Anda di halaman 1dari 29

PEMANFAATAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia

Mangoestana L) SEBAGAI TEH ANTIOKSIDAN

Nama

: Nurul Amini

NIM

: F1C113061

Prodi

: Kimia A

Mata Kuliah

: Agroindustri dan Lingkungan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pemanfaatan Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangoestana L ) sebagai Teh
Antioksidan dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk melengkapi tugas akhir
semester matakuliah Agroindustri dan Lingkungan.
Akhirnya penulis sadari bahwa penulis dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari sempurna. Seperti pepatah mengatakan,Tak ada gading yang tak
retak. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif untuk kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.

Jambi, 07 Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1

Latar Belakang...............................................................................1

1.2

Rumusan Masalah..........................................................................2

1.3

Tujuan.............................................................................................2

1.4

Manfaat penulisan..........................................................................2

1.5

Metode Pengumpulan Data............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................4


2.1

Asal-Usul Tanaman Manggis.........................................................4

2.2

Klasifikasi Tanaman Manggis........................................................5

2.3

Habitat............................................................................................6

2.4

Budidaya.........................................................................................6

2.8

Pembuatan teh kulit manggis.......................................................16

2.9

Kandungan Zat Penting................................................................19

BAB III PENUTUP......................................................................................23


3.1

Kesimpulan...................................................................................23

3.2

Saran.............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pohon Manggis...........................................................................4


Gambar 2 Naungan Bibit Manggis.............................................................8
Gambar 3 Bunga Manggis.........................................................................10
Gambar 4 Buah Manggis...........................................................................11
Gambar 5 Kulit Manggis...........................................................................11
Gambar 6 Hasil pengirisan kulit manggis................................................16
Gambar 7 Teh Kulit Manggis....................................................................17

DAFTAR TABEL

Tabel 1Komposisi Nutrisi per 100 g Buah Manggis................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta ini tercipta dengan proses yang sangat rumit dan
mengagumkan, demikian juga dengan bumi dan seluruh komponen yang ada di
dalamnya.. Indonesia secara astronomis terletak pada 6 LU - 11 LS dan 95 BT
-141 BT. Berdasarkan letak lintang tersebut Indonesia termasuk negara yang
beriklim tropis. Di negara tropis ini, terdapat beraneka ragam tumbuhan. Salah
satunya adalah tanaman manggis. Tanaman manggis ini berbunga pada bulan Mei
sampai Januari dan banyak tumbuh di daerah tropis, terutama di Kepulauan
Nusantara. Pohon manggis selalu berwarna hijau dengan tinggi sekitar 6-20 meter.
Batangnya tegak di mana batang pokoknya terlihat jelas, kulit batangnya berwarna
cokelat dan memiliki getah kuning. Helaian daunnya berwarna hijau gelap di
permukaan bagian atas dan berwarna hijau terang di bagian bawahnya.Buah
manggisnya sendiri berbentuk bola tertekan dengan garis tengah sekitar 3,5-7 cm.
Kulit buah manggis tebal dan setelah masak berwarna merah keunguan. Namun
ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Isi dari buah manggis berwarna
putih salju.
Keeksotisan warna dari buah manggis ini menyebabkan ia dijuluki Queen
of Fruit yang berarti Ratu Buah. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan
tanaman manggis hanya pada buahnya saja. Karena buahnya yang mengandung
gula sakarosa ini membuat rasanya manis menyegarkan sehingga banyak orang
yang menggemarinya. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram
meliputi 79,2 gram air, 0,5gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11
mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14I U vitamin A, 66 mg vitamin C,
vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5
(niasin) 0,1 mg.
Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena
olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.Selain buahnya yang
menggandung banyak zat yang beguna bagi tubuh, ternyata setelah diteliti kulit

