertanian, akses pasar produk bukan pertanian (Non-Agricultural Market Access
NAMA), perdagangan bidang jasa, dan Rules.
Dalam perkembangannya, isu pertanian khususnya terkait penurunan subsidi domestik dan tarif produk
pertanian menjadi isu yang sangat menentukan jalannya proses perundingan. Bagi sebagian besar negara
berkembang, isu pertanian sangat terkait dengan permasalahan sosial ekonomi (antara lain food security,

livelihood security dan rural development). Sementara bagi negara maju, pemberian subsidi domestik
mempunyai dimensi politis yang penting dalam kebijakan pertanian mereka.
Proses perundingan DDA tidak berjalan mulus. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan posisi runding di
antara negara anggota terkait isu-isu sensitif, khususnya pertanian dan NAMA. Setelah mengalami sejumlah
kegagalan hingga dilakukan "suspension" pada bulan Juni 2006, proses perundingan secara penuh dilaksanakan
kembali awal Februari 2007. Pada bulan Juli 2008, diadakan perundingan tingkat menteri dengan harapan dapat
menyepakati modalitas pertanian dan NAMA, dan menggunakan isu-isu single-undertaking seperti isu
perdagangan bidang jasa, kekayaan intelektual, pembangunan, dan penyelesaian sengketa. Namun perundingan
Juli 2008 juga mengalami kegagalan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong kemajuan dalam perundingan, mulai dari pertemuan
tingkat perunding, Pejabat Tinggi, dan Tingkat Menteri; baik dalam format terbatas (plurilateral dan bilateral)
maupun multilateral. Namun semua upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pihakpihak utama yang terlibat tampaknya belum dapat bergerak dari posisi awal mereka.
Target Program Kerja WTO di tahun 2011 adalah 9 (sembilan) Komite/Negotiating Groups diharapkan
mengeluarkan final texts atau teks modalitas yang akan menjadi dasar kesepakatan single undertaking Putaran
Doha pada bulan April 2011. Selanjutnya, kesepakatan atas keseluruhan paket Putaran Doha tersebut
diharapkan selesai pada bulan Juli 2011; dan pada akhirnya seluruh jadwal dan naskah hukum kesepakatan
Putaran Doha selesai (ditandatangani) akhir tahun 2011. Namun target tersebut tampaknya sudah terlampaui
batas waktunya dan belum ada perubahan terhadap Program Kerja yang ada.
Pada bulan Desember 2011, telah diselenggarakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO di Jenewa.
KTM menyepakati elemen-elemen arahan politis (political guidance) yang akan menentukan program kerja
WTO dan Putaran Doha (Doha Development Agenda) dua tahun ke depan. Arahan politis yang disepakati
bersama tersebut terkait tema-tema sebagai berikut: (i) penguatan sistem perdagangan multilateral dan WTO;
(ii) penguatan aktivitas WTO dalam isu-isu perdagangan dan pembangunan; dan (iii) langkah ke depan
penyelesaian perundingan Putaran Doha.
Sebuah titik terang muncul pada KTM ke-9 (Bali, 3 7 Desember 2013), di mana untuk pertama kalinya
dalam sejarah WTO, organisasi ini dianggap telah fully-delivered. Negara-negara anggota WTO telah
menyepakati Paket Bali sebagai outcome dari KTM ke-9 WTO. Isu-isu dalam Paket Balimencakup isu
Fasilitasi Perdagangan, Pembangunan dan LDCs, serta Pertanianmerupakan sebagian dari isu perundingan
DDA.
Disepakatinya Paket Bali merupakan suatu capaian historis. Pasalnya, sejak dibentuknya WTO pada tahun
1995, baru kali ini WTO mampu merumuskan suatu perjanjian baru yaitu Perjanjian Fasilitasi Perdagangan.
Perjanjian ini bertujuan untuk melancarkan arus keluar masuk barang antar negara di pelabuhan dengan
melakukan reformasi pada mekanisme pengeluaran dan pemasukan barang yang ada. Arus masuk keluar barang

