Anda di halaman 1dari 52

Psikologi

Perkembangan
Pembimbing : dr. Harry Tribowo Hadi, SpKJ

Pendahuluan
Perkembangan bagaimana orang tumbuh,
menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang
perjalanan hidup mereka, melalui
perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosioemosional, perkembangan
kognitif, dan perkembangan bahasa.

Richard M. Lerner (1976)


Psikologi

perkembangan dirumuskan sebagai


pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang
hidup.
Contoh :
mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak
usia satu, dua atau lima tahun, memiliki persamaan
atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian
seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak,
remaja sampai dewasa.

Teori

Erik Erikson tentang perkembangan


manusia teori perkembangan psiko-sosial.

Teori perkembangan psikososial ini salah satu


teori kepribadian terbaik dalam psikologi.

Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa


kepribadian
tingkatan.

berkembang

dalam

beberapa

Kepribadian menurut
Freud & Erikson

Struktur Kepribadian Freud


Menurut
teori psikoanalitik Si
gmund Freud
, kepribadian terdiri dari
tiga elemen.

Ketiga unsur kepribadian


itu dikenal sebagai
id, ego dan superego
yang bekerja sama untuk
menciptakan perilaku
manusia yang kompleks.

ID
Id

adalah
satu-satunya
komponen
kepribadian
yang hadir sejak lahir.

Aspek

kepribadian
sepenuhnya
sadar
dan
termasuk
dari
perilaku
naluriah dan primitif.

Menurut Freud, id adalah


sumber
segala
energi
psikis, sehingga komponen
utama kepribadian.

Ego
Ego

adalah
komponen
kepribadian
yang
bertanggung jawab untuk
menangani dengan realitas.

Ego

bekerja berdasarkan
prinsip
realitas,
yang
berusaha
untuk
memuaskan keinginan id
dengan
cara-cara
yang
realistis dan sosial yang
sesuai.

SUPER EGO
Superego

aspek
kepribadian
yang
menampung
semua
standar internalisasi moral
dan cita-cita yang kita
peroleh dari kedua orang
tua dan masyarakat mana
yang dirasa benar dan
salah.

Superego

adalah

memberikan
pedoman untuk membuat
penilaian.

Karakteristik Sistem Kepribadian Menurut


Freud
ID

EGO

SUPER EGO

Sistem asli (the true


psychic),
bersifat
subjektif
(tidak
mengenal
dunia
objektif), yang terdiri
dari
insting-insting
dan
gudangnya
(reservoir)
energy
psikis
yang
digunakan
ketiga
sistem kepribadian.

Berkembang untuk
memenuhi
kebutuhan id yang
terkait dengan dunia
nyata. Memperoleh
energy
dari
id.
Mengetahui
dunia
subjektif dan objektif
(dunia nyata).

Komponen
moral
kepribadian, terdiri
dari dua subsistem :
kata
hati
(yang
menghukum tingkah
laku yang salah) dan
ego
ideal
(yang
mengganjar tingkah
laku yang baik).

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Freud memandang
organisme manusia sebagai
sistem energi yang kompleks.

Freud berpendapat bahwa


apabila energy digunakan
dalam kegiatan psikologis
seperti berfikir, maka energi
itu merupakan energi psikis.

Insting
Insting

merupakan
keinginan (wishes).

kumpulan

hasrat

atau

Tujuan dari insting-insting adalah mereduksi


ketegangan (tension reduction) yang
sebagai suatu kesenangan.

dialami

Sumber

dan tujuan insting bersifat tetap,


sedangkan objek dan penggerak sering berubahberubah.

Apabila

energi
insting
digunakan
untuk
mensubstitusi objek yang tidak asli, maka tingkah
laku yang dihasilkannya disebut insting derivatif.

a. Insting Hidup
insting hidup merupakan
motif dasar manusia yang
mendorongnya
untuk
bertingkah laku secara positif
atau
konstruktif,
berfungsi
untuk melayani tujuan manusia
agar
tetap
hidup
dan
mengembangkan rasanya.
b. Insting Mati
insting
ini
merupakan
motifasi dasar manusia yang
mendorongnya
untuk
bertingkah laku yang bersifat
negative atau destruktif.

