Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Presentasi bisnis adalah suatu bentuk komunikasi lisan yang berorientasi pada
proposal, yang disajikan dalam suatu lingkungan bisnis kepada peserta presentasi yang
relatif

homogen

dari

berbagai

tingkatan.

Presentasi

bisnis

berfungsi

untuk

menyampaikan informasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan. Berbeda dengan


pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih
sering dibawakan dalam acara bisnis.
Dewasa ini di dunia bisnis memerlukan presentasi bisnis baik dalam kegiatan
internal perusahaan maupun kegiatan eksternal perusahaan, misalnya presentasi dalam
Rapat Umum Pemegang Saham, presentasi kepada calon investor, dan presentasi kepada
calon konsumen.
Namun tidak sedikit orang yang kurang cakap atau tidak memiliki kemampuan
yang baik dalam melakukan presentasi bisnis. Padahal presentasi bisnis sangat penting
dalam menentukan jalannya bisnis suatu perusahaan. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui cara yang baik dan benar dalam presentasi bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan presentasi bisnis dilakukan ?
2. Bagaimana cara pengembangan presentasi bisnis?
3. Apa seni penyampaian dalam presentasi bisnis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui persiapan presentasi bisnis.

2. Untuk mengetahui cara pegembangan persentasi bisnis.


3. Untuk mengetahui seni penyampaian dalam presentasi bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan sehari-hari, hampir semua pelaku bisnis membuat laporan secara lisan
dan melakukan presentasi. Mereka melakukan presentasi untuk menyampaikan informasi
baik kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.
2.1 Persiapan Presentasi Bisnis
Persiapan untuk berbicara atau presentasi relatif sama dengan persiapan dalam
menyusun pesan tertulis yang akan dikirimkan kepada audiens. Persiapan dimulai
dengan menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan ide pokok, dan
mimilih saluran beserta medianya.
1. Menentukan Tujuan
Di dalam bisnis secara umum, tujuan komunikasi bisa dibedakan menjadi 3
(tiga), yaitu itu memberikan informasi, untuk mempengaruhi (persuasi), dan untuk
memaksa atau memberikan instruksi. Masing-masing tujuan komunikasi di atas akan
menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya presentasi, dan tingkat interaksi
antara pembicara dengan audiens.
1) Memberikan informasi
Salah satu tujuan komunikasi bisnis adalah memberikan informasi.
Harapan dari pemberian informasi adalah pemberian umpan balik (feed back)
setelah informasi sampai pada orang yang dituju seperti yang diharapkan
pembicara. Misalnya menimbulkan perubahan sikap, pendapat, perilaku, dan
partisipasi.
Dalam proses pemberian informasi, tekanan diletakkan pada pemilihan
saluran yang tepat. Secara umum saluran komunikasi dibedakan menjadi tiga,
yaitu lisan, tertulis, dan elektronik. Untuk mengirimkan pesan dalam bentuk
gambar dipilih saluran eletronik dengan media televisi, informasi dalam bentuk
isyarat bunyi dengan dikirim dengan media radio atau telepon, dan pesan yang
panjang dan tertulis dapat dikirimkan menggunakan saluran tertulis dengan media
surat kabar atau majalah.

