PEMBAHASAN / LAPORAN
KEGIATAN STUDY LAPANGAN KE DI YOGYAKARTA
TANGGAL 1-3 JANUARI 2010
1
Sedang sebelah selatan terdapat pegunungan menoreh, bila dilihat dari
Candi Borobudur, puncak-puncak yang menjulang tinggi, nampak
serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur dari
timur ke barat. Lekukan-lekukan pegunungan itu seolah
menggambarkan kepala lengkap dengan hidung, bibir dan dagu juga
bagian perut sampai kaki. Karena keadaan seperti itulah maka cerita
rakyat berkembang bahwa yang sedang terlentang tidur itu adalah
Gunadharma, yaitu ahli bangunan yang menurut kepercayaan telah
berhasil menciptakan candi borobudur dan menjaganya sambil
mengawasi ciptaannya dari masa ke masa.
2
Candi borobudur dibangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam
sejaran karena usahanya untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan
agama budha mahayana.
b) Patung budha
Patung budha di candi borobudur berjumlah 504 buah, yakni patung
budha yang berada pada relung-relung sebanyak 432 buah dan pada
teras I, II, III berjumlah sebanyak 72 buah.
c) Patung singa
Pada candi borobudur selain patung budha juga terdapat patung
singa, jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 patung
akan tetapi biladihitung sekarang mungkin jumlahnya kurang dari
yang seharusnya ada karena berbagai sebab. Satu-satunya patung
singa besar berada pada halaman sisi barat yang juga menghadap ke
barat, seolah-olah sedang menjaga bangunan candi yang megah dan
anggun.
3
d) Stupa
• Stupa induk
Stupa induk berukuran lebih besar dari stupa-stupa lainnya dan
terletak di tengah-tengan (paling atas) yang merupakan mahkota
dari seluruh monumen bangunan candi borobudur. Garis tengah
stupa induk ± 9,90 meter.
• Stupa berlubang atau terawang
Stupa berlubang atau terawang adalah stupa yang terdapat pada
teras I, II, dan III di mana di dalamnya terdapat patung budha. Di
candi borobudur seluruh stupa berlubang jumlahnya 72 buah.
• Stupa kecil
Stupa kecil bentuknya hampir sama dengan stupa yang lainnya,
hanya saja perbedaannya yang menonjol adalah dalam
ukurannya yang memang lebih kecil dari stupa yang lainnya.
Stupa ini seolah menjadi hiasan dari seluruh bangunan candi.
Keberadaan stupa ini menempati puncak dari relung-relung pada
langkan II sampai langkan V, sedangkan pada langkan I sebagian
berupa keben dan sebagian berupa stupa kecil. Jumlah stupa
kecil sebanyak 1472 buah.
e) Relief
Jumlah relief di candi borobudur berjumlah 1.460 pigura. Relief
pada dinding yang menghadap ke luar harus dibaca atau dilihat dari
kanan ke kiri, sedangkan relief pada langkan yaitu yang menghadap
ke dalam harus dibaca dari kiri kekanan. Hal demikian disebabkan
oleh karena harus menelusuri lorong-lorong pada candi borobudur
menurut pradaksina yaitu berjalan mengitari bangunan candi
borobudur menurut searah jarum jam dan membuat posisi agar
bangunan dan stupa maupun dinding-dinding temboknya berada di
sebelah kanan.
4
2.2. Kraton Kesultanan Yogyakarta
Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana kraton sekarang berada,
merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pacethokan, yang
kemudian dibangun jadi pesanggarahan yang bernama Ayodya.
Di dalam halaman inti Kraton, antara lain dapat dilihat bangunan tempat
tinggal Sri Sultan sehari-hari, tempat Sri Sultan menerima tamu kehormatan,
tempat untuk berpesta, tempat para tamu beristirahat atau merapikan pakaian,
dan gedung-gedung serta bangunan yang lain. Di tempat ini juga terdapat
5
Kaputren, atau tempat tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah. Tempat
yang terakhir ini terlarang bagi kunjungan wisatawan.
a. Letak Geografis
Artinya: Sungai Wianga membelok (ke kanan) waktu mendekat Kraton (puri),
Gunung gamping terletak disebelah Barat sedangkan gunung merapi
letaknya disebelah Timur. Candi jonggrang dibangun terlalu dekat
dipinggir kali (opak), palered (ibu negeri mataram dahulu), magiri
(tempat makam raja-raja mataram) dan Giri jaya (gunung kidul)
terletak disebelah Selatan (Kraton)
b. Sejarah Berdirinya
6
Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun jawa 1682,
diperingati dengan sebuah Condrosengkolo memet dipintu gerbang melati,
berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa jawa: “Dwi
Naga Rasa Tunggal” artinya: Dwi=2, naga=8, Rasa=6, tunggal=1, dibaca dari
belakang 1682. warna naga hijau. Hijau adalah simbol dari pengharapan.
