MAKALAH
Oleh :
Kelompok 3. Off. B
Aqidatul Izza
130341614789
130341603300
Latar Belakang
Kata sains atau sering disebut sebagai ilmu pengetahuan alam berasal dari
kata natural science, yang artinya ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu
pengetahuan yan mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Bundu (2006) mengemukakan beberapa pengertian tentang sains, yaitu (1) Sains
merupakan sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematis
tentang dunia sekitar. (2) Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui
kegiatan tertentu. (3) Sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan
menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Dalam mempelajari sains, kita sering menemukan kesulitan dalam
memahami proses proses yang terjadi di alam atau bahkan dalam tubuh kita.
Konsep konsep tersebut membuat kita sering menggunakan imajinasi untuk
membayangkan hal hal yang terjadi dalam proses tersebut. Bagaimana proses
tersebut dapat terjadi, reaksi kimia yang terjadi, ion ion yang berperan dalam
proses tersebut, dan segala hal yang tidak dapat diamati menggunakan indera.
Konsep konsep tersebut dikenal dengan konsep abstrak dalam sains. Namun
tidak seluruhnya konsep dalam sains adalah konsep abstrak, terdapat beberapa
konsep yang merupakan konsep konkrit. Konsep konkrit dalam sains misalnya hal
hal yang dapat dilihat, diamati menggunakan indera.
Adanya konsep konsep dalam sains yang bersifat abstrak tersebut, maka
diperlukan kemampuan seorang pendidik yang dapat mengkomunikasikan konsep
tersebut dengan baik sehingga tidak akan menimbulkan miskonsepsi pada peserta
didik. Selain itu, sebagai peserta didik sangat diperlukan pemahaman konsep yang
tepat agar siswa dapat menyelesaikan masalah yang relevan dengan konsep
tersebut. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan
aturan yang relevan, dan aturan aturan ini didasarkan pada konsep konsep
yang diperolehnya. Untuk mempelajari suatu konsep dengan baik, diperlukan
pemahaman mengeni cirri cirri suatu konsep, sehingga dengan konsep itu siswa
dapat berpikir secara abstrak.
Rumusan Masalah
Tujuan
Untuk mengetahui contoh dari konsep abstrak dan konkrit dalam sains
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsep
Beberapa ahli mendifinisikan konsep dalam berbagai pengertian. Menurut
Winkel (1987:87) konsep merupakan suatu arti yang mewakili sejumlah obyek
yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Menurut Gillbert dan Watts (1983:65)
mendefinisikan konsep sebagai bagian dari properti-properti umum dimana
properti-properti tersebut dianggap cukup dan perlu untuk menentukan suatu
konsep. Menurut Berg (1991:8) konsep sebagai abstraksi dari ciri-ciri sesuatu
yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia
untuk berfikir. Dengan demikian konsep merupakan gagasan yang memiliki arti
yang menggambarkan ciri-ciri umum dalam bentuk simbol, peristiwa atau
sekumpulan obyek dengan ciri-ciri tertentu yang dapat mempermudah komunikasi
antar manusia serta memungkinkan manusia untuk berfikir. Selain itu White
(dalam Gillbert dan Watts (1983:65) berpendapat bahwa konsep akan menjadi
unit-unit kesadaran dalam suatu sistem kognitif yang lebih statis dan tidak
berubah-ubah.
2.2 Macam Macam Konsep
Menurut Vygotsky (dalam Wertsch, 1985:102) konsep ada dua kategori,
yaitu konsep spontan, yang merupakan konsep yang diperoleh dari kehidupan
sehari-hari dan konsep ilmiah yang diperoleh dari pelajaran di sekolah. Sedangkan
Gagne (dalam Dahar 1989), konsep ada dua jenis, yaitu (1) konsep konkrit, yaitu
gagasan yang ditemukan dari obyek atau peristiwa konkrit, misalnya konsep
pemuaian, pemanasan. (2) Konsep terdifinisi atau konsep abstrak, yaitu konsep
yang diturunkan dari obyek abstraksi, contohnya konsep tentang atom, ion,
elektron dan pembentukan ikatan Sains. Freybery dan Osborne (dalam Gillbert
dan Watts, 1983:66) menggambarkan konsep seperti cara mengorganisir
pengalaman kita sehingga pengalaman baru tidak meninggalkan konsep secara
utuh tetapi seluruh pembelajaran kognitif yang terdiri dari beberapa tingkat
konseptual kembali dari ilmu pengetahuan yang telah ada. Selanjutnya,
perkembangan konsep dapat terlihat sebagai suatu proses perbedaan yang bersifat
kreatif, aktif dan terus menerus serta tidak ada yang bersifat statis dan tidak dapat
diubah (Kelly dalam Gillbert dan Watts, 1983:66).