buah manggis juga mengandung berbagai macam zat yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu senyawa xanthone yang meliputi mangostin,
mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifoli xanthone, tovophyllin
B, alfa mangostin, betamangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid
epicatechin, dan gartanin.
Namun sebagian masyarakat belum mengetahui tentang manfaat dari kulit
buah manggis tersebut sehingga mereka hanya mengkonsumsi buahnya saja dan
membuang kulitnya begitu saja. Jika dibuang begitu saja tentu akan membuat
lingkungan menjadi tidak enak dipandang. Hal ini sangat disayangkan karena
sebenarnya kulit buah manggis mempunyai berbagai macam khasiat untuk tubuh
dan dapat mengobati beberapa penyakit. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut
penulis memilih judul Pemanfaatan Kulit Buah Manggis sebagai Teh
Antioksidan. Makalah ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara pemanfaatan
kulit buah manggis dan pengolahannya sehingga dapat berguna bagi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan permasalahan yang
akan dibahas sebagai berikut:
a) Apa saja ciri-ciri dari tanaman manggis?
b) Bagaimana cara pembudidayaan tanaman manggis?
c) Bagaimana kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman manggis
terutama pada bagian kulit buahnya?
d) Bagaimana cara pengolahan kulit buah manggis menjadi teh?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui ciri-ciri tanaman manggis.
b) Mengetahui cara-cara pembudidayaan pembudidayaan tanaman manggis.
c) Mengetahui berbagai kandungan kimia dalam tanaman manggis terutama
bagian kulit buahnya.
d) Mengetahui cara pengolahan kulit buah manggis menjadi teh antioksidan.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan makalah ini, baik bagi
penulis maupun bagi para pembaca umumnya adalah sebagai berikut :
a) Dapat memahami dan lebih mengenal seluk-beluk tanaman manggis.

b) Dapat mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam tanaman


manggis terutama bagian kulit buahnya.
c) Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman
manggis terutama bagian kulit buahnya.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam makalah ini, penulis
menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a) Metode Studi Pustaka
Metode ini berupa pengumpulan data yang dilakukan dengan
mencari informasi-informasi penting pada buku-buku literatur yang
berhubungan dengan seluk-beluk tanaman manggis terutama bagian kulit
buahnya serta pemanfaatannya.
b) Metode Pencarian di Dunia Maya
Metode ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data yang
tidak didapatkan ketika studi pustaka maupun observasi. Cara ini
dilakukan dengan mencari data data melalui website website yang
terkait dengan seluk-beluk tanaman manggis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal-Usul Tanaman Manggis


Manggis (Garcinia mangostana L.) pada
umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya,
walaupun kadang ada laporan mengenai spesies
liarnya yang berada di Malaysia. Jenis ini mirip
sekali dengan Garcinia hombroniana Pierre
(Kepulauan Nikobar) dan dengan G. malaccensis T.
Anderson, yang berasal dari Malaysia. Manggis
diduga merupakan hasil silangan alotetraploid dari
kedua jenis tersebut.
Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia
Gambar 1 Pohon Manggis
Tenggara, mungkin dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis
menyebar ke timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina),
dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian
selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja.
Tanaman manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal
tahun 1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar pada kisaran jenis tanah dan lokasi
yang cukup luas. Penanaman pada skala yang lebih luas terjadi secara bersamaan
dengan meluasnya permukiman pada awal penyebaran penduduk Asia Tenggara.
Para pelancong, penjelajah, atau kolektor tanaman Eropa terdahulu seperti
Mjobery (Swedia), Fairchild (Inggris), Laurent Garcin (Perancis), dan Popenoe
(Amerika) telah mendiskripsikan tanaman manggis. Hanya dalam dua abad
terakhir tanaman manggis tersebar ke negara-negara tropik lainnya, seperti
Srilangka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan Queesland
(Australia).
Penamaan ilmiah Garcinia mangostana kepada manggis diberikan sesuai
dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin (1683
1751) dan telah dibudidayakan untuk waktu yang lama di berbagai tempat di
4

daerah tropik basah. Pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana Garcinia
Gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genus dan lebih
dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropic, di antaranya 9 genus dengan
spesies yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genus dengan sekitar 50
spesies dari famili ini berasal di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu
tipe genus dalam famili ini yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan
genus dengan yang mempunyai nilai ekonomi penting yang dikenal dengan
mammy apple atau mammy, M.Americana.
Menurut Cox (1976), genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih
dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau
Kalimantan. Di Asia Tenggara, manggis dikenal dengan banyak nama, seperti
manggis di Indonesia dan Malaysia, kadang dikenal nama setor, mesetor, atau
sementah di Malaysia, manggustan atau manggis di Filipina, mongkhul di
Kamboja, mangkhud di Laos, dodol atau mangkhut di Thailand, dan cay mangcut
di Vietnam, mangustai di Tamil. Di Prancis disebut mangostanaier, mangouste,
atau mangostier, di Spanyol disebut mangostan, di Jerman mangostane, di
Belanda mangoestan atau manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan
mangosta atau mangusta.
2.2

Klasifikasi Tanaman Manggis


Dalam ilmu biologi manggis dikenal dengan nama Garcinia
mangostana L, dengan klasifikasi lengkapnya sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Devisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Parietales

Family

: Guttiferae

Genus

: Garcinia

Spesies

: Garcinia Mangostana L.

