Anda di halaman 1dari 13

1.

Teori Pustaka
Penginderaan adalah proses fisiologik dan reaksi psikologik (mental). Indera manusia
merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental (sensasi, penginderaan). Jika mendapat
rangsangan (stimulus) dari luar. Reaksi mental ini di satu pihak menimbulkan kesadaran atau
kesan akan benda yang menimbulkan rangsangan; di lain pihak kesadaran itu menimbulkan sikap
terhadap benda yang merangsang itu. Sikap tersebut dapat berupa menjauhi atau tidak menyukai
atau jika rangsangan tersebut menyenangkan maka dapat menimbulkan sikap menginginkan atau
menyukai. Rangsangan rangsangan itu mengadakan reaksi kimiawi dalam reseptor. Energy
yang dihasilkan diubah menjadi impuls syaraf yang kemudian dibawa langsung ke pusat syaraf.
Manusia mempunyai 5 penginderaan, yang disebut panca indera. Kelima alat indera tersebut
adalah indera pencicip, peraba, pembau, pendengar, penglihat. Alat alat tersebut terdapat dalam
tubuh yang disebut berturut turut yaitu lidah, kulit, hidup, telinga, mata. Sejak zaman dahulu,
indera peraba merupakan alat yang penting untuk menilai makanan. Indera pendengar meskipun
jarang dianggap sebagai alat penilai makanan tetapi mempunyai peranan penting dalam menilai
pangan. Makanan jenis kerupuk atau keripik dapat dinilai dengan menggunakan indera
pendengar.
2. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk menggunakan inderanya dalam menilai sesuatu
produk
2. Mengenal bermacam macam reaksi penginderaan dari suatu produk
3. Menilai benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap atau kesan yang diperoleh

3.Alat dan Bahan


Alat

Bahan

Sendok
Piring
Pisau
Gelas

Apel, Kopi
Dodol, Jelly
Rangginang, The
Saus Cabai

4. PROSEDUR KERJA
4.1.1

Makanan padat / Setengah Padat


Untuk contoh yang disediakan, kemudian amati menggunakan indera sebagai berikut :

Penglihatan
Penciuman
Perabaan menggunakan jari tangan (menekan / memijat contoh yang disajikan dengan jari
tangan)
Menggunakan indera mulut / bibir, langit langit, gigi, dinding mulut, lidah (menggigit sedikit
kemudia mengunyah contoh perlahan lahan)
Pencicipan : menyicipi contoh yang disediakan menggunakan indera
4.1.2

Makanan Cair
Memeriksa makanan yang disediakan dengan menggunakan alat indera :

Penglihatan
Pembauan
Perabaan : menggunakan jari tangan & menggunakan indera mulut
Pencicipan

5. Hasil Pengamatan
5.1.1
a.

Karakteristik makanan padat/setengah padat


Berdasarkan penglihatan
Contoh

Karakteristik Penampakan

Bentuk

Ukuran

Warna

Keseragaman

Pipih

Sedang

Kulit = merah+

warna
Terdapat warna

panjang

agak

hitamdi daging

Apel

Renggi

Bulat tak

nang
Dodol
Jelly

beraturan
Bulat
Bulat

tebal

Daging= agak

apel

Kecil +

coklat
Pink pudar

Warna putih pudar,

Kecil +
Kecil +

keunguan
Cokelat
Pink

pink, ungu
Bintik hitam

lonjong
b. Berdasarkan penciuman
Contoh

Karakteristik Bau
Tak berbau
Agak
Sangat
tajam

Apel
Renggi

tajam

Sangat

Tingkat Kesukaan
biasa
Tidak suka

suka

c.

nang
Dodol
Jelly
Berdasarkan perabaan

Menggunakan jari tangan


Contoh

lembut

Karakteristik Perabaan
Keras
Elastic

Apel
Renggi

Kenyal

nang
Dodol

Jelly

d. Menggunakan Indera mulut


Contoh

Keras
Apel
Renggi

e.

nang
Dodol

Jelly
Berdasarkan pencicipan

Rapuh

Karakteristik perabaan
Renyah Lembut Kenyal

Halus

Kasar

Contoh
Apel
Rengginang
Dodol
Jelly
5.1.2
a.