Insting mempunyai empat macam karakteristik, yaitu :

Sumber (source)
kondisi rangsangan jasmaniah atau needs

Tujuan (aim):
menghilangkan rangsangan jasmaniah atau mereduksi

ketegangan, sehingga mencapai kesenangan dan terhindar


dari rasa sakit,

Objek (object):
meliputi benda atau keadaan yang berada di lingkungan yang
dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk
memperoleh objek tersebut,

Mendorong/pergerakan (impetus):
kekuatan yang bergantung pada intensitas (besar-kecilnya)
kebutuhan.

Pendistribusian dan
penggunaan Energi Psikis.
Id

menggunakan
energi
ini
untuk
memperoleh kenikmatan (pleasure principle)
melalui
gerakan refleksi
proses primer (menghayal atau berfantasi).

Mekanisme atau proses pengalihan energi


dari id ke ego atau dari id ke superego
disebut identifikasi.

Ego menggunakan energi untuk keperluan :


memuaskan dorongan atau insting melalui proses
sekunder
meningkatkan perkembangan aspek-aspek psikologi
mengekang menangkal id agar tidak bertindak
impulsive atau irasional
menciptakan integrasi di antara ketiga sistem
kepribadian dengan tujuan terciptanya keharmonisan
dalam kepribadian, sehingga dapat melakukan
transaksi dengan dunia luar secara efektif.

Konflik
Freud

berasumsi
bahwa tingkah laku
manusia
merupakan
hasil
dari
rentetan
konflik internal yang
terus menerus.

Konflik

(peperangan)
antara
id,
ego,
superego adalah hal
yang biasa (rutin).

Kecemasan mempunyai

peranan sentral dalam


teori psikoanalisis,
kecemasan digunakan
oleh ego sebagai isyarat
adanya bahaya yang
mengancam

3 Tipe kecemasan
a. Realistik
b. Neurotik
c. Moral

Mekanisme Pertahanan Ego


Mekanisme

pertahanan ego merupakan


proses
mental
yang
bertujuan
untuk
mengurangi
kecemasan
dan
dilakukan
melalui dua karakteristik khusus yaitu :
tidak disadari
menolak, memalsukan atau mendistorsi
(mengubah) kenyataan.

Mekanisme

pertahanan ini dapat juga


diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak
disadari dalam upaya melindungi diri dari
emosi atau perasaan yang menyakitkan
seperti cemas dan perasaan bersalah

Tahap Perkembangan
Psychodynamic Freud
Tahap Oral
Sumber

kenikmatan
pokok yang berasal
dari
mulut
adalah
makan. Dua macam
aktivitas oral ini, yaitu
menelan makanan dan
mengigit, merupakan
prototipe bagi banyak
ciri
karakter
yang
berkembang
di
kemudian hari.

Fase oral merupakan fase yang paling awal pada perkembangan


psikoseksual seseorang karena seorang bayi sejak lahir alat yang
paling penting memberi kenikmatan dalam hidupnya adalah
mulutnya sendiri. Hal ini disebabkan karena melalui mulutnya ia
dapat berhubungan dengan alat tubuh yang dapat memberi
kenikmatan yaitu payudara ibu.

Apabila sumber kenikmatan yang pokok tidak terpenuhi, maka bayi

akan mencari kepuasan dengan mengisap jempol atau benda


lainnya.

Minat mulut untuk memenuhi kepuasan ini tidak akan pernah lenyap

walaupun si anak telah tumbuh menjadi orang dewasa. Menurut


Freud hal ini dapat dilihat pada banyak orang dewasa yang gemar
menghisap rokok dan berciuman.

Kesulitan yang dialami oleh bayi pada fase oral akan megakibatkan

energi libidinal terpusat pada fase ini dan individu akan kekurangan
enerji untuk mengatasi kesulitan- kesulitan yang mucul pada fasefase berikutnya. Kepuasan yang berlebihan pada fase oral dapat
menimbulkan efek narsis, dan opstimisme berlebih, kepuasan yang
kurang dapat menimbulkan efek pesimisme. Rasa cemburu dan
ketergantungan berhubungan pula pada fase ini.

Keberhasilan pada fase oral memberikan dampak seseorang dapat


menerima dan memberi kepada orang
ketergantungan yeng berlebih dan rasa iri.

lain

tanpa

rasa

Tahap Anal
Setelah makanan dicernakan,
maka
sisa
makanan
menumpuk di ujung bawah
dari usus dan secara reflex
akan
dilepaskan
keluar
apabila tekanan pada otot
lingkar dubur mencapai taraf
tertentu.