2.3 Habitat
Manggis merupakan tanaman budidaya di daerah tropis. Tumbuhan ini
tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar matahari, kelembaban
tinggi, dan musim kering yang pendek (untuk menstimulasi perbungaan). Pada
kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tumbuhan ini
ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl (20 - 40C) di daerah tropis, namun
pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah.
2.4 Budidaya
2.4.1 Syarat Tumbuh
1. Tinggi tempat
Mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 m dpl.
Semakin tinggi daerah tempat tumbuhnya, maka bertambah lamban
pertumbuhannya. Hal itu menjadi semakin panjang saat mulai berbunga dan
berbuahnya.
2. Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai yaitu berkisar antara 1500 - 2500 mm/thn,
dengan periode basah 6 bln.
3. Tanah
Tanaman manggis sangat baik pertumbuhannya pada tanah yang
kaya akan bahan organik, serta tanah yang aerasinya cukup baik, jenis tanah
agak berat sampai tanah ringan. Berbagai tipe tanah tempat tumbuhnya
manggis yaitu tanah alluvial, regosol, latosol,dll. Keasaman tanah yang
sesuai adalah tanah yang mendekati netral, berkisar pada pH 5-7. Di tanah
tersebut, sebagian besar unsure hara lebih mudah diserap oleh akar tanamn
manggis. Tanaman manggis tidak menyukai tempat hidup yang tanahnya
memiliki salinitas tinggi.

2.4.2 Bibit Tanaman Manggis


1. Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif dengan cara sambungan.
Perbanyakan bibit dengan sambung pucuk bertujuan untuk
mengatasi kelemahan sistem perakaran pada tanaman manggis, sehingga
bibit memiliki perakaran yang kuat. Untuk itu ditempuh dengan
menyambungkan batang bawah bibit tanaman dari varietas yang kompatibel
dan memiliki perakaran kuat. Beberapa alternative tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk batang bawah sambung pucuk manggis antara lain
yamplung, mundu baros, dan menjing.
Kelemahan dari bibit manggis yang berasal dari sambung pucuk
antara lain pada batang bibit terdapat bekas luka sambung, dan perlu
penanganan baik; bibit yang menggunakan entries dari cabang tersier akan
tumbuh condong, sehingga bibit yang terbentuk tampak kurang ideal dan
pertumbuhannya lambat.
Kelebihannya antara lain bibit akan memiliki sifat yang sama dengan
tanaman induknya yang digunakan sebagai batang atas (entries), tanaman
akan memiliki perakaran yang kuat apabila batang bawah yang digunakan
kompatibel.
2. Bibit yang akan ditanam harus berlabel yang dikeluarkan oleh Balai
Pengawasan dan Sertiviksi Benih (BPSBTPH).
2.4.3 Persiapan Tanam
1. Pengolahan Lahannya
Usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh
karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada, kecuali yang
mengganggu tanaman manggis berkembang. Jarak tanam manggis 8 X 10 m
atau 10 X 10 m.
2. Pembuatan lubang
Lubang dibuat dengan ukuran:
7

panjang :50 cm
lebar :50 cm
dalam :50 cm
Lubang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu agar tanah menyerap oksigen
dan terkena sinar matahari untuk mematikan bakteri yang merugikan tanaman
manggis serta mengurangi keasaman tanah. Kemudian lubang ditutup dengan
campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah pupuk organik
yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah.
2.4.4 Penanaman
1. Saat tanam yang baik adalah awal musim hujan.
2. Sebelum ditanam bibit diistirahatkan di tempat teduh agar benih
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
3. Penanaman hanya sampai leher akar.
2.4.5 Pemeliharaan
1. Pembuatan naungan.
Oleh karena tanaman manggis tidak tahan
terhadap sinar matahari langsung untuk itu
perlu dibuat naungan.. Lama tanaman manggis
diberi naungan adalah sampai berumur 2
tahun.
Gambar 2 Naungan Bibit
Manggis
Ukuran naungan adalah sebagai berikut :
-

panjang 60 cm
lebar 40 cm
tinggi 75 cm
Naungan berupa tonggak dari kayu / bambu, atap dari daun alang-

alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding kosong.

2. Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam


diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang setiap enam
bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon.
Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak
0,5 kg/pohon dan diulang setiap enam bulan sekali.
3. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan dari gulma yang mengganggu
pertumbuhan atau mengganggu proses produksi. Penyiangan gulma
bertujuan untuk menghindari persaingan penyerapan unsure hara oleh
tanaman manggis dengan gulma. Penyiangan pada tanaman manggis hanya
dilakukan terhadap tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman saja. Hal ini disebabkan tanaman manggis tidak tahan terhadap
sinar matahari langsung.
4. Penyisipan
Apabila tanaman manggis yang ditanam ada yang mati atau
pertumbuhan sangat kerdil sebaiknya segera dilakukan
penyisipan/penggantian dengan bibit baru.
2.5 Ciri-ciri tanaman manggis
2.5.1.Akar
Sistem perakaran pada manggis mudah patah, lambat tumbuh, dan mudah
terganggu. Hal ini disebabkan karena tidak dijumpai akar rambut pada akar utama
maupun akar lateral. Bukti ini memberikan indikasi yang kuat bahwa awal
mulanya akar memiliki sifat yang sama dengan akar dari benih yang ditumbuhkan
di dalam kultur air, tetapi kurang dapat berfungsi jika ditumbuhkan dalam medium
pot yang padat.
2.5.2 Batang
Batang tanaman manggis tegak dengan batang pokoknya terlihat jelas. Kulit
batang biasanya berwarna coklat gelap atau hampir gelap. Morfologinya kasar dan
cenderung mengelupas. Batang tanaman manggis juga memiliki getah yang
berwarna kuning atau resin. Getah kuning atau resin ini tidak hanya berada pada
9

batangnya saja namun juga pada semua jaringan utama tanaman manggis.
Diameter batangnya sendiri sekitar 25 35cm. Sedangkan tinggi dari pohon
manggis mencapai 10 25meter dengan ukuran kanopi sedang serta tajuk yang
rindang berbentuk piramida.
2.5.3 Daun
Daun-daun pada tanaman manggis sangat rimbun di mana daun manggis ini
termasuk jenis daun tunggal. Duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan.
Daun manggis ini berbentuk jorong dengan pangkal daun yang membelah. Daun
manggis juga tebal dan kaku. Perbandingan panjang dan lebar daun adalah 30 cm
atau dengan ukuran sekitar 12-23 x 4,5-10 cm. Panjang tangkai daun adalah
sekitar 1,5-2 cm dan berhubungan dengan tunas. Ujung daunnya meruncing. Tepi
daun manggis rata dan menyerupai perkamen sedangkan permukaan daunnnya
licin dan mengkilat. Bentuk dari tulang daunnya sendiri adalah menyirip.
Permukaan atas daun manggis ini berwarna hijau gelap sedangkan permukaan
bawahnya berwarna hijau terang. Daun-daun dapat bertahan sampai beberapa
tahun dengan daun-daun baru pada hampir semua cabang yang dihasilkan dari
trubus-trubus baru yang terjadi satu atau dua kali setahun. Daun-daun baru
berwarna agak merah muda yang dapat berubah menjadi hijau cerah, tetapi
perubahan warna ini hanya terjadi dalam periode yang singkat dan segera menjadi
hijau gelap setelah daun-daun menjadi dewasa.
2.5.4 Bunga
Bunga dari tanaman manggis ini
bersifat uniseksual dioecious (berumah dua),
akan tetapi hanya bunga betina yang dapat
dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak
berkembang sempurna (rudimenter), yaitu
Gambar 3 Bunga Manggis

tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak


dapat berfungsi. Bunga betina terdapat pada

pucuk ranting muda dengan diameter 5 6 cm, pedikelnya pendek, tebal dan
panjang 1,8 2 cm terletak pada dasar bunga. Bunga memiliki empat sepal dan
empat petal dengan tangkai bunga pendek dan tebal berwarna merah kekuning-