2) Memengaruhi (Persuasif)
2

Asumsi dasar dalam proses memengaruhi/membujuk adalah bahwa


pembicara-audiens dengan sengaja berkomunikasi untuk saling memengaruhi.
Dalam hal ini, sikap, pendapat, perilaku, dan partisispasi dapat dipengaruhi.
Presentasi dimulai dengan memberikan fakta-fakta atau gambaran yang
meningkatkan pemahaman audiens tentang masalah/hal yang dikomunikasikan.
Dilanjutkan dengan penyampaian argumentasi/alasan-alasan yang mendasari
pengaruh/bujukan tersebut atau diakhiri dengan kesimpulan atau rekomendasi
tertentu. Dalam hal ini, pembicara mengajak audiens untuk berpartisipasi dengan
mengekspresikan kebutuhan mereka, menyarankan solusi, dan menyusun
kesimpulan atau rekomendasi.
3) Memberikan Instruksi
Pemberian instruksi hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki
wewenang, Misalnya atasan memberikan instruksi kepada bawahannya.
Komunikasi dengan tujuan instruktif terjadi pada interaksi pembicara-audiens
tingkat sedang sampai tingkat rendah. Interaksi sedang terjadi bila pembica
memberikan instruksi-instruksi tindakan yang harus dilakukan , alasan tindakan
tersebut harus dilalukan, kapan dilakukan, dan bagaimana melakukannya.
Sementara itu, interaksi tingkat rendah terjadi jika audiens tidak memberikan
tanggapan (respons), baik dengan pertanyaan maupun komentar tertentu. Pada
tingkat interaksi yang rendah sebagian besar hasilnya kurang memuaskan. Tidak
adanya pertanyaan atau tanggapan menunjukkan audiens kurang antusias dengan
instruksi yang diberikan.
2. Menganalisis Audiens
Secara umum, analisis audiens yang pertama kali dilakukan akan menyangkut
latar belakang seperti pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain.
Dari latar belakang tersebut dapat diketahui kebutuhan dan keinginan audiens.
Pemahaman kebutuhan dan keinginan audiens selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan gaya/pendekatan dan isi presentasi yang tepat. Setelah ditentukan latar
belakangnya, kemudian dianalisis ukuran/jumlah (size), komposisi, dan reaksi.
Secara garis besar, perencanaan presentasi sama dengan perencanaan dalam pesan
tertulis. Dimulai dengan menentukan ide pokok/utama, menyusun garis besar (outline)
yang akan dipresentasikan, menentukan panjang presentasi, dan menentukan
gaya/pendekatan.
3

1) Menentukan Ide Pokok/Utama


Ide pokok merupakan penyingkatan dari keseluruhan presentasi menjadi satu
kalimat deklaratif. Jika tujuan merupakan sesuatu yang harus diraih atau menjadi
sasaran, maka ide pokok adalah cara untuk mencapai tujuan.
2) Menyusun Garis Besar (Outline)
Langkah kedua dalam merencanakan presentasi adalah menentukan garis besar
atau pokok-pokok pikiran (outline)

presentasi. Garis besar atau pokok pikiran

presentasi akan membentuk kerangka pesan yang akan disampaikan. Setiap pokok
pikiran harus mendukung, menggambarkan, atau memperjelas ide pokok.
3) Memperkirakan Panjang/Lama Presentasi
Waktu untuk presentasi sering kali sangat dibatasi secara ketat. Dengan
demikian pembicara perlu menyusun materi sesuai waktu yang tersedia. Untuk
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam suatu presentasi, dapat
digunakan kerangka/garis besar presentasi. Caranya, kerangka/garis besar yang sudah
disusun dicoba untuk dipresentasikan. Pada umumnya, presentasi yang singkat
membutuhkan waktu sekitar 10 menit, sedangkan presentasi yang panjang
membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Hal yang perlu diperhatikan, baik presentasi
dalam waktu yang singkat maupun presentasi yang panjang, adalah bahwa presentasi
harus mengandung unsur pendahuluan, isi atau batang tubuh, dan penutup. Jika
memungkinkan, dilakukan tanya jawab dengan audiens.
4) Menentukan Gaya/Pendekatan
Secara umum, presentasi bisa dilakukan dengan pendekatan formal maupun
informal. Presentasi dengan pendekatan formal digunakan untuk menyampaikan halhal yang penting. Misalnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Direktur
mempresentasikan kinerja perusahaan selama satu tahun. Selain itu, dalam presentasi
dengan audiens yang jumlahnya banyak sebaiknya juga digunakan pendekatan formal.
Untuk presentasi dengan audiens yang jumlahnya sedikit, cukup digunakan
pendekatan informal. Antara pembicara dengan audiens maupun antara audiens
dengan audiens dapat berinteraksi secara langsung sehingga penggunaan pendekatan
informal menjadi lebih efektif.
2.2 Cara Pengembangan Presentasi Bisnis
Di dalam presentasi bisnis, audiens pada umumnya sudah siap untuk
mendengarkan apa yang akan dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis, sebagian
4

besar presentasi bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari


audiensnya. Meskipun presentasi bisnis bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi
bisnis tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberi hiburan. Secara umum, format
presentasi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian

pembukaan

berisi/bertujuan

mendapatkan

perhatian

audiens,

membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh karena itu, bagian
pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan siap menerima presentasi.
1) Menarik perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia harus dapat
menarik perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian audiens
merupakan faktor penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh karena sebaik
apapun persiapan presentasi yang telah dilakukan, tanpa perhatian dari audiens,
presentasi tidak ada maknanya. Faktor penarik perhatian audiens (umpan) dapat
berupa intensitas, gerakan, keakraban, kebaruan, humor dan ketegangan (Cuurties
et. All. 1996:311).
2) Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan menarik perhatian,
contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik perhatian dengan intensitas
dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik melalui OHP maupun viewer,
atau menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak dimiliki audiens.
3) Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada objek yang diam.
Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan berdiri akan
lebih menarik perhatian audiens.
4) Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengacu pada
keakraban. Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal nama, jabatan,
atau prestasi, maka pembicara tersebut lebih menarik perhatian audiens daripada
tidak mengenal sama sekali. Hal yang seringkali ditemui dalam presentasi adalah
menyebut beberapa nama atau jabatan, atau prestasi audiens sebelum membahas
materi.
5) Kebaruan
5

Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu
yang sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang
menyatakan bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas materi yang sudah
dipahaminya. Mereka juga mengatakan bahwa materi yang kurang relevansinya
dengan diri audiens akan menjadi kurang menarik (Bovee & Thill, 1995:601).
6) Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan menurunkan
ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun demikian,
humor dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan cita rasa yang baik. Selain
itu, karena humor ini hanya untuk menarik perhatian audiens, maka jumlahnya
relatif kecil.
7) Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat menarik perhatian
audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera diakhiri agar audiens
segera menangkap materi dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan
maupun dengan komentar-komentar.
8) Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih diterima audiens
daripada berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan meningkatkan
kredibiltas pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki kompetensi paling
baik dalam materi yang dipresentasikan akan mendapatkan kredibiltas yang lebih
tinggi.
9) Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan oleh audiens,
yaitu membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan dengan
membacakan judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi. Pemahaman
judul atau tujuan presentasi akan membantu audiens memahami isi presentasi
secara keseluruhan.

2. Bagian Isi (Body)


Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupaka bagian terpenting dari
presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup merupakan sarana yang
mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan6

alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki
struktur yang jelas, dengan urutan pembahasan yang mudah dipahami dan berusaha
mempertahankan perhatian audiens.
1. Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan bagian isi lebih mudah
diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang
ada. Di dalam sebuah presentasi, format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi.
Untuk melihat struktur/format presentasi, audiens dapat menggunakan transisi.
Transisi adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimatkalimat atau bagian-bagian dalam presentasi (Curties at.al. 1996:316).sementara
untuk menghubungkan paragraf saru dengan yang lain atau menghubungkan pokok
pikiran satu dengan pokok pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti
sekarang akan dibahas masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya
akan dibahas pokok pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
2. Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki irutan yang jelas dan logisuntuk mempermudah
audiens dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi akan berhubungan
dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola organisasi pokok pikiran dapat
dibedakan menjadi kronologikal, spasial, topical, kausal, pemecahan masalah,
klimaks, dan antiklimaks.
Apabila pembicara memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain, maka
urutan pembahasannya mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan tujuan,
audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa
mencapai tujuan.
3. Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik perhatian audiens, maka
pada bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus dapat mempertahankan
perhatian audiens. Perhatian pada bagian isi sangat penting karena di sinilah ideide pokok presentasi disampaiakan. Menarik perhatian pada bagian pembukaan
dimaksudkan sebagai pancingan agar audiens lebih dahulu tertarik dengan
presentasinya. Sementara tahap selanjutnya berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mempertahankan
perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan audiens;
7

menggunakan bahasa yang jelas; dan menjelaskan hubungan antara tujuan


presentasi dengan ide-ide pokoknya (Bovee & Thill, 1995:604).
4. Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok pikiran
presentasi dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa audiens akan
memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu kebutuhan
tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut
dikemukakan, maka mereka memandang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
5. Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan.
Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami
oleh kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami
atau yang familiar. Usahakan untuk tidak menggunakan istilah khusus (jargon).
Apabila harus menggunakannya, berikan juga makna dari jargon tersebut.
6. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit memahami, cukup
memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu menghubungkan topik dengan
ide-ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya
mempermudah audiens dalam memahami, tetapi juga memungkinkan audiens
untuk menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan
audiens. Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens memahami ide pokok yang
disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara harus memperhatiakan 3 hal
yaitu (1) meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2) menggarisbawahi tahap
selanjutnya; dan (3) menutup dengan pesan positif (Bovee & Thill, 1995:604).
a. Meringkas pokok pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang pokok pikiran
yang telah dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran
kemudian membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi presentasi
sehingga audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud presentasi.
b. Menggarisbawahi tahap selanjutnya
8

Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah menginginkan audiens


untuk melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal sikap, perilaku, tindakan,
nilai, dan kepercayaan. Oleh karen itu, pembicara harus menekankan tindakan yang
harus dilakukan audiens setelah presentasi berakhir. Tindakan yang diinginkan
harus cukup jelas. Jika ada, pertanyaan biasa diajukan secara bergiliran baru
kemudian dijawab. Ada kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami
betul intinya sehingga penanya mungkin kurang merasa puas.
2.3 Seni Penyampaian Presentasi Bisnis
1. Penggunaan Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal, pembicara memerlukan visual
aid. Beberapa manfaat penggunaan visual aid adalah:
1. Dapat menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami
audiens.
2. Visual aid dpat membantu, baik pembicara maupun audiens, untuk mengingat
informasi penting dari presentasi itu.
3. Dimaksudkan untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah
membahas beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang
telah dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.
1) Menyusun Visual Aid
Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:
1. Visual aid dalam bentuk tulisan (text visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan digunakan untuk menunjukkan
suatu kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan garis presentasi.
2. Visual aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid).
Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain grafik garis, diagram
lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram peta. Penggunaan
masing-masing

visual

aid

dalam

bentuk

grafik

disesuaikan

dengan

kebutuhannya.
Untuk menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu presentasi
sehingga didapatkan manfaat-manfaat seperti disebutkan di atas tdaklah mudah.
Oleh karena itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus
sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang sederhana adalah agar mudah
dipahami oleh audiens.
2) Memilih Media Visual Aid
Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik,
selanjutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu
9

presentasi. Media yang dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia
dari yang paling sederhana seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer.
Berikut akan dibahas masing-masing media secara singkat.
1) Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah
pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan
pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke
dalam tulisan kemudian digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya
sebelum presentasi dimulai). Handout berisikan ringkasan materi presentasi,
kesimpulan, dan grafik-grafik yang membantu pemahaman audiens.
2) Papan tulis dan whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan media visual aid yang sederhana dan
praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu banyak orang,
media papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk presentasi
dengan audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak efektif.
Contoh presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah presentasi
yang dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasrkan produk
baru kepada stafnya.
2. Keterampilan Praktis dalam Presentasi
Disamping persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu
memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi.
Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan praktis dalam presentasi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara
berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
a) Pakaian dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
b) Memperhatikan kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan
lain-lain.
c) Memeriksa kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju,
kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.
d) Untuk pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak
perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena
akan terlihat citra kurang profesional.
2. Pandangan mata
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang
ke arah audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit,
10

pembicara dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak
dibenarkan mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus
pada saat berbicara.
Presentasi dengan sikap tubuh berdiriSikap tubuh pada saat presentasi adalah
berdiri tegak dengan kaki sedikit terbuka. Tujuannya agar dapat berdiri dengan
kokoh, tetapi sedikit terbuka. Tangan bisa digunakan untuk menekankan
pembicaraan,dan dapat pula untuk mengatur jalannya presentasi, misalnya
menulis di papan tulis, membuka file presentasi, atau yag lain. Sikap yang
harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam saku atau melakukan
gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-menerus, seperti memegang

dasi, taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk kepala.


Suara
Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus
mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan dengan baik,
maka pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan suara

dengan jelas, tidak menoton, dengan tekanan yang tepat dan bersemangat.
Suara jelas dan keras
Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu, katakata juga harus diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh seluruh

audiens.
Suara tidak menoton
Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton. Katakata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras dan kata lain

dapat lebih lemah.


Suara bersemangat
Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang bersemangat.
Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-katanya tidak dilakukan
tanpa semangat. Selain itu, pembicara juga harus menghindari pengucapan

kata dengan bergumam dan merendahkan suara di akhir kalimat.