Definisi
Tahapan perkembangan psikoseksual yang ditandai

dengan kematangan dalam mengontrol neuromuskular


terutama dalam mengontrol sfingter anus sehingga
terjadi pengontrolan retensi maupun ekspulsi feses
yang lebib baik.

Deskripsi
Periode ini secara kasar terjadi dari usia 1 tahun hingga

3 tahun, ditandai dengan pengenalan dorongan


agresivitas yang intensif bercampur dengan komponen
libidinal dalam impuls sadistik. Perolehan kontrol
volunter sfingter dihubungkan dengan perubahan dari
pasif menjadi aktif. Pertentangan antara kontrol anal
dan usaha orang tua dalam melatih toilet training
menimbulkan
ambivalensi,
bersamaan
dengan
pertentangan dalam pemisahan, individuasi dan
independensi.
Erotisme
anal
mengacu
pada
kenikmatan fungsi anal, ketika menahan buang air
menjadi hadiah yang membahagiakan bagi kedua
orang tuanya. Sadisme anal mengacu pada keinginan
ekspresi agresif yang dihubungkan dengan pelepasan
feses sebagai senjata yang destruktif dan powerful.
Keinginan ini sering diperlihatkan sebagai fantasi
melakukan pemboman ataupun peledakkan.

Tujuan
periode anal adalah tanda oleh perjuangan yang lebih besar

untuk kemandirian dan pemisahan dari ketergantungan pada


kontrol orang tua. Tujuan pengendalian sfingter tanpa overcontrol
atau kehilangan kontrol, dicocokkan oleh upaya untuk mencapai
otonomi dan independensi tanpa rasa malu yang berlebihan atau
meragukan dari hilangnya kontrol

Ciri patologis
ciri-ciri karakter maladaptif, sering tampaknya tidak konsisten,

berasal dari erotisme anal dan pertahanan terhadap hal itu.


ketertiban, ketegaran, keras kepala, hasrat keinginan, berhemat
dan kekikiran fitur karakter anal. ketika pertahanan terhadap
resiko sifat anal kurang efektif, karakter anal mengungkapkan ciriciri tinggi ambivalensi, kurangnya kemasan, kekacauan,
pembangkangan, kemarahan dan kecenderungan sadomasokis.
Karakteristik anal dan pertahanan yang biasanya terlihat di
neurosis obsesif kompulsif.

Ciri-ciri karakter
resolusi

sukses dari fase anal memberikan dasar untuk


pengembangan otonomi pribadi, kapasitas untuk kemerdekaan
dan inisiatif pribadi tanpa rasa bersalah, kapasitas untuk perilaku
diri menentukan tanpa rasa malu atau keraguan diri, kurangnya
ambivalensi, dan kapasitas untuk kerjasama bersedia tanpa baik
hasrat keinginan yang berlebihan atau penurunan diri atau kalah.

Tahap Uretral
Definisi
merupakan tahap transisi antara tahap anal dan tahap phalic. Terdapat
sebagian karakteristik dari fase anal dan fase phalic

Deskripsi
karakteristik dari fase ureteral sering kali digolongkan dengan fase phalic.

Uretheral erotism, terdapat kepuasan menahan berkemih seperti yang analog


dengan kepuasan menahan defekasi. Kehilangan fungsi tersebut, pada
eneuresis, menimbulkan tereaktivasinya konflik fase anal

Tujuan
mengontrol berkemih. tujuannya serupa dengan fase anal

Patologis
kompetitif, ambisi, sebagai kompensasi dari rasa malu akibat tidak dapat

menahan berkemih. Penis envy, berhubungan dengan sifat feminis berupa


rasa malu karena tidak dapat berkemih layaknya anak laki-laki.

Karakter
selain dari segi kesehatan, fase uretral yang dapat dilewati dengan baik

dapat menumbuhkan harga diri, kompetensi. Tindakan berkemih adalah saat


dimana anak laki-laki dapat meniru tindakan ayahnya. Fase ini juga
membantu penegakkan gender dan identifikasi

Tahap Phalik
Selama

tahap
perkembangan kepribadian
ini yang menjadi pusat
dinamika adalah perasaanperasaan
seksual
dan
agresif berkaitan dengan
mulai berfungsinya organorgan genital.

Definisi
Fase phallic diawali kira-kira tahun ketiga dan lanjut sampai
kira-kira akhir tahun ke lima

Deskripsi
Fase phallic di karakteristikkan oleh suatu primary focusing

of sexual interest, stimulasi, dan exitasi dari area genital.