10

kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada sore hari dan petalnya
segera jatuh setelah itu
2.5.5 Buah
Buah manggis dihasilkan secara
partenogenesis (tanpa penyerbukan).
Buah partenokarpi biasanya berbentuk
bundar, berdaging lunak saat hampir
masak, pipih pada bagian dasarnya di
mana bagian bawahnya terdapat petal
yang tebal dan rongga-rongga stigma.
Gambar 4 Buah Manggis
Sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat
atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi
antara 75 150 gram tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Kulit
buah mengandung getah kuning yang terasa pahit. Jika buah muda dilukai maka
getah kuning akan menetes keluar.
2.5.7 Kulit Buah
Kulit buah tebalnya 0,8 1 cm
berwarna keungu-unguan biasanya
mengandung cairan kekuning-kuningan
yang rasanya pahit dan kulit buahnya
mengandung tanin dan senyawa
berbentuk kristal yang disebut mangostin.
Gambar 5 Kulit Manggis

Pada buah yang matang struktur kulit


yang keras merupakan pelindung yang

sangat baik bagi daging buah yang lembut dan dapat dimakan serta memudahkan
pengepakan dan pengangkutan.
2.5.8 Biji
Buah manggis mengandung 2 3 biji yang berkembang sempurna.. Segmensegmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1 2 segmen besar yang
mengandung biji. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu kegelapan atau
cokelat, tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai ke dalam daging buah.
11

Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari sel-sel nuselus pada
buah partenokarpi. Biji berwarna cokelat dengan panjang 2 2,5 cm, lebar 1,5
2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 1,2 cm. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna
putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang transparan.
Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel, dari
pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di
sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 2,2 gram dengan rata-rata 1,0
1,6 gram.
2.6 Kandungan
2.6.1 Kandungan pada Buah
Buah yang berasa asam-manis akibat mengandung banyak gula sakarosa,
dekstrosa, dan levulosa ini tidak hanya menimbulkan sensasi kesegaran saja.
Dibalik warnanya yang gelap dan kesegarannya tersimpan berbagai kandungan
senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan. Pada umumnya masyarakat menyukai
kesegaran buah manggis yang bertekstur halus dan putih. Tanpa disadari bahwa
komposisi buah manggis yang dinikmatinya per 100 gram memiliki kandungan
sebagai berikut:
Tabel 1Komposisi Nutrisi per 100 g Buah Manggis
Carbohydrate

6-20 g

Fat

0.1-1 g

Protein

0.6 g

Calcium

7-11 mg

Phosphorous

4-17 mg

Potassium

19 mg

12

Iron

0.2-1 mg

Vitamin A

14I mg

Vitamin B1

0.3 mg

Vitamin B2

0.03 mg

Niacin

0.3 mg

Vitamin C4.

2-66 mg

Selain itu, buah manggis juga mengandung senyawa xanthone, yaitu


senyawa antioksidan, antitumor, antikanker, dan anti bakteri yang hanya
ditemukan pada buah manggis. Xanthone mempunyai kandungan antioksidan
yang lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E yang terkandung
pada buah-buahan lainnya.
2.6.2 Kandungan pada Kulit Buah
Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis yang membungkus
daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang
dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini kulit buahnya yang
mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk
memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah
rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan
kandungan senyawa tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis.
Senyawa tannin merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang
bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam
13

tannat dan air. Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat
asam tannat yang terkandung di dalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa
pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir.
Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit
dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine
(C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air.
Berikut ini adalah jenis-jenis zat yang terkandung dalam kulit buah manggis yaitu
polythydroxy-xanthone, mangostin, 3-isomangostein, alpha-mangostin, betamangostin, gamma-mangostin, garcinone A, B, C dan D,maclurin, mangostenol,
catechin, potassium, calcium, phosphor, besi, vitamin B1, B2, dan C, poly
saccharides, stilbenes, quinones, polyphenes, mangostinon A dan B,
trapezifolixanthone, tovophylin B, flavonoidepicatochin, dan gartanin.
Kulit buah manggis juga bersifat antijamur. Aktivitas antijamur hasil isolasi
beberapa xanton dan beberapa derivat mangostin terhadap jamur Fusarium
oxysporum f. sp. Vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Drechelaoryzae dapat
menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut. Telah dilakukan pula penelitian
terhadap aktivitas xanton dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya
menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alfamangostin, yang merupakan salah satu
derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar
1,57-12,5g/mL.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti
radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran.
Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan
peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit
disfungsi otak). Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama
baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan
minocycline. Manggis merupakan komoditas buah yang berkhasiat untuk
kesehatan dan kecantikan karena memiliki antioksidan yang menangkap radikal
bebas dan mencegah keruakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat.