Karakteristik pencicipan
asam
asin
pahit

Manis

Lainnya
Manis (--)

Karakteristik makanan cair


Berdasarkan penglihatan

Karakteristik Penampakan
warna
jernih
keruh
Kental
Saus cabe Merah (+) keorangean

Air kopi
Hitam

Air the
Cokelat (-)

b. Berdasarkan penciuman/pembauan
Contoh

Contoh

Karakteristik Bau
Tak
Agak
Sangat
berbau

c.
-

Menggunakan jari tangan


Contoh

tajam

Lembut

Keras

Contoh

Keras
Saus cabe
Air kopi
Air the
Berdasarkan pencicipan
Contoh
Saus cabe
Air kopi
Air the

Manis

Tingkat Kesukaan
Sangat
Biasa
Tidak suka
suka

Saus cabe
Air kopi
Air the
d. Menggunakan Indera mulut

e.

tajam

Saus cabe
Air kopi
Air the
Berdasarkan perabaan

Encer

Karakteristik Perabaan
Elastic

Kenyal
(encer)
(encer)

Rapuh

Karakteristik perabaan
Renyah Lembut Kenyal Halus

Karakteristik pencicipan
Asam
asin
pahit

Kasar

Lainnya
Pedas agak manis

(++)
Agak pahit

6. Pembahasan
Berdasarkan penglihatan bentuknya yang pipih panjang, karena diperlakukan
pembentukan memotong secara menyamping. Dengan ukuran yang agak tebal sehingga berefek
pada indera perabaan yaitu menghasilkan apel dengan tekstur keras. Warna apel pada bagian
kulit yaitu merah++, warnanya cerah dan dapat diterima oleh penilaian sensori. Kemudian warna
daging apel sendiri agak kecoklatan, diperkirakan apel sudah mengalami reaksi browning. Buah
apel mudah mengalami pencoklatan setelah terkelupas atau dipotong. Pencoklatan (browning)
merupakan proses pembentukan pigmen berwarna kuning yang akan segera berubah menjadi
coklat gelap. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh
enzim fenoloksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis oksidasi
senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin yang
berwarna coklat (Mardiah 1996).
Flavour pada apel, agak menyengat dan rasa nya manis terasa pada lidah. Pematangan
biasanya meningkatkan jumlah gula-gula sederhana yang memberi rasa manis, penurunan asamasam organik dan senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan masam, dan
kenaikan zat-zat atsiri yang memberi flavour khas pada buah. Maka buah apel memiliki
komponen itu semua,kematangan ape ini sebagai periode dimana terjadi penguraian zat-zat
organik selama penuaan sampai mencapai perkembangan sempurna dan mutu siap dikonsumsi,
pada tahap ini mutu astetik seperti flavour, tekstur dan warna mencapai perkembangan yang
maksimum.
Pada perabaan terasa keras namun elastic, lapisan terluar kulit merasakan stimulus
sedemikian dari apel. Perubahan tekstur buah-buahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: adanya tekanan turgor, perubahan ukuran dan bentuk sel, adanya jaringan penunjang dan
susunanjaringan. Tekanan turgor adalah tekanan dari isi sel terhadap dinding sel sehingga sel ada
pada volume normal, namun tetap dapat terjadi pertukaran senyawa (Pantastico, 1986).
Diperkirakan bahwa apel yang diamati ini berada dalam keadaan yang matang sedang, artinya
karena tekstur nya keras namun sedikit elastic.
Berdasarkan penglihatan, karakteristik kenampakan apel adalah memiliki bentuk khas
apel, berukuran kecil, berwarna merah berbintik putih, dan memiliki warna yang tidak seragam.