Penis menjadi organ principal interest pada anak laki-laki
maupun perempuan, dengan ketidak adaannya penis pada
perempuan dianggap sebagai bukti dari castration. Fase
phallic dihubungkan dengan peningkatan dari masturbasi
genital diikuti dengan fantasi di bawah sadar dari
keikutsertaan seksual dengan orang tua yang berbeda
kelamin. Ancaman castration dan ansietas yang mengikuti
terhubung dengan rasa bersalah setelah masturbasi dan
keinginan Oedipal. Selama masa fase ini, keterlibatan dan
konflik oedipal ditetapkan dan terkonsolidasi.

Objektif
Untuk memfokuskan ketertarikan erotis pada area genital

dan fungsi genital. Ini meletakkan dasar pada identitas


gender dan berfungsi untuk mengintegrasi residu-residu
dari tahap-tahap sebelumnya menjadi orientasi seksualgenital predominan. Menentukan situasi oedipal sangat
esensial berfungsi sebagai dasar penting dari dimensi
organisasi karakter yang diperlukan untuk meneruskan
identifikasi berikutnya.

Ciri-ciri Patologis
Berkembangnya sifat-sifat patologis yang melibatkan fase

phallic-oedipal cukup kompleks dan sangat berhubungan


dengan berbagai modifikasi yang meliputi hampir seluruh
perkembangan kecemasan dalam diri seseorang. Fokus
pada fase ini adalah kastrasi pada laki-laki dan "penis envy"
pada wanita. Pengaruhcastration anxiety" dan "penis
envy", pertahanan dan pola identifikasi terhadap mereka
merupakan penentu utama dari pengembangan karakter
manusia. Mereka juga menggolongkan dan
mengintegrasikan sisa dari tahap psikoseksual sebelumnya,
sehingga fiksasi atau konflik yang berasal dari tahap
sebelumnya dapat mencemari dan memodifikasi resolusi
oedipal.

Ciri-ciri Karakter
Tahap phallic menyediakan fondasi untuk identitas seksual,
rasa penasaran tanpa malu, inisiatif tanpa rasa bersalah,
serta rasa penguasaan tidak hanya atas benda dan orangorang di lingkungan tetapi juga atas proses internal dan
impuls . Resolusi konflik oedipal menimbulkan kapasitas
struktural internal yang meregulasi dorongan/hasrat dan
arah dari dorongan/hasrat tersebut kepada suatu tujuan
yang konstruktif. Sumber regulasi internal tersebut adalah
ego dan superego, kedua hal tersebut berdasarkan
introjections dan identifikasi yang terutama berasal dari
sosok orang tua.

Tahap Latensi (6-12th)

Masa ini adalah periode


tertahannya dorongandorongan seks agresif.

Selama masa ini anak


mengembangkan
kemampuannya
bersublimasi

Definisi
ini adalah tahap dimana dorongan seksual inaktif

selama periode dari resolusi oedipus complex dari


remaja 5-6 tahun sampai 11-13 tahun

Deskripsi
kebiasaan superego pada penutupan periode oedipal

dan pematangan lebih lanjut dari fungsi ego


memungkinkan derajat kontrol impuls insting dan motif
yang jauh lebih besar. Kepentingan seksual umumnya
dianggap pasif. Ini adalah periode afiliasi homoseksual
utama untuk kedua anak laki-laki dan perempuan ,
sebagai sublimasi energi libidinal dan agresif ke dalam
energik kegiatan belajar dan bermain , menjelajahi
lingkungan , dan menjadi lebih mahir dalam berurusan
dengan masalah dan orang-orang di sekitar mereka. Ini
periode untuk perkembangan kemampuan-kemampuan
penting. Kekuatan relatif dari elemen regulasi sering
menimbulkan pola perilaku yang agak obsesif.

Tujuan
tujuan utama adalah integrasi lebih lanjut dari identifikasi

oedipal dan konsolidasi identitas gender dan seks peran.


Ketenangan
relatif
dan
kontrol
impuls
naluriah
memungkinkan
untuk
pengembangan
ego
dan
penguasaan
keterampilan.
Komponen
lain
dapat
ditambahkan ke oedipal atas dasar memperluas kontak
dengan tokoh-tokoh penting lainnya di luar keluarga.

Kegagalan
Bahaya di masa laten dapat timbul baik dari kurangnya

pengembangan kontrol dalam atau kelebihan mereka .