14

Tidak cuma daging buah manggis yang kaya vitamin C-66 mg, tetapi juga
kulit yang multikhasiat yaitu antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung
koroner, HIV, dan sebagainya. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis
penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakitkanker
seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit
manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia,
antiinflamasi, dan antidiare.
2.7. Manfaat Tanaman Manggis
Manfaat tanaman manggis pada berbagai bagian dari tanaman manggis
secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sebagai obat anti kanker (Suksamrarn et.al., 2006)


Supplement untuk diet
Bahan pewarna
Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare
Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida
Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa Mangostin (1,3,6trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil
isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan

antioksidan
7. Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa
mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor
histamine H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang
membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh.
Mangostin merupakan tipe baru dari histamin.
8. Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis
500, 1000, 1500 mg/kg BB,menunjukkan efek pada fetus berupa
penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya
perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi
tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis
dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi
penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju
spermatozoa mencit.

15

9. Di masyarakat, buah digunakan untuk mengobati diare, radang


amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu digunakan
sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan
untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang
digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid
yang tidak teratur (Tanaman Obat Indonesia: 2005).
10. Batang pohon manggis dipakai sebagai bahan bangunan, kayu
bakar/kerajinan
11. Kulit buah manggis yang kaya Tanin, seringkali diambil ekstraknya dan
dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan, dan
dalam bentuk salep.
12. Kulit manggis juga berkhasiat untuk membuang asam ureat di dalam
tubuh yang berguna bagi penderita reumatik/gout.
13. Pohon manggis yang memiliki perakaran kuat juga baik ditanam untuk
pemulihan kembali areal kritis
14. Buah manggis juga terdapat kandungan antifatigue (memberi tenaga
untuk tubuh), analgesic (mencegah sakit urat saraf), antidepressant
(mencegah kemurungan), anxyolytic (mencegah kegelisahan/
panik/cemas), antiviral (membunuh kuman), antilipidemic (mengurangi
kolesterol), Hypoglycemic (mengurangi gula dalam darah), antiarthritic
(mencegah sakit tulang), antiperiodontic (mencegah gusi berdarah),
anticalculitic (mencegah terbentuknya batu karang dalam gigi),
antipyretic (menurunkan suhu badan), dan antiglaucomic (mengobati
sakit mata).

2.8 Pembuatan teh kulit manggis


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kulit manggis
Kulit ini diperoleh dari peduduk sekitar yang telah memakan buah
manggisnya. Kulitnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan teh.
2. Pembersihan
Pencucian ini dilakukan untuk membersihkan jamur dan kotoran yang
menempel pada kulit buah manggis. Dicuci menggunakan air yang mengalir agar

16

jamur atau kotoran tersebut dapat langsung hilang. Getah yang berwarna kuning
juga dibersihkan karena mengandung tannin.
3. Pengeringan tahap I
Setelah dibersihkan dengan air maka dijemur dahulu. Penjemuran
pada tahap I tidak membutuhkan waktu yang lama. Pengeringan ini hanya
agar kulit manggis tersebut sedikit mudah dalam pengirisannya. Waktu
yang dibutuhkan kira-kira 20-30 menit.
4. Pengirisan
Kulit manggis yang
telah bersih dan sedikit
kering tersebut diiris
melintang menggunakan
pisau menjadi irisan yang
tipis-tipis kira-kira 2 mm.
Gambar 6 Hasil pengirisan kulit
manggis

Ini bertujuan agar cepat


kering dan ketika diseduh

cepat larut.

5. Pengeringan tahap II
Apabila kulit manggis tersebut sudah diiris maka dikeringkan lagi
di bawah sinar matahari. Pengeringan ini agar irisan tersebut dapat tahan
lama. Apabila kering, jamur kemungkinan kecil untuk tumbuh.
Pengeringan tahap II ini membutuhkan waktu cukup lama yaitu kira-kira 3
hari.
6. Pengemasan atau Penyeduhan
Setelah kering ramuan teh kulit manggis tersebut dapat langsung
diseduh atau dikemas di dalam plastik untuk diseduh selanjutnya.