Bahasa
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunana bahasa sehari-hari, karena akan
menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon
karena tidak semua audiens mamahaminya.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua level atau tingkatan dalam
suatu perusahaan menengah dan besar merupakan hal yang biasa, baik dalam hal
pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi. Dalam melakukan
presentasi bisnis seorang pembicara sebaiknya melakukan persiapan dimulai dengan
menentukan tujuan penulisan pesan, analisis audiens, menentukan ide pokok, dan
memilih saluran beserta medianya. Secara umum, presentasi bisnis harus mencakup 3
format presentasi yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan salah
satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya
untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis
yang baik.
3.2 Saran
Sebagian besar orang yang bekerja di dunia bisnis, bahkan di sebagian besar
organisasi, pasti sudah mengenal presentasi. Membuat presentasi adalah kegiatan yang
nyaris terpisah dari tujuan utama sebuah organisasi. Kemampuan membuat presentasi
yang baik adalah sebuah keterampilan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan
bisnis manapun, tapi kalau anda benar-benar harus membuat presentasi, di bawah ini ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, pikirkan dengan hati-hati tentang harapan para pemirsa anda.
Rancanglah presentasi anda agar hanya berisi informasi yang paling baik disampaikan
secara lisan. Sebagian besar informasi mendetail akan jauh lebih baik bila disampaikan
lewat tulisan. Jadi, buatlah handout, dan berikan kepada pemirsa anda setelah presentasi
selesai.
Kedua, pikirkan tentang peranan alat bantu visual. Kalau anda benar-benar yakin
bahwa kata-kata anda akan makin jelas atau kuat bila dibantu dengan visual, maka
12

buatlah visual tersebut. Tapi, ingat selalu bahwa kata-kata anda lebih penting dari visual
tadi. Salah satu alat untuk menciptakan visual adalah Microsoft PowerPoint.
Penggunaan PowerPoint yang salah dapat menjadi penyebab rusaknya presentasi,
jauh lebih banyak dibandingkan penyebab lain. Kita manusia sangat pandai memahami
gambar dengan cepat, dan sebaliknya, kita tidak begitu cepat membaca tulisan. Makin
banyak kata yang harus kita baca, makin lama waktu yang dibutuhkan, dan semakin
besar pula gangguan terhadap pemahaman kita akan apa yang sedang diucapkan.
Ketiga, latihlah apa yang ingin anda ucapkan. Hitung waktu yang anda butuhkan,
dan pastikan bahwa waktu tersebut lebih rendah dari jatah yang anda miliki. Ketika anda
menyajikan presentasi, anda akan bicara lebih lambat, dan butuh waktu lebih lama
dibandingkan saat latihan.
Keempat, tulislah teks akhir anda, buatlah ringkasan dengan bullet-point, dan
berlatihlah menyajikan presentasi memakai catatan tadi. Bila anda merasa visual bisa
meningkatkan kesan atau pemahaman, berlatihlah menggunakan visual. Jangan pernah
satu kalipun berbicara ketika anda sedang menatap visual. Selalu tatap pendengar anda
ketika berbicara. Milikilah kepercayaan diri: jangan pernah menatap visual anda.
Kelima, ingat bahwa anda perlu memulai presentasi anda dengan ringkasan berisi
apa yang akan anda bicarakan, dan akhiri dengan ringkasan tentang apa yang telah anda
ucapkan. Keenam, dan terakhir, kalau anda perlu membuat atau menyajikan presentasi
dalam bahasa yang bukan bahasa asli anda, anda harus meminta penutur asli
mendengarkan presentasi anda lebih dulu untuk memastikan bahwa bahasa, nada, dan
pilihan kata yang anda pakai sudah tepat.

DAFTAR PUSTAKA

13

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 1995. Business Communication Today. Fourth Edition.
New York: McGraw-Hill, Inc.
Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis, Buku Pertama, Edisi Bahasa
Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis, Buku Kedua, Edisi Bahasa
Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Curties, B. dan et.al. 1996. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
http://purebonline.blogspot.com/2010/05/presentasi-bisnis.html; (Diakses pada tanggal 10
Mei 2015).
http://manajemenppm.wordpress.com/2013/09/02/mempersiapkan-presentasi-bisnis/;
(Diakses pada 21 November 2013 pukul 14.00 WITA).

LAMPIRAN
KASUS RADJA CENDOL

14

Perusahaan waralaba yang bergerak dibidang makanan dan minuman ini menyuguhkan
sesuatu yang unik dan berbeda, yang kemudian terkenal dengan ciri khasnya yaitu produk
minuman olahan cendol. Mungkin saat ini di Indonesia sedang digemari produk olahan coffee
atau bubble drink yang cenderung kami nilai kurang melestarikan budaya masyarakat
Indonesia. Cendol merupakan minuman yang tidak lekang oleh waktu meski harganya kalah
jauh bersaing dengan produk olahan yang berasal dari luar negeri.
Berikut merupakan Sembilan varian rasa yang ditawarkan pada outlet Radja Cendol:
1. SUNDOL BOLONG (Tiramisu Pake Cendol Boleh Dong)
Susu dengan essence tiramisu kemudian dipadukan dengan lembutnya pudding
tiramisu.
2. ORIGINAL
Buat yang pengen mencoba keoriginalitasan dari sebuah minuman cendol susu. Rasa
cendolnya dijamin gurih, terasa sekali daun suji dan pandannya yang wangi. Apalagi
ditambah dengan susu.
3. BARBIE DOLL (Strawberry Cendol)
Perpaduan menarik antara susu strawberry dengan pudding strawberry.
4. ALPUNDOL
Perpaduan buah alpukat dan cendol gurih serta gula jawa yang asli dicampur susu
UHT full cream dijamin pasti tidak akan move on dari sedotan anda.
15