2.3 Konsep Abstrak dan Konkrit dalam Sains
Konsep dibedakan atas konsep konkrit dan konsep yang harus
didefinisikan. Konsep konkrit adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek
dalam lingkungan fisik. Konsep konkrit lebih menekankan pada apa yang dapat
kita lihat, rasakan, atau dapat dicandra menggunakan panca indera. Konsep
konkrit menjelaskan konsep konsep yang lebih mudah dipahami dengan
pengamatan langsung. konsep yang atribut kritis dan atribut variabel dapat
diidentifikasi, sehingga relatif mudah dimengerti, mudah dianalisis dan mudah
memberikan contoh . Beberapa ciri konsep yang bersifat konkrit dalam sains
adalah sebagai berikut :
1. Konsep timbul sebagai hasil pengalaman manusia dengan menggunakan lebih
dari satu benda, peristiwa atau fakta. Konsep tersebut ialah suatu generalisasi
2. Dapat dilihat langsung atau diamati langsung apa yang dimaksud dalam konsep
tersebut
3. Lebih mudah dipelajari dan dipahami
4. Tidak membutuhkan suatu pembuktian khusus (Anitah, dkk, 2007)
Sebagai contoh konsep konkrit dalam sains adalah konsep tentang
morfologi suatu tumbuhan. Morfologi tumbuhan menggambarkan bentuk atau
struktur luar tumbuhan yang dapat dilihat, diraba, ataupun diamati. Pada
morfologi tumbuhan, misalnya strktur daun dapat diketahui warna permukaan
daunnya, bentuk peruratan yang menyusun daun tersebut, bentuk helaian daun,
bagaimana tipe tepian daun, tebal daging daun, dan masih banyak lagi. Dari
strukutr luar tersebut dapat diketahui bahwa daun pada tumbuhan memliki tipe
yang berbeda beda melalui pengamatan langsung. ( Mundilarto, 2012)
Selain konsep abstrak, dalam sains juga dikenal konsep abstrak atau
konsep yang terdefinisikan. Konsep yang terdefinisikan adalah konsep yang
menunjukkan sesuatu yang bersifat lebih abstrak, tidak dapat dicandra atau
bahkan diamati. Konsep abstrak adalah konsep yang atribut kritis dan atribut
variabelnya sukar dimengerti dan sukar dianalisis, sehingga sukar menemukan
contoh dan noncontoh. Konsep seperti ini relatif sukar untuk diajarkan/dipelajari,
karena tidak mungkin mengkomunikasikan informasi tentang atribut kritis
konsep ini melalui pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan modelmodel atau ilustrasi yang mewakili contoh dan noncontoh. Contoh konsep abstrak
antara lain: atom, molekul, inti atom, ion, proton, neutron. Konsep abstrak
mewakili mewakili obyek obyek yang diperoleh dari penemuan abstraksi.
Konsep abstrak biasanya menunjukkan suatu proses yang terjadi pada makhluk
hidup yaitu bagaimana suatu proses tersebut berjalan. Pada umumnya proses
yang terjadi pada makhluk hidup hanya dapat diamati hasil yang didapatkan pada
akirnya. Konsep abstrak merupakan konsep yang atribut kritis dan atribut
variabelnya sukar dimengerti dan sukar dianalisis, sehingga sukar menemukan
contoh. Konsep seperti ini relatif sukar untuk diajarkan/dipelajari, karena tidak
mungkin mengkomunikasikan informasi tentang atribut kritis konsep ini melalui
pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan model-model atau ilustrasi
yang mewakili contoh. Contoh konsep abstrak antara lain: atom, molekul, inti
atom, ion, proton, neutronBeberapa ciri konsep abstrak dalam sains antara lain :
1. Merupakan hasil pemikiran abstrak manusia
2. Tidak dapat diamati secara fisik
3. Menunjukkan proses terjadinya sesuatu
Sebagai contoh dari konsep abstrak yang terdapat dalam sains adalah
proses fotosintesis pada tumbuhan yang terjadi di daun. Pada teori yang sudah
diberikan oleh guru sejak sekolah dasar (SD) fotosintesis merupakan proses
pembentukan makanan oleh tumbuhan dengan bahan berupa air dan
karbondioksida (CO2) serta menghasilkan glukosa dan ksigen (O2). Kemudian,
pada jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP dan SMA telah diajarkan tahapan
tahapan yang terjadi pada proses fotosintesis tersebut, misalnya adanya reaksi
terang dan gelap. Pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu di bangku perkuliahan,
peristiwa fotosintesis diajrkan lebih mendalam yatu selain meenjelaskan
bagaimana proses fotosintesis tersebut terjadi namun juga reaksi reaksi kimia
yang termasuk di dalamnya hingga dapat dihasilkan glukosa dan oksigen (O2).
Namun, selama kita mempelajari fotosintesis, kita tidak pernah mengetahui
disebut
sebagai
hasil
belajar
generatif,
yang
merupakan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Lebih dijelaskan lagi bagaimana ciri ciri konsep konkrit dan abstrak
dalam sains
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Willis.1989. Teori Teori Belajar. Jakarta : UPI
Euwe van den Berg (ed).1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas kristen Satya Wacana Press.
Gagne, Robert M.(1989).Kondisi Belajar
(Terjemahan Munandir) Jakarta : PAU-UT
dan
Teori
Pembelajaran,
Konstruktivisme
Dalam
Pendidikan.Yogyakarta:
Wertsch, J. V. (1985).
Vygotsky and the social formation of mind.
Cambridge, MA: Harvard University Press
Wiseman, F.L. 1981. The Teaching of College Chemistry, Role of Student
Development Level. Journal of Chemical Education 58 (6) : 484-488