17

Dimasukan dalam plastik agar


jamur tidak cepat tumbuh.

Teh tersebut selain hanya untuk minuman


Gambar 7 Teh Kulit Manggis

biasa, juga dapat dijadikan sebagai

antioksidan yang dapat menguntungkan bagi kesehatan tubuh. Teh yang


dihasilkan tidak terlalu masam. Teh tersebut berwarna merah keunguan.
Beberapa ramuan teh kulit manggis :
1. Untuk obat desentri
Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan
kering.
Seduh dengan 2 gelas air panas.
Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
Diminum 2 kali sehari, dosis gelas.
2. Untuk obat sariawan
Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan
kering.
Seduh dengan 1 1/2 gelas air panas.
Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
Diminum 3-6 kali sehari, dosis 2 sendok makan.
3. Untuk obat mencret
Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan
kering.
Seduh dengan 1 1/2 gelas air panas.
Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
Diminum 2 kali sehari dengan takaran @3/4 gelas.
4. Untuk mencegah HIV/AIDS
Ambil segenggam teh kulit manggis kira kira dari 2 buah manggis.

18

Rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa kira kira 1 gelas.
Saring rebusan teh tersebut.
Tambahkan madu atau gula pasir sesuai selera.
Diminum 3 kali sehari.

5. Untuk obat sakit ginjal


Ambil segenggam kulit manggis yang sudah menjadi irisan tipis dan

kering.
Seduh dengan 1 gelas air panas.
Diamkan beberapa saat sampai air menjadi berwarna merah keunguan.
Saring hasil seduhan tadi dengan saringan teh.
Tambahkan madu atau gula pasir seperlunya.
Diminum 30 ml setiap pagi sesudah makan dan malam sebelum makan

selama 1 bulan.
6. Untuk antioksidan yang mencegah berbagai penyakit seperti radang, kanker
resepnya hanya setiap hari rutin minum sebanyak segelas saja. Kalau kira
kira keadaan lingkungan sedang buruk maka akan lebih baik minum lebih
banyak untuk mengimbangi radikal bebas yang tersebar banyak. Namun jika
keadaan lingkungan tidak begitu buruk maka jangan terlalu banyak minum.

2.9 Kandungan Zat Penting


Kulit manggis mengandung banyak sekali zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh
manusia. Namun kandungan yang diutamakan pada kulit buah manggis adalah
xantone-nya. Jumlah xanthone dalam kulit manggis yang mencapai 27 kali jumlah
xanthone dalam daging buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml.
Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis.
Karena itu manggis di dunia diberikan julukan Queen of Fruit atau Si Ratu
Buah. Xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat dibutuhkan dalam tubuh
sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals, oxidizing
radicals,carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan manusia.
2.9.1 Xanthone
Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan
deviratnya dari kulit buah manggis (pericarp) di antaranya diketahui adalah 3isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B,

19

C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol, catechin, potassium, calsium,


posphor, besi, vitamin B1, B2, B6, dan vitamin C. Semuanya hanya ditemukan
pada kulit buah manggis. Xanthone ditemukan pertama kali oleh Schmid W
Liebigs, ilmuwan Jerman, pada tahun 1855. Saat itu Xanthone dikenal sebagai
antioksidan tingkat tinggi. Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel
dan 8,3 kali jeruk. Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong
senyawa polyphenolic. Kandungan xanthone dan deviratnya efektif melawan
kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung. Kasiat garcinone E
(deviratxanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat kanker bila
dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin, vincristin,
metohotrexete, dan mitoxiantrone.
Penelitian tentang xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga saat
ini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone. Dua diantara devirat Xanthone
yaitu alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki
kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat
membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi
enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa
gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat
antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan
berbagai penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti artritis dan alzheimer
(merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Xanthone juga bermanfaat
mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor.Kemampuan antioksidannya bahkan
melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling
efektif.
Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah
manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan. Kandungan
alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai
antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama
baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan
minocycline.Selain sebagai antioksidan yang kuat, xanthone yang terdapat dalam
kulit manggis juga mempunyai banyak sekali manfaat. Journal of Free Radical
Research dan Journal of Pharmacology, mempublikasikan bahwa Xanthone
20