5. SI BONDOL (Isi Bulat Oreo Cendol)


Perpaduan biscuit yang sudah tidak
asing

lagi

minuman,

buat
nah

dicampur
patut

dalam

dicoba

pas

dicampur sama cendol.


6. SI QUEEN DOLL (Isi Silverqueen
Cendol)
Coklat merek Silverqueen dengan
kacang metenya yang khas dicampur
dengan gurih cendol dan gula aren dari
RANDOLL dijamin kelezatannya.
7. KEJENDOL (KEju En Cendol)
Ini

adalah

menu

yang

sangat

direkomendasikan untuk para pecinta


keju, keju yang dipakai itu keju kraft yang diparut sampai setinggi gunung.
8. SI ANDOL (Isi Astor Cendol)
Yang dipakai adalah astor asli bukan produk KW atau tiruan.
9. SI TONDOL (Isi Toblerone Cendol)
Selama ini cuma martabak yang familiar dengan topping cokelat Toblerone' dan
sekarang coklat toblerone akan melumer dalam cendol.
INFO KEMITRAAN
Mengapa harus RANDOL?
a) Memiliki bisnis yang murah tetapi dengan keuntungan yang sangat besar.
b) Bukan minuman musiman.
c) Banyak digemari oleh masyarakat karena harganya terjangkau, rasanya nikmat dan
produknya sangat inovatif.
d) Margin yang tinggi
e) Kerjasama yang sangat mudah dan simple, bisnis adalah milik sendiri dan para
panglima diharuskan menganggap RANDOL sebagai usaha jatuh bangun milik
sendiri.
f) Membudidayakan minuman tradisional asli serta mengemasnya secara segar dan
modern.
g) Proyeksi ROI yang amat sangat cepat, 1 bulan 3 bulan.
16

h) Inovasi berorientasi kepada kepuasan pelanggan, keunikan dan ciri khas yang
membuat brand RANDOL begitu dilirik dan diminati. Kuatnya logo karakter serta
logo font yang modis ini mampu memikat anak-anak muda yang konsumtif.
i) Bahan baku murah dan supply terjamin, kami sudah menyediakan segala macamnya,
agar memudahkan para panglima atau mitra.
j) Sistem teruji dan mudah diaplikasikan, strategi marketing unik yang sudah kami
sediakan dan harus diterapkan bagi para panglima.
k) Tim manajemen handal, muda, dan professional, kami akan terus mengontrol seluruh
panglima kami dan melakukan evaluasi untuk terus meningkatkan penjualan dari
wkatu ke waktu. Kekompakan serta keharmonisan adalah kunci yang akan selalu
kami junjung tinggi.
l) Pangsa pasar yang luas dan terus berkembang, selalu akan ada yang baru dari kami,
topping-topping baru yang lezat sudah kami persiapkan matang dimulai dengan cara
taste market ke berbagai golongan. Produk kami dapat mencakup berbagai lapisan
masyarakat:

Orang tua banyak yang suka dengan cendol tapi menghindari santan, jadi bisa
meminum cendol karena RANDOL memakai susu UHT full cream bergizi
tinggi, jadi sangat aman juga bagi lambung.

Anak kecil yang suka dengan topping seperti astor dan oreo.

Para wanita yang suka dengan keju, atau anak muda urban yang senang
dengan topping cokelat toblerone.

Bapak-bapak dan ibu-ibu yang juga menghindari santan pun bisa meminum
RANDOL dan mereka lebih senang memilih topping buah-buahan seperti
alpukat dan nangka.

m) Raza lezat dan gurihnya cendol kami tidak peru diragukan lagi, karena kami menghire SDM pembuat cendol kami yang sudah puluhan tahun membuat cendol terbaik
dan nikmat.
No franchise fee
No supporting fee
No royalty fee
Langsung jualan
Low maintenance - Low investment - High profile - High profit

17

18

Anda mungkin juga menyukai