Kurangnya kontrol dapat mengakibatkan kegagalan untuk
menghaluskan energi untuk kepentingan pembelajaran
dan
pengembangan
keterampilan
,
kelebihan
mengendalikan diri, bagaimanapun, dapat menyebabkan
penutupan dini dari perkembangan kepribadian.

Kegagalan karakter
Periode latensi sering dianggap sebagai periode tidak aktif

relatif tidak penting dalam skema perkembangan . Barubaru ini , penghormatan yang lebih besar telah diperoleh
untuk proses perkembangan dalam periode ini .
Konsolidasi penting dan penambahan yang dibuat untuk
identifikasi
postoedipal
dasar
dan
proses
mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan pencapaian
sebelumnya
di
perkembangan
psikoseksual
dan
membangun pola yang menentukan fungsi adaptif . Anak
dapat mengembangkan rasa industri dan kapasitas untuk
penguasaan obyek dan konsep yang memungkinkan
fungsi otonom dan rasa inisiatif tanpa risiko kegagalan
atau kekalahan atau rasa rendah diri . Ini semua adalah
sesuatu yang penting yang perlu lebih terintegrasi ,
akhirnya sebagai dasar penting untuk kehidupan dewasa
yang matang kepuasan dalam pekerjaan dan cinta

Fase laten
Seksualitas dalam keadaan tenang
Superego dan maturasi ego control impuls instiktif meningkat
Afiliasi homosexual
Sublimasi dorongan-dorongan libido agresif ke belajar, bermain,
pengenalan lingkungan, dll

Sasaran :
Konsolidasi identitas dan peran seks
Perkembangan ego
Hasil positif
Kemampuan untuk otonomi
Dasar bagi kehidupan masa dewasa yang matang dan memuaskan
Kegagalan
Belajar dan keterampilan terganggu
Obsesif

Tahap Genital

Kateksis-kateksis

dari
masa-masa
pragenital
bersifat narsisistik.

Hal

ini berarti bahwa


individu
mendapatkan
kepuasan dari stimulasi
dan manipulasi tubuhnya
sendiri sedangkan orangorang
lain
dikateksis
hanya karena membantu
memberikan
bentukbentuk
tambahan
kenikmatan tubuh bagi
anak

Definisi : fase genital atau remaja dari sekitar usia 11


sampai 13 sampai dewasa muda. Fase ini dibagi menjadi
preadolescent, early adolescent, middle adolescent, late
adolescent, dan postadolescent.

Deskripsi : pematangan fisiologis sistem fungsi seksual


dan sistem hormonal mengarah ke intensifikasi insting,
khususnya libido. Hal ini menghasilkan regresi dalam
organisasi kepribadian, yang membuka kembali konflik
tahap
sebelum
perkembangan
psikoseksual
dan
memberikan kesempatan ulang bagi resolusi konflik
dalam konteks mencapai identitas seksual dan orang
dewasa yang matang. Periode ini telah digambarkan
sebagai individuasi kedua.

Tujuan : pemisahan utama dari ketergantungan


dan keterikatan kepada orang tua dan
pembentukan kematangan serta hubunganhubungan objek heteroseksual. Hal terkait
lainnya, mencapai prestasi dari identitas pribadi
dan integrasi peran orang dewasa dan fungsi
yang memungkinkan integrasi adaptif baru
sesuai harapan sosial dan nilai-nilai budaya.

Ciri patologis : penyimpangan patologis karena kegagalan

untuk mencapai resolusi sukses dari tahap perkembangan


yang ganda dan kompleks. Cacat dapat muncul dari seluruh
sisa
spektrum
residual
psikoseksual,
karena
tugas
perkembangan remaja adalah dalam arti pembukaan parsial
kembali dan pengerjaan ulang dan mengintegrasikan kembali
seluruh pembangunan aspek. Resolusi gagal sebelumnya dan
fiksasi dalam berbagai tahapan atau aspek perkembangan
psikoseksual akan menghasilkan cacat patologis dalam
kepribadian dewasa dan cacat pada pembentukan identitas

Karakter : Resolusi sukses dan reintegrasi tahap psikoseksual


sebelumnya di fase genital remaja mengatur kepribadian
sepenuhnya yang matang dengan kapasitas potensi genital
penuh dan kepuasan dan rasa diri yang terintegrasi dan
konsisten identitas. Hal ini memberikan dasar untuk realisasi
diri dan partisipasi yang berarti di bidang pekerjaan, cinta,
dan dalam aplikasi kreatif dan produktif untuk kepuasan dan
tujuan yang berarti dan bernilai.