Untuk rangginang, karakteristik kenampakannya adalah memiliki bentuk bulat pipih, termasuk
rangginang yang berukuran kecil, berwarna kecokelatan, dan memiliki keseragaman warna.
Karakteristik kenampakan dodol yaitu berbentuk tabung, berukuran standar, berwarna cokelatputih (belang, dan tidak seragam warnanya. Sedangkan untuk jelly, karakteristik kenampakannya
adalah memiliki bentuk seperti wadah kemasannya (seperti mangkuk kecil), berukuran kecil,
berwarna kuning dan seragam.
Berdasarkan penciuman/pembauan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa apel memiliki
karakteristik bau yang sangat tajam dan panelis sangat suka dilihat dari tingkat kesukaan. Untuk
rangginang, karakteristik baunya agak tajam dan dilihat dari tingkat kesukaan panelis adalah
biasa saja. Dodol memiliki karakteristik bau sangat tajam dan dilihat dari tingkat kesukaan
panelis adalah biasa saja. Sedangkan untuk jelly, karakteristik baunya sangat tajam dan panelis
sangat suka dilihat dari tingkat kesukaannya.
Berdasarkan perabaan menggunakan jari tangan, hasil pengamatan menunjukkan apel
memiliki karakteristik perabaan yang keras, begitu pula dengan rangginang. Sedangkan untuk
dodol dan jelly, hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakteristik perabaannya adalah lembut
dan kenyal.
Berdasarkan perabaan menggunakan indera mulut, hasil pengamatan menunjukkan
karakteristik perabaan buah apel adalah keras dan renyah, begitu pula dengan rangginang.
Sedangkan dodol memiliki karakteristik perabaan yang kenyal dan kasar dan jelly memiliki
karakteristik perabaan yang lembut.
Berdasarkan pencicipan, hasil pengamatan menunjukkan apel memiliki rasa yang manis,
rangginang memiliki rasa asin dan sedikit pahit, dodol memiliki rasa yang manis, begitu pula
dengan jelly rasanya manis.
Berdasarkan penglihatan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa saus tomat memiliki
karakteristik kenampakan yang kental, air kopi memiliki karakteristik kenampakan yang keruh
dan encer, sedangkan air teh memiliki karakteristik kenampakan yang jernih dan encer.
Berdasarkan penciuman/pembauan, hasil yang ditunjukkan dari pengamatan adalah saus
tomat memiliki memiliki karakteristik bau yang sangat tajam dan tingkat kesukaan yang dipilih
panelis adalah biasa. Untuk air kopi, karakteristik baunya sangat tajam dan dilihat dari tingkat
kesukaan panelis sangat suka. Sedangkan air teh memiliki karakteristik bau yang agak tajam dan
panelis tidak suka dilihat dari tingkat kesukaan.

Berdasarkan perabaan menggunakan jari tangan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa


saus tomat, air kopi, dan air teh memiliki karakteristik perabaan yang lembut.
Berdasarkan perabaan menggunakan indera mulut, hasil pengamatan menunjukkan saus
tomat memiliki karakteristik perabaan yang lembut dan halus, air kopi memiliki karakteristik
perabaan yang kasar, dan air teh memiliki karakteristik perabaan yang lembut dan halus.
Berdasarkan pencicipan, saus tomat memiliki rasa yang asam dan sedikit pedas, air kopi
memiliki rasa yang manis, sedangkan air teh memiliki rasa yang pahit.

7. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa panelis cukup mampu
menggunakan inderanya dalam menilai suatau produk. Panelis juga mengenal bermacam-macam
reaksi penginderaan dari suatu produk, seperti karakteristik penampakannya (bentuk, ukuran,
warna, keseragaman warna), karakteristik baunya (tak berbau, berbau agak tajam, ataupun
berbau sangat tajam), karakteristik perabaannya (lembut, keras, kenyal, halus, rapuh, renyah,
kasar), serta karakteristik pencicipannya (asam, manis, asin, dll).

Daftar Pustaka
Sigit Bambang. 2012. Modul Praktikum Penilaian Inderawi. [Terhubung Berkala]. Tersedia di
alamat: http://fatepaunitomo.blogspot.com/2012/08/modul-praktikum-penilaian-inderawi.html

Sifat-sifat Organoleptik Dalam Pengujian Terhadap Bahan Makanan


Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan
untuk mempegunakan suatu produk.
Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah
sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan,
mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah
diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang digunakan dalam
menilai sifat indrawi suatu produk adalah :
1. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk,
volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.

2. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan
sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati
dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan
halus.

3. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya
kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami kerusakan.

4. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan mudah
dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.

