No Soal Skor
1. Cici mempunyai usaha pengolahan keripik pisang. Tahun ini, Cici ingin
mengembangkan produk terbarunya yaitu membuat produk keripik pisang dengan
20
varian rasa jagung bakar dan keju. Sebelum diluncurkan ke pasar, Cici ingin menguji
coba produknya terlebih dahulu, apakah produk tersebut bisa diterima oleh konsumen
dari segi cita rasa dan kerenyahannya. Berikan saran pada Cici, bagaimana tahapan
pengujian evaluasi sensori yang harus dilakukan!
2. a. Pada ujicoba yang akan Cici lakukan, atribut sensori apa yang akan dinilai?
10
b. Apakah yang dimaksud dengan atribut sensori?
c. Apa saja jenis atribut sensori pada pangan? 10
d. Jika Siti ingin menjadi panelis pada ujicoba yang akan dilakukan oleh Cici,
15
langkah apa saja yang mungkin dilakukan oleh Siti pertama kali? 15
3. a. Apa yang dimaksud dengan threshold ? 10
b. Apa saja jenis threshold? Uraikan dengan lengkap!
20
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu
1. Tahapan pengujian evaluasi sensori yang harus dilakukan
1.Penentuan Tujuan Aplikasi Evaluasi Sensori Penentuan tujuan aplikasi evaluasi sensori
merupakan hal yang sangat penting untuk mengarahkan pada pelaksanaan evaluasi sensori
yang benar. Tujuan cici adalah ingin mengembangkan produk terbarunya yaitu membuat
produk keripik pisang dengan varian rasa jagung bakar dan keju sehingga di haru
melakukan uji sensory sebelum pemasaran
2.
A. Pada ujicoba yang akan Cici lakukan, atribut sensori apa yang akan dinilai?
Rasa, warna, aroma, bentuk, dan tekstur—dalam hal ini disebut dengan atribut sensori–
suatu produk seringkali dijadikan pertimbangan oleh para konsumen dalam memilih
produk yang akan dikonsumsi. Oleh karena itu, harus dilakukan serangkaian pengujian
dalam menjaga kestabilan kualitas suatu produk sebelum produk tersebut didistribusikan
kepada para konsumen.
Dr. Agr. Eny Palupi, S. TP., M.Sc., Dosen Departemen Gizi Masyarakat FEMA
IPB University dalam sebuah wawancara singkat pada hari kamis (22/1) lalu, menyatakan
bahwa dibutuhkan aspirasi konsumen terkait kesesuaian profil produk tersebut dengan
apa yang mereka inginkan dan butuhkan. “Sebaik apapun kita dapat memformulasikan
atau menciptakan sebuah produk dengan gizi yang tinggi dan berkualitas, bila rasa atau
kriteria produk tersebut tidak dapat diterima secara sensori oleh para konsumen, maka
akan percuma saja.” Ujarnya.
Pengujian rasa, warna, aroma, bentuk dan tekstur suatu produk dapat dilakukan dengan
pengujian Organoleptik (biasa disebut juga dengan Evaluasi Sensori). Pengujian ini
dilakukan dengan memanfaatkan indera manusia dalam mengidentifikasi atribut sensori
produk karena belum ada mesin atau alat yang dapat menggantikan kepekaan indera
manusia. Dalam pengujian ini, dibutuhkan beberapa panelis. Panelis merupakan sebutan
bagi orang-orang yang terlibat dalam rangkaian pengujian produk dan berlaku sebagai
alat atau instrumen dalam uji organoleptik. Panelis berfungsi untuk menilai mutu produk
dan menganalisis sifat-sifat atau atribut sensori produk yang mereka uji. Jumlah dan
kriteria panelis yang digunakan dalam pengujian pun berbeda-beda, tergantung fungsi
dan tujuan pengujian pada produk tersebut. Biasanya dilakukan seleksi dan serangkaian
tes sebelum menentukan siapa yang dapat menjadi panelis terlatih.
Dari ketiga jenis uji organoleptik tersebut, masing-masing memiliki metode spesifik yang dapat
diterapkan dalam pengujian sensori, untuk Discriminative/Different test metode spesifiknya terdiri
dari uji segitiga (Triangle test), uji duo-trio, dan uji perbandingan jamak. Affective test terdiri dari
uji perbandingan pasangan (Paired Comparative Test), uji hedonik dan uji ranking. Sementara itu,
untuk Descriptive test terdiri dari uji scoring/skaling, uji flavor/texture profile, dan uji qualitative
descriptive analysis (Ebookpangan.com).
Menurut Eny Palupi, dalam melakukan uji organoleptik, terdapat 7 tahap penting yang dapat
diterapkan. Tahap pertama para peneliti harus terlebih dahulu mengetahui dengan jelas tujuan dari
pengujian dan informasi yang ingin diperoleh dari uji organoleptik tersebut, jika tujuan telah
ditentukan maka bisa beralih ke tahap selanjutnya yaitu penyiapan panelis (pengecekan jumlah
panelis yang bersedia untuk mengikuti uji sensori), dilanjutkan dengan penentuan metode
pengujian (pilih metode yang cocok dan efisien dengan kasus yang dihadapi), jika sudah terpilih
metode yang sesuai selanjutnya yaitu penyiapan sampel/contoh (perhatikan ukuran, suhu,
kenampakan, jumlah, dan cara penyajian sampel), jika seluruh panelis dan sampel telah tersedia
maka dapat bersiap untuk tahap pengeksekusian uji sensori, pengumpulan dan pengolahan data
serta interpretasi data.
Sementara itu pengujian pada umumnya terbagi 3 yaitu (Meilgaard dkk, 2016):
(1) Uji pembedaan : termasuk uji segitiga, uji duo-trio, pengujian pembedaan dari kontrol
dan lainnya. Pada uji pembedaan ini umumnya panelis sebagai “alat” uji
membedakan satu produk dengan produk lainnya. Uji Performance panelis sangat
menentukan keakuratan hasil penilaian. Panelis pada uji ini harus objektif dan tidak
dibutuhkan jumlah panelis yang banyak (disarankan tidak kurang dari 10 orang).
(2) Uji deskriptif: termasuk uji deskriptif kualitatif , uji profil flavour, uji profiling
texture
(3) Uji Afektif: Uji Hedonik, Uji penerimaan, Uji preferensi dan lainnya. Pada uji ini
panelis menilai berdasarkan sifat yang subjektif, dimana panelis bebas menilai
berdasarkan tingkat kesukaan yang mereka rasakan. Pada uji ini panelis bersifat
“naive panelis” (memiliki sifat yang sama dengan panelis konsumen). Oleh karena
bersifat subjektif maka pada uji ini sebaiknya memang harus memiliki jumlah panelis
yang banyak. Di Beberapa literatur dan Standard menyarankan tidak kurang dari 75
Panelis (ASTN).
D. Jika Siti ingin menjadi panelis pada ujicoba yang akan dilakukan oleh Cici, langkah apa
saja yang mungkin dilakukan oleh Siti pertama kali?
3.