yang lancar di pelabuhan tentu akan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya
saing perekonomian dan memperluas akses pasar produk ekspor Indonesia di luar negeri.
Selain itu, Paket Bali juga mencakup disepakatinya fleksibilitas dalam isu public stokholding for food
security. Hal ini akan memberikan keleluasaan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk
memberikan subsidi bagi ketersediaan pangan yang murah bagi rakyat miskin, tanpa khawatir digugat di forum
Dispute Settlement Body WTO.
Dengan Paket Bali, kredibilitas WTO telah meningkat sebagai satu-satunya forum multilateral yang
menangani kegiatan perdagangan internasional, sekaligus memulihkan political confidence dari seluruh negara
anggota WTO mengenai pentingnya penyelesaian perundingan DDA. Hal tersebut secara jelas tercantum dalam
Post Bali Work, di mana negara-negara anggota diminta untuk menyusun work program penyelesaian DDA di
tahun 2014. Selesainya perundingan DDA akan memberikan manfaat bagi negara-negara berkembang dan
LDCs dalam berintegrasi ke dalam sistem perdagangan multilateral.
Indonesia di WTO
Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan DDA didasarkan pada kepentingan nasional
dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk
memperkuat posisi runding Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi. Koalisi-koalisi tersebut antara lain G33, G-20, NAMA-11, yang kurang lebih memiliki kepentingan yang sama. Indonesia terlibat aktif dalam
kelompok-kelompok tersebut dalam merumuskan posisi bersama yang mengedepankan pencapaian
development objectives dari DDA. Indonesia juga senantiasa terlibat aktif di isu-isu yang menjadi kepentingan
utama Indonesia, seperti pembangunan, kekayaan intelektual, lingkungan hidup, dan pembentukan aturan WTO
yang mengatur perdagangan multilateral.
Indonesia selaku koordinator G-33 juga terus melaksanakan komitmen dan peran kepemimpinannya
dengan mengadakan serangkaian pertemuan tingkat pejabat teknis dan Duta Besar/Head of Delegations, Senior
Official Meeting dan Pertemuan Tingkat Menteri; baik secara rutin di Jenewa maupun di luar Jenewa. Hal ini
bertujuan demi tercapainya kesepakatan yang memberikan ruang bagi negara berkembang untuk melindungi
petani kecil dan miskin. Sebagai koalisi negara berkembang, G-33 tumbuh menjadi kelompok yang memiliki
pengaruh besar dalam perundingan pertanian; anggotanya saat ini bertambah menjadi 46 negara.
Indonesia menilai bahwa apa yang sudah disepakati sampai saat ini (draf modalitas pertanian dan NAMA)
merupakan basis yang kuat bagi perundingan selanjutnya yang sudah mencapai tahap akhir. Dalam kaitan ini,
adanya upaya untuk meninjau kembali kesepakatan umum yang sudah dicapai diharapkan tidak akan mengubah
keseimbangan yang ada dan backtracking kemajuan yang sudah berhasil dicapai.
Negara-negara anggota diharapkan bersikap pragmatis dan secepatnya menyelesaikan Putaran Doha
berdasarkan tingkat ambisi dan balance yang ada saat ini. Selanjutnya, diharapkan negara-negara anggota ini

membicarakan ambisi baru pasca-Doha, walaupun adanya dorongan dari negara maju untuk meningkatkan level
of ambition akses pasar Putaran Doha melebihi Draf Modalitas tanggal 6 Desember 2008.
Indonesia memiliki kepentingan untuk tetap aktif mendorong komitmen WTO untuk melanjutkan
perundingan Doha. Indonesia terbuka atas cara-cara baru untuk menyelesaikan perundingan dengan tetap
mengedepankan prinsip single undertaking dan mengutamakan pembangunan bagi negara berkembang dan
LDCs.

FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO)

Food and Agriculture Organization (FAO) bermula terbentuk dari dilaksanakannya suatu konferensi United
Nation Conference on Food and Agriculture yang berlangsung di Hotspring, Virginia, Amerika Serikat.
Konferensi tersebut berlangsung atas inisiatif 44 negara yang dimana memutuskan untuk mendirikan sebuah
organisasi pangan dan pertanian serta membentuk sebuah panitia khusus untuk menyusun rencana-rencana yang
lebih mendetail. Konferensi tersebut tidak mempermasalahkan masalah-masalah konstitusional, yang pada
akhirnya menghasilkan suatu dokumen tentang hal-hal substantif mengenai pangan dan pertanian. Dalam
dokumen tersebut membahas hampir semua aspek kecuali mengenai kehutanan dan perikanan. Pembentukan
organisasi tersebut ditujukan untuk lebih memperhatikan sektor pertanian sebagai sektor penting masyarakat
pedesaan yang semakin kurang mendapat perhatian dan tersisihkan oleh industrialisasi.
Panitia khusus mengenai pangan dan pertanian yang telah dibentuk oleh konferensi Hotspring mempersiapkan
anggaran dasar FAO dan 3 dokumen lainnya.
Pertama, usul untuk menggabungkan International Institute of Agriculture dengan FAO. Kedua, laporan khusus
tentang kehutanan. Ketiga, naskah non-teknis yang menggambarkan tentang organisasi baru. Penandatanganan
anggaran dasar danpembukaan konferensi FAO yang pertama dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 1945 di
Quebec City, Canada. Selanjutnya tanggal tersebut dijadikan dan diperingati sebagai hari berdirinya FAO,
dengan mandat untuk meningkatkan tingkat nutrisi dan standar hidup yang layak, untuk memperbaiki
produktifitas pertanian, serta untuk memperbaiki kondisi masyarakat di pedesaan. FAO awalnya bermarkas di
Washington D.C. namun terhitung tanggal 26 November 2005 markasnya dipindahkan ke Roma.
Yang menjadi prioritas utama dari FAO adalah mendorong terjadinya sustainable agriculture and rural
development. Ini merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi makanan dan keamanan
pangan atau food security dengan memelihara dan mengolah sumber daya alam. Tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan pangan baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang, dengan mendorong
dilakukannya pembangunan yang tidak merusak lingkungan, dengan teknik yang tepat dan cocok, secara
ekonomi dapat dijalankan dan secara sosial dapat diterima. Landasan kegiatan FAO dalam masalah pemenuhan
kebutuhan pangan adalah Hak Asasi Manusia, dimana manusia senantiasa membutuhkan pangan untuk
menjalani kehidupannya.
FAO juga menggalakan penanaman modal di bidang pertanian, perbaikan pengolahan tanah dan air,
peningkatan hasil pertanian dan peternakan serta alih teknologi dan pengembangan riset petanian negara-negara
yang sedang berkembang.
Organisasi ini mempromosikan pelestarian sumber-sumber alam, terutama sumber genetika tanaman serta
penggunaan pupuk dan pestisida yang rasional, memerangi penyakit hewan, menggalakan pembangunan