Penentu bahan makanan pada umumnya sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
warna , rasa, tekstur, viskositas dan nilai gizi.
Cita rasa suatu makanan terdiri atas tiga komponen yaitu: bau, rasa dan ransangan mulut, yang
dapat diamati oleh indra pembau adalah : zat berbau berbentuk uap sedikit larut dalam air, sedikit
larut dalam lemak dan molekul-molekul bau harus sempat menyentuh silia sel olfaktori dan
diteruskan ke otak dalam bentuk impuls listrik oleh ujung syaraf olfaktori.
Sedangkan yang mempengaruhi rasa yaitu senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi
dengan komponen rasa yang lain. Mutu cita rasa nasi terutama sangat ditentukan oleh kepulenan
nasi tersebut, kemekaran, aroma, warna nasi dan rasa nasi.
Senyawa yang berhubungan dengan aroma bahan makanan yang di panaskan adalah furanon,
senyawa 4-hidroksi,3dimetil-3-dihidroksifuranon yang mempunyai bau karamel. Senyawa 4hidroksi-5-metil-3-dihidrofuranon yang mempunyai bau akar chikori yang disangrai, senyawa
2,5-dimetil-3-dihidrofuranon yang mempunyai bau roti yang baru selesai pengovenan, serta
isomalton dan malton yang merupakan produk karamelisasi dan pirolisin karbohidrat. Pada
bahan yang mnegandung lemak akan mengalami ketengikan akibat oksidasi, yang menyebabkan
cita rasa yang menyimpang. Bahan makanan yang mengandung minyak apabila terkena oksigen
secara langsung akan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi yang menghasilkan asam lemak
berantai pendek, keton, aldehid yang bersifat volatil yang menimbulkan bau tengik.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein akan mengalami pencoklatan nonenzimatis, apabila bahan tersebut dipanaskan atau sering disebut dengan reaksi Meillard akan
dapat menghasilkan bau enak maupun tidak enak. Bau tidak enak dihasilkan oleh dehidrasi kuat
yaitu furfural, dehidrofurfural dan HMF serta hasil pemecahan yaitu piruvaldehid, diasetil. Untuk
pembentukan rasa enak adalah hasil degradasi sttrecker dari asam amino alfa diubah menjadi
aldehid dengan atom karbon yang berkurang satu.
Tekstur dan konsistensi bahan akan mempengaruhi cita rasa suatu bahan. Perubahan tekstur dan
viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul, karena dapat mempengaruhi
kecepatan timbulnya rasa terhadap sel reseptor alfaktori dan kelenjar air liur, semakin kental
suatu bahan penerimaan terhadap intensitas rasa , bau dan rasa semakin berkurang . Kenaikan
temperatur akan menaikkan ransangan pada rasa manis tetapi akan menurunkan ransangan pada
rasa asin dan pahit.
Rasa manis pada gula akan bertambah apabila konsentrasi gula semakin tinggi, tetapi sampai
pada konsentrasi tertentu rasa enak yang timbul akan berkurang, demikian juga dengan ketiga

rasa yang lain, komponen rasa akan berinteraksi dengan komponen rasa primer . Akibat yang
ditimbulkan mungkin meningkatkan intensitas rasa atau penurunan intensitas rasa .
Berbagai senyawa kimia menimbulkan rasa yang berbeda. Rasa asam disebabkan oleh donor
proton, misalnya asam pada cuka, buah-buahan dan sayuran. Rasa asin dihasilkan garam-garam
anorganik, umumnya NaCL murni. Tetapi garam-garam anorganik lainnya seperti garam iodida
dan bromida mempunyai rasa pahit. Sedangkan garam-garam Pb dan Be mempunyai rasa manis.
Rasa manis ditimbulkan oleh senyawa organik alifatik yang mengandung gugus OH seperti
alkohol, beberapa asam amino, aldehida dan gliserol. Sumber rasa manis terutama berasal dari
gula atau sukrosa dan monosakarida atau disakarida. Rasa pahit disebabkan oleh alkaloidalkaloid, misalnya kaffein, teobromin, kuinon, glikosida, senyawa fenol seperti naringin, garamgaram Mg, Nh4 dan Co.

ORGANOLEPTIK

Pengertian Uji Organoleptik


Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai metode untuk
mengukur, menganalisa, dan menginterprestasikan reaksi dari karakteristik bahan
pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan pendengaran
atau suara.
Penilaian atau uji organoleptik dikenal juga dengan penilaian sensori atau penilaian
inderawi dimana secara tradisional sudah berkembang sejak zaman dahulu, yakni di
saat manusia sudah mulai memperhatikan kualitas lingkungan disekitarnya. Uji
organoleptik merupakan suatu cara penilaian subjektif tertua yang sangat umum
digunakan untuk memilihhampir semua komoditi terutama hasil pertanian ( dalam
arti luas ) seperti buah buahan, ikan, rempah rempah, minyak, dan lain lain.
Aplikasi dan manfaat organoleptik
Penilaian organoleptik dimanfaatkan oleh industri terutama industri pangan dan
juga penelitian unutuk pengukuran atribut atribut mutu dengan menggunakan
manusia sebagai alat pengukuran. Berdasarkan kemampuan pemnginderaannya
( mata , hidung, telinga, lidah dan kulit ).
Tujuan organoleptik adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan
pertanyaan menyangkut mutu produk yang berkaitan dengan pembedaan ( untuk
membedakan mutu organoleptik baik satu atau beberapa atribut organoleptik
maupun secara keseluruhan), afektifitas ( untuk mengukur preferensi dan

penerimaan ) dan deskriptif ( untuk mendeskripsikan atribut atribut oraganoleprtik