memiliki banyak manfaat kesehatan terutama kesehatan kardiovaskuler seperti


mengatasi sakit jantung, aterosklerosis, hipertensi dan trombosit. Xanthone
memperlebar pembuluh darah. Penelitian di Tokyo, Jepang, menunjukkan
Xanthone memiliki antibakteri yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme
seperti mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan staphylococcus aureus
(penyebab infeksi dan gangguan pencernaan), jerawat dan eksim.
Secara lebih rinci manfaat dari Xanthone akan disebutkan dalam daftar
sebagi berikut :
1. Antiaging (membantu memperlambat penuaan)
2. Antioksidan (manangkal radikal bebas)
3. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi
4.Modulator kekebalan tubuh (membantu meningkatkan respon
kekebalantubuh)
5. Cardioprotectif (membantu melindungi jantung)
6. Mencegah osteoporosis (membantu mendukung massa atau kekompakan
tulang)
7. Membantu sistem pencernaan
8. Memacu pertumbuhan sel darah merah
9. Membantu menanggulangi infeksi virus
10. Antibiotik (membantu menanggulangi infeksi virus)
11. Antijamur (membantu menanggulangi infeksi jamur)
12. Membantu menurunkan berat badan
13. Antiradang, antitumor, antilesu
14. Hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) atau antidiabetes
15. Antilipidemik (menurunkan kadar lemak darah)
16. Mengatasi penyumbatan pembuluh darah
18. Mencegah dementia atau pikun

21

20. Antipiretik ( menurunkan demam)


21. Antidiare
2.9.2 Antioksidan
Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas. Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain
vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar
peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan
melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat
proses oksidasi radikal bebas. Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul
oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan.
Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi,
polusi, merokok dan lain sebagainya.
Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron
yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan
merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak
beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Sialnya, kerusakan yang
ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi
menyebabkan proses penuaan dan kanker.
Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara
memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal
bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan
DNA. Proses yang terjadi sebenarnya sangat komplek tapi secara sederhana dapat
dilukiskan seperti itu. Beberapa penyakit degeneratif berhubungan erat dengan
radikal bebas, diantaranya, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, pikun,
katarak, dan penurunan fungsi kognitif. Proses penuaan dini juga berhubungan
dengan radikal bebas. Antioksidan dipercaya mampu untuk mencegah beberapa
penyakit ini. Antioksidan bisa dengan mudah didapatkan dari makanan. Salah
satunya adalah kulit manggis yang banyak mengadung Xanthone.

22

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tanaman manggis dijuluki Queen of Fruit karena mempunyai kekhasan
tersendiri dibandingkan buah yang lain yaitu mempunyai bentuk dan rasa
yang khas. Buahnya putih salju dan lunak serta sangat manis.
2. Di dalam kulit manggis banyak terdapat zat yang sangat berguna bagi
tubuh sebagai antioksidan, yaitu xanthone. Yang termasuk dalam derivat
xanthone antara lain mangostin, mangostenol, mangostinon A,
mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin,
betamangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan
gartanin.
3. Xanthone yang ada dalam kulit manggis mampu melawan prooksidan
sehingga dapat menangkal radikal bebas yang akan merusak sel.
4. Kulit manggis bisa dibuat teh yang berguna bagi kesehatan.
3.2 Saran

Untuk masyarakat seharusnya mengerti seluk beluk tanaman manggis agar

dapat memanfaatkan semua bagiannya dengan maksimal.


Setelah makan buah manggis kulitnya jangan dibuang begitu saja, namun
dicoba untuk dibuat teh antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.
23

Kembangkan lagi produk apa saja yang dapat dihasilkan dari limbah kulit
buah manggis selain sebagai teh antioksidan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Paramawati, Raffi. 2000. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Pitojo, Setijo dan Hesti Nira Puspita. 2007. Budidaya Manggis. Semarang: Aneka
Ilmu.
Rukmana, Rahmat. 2003. Bibit Manggis. Yogyakarta: Kaninus.
Sunarjo, Hendro. 2008. Tanaman Buah Berkebun 21 Jenis. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kaninus.
http://bakulatz.wordpress.com/2011/11/30/manfaat-buah-manggis/
http://www.belajarptc.com/kesehatan/manfaat-kulit-manggis-untuk-kesehatan
http://kuhascexpress.blogspot.com/2010/05/pengertian-dari-sukrosa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mangostin
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/11/24/xanthone-di-kulitmanggis/

24

Anda mungkin juga menyukai