perikanan laut dan ait tawar, mempromosikan sumber energi baru yang bisa diperbaharui terutama energi untuk
pedesaan dan mendorong pemanfaatan sumber hutan secara bijaksana.
Menurut Ensiclopedia Americana, setiap negara anggota FAO mempunyai kewajiban untuk meningkatkan gizi
dan standar hidup masyarakatnya, meningkatkan produksi dan distribusi pangan serta produksi pertanian juga
meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. FAO memperlihatkan teknik baru untuk mengolah hasil panen
para petani, memberi nasehat pada pemerintah bagaimana mencapai perdagangan internasional, khususnya
dalam komoditas pertanian agar lebih stabil dan matang.
FAO merupakan organisasi badan yang berstatus semi otonom dan merupakan bagian integral dari PBB. Oleh
karena itu, dalam melakukan tugas-tugasnya memiliki lembaga-lembaga yang dapat menentukan programprogramnya dan memiliki administrasi serta sekretariatnya sendiri. FAO terdiri dari delapan bagian, yaitu:
Administration and Finance Agriculture, Economic and Social, Fisheries, Forestry, General Affairs and
information, sustainable development and Technical Cooperation. Untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya,
FAO mempekerjakan 3700 anggota staf, yang terdiri dari 1400 profesional, dan 2300 staf pembantu umum,
dengan menyediakan lima kantor regional, lima kantor sub regional, lima kantor liaison dan lebih dari 78 kantor
di negara-negara anggota untuk memnuhi kebutuhan kantor pusat yang terletak di Roma.
FAO bertindak sebagai pemimpin dalam hal pembangunan pedesaan didalam sistem PBB. Tugasnya adalah
untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan dengan mempromosikan pembangunan pertanian, perbaikan gizi
dan tercapainya food security. FAO juga merupakan pemimpin untuk membantu mengatasi masalah pertanian,
kehutanan dan perikanan. FAO membentuk suatu forum bagi para anggotannya untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi oleh setiap negara di bidang pertanian dan pangan. Dengan adanya peranan sentral dari
pembangunan pertanian maka FAO dapat memobilisasi secara internasional dalam memberikan dana bantuan
terhadap masalah pangan dan pertanian.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka FAO dapat diklasifikasikan sebagai suatu organisasi internasional.
Menurut Teuku May Rudy secara terperinci penggolongan organisasi internasional ada bermacam-macam
menurut segi tinjauan berdasarkan 8 hal, antara lain :
1. Berdasarkan pada tujuan dan aktivitasnya maka FAO terklasifikasikan sebagai organisiasi yang
bertujuan mendorong hubungan co-operative diantara anggotanya yang tidak sedang dalam konflik
Negara sehingga dapat juga dikategorikan sebagai Organisasi Internasional antar pemerintah
(IGO/International Government Organization).
2. Menurut ruang lingkup (wilayah) kegiatan dan keangotaan, FAO termasuk dalam Organisasi
Internasional Global.
3. Dan berdasar bidang kegiatan (operasional) organisasinya, FAO termasuk dalam bidang Ekonomi,
lingkungan hidup, serta kesehatan.
4. Menurut tujuan dan luas bidang operasinya, FAO termasuk dalam Organisasi Internasional khusus.
5. Ruang lingkup (wilayah) dan bidang kegiatannya mengkategorikan FAO sebagai Organisasi
Internasional Global-khusus.

6. Menurut taraf kewenangan atau kekuasaannya FAO tergolong Organisasi Internasional Organisasi
kerjasama (co-operative organization).
7. Betuk dan pola kerjasamanya FAO disebut Kerjasama Fungsional (fuctional organization).
8. Dan berdasarkan fungsinya maka FAO termasuk Organisasi administratif karena sepenuhnya hanya
melaksanakan kegiatan teknis secara administratif.
ORGAN FAO ( Food and Agricultural Organization)
Sebagai sebuah organisasi internasional, FAO mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari: Conference,
Council, Committess of the Council, Other 53 Intergovermental Bodies dan Secretariat (Hutcheson, 1995:144).
FAO juga mempekerjakan 3700 anggota staf, yang terdiri dari 1400 profesional, dan 2300 staf pembantu umum,
dengan menyediakan lima kantor regional, lima kantor sub regional, lima kantor liaison dan lebih dari 78 kantor
di negara-negara anggota.
1.