Disebelah luar dari pintu gerbang itu, diatastebing tembok kanan kiri ada hiasan
juga terdiri dari dua ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri.
Krapyak ialah sebuah podium tinggi dari batu bata untuk Sri Sultan,
kalau baginda sehingga memperhatikan tentara atau kerabatnya memperlihatkan
ketangkasannya mengepung, memburu atau mengejar rusa. Kompleks Kraton
itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, benteng namanya. Panjangnya 1 km,
berbentuk empat persegi. Tingginya 3,5 meter, lebarnya 3-4 meter. Di beberapa
tempat di benteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan
amunisi, ke empat sudutnya terdapat empat bastion-bastion dengan lobang-
lobang kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu
sekarang masih dapat di lihat. Benteng itu disebelah luar di kelilingi oleh parit
7
lebar dan dalam. Lima buah pangkung atau pintu gerbang dalam benteng
menghubungkan kompleks Kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu
adalah:
a. Plengkung taruna sura atau plengkung wijalan disebelah timur laut.
b. Plengkung jogo suro atau plengkung ngasem di sebelah barat daya.
c. Plengkung jogo boyo atau plengkung taman sari disebelah barat.
d. Plengkung nirboyo atau plengkung gading disebelah selatan.
e. Plengkung tambak boyo atau plengkung gondomanan disebelah
timur.
Plengkung tambak boyo ini dahulu tertutup, tetapi pada tahun 1923
dibuka kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Hanya 2 dari 5
plengkung ini yang masih mempunyai bentuk asli. Lainnya sudah berubah sama
sekali bentuknya. Tanduk kepada zaman modern, kedua plengkung itu adalah
plengkung nirboyo (gading) dan plengkung taruna sura (wijilan).
c. Keadaan Umum
8
Jalan besar membujur lurus ke utara. Sepanjang jalan di tanami pohon
asam dan tanjung. Masukmelaluiplengkung gading ke daerah kompleks Kraton
yang sesungguhnya. Di pinggar alun-alun selatan. Kita lihat dua batang pohon
beringin, diberi nama “wok” keliling alun-alun ditanami pohon-pohon pakel dan
kuweni.
Jika kita melanjutkan perjalanan kita ke utara, maka kita melalui regol
kerabat menuju “dapur Kraton” gebulen dan jalan lain ke timur, ke “dapur
Kraton” sekullanggen.
9
2.3. Pantai Parangtritis
10
Sejumlah pengalaman wisata dapat dirasakan di pantai ini, menikmati
pemandangan alam tentu menjadi yang paling uatama. Pesona alam itu bisa di
intip dari berbagai lokasi disana dan cara. Sehingga pamandangan yang di lihat
lebih bervariasi dan adapun memiliki pengalaman yang berbeda bila anda
berdiri di tepian pantai-nya. Pesona alam yang tampak adalah pamandangan laut
lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras seta tebing-tebing
tinggi disebelah timurnya.
Terletak sekitar 800 m dari Kraton Yogyakarta, tempat ini dulu nya di
penuhi dengan karangan bunga setiap kali Kraton melaksanakan peragaan
malioboro yang dalam bahasa sansakerta berarti “karangan bunga” menjadi
dasar penanaman jalan tersebut.
11
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari
banyaknya pedagang yang berjajar di sepanjang jalan Malioboro menjalankan
dagangannya terdpat banyak cindera mata yang terlihat cantik, indah, dan harga
yang relatif murah. Dan barang-barang khas Yogyakarta, yang terlihat menawan
serta pakaian khas yaitu batik. Terdapat disana yaitu Malioboro. Para perajin
yang ulet, sehingga Yogya batik dan barang antik khas Yogyakarta.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat menyimpulkan bahwa :
13
berkoridor, maupun pada jalan kendaraan, walau satu arah dari jalan
mangkubumi, akan tetapi berbagai jenis kendaraan melaju dan memenuhi di
jalan tersebut. Dan tidak heran jika terjadi kemacetan dari kendaraan
tradisional seperti becak, dokar, sepeda, gerobak maupun kendaraan
bermesin
3.2. Saran
Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami dapat
memberikan saran bahwa kita tidak perlu berwisata ke luar negeri karena di
Indonesia pun masih banyak daerah wisata yang belum tentu kita tahu dan hal
ini dapat menumbuhkan rasa kebanggaan kita terhadap budaya dan sejarah
Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15