).
Adapun kegunaan uji organoleptik adalah :
1. Pengkajian masa simpan ( shelf life )
2. Mencocokkkan produk ( product matching )
3. Pemetaan produk ( product mapping )
4. Spesifikasi produk dan pengendalian mutu
5. Reformulasi produk
6. Pengujian potensi penyimpangan baud an munculnya bau bau asing ( taint dan
off flavor )
7. Menentukan keterimaan produk ( acceptability).
Proses atau mekanisme penginderaan dapat dituangkan sebagai berikut :
1. Penerimaan rangsangan ( fisiologis )
2. Terjadi reaksi biokimia dalam reseptor
3. Energi kimia diubah menjadi energi listrik
4. Energi listrik dikirim ke otak
5. Terjadi interpretasi psikologis kesadaran
6. Memunculkan sikap / kesan psikologis
Pengenalan Sifat Inderawi
Suatu produk ( produk pangan atau lainnya ) mempunyai berbagai atribut mutu
yang dapat digolongkan sebagai :
1. Sifat objektif, yaitu sifat yang dinilai berdasarkan respon objektif dari instrument
fisik.
2. Sifat subjektif, yaitu sifat yang dinilai atau diukur berdasarkan respon subjektif
atau respon pribadi manusia.
Penyajian Sampel
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat penyajian sample yaitu :
1. Sampel harus disajikan pada suhu yangs eragam satu dengan lainnya dan
disajikan pada suhu dimana sample tersebut biasa dikonsumsi .
2. Sampel harus disajikan dengan ukuran yang seragam diberikan sample
berukuran 5 15 mL tergantung jenis contohnya.
3. Volume sample yang disajikan tergantung dari jenis uji yang diberikan. Untuk uji
pembedaan biasanya disajikan contoh yang lebih sedikit dibandingkan dengan uji
penerimaan.
4. Penamaan sample harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak dapat
menebak lagi isi dari sample tersebut berdasarkan penamaannya. Untuk pemberian
nama biasanya diberikan tiga angka arab atau tiga huruf secara acak.
5. Wajtu yang disediakan untuk panelis sesuai dengan sanpel dan jenis uji yang
diberikan.
6. Ketersediaan produk.

Panelis
Untuk melaksanakan penelitian organoleptik diperlukan panel. Dalam penilaian
mutu atau analisis siat sifat sensori suatu komoditi, panel bertindak sebagai
instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas
menilai sifat atau mutu
Komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut
panelis. Dalam penilaian organoleptik ada 6 macam panelis, yaitu :
1. Panelis perorangan
Yaitu orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang
diperoleh karena bakat atau latihan - latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan bahan yang
akan dinilai dan menguasai metode metode analisis organoleptik dengan sangat
baik.
2. Panelis Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3 5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi sehingga
bisa lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenali dengan baik factor factor dalam
penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan
baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah berdiskusi di antara
anggotanya.
3. Panelis Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 5 15 orang yang mempunyai kepekaan yang cukup baik.
Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan -latihan.
Panelis ini dapat menilai beberapa sifat rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis statistik.
4. Panelis Agak Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15 25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat sensori tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dangan menguji kepekaannnya lebih dulu. Data yang sangat menyimpang
dapat tidak digunakan.
5. Panelis Tidak Terlatih
Panel tidak terlatih terdiri lebih dari 25 orang yang dapat terdiri dari orang awam
yang dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat social dan pendidikan.
Panel tidak terlatih hanya boleh untuk menilai sifat sifat organoleptik yang
sederhana seperti sifat sifat kesukaan tetapi tidak boleh untuk uji perbedaan.
6. Panelis Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang tergantung dari target pemasaran
suatu komoditi. Panel ini sifatnya sangat umum dan dapat ditentukan berdasarkan
daerah dan kelompok tertentu.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam uji organoleptik, yaitu :
1) Uji Pembeda ( Discrimination Test )
a. Uji segitiga
b. Uji duo trio

c. Uji berpasangan ( paired )


2) Uji Deskripsi ( Description Test )
3) Uji Afektif ( Affective Test )
a. Uji Hedonik
b. Uji Mutu Hedonik
4) Uji Skalar
a. Uji Skalar Garis
b. Uji Skalar Skor
c. Uji Perbandingan Pasangan
d. Uji Perbandingan Jamak
e. Uji Penjenjangan
http://wimvynurbahri.blogspot.com/2011/06/organoleptik.html (sumber)

Anda mungkin juga menyukai