Conference

Konferensi yang diselenggarakan FAO dihadiri oleh seluruh negara anggota dan negara peninjau, yang masingmasing diwakili oleh satu delegasi. Negara peninjau memiliki hak untuk berpartisipasi di dalam pembicaraanpembicaraan konferensi akan tetapi tidak mempunyai hak untuk dipilih menduduki suatu jabatan serta tidak
mempunyai hak suara. Setiap negara anggota dan negara peninjau dapat menunjuk pengganti, penasehat dan
peninjau delegasi.
Konferensi dapat menentukan syarat-syarat keikutsertaan pengganti, peninjau dan penasehat delegasi dengan
catatan tidak mempunyai hak suara kecuali dalam keikutsertaan pengganti, peninjau dan penasehat delegasi itu
bertindak sebagai delegasi penuh. Setiap delegasi hanya boleh diwakili oleh satu negara anggota atau negara
peninjau.
Konferensi dilaksanakan 2 tahun sekali dalam sidang-sidang biasa dan dapat juga dilaksanakan dalam sidang
luar biasa apabila:
1. Dalam sidang biasa, konferensi ditentukan dengan suara terbanyak untuk mengadakan sidang di tahun
selanjutnya.
2. Council memerintahkan demikian kepada Direktur Jenderal, jika paling sedikit sepertiga dari negara
anggota memintanya.
Konferensi akan memilih pejabat-pejabat FAO, kecuali jika ditentukan lain di dalam anggaran dasar atau dalam
keputusan konferensi.
Adapun fungsi dari konferensi itu sendiri adalah:
1. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan mengesahkan anggaran belanja organisasi, meneliti dan menilai
semua kegiatan yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar.
2. Konferensi harus berpegang kepada ketentuan-ketentuan umum dan ketentuan-ketentuan keuangan
organisasi.

3. Konferensi dengan suara paling sedikit dua pertiga dari suara keseluruahan dapat membuat rekomendasi
kepada negara anggota atau negara peninjau mengenai permintaan yang berhubungan dengan masalah
pangan dan pertanian.
Di dalam konferensi, bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Inggris. Namun demikian tidak jarang bahasa
lain pun dapat digunakan, seperti bahasa Arab, Cina, Perancis dan Spanyol.
2.

Council

Council merupakan organ eksekutif dari konferensi. Mereka bertemu paling tidak tiga kali, diantaranya ketika
dilaksanakan konferensi (yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali). Council terdiri dari 49 negara anggota
yang dipilih oleh konferensi.
Setiap negara anggota Council hanya memiliki satu perwakilan dan dapat menunjuk pengganti, peninjau dan
penasehat perwakilan. Council menentukan syarat-syarat untuk keikutsertaan dalam proses persidangan bagi
pengganti, peninjau dan penasehat dengan ketentuan bahwa keikutsertaan tersebut tidak mempunyai hak suara,
kecuali dalam hal keikutsertaan pengganti, peninjau dan penasehat tersebut bertindak sebagai perwakilan.
Setiap perwakilan hanya boleh memiliki satu anggota Council. Masa jabatan dan persyaratan lain untuk anggota
Council ditentukan dalam peraturan yang dibuat oleh konferensi. Konferensi menunjuk ketua Council yang
independen. Council mempunyai wewenang mengenai hal-hal yang didelegasikan oleh konferensi. Tetapi
konferensi tidak dapat memberikan wewenang mengenai hal-hal yang diatur di dalam keanggotaan, wewenang
konferensi dan fungsi dari konferensi.
Council memilih pejabat-pejabatnya kecuali ketua dan tunduk pada semua keputusan konferensi serta peraturan
dan prosedurnya. Semua pelaksanaan keputusan Council dibantu oleh komite-komite (Hutcheson, 1995:151).
Adapun komite-komite yang dimiliki Council terdapat lima komite, yaitu:
1.
Committee on Comodity Problems (CCP)
CCP menangani masalah-masalah komoditi internasional yang berpengaruh pada produksi, pasar, konsumsi dan
berhubungan dengan masalah-masalah ekonomi. CCP juga bertugas untuk melakukan survey atas situasi
komoditi di dunia dan melaporkannya pada Council. CCP telah mendirikan kelompok-kelompok
Intergovermental yang memperhatikan berbagai masalah yang berhubungan dengan komoditi-komoditi seperti:
beras, coklat, gandum, pisang, anggur dan lain-lain. CCP juga telah mendirikan Consultative Subcommittee on
Surplus Disposals (CSD). CSD mengadakan pertemuan rutin di Washington untuk merundingkan akibat pasar
komersil dari penjualan produk-produk pertanian baik sebagai bantuan ataupun berdasarkan konsesi harga.
2.
Committee on Fisheries (COFI)
COFI membahas kerja organisasi di dalam bidang perikanan. COFI juga melakukan peninjauan umum secara
berkala atas masalah-masalah perikanan dalam skala internasional, menambahkan solusi-solusi positif,
mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan perikanan dan membuat rekomendasi pemecahan
masalah yang memungkinkan.
3.
Committee on Forestry (COFO)

COFO membahas kerja organisasi di dalam bidang kehutanan. COFO juga melakukan peninjauan umum secara
berkala atas masalah-masalah kehutanan dalam skala internasional, menambahkan solusi-solusi positif,
mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehutanan dan membuat rekomendasi pemecahan
masalah yang memungkinkan.
4.
Committee on Agriculture (COAG)
COAG membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian dan melaporkannya kepada Council
atau memberikan masukan kepada Direktur Jenderal. COAG melakukan penilaian dan peninjauan umum secara
berkala atas masalah-masalah pertanian, memberi masukan pada Council melalui program-program kerja
organisasi jangka panjang dan menengah dalam bidang pertanian tertentu serta pengimplementasiannya.
5.
Committee on Food Security (CFS)
Komite ini melakukan review berkelanjutan atas permintaan, penawaran dan persediaan bahan-bahan makanan
dasar. CFS melakukan evaluasi secara periodik dari pemenuhan bahan makanan untuk keperluan domestik suatu
negara dan pasar dunia pada saat ini dan masa akan datang. CFS juga membahas langkah-langkah yang diambil
oleh pemerintah suatu negara dalam mengimplementasikan aturan internasional untuk mengatasi kesulitankesulitan yang akan dihadapi dalam hal menjamin pemenuhan suplai makanan agar dapat memenuhi minimum
ketahanan pangan dunia.
Selain dari lima komite utama, Council juga memilki tiga komite kecil yang memperhatikan masalah
pengelolaan. Komite-komite tersebut membantu Council dalam melakukan pekerjaannya. Komite-komite
tersebut adalah:

3.

The Programme Committee


The Finance Committee
The Committee on Constitutional and Legal Matters
Direktur Jendral

Dirjen dalam organisasi dipilih melalui konferensi untuk masa jabatan 6 tahun dan dapat dipilih kembali pada
konferensi berikutnya. Pemilihan Dirjen harus dilaksanakan berdasarkan anggaran dasar sebelum masa jabatan
Dirjen berakhir. Dirjen mempunyai kekuatan dan wewenang penuh dalam melaksanakan tugas organisasi.
Dirjen terpilih harus berpartisipasi dalam setiap konferensi akan tetapi tidak memiliki hak suara dalam
melaksanakan tindakan sesuai dengan permasalahan yang ada.
4.

Staf Organisasi

Staf organisasi dipilih oleh Direktur Jenderal sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan
konferensi. Staf bertanggung jawab kepada Dirjen dan tanggung jawab mereka secara khusus sangat luas serta
mereka tidak menerima atau mendapatkan perintah dari luar wewenang organisasi. Para anggota staf memiliki
atau mendapatkan kekebalan dan fasilitas dimana mereka memiliki kedudukan yang sama dengan staf-staf yang
lain dari organisasi internasional lainnya.
5.

Keanggotaan

Keanggotaan FAO berjumlah 184, yang terdiri dari 183 negara dan 1 organisasi Uni Eropa.

Jumlah anggota FAO adalah sebagai berikut:

Kawasan Afrika berjumlah 48 negara, dan menduduki 9 kursi di dalam Council.


Kawasan Asia berjumlah 22 negara, dan menduduki 9 kursi di dalam Council.
Kawasan Eropa berjumlah 43 negara, dan menduduki 10 kursi di dalam Council.
Amerika Latin dan Carribian berjumlah 33 negara, dan menduduki 9 kursi di dalam Council.
Wilayah Near East berjumlah 21 negara, dan menduduki 6 kursi di dalam Council.
Negara-negara di Amerika Utara berjumlah 2 negara, dan menduduki 2 kursi di dalam Council.
Negara-negara di wilayah South-west Pasific berjumlah 14 negara, dan menduduki 1 kursi di dalam
Council.

Penerimaan anggota baru ditentukan oleh konferensi yang dihadiri oleh sebagaian besar negara anggota dan
disetujui oleh dua pertiga dari jumlah negara yang hadir. Penerimaan anggota baru tersebut berdasarkan
pengajuan proposal untuk menjadi negara anggota organisasi yang dilampiri pernyataan bahwa akan menerima
semua kewajiban yang ditentukan dalam anggaran dasar organisasi.

UEFA
Uni Sepak Bola Eropa (Union of European Football Associations) biasa disebut dengan
singkatannya UEFA, adalah badan administratif dan pengatur sepak bola Eropa.
UEFA adalah badan sepak bola terbesar di dunia dari segi keuangan dan pengaruh kepada sepak bola
dunia. UEFA didirikan pada 15 Juni 1954 diBasel, Swiss. Markasnya berada di Paris hingga 1959 ketika
organisasi ini pindah ke Bern. Henri Delaunay adalah Sekretaris Jendral pertama dan Ebbe Schwartz presiden
pertama. Sejak 1995, pusat administratifnya terletak di Nyon, Swiss. Saat ini ada 53 asosiasi sepak bola
nasional yang bernaung di bawah UEFA.
Sekretaris Jenderal Uefa
Dipanggil Eksekutif Utama sejak Desember 1999:

Henri Delaunay

Pierre Delaunay

Hans Bangerter (1960 1989)

Gerhard Aigner

Presiden UEFA

Ebbe Schwartz

Gustav Wiederkehr

Artemio Franchi

Jacques Georges

Lennart Johansson (1990-2007)

Michel Platini (2007-)

Kejuaraan yang diselenggarakan oleh UEFA

Liga Champions (Champions League)

Piala UEFA (sejak musim 2009-10 ditiadakan dan digantikan Europa League)

Piala Eropa (European Cup)

Piala Super Eropa (European Super Cup)

Piala Intertoto (sejak musim 2009-10 ditiadakan)

Piala Winners (sejak musim 1998-99 ditiadakan)

AFC
Konfederasi Sepak Bola Asia (dalam bahasa Inggris: Asian Football Confederation atau AFC) adalah
badan pengatur sepak bola di Asia, tidak termasuk Siprus dan Israel, tetapi mencakup Australia. AFC
mempunyai 47 negara anggota yang mayoritas terletak di Asia. Negara yang memiliki wilayah di Eropa dan
Asia, seperti Turki, Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia, dan Rusia, tergabung ke dalam UEFA, sama halnya
dengan Armenia, Siprus, dan Israel, yang seluruh wilayahnya terletak di Asia. Di sisi lain, Australia, yang
sebelumnya di OFC, sekarang telah masuk sejak 2006, dan kepulauan Oseania dari Guam, wilayah Amerika
Serikat, juga merupakan anggota dari AFC.
AFC didirikan pada 8 Mei 1954 di Manila, Filipina dan merupakan salah satu dari enam konfederasi
benua FIFA. FIFA mengakui AFC sejak 21 Juni 1954. Markas AFC berada di AFC House, Jalan 1/155, Bukit
Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia. Presidennya saat ini adalah Salman Bin Ibrahim Al-Khalifa dari Bahrain.
Negara Pendiri
1. Afghanistan

7. Jepang

2. Burma (Myanmar)

8. Republik Korea

3. Republik China

9. Pakistan

4. Hong Kong

10. Filipina

5. India

11. Singapura

6. Indonesia

12. Vietnam

Wilayah

Wilayah anggota AFC


AFC terbagi ke dalam empat wilayah. Berikut ditunjukkan bagaimana tim-tim nasional di Asia terbagi ke dalam
wilayah-wilayah (tetapi tidak harus menjadi bagian dari federasi sepak bola regional di wilayah tersebut).
Sebagai aturan, karena adanya pembatasan budaya, hanya wilayah ASEAN dan Asia Timur yang mempunyai
tim wanita.

Anda mungkin juga menyukai