Perkembangan
Kepribadian
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati
serangkaian tahap perkembangan dalam proses
menjadi dewasa.

Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan


sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

Tahap Perkembangan
Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian
menurut Erikson memiliki ciri utama setiap
tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan
di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui
krisis diantara dua polaritas.

Teori Psikososial Erikson


Erikson menerima dan mengikuti teori Freud
tentang struktur psikologis, kesadaran dan
ketidaksadaran, dorongan (drive), tahap-tahap
perkembangan psikoseksual, dan metodologi
psikoanalisis.

Erikson menambahkan ke teori-teori Freud


tersebut 8 tahap perkembangan psiko-sosial.

Developmental Stage

Basic Components

Infancy (0-1 thn)

Trust vs Mistrust

Early childhood (1-3 thn)

Autonomy vs Shame, Doubt

Preschool age (4-5 thn)

Initiative vs Guilt

School age (6-11 thn)

Industry vs Inferiority

Adolescence (12-10 thn)

Identity vs Identity Confusion

Young adulthood ( 21-40 thn)

Intimacy vs Isolation

Adulthood (41-65 thn)

Generativity vs Stagnation

Senescence (+65 thn)

Ego Integrity vs Despair

Trust vs Mistrust (Lahir18 bulan)

Kepercayaan

dasar yg
paling awal terbentuk
selama tahap sensorikoral dan ditunjukan bayi
lewat kapasitasnya untuk
tidur
dengan
tenang,
menyantap
makanan
dengan
nyaman,
dan
membuang
kotoran
dengan santai

Autonomy vs Shame,
Doubt (18 bulan-3th)

Otonomi bagi usia ini

bukan berarti bahwa


mereka
dapat
mengambil
inisiatif
sendiri
dan
mampu
melakukan
semuanya
sendiri, namun lebih
kepada
kemampuan
menunjukkan
keinginannya
sendiri,
menolak sesuatu yang
tidak dikehendaki, dan
mencoba sesuatu yang
diinginkan .

Inisiative vs Guilt (3-5th)

Selama tahap ini anak-anak yang berkembang


secara sehat akan belajar :
Berimajinasi untuk memperluas keterampilannya
termasuk dalam bermain
Bekerja sama dengan orang lain
Memimpin dan dipimpin

Anak-anak yang kurang dapat berkembang secara


sehat akan mengalami :
Ketakutan
Kurang dapat bergabung dalam kelompok
Lebih tergantung pada orang dewasa
Terhambat perkembangan imajinasi dan perilaku
bermainnya

Industry
13th)

Pada

vs

Inferiority

(5-

tahap ini anak-anak


mempelajari
keterampilan
yang lebih formal, seperti :
Berhubungan
dengan
teman
sebaya
berdasar
pada
aturan-aturan
terterntu
Berkembang
dari
pola
bermain
yang
bebas
menuju permainan yang
menggunakan aturan dan
memerlukan kerja sama
kelompok dan
Menguasai materi pelajaran
sosial,
membaca
dan
matematika .

Identity vs Role Confusion


(13-21th)

Erikson

percaya bahwa
ketika
individu
berhasil
melalui masa remaja awal,
kematangan diri tercapai.

Pada kondisi ini, individu


mencapai keyakinan dirinya.

Remaja mencoba mencari


model
(seseorang
yang
dapat dijadikan contoh ) dan
secara
bertahap
mengembangkan
nilai-nilai
ideal bagi kehidupannya.

Intimacy and Solidarity vs


Isolation (21-40 thn)

Pada tahap dewasa awal,


individu
mulai
mengembangkan
hubungan
sosial yang mengarah kepada
ikatan
perkawinan
atau
hubungan persahabatan yang
erat dan bertahan dalam
waktu yang panjang

Generativity vs
Stagnation
(40 60 thn)

Individu di tuntut mampu


menempatkan peran dirinya
secara tepat, baik dalam
kerangka perkawinan dan
pengasuhan anak, maupun
dalam dunia kerja agar lebih
kreatif dan produktif, dan
juga
dalam
peran
di
lingkungan sosial sebagai
bagian
dari
lingkungan
kemasyarakatan .

Integrity vs Despair (60


thn death)

Apabila

tujuh tahap
sebelumnya dapat dilalui
dengan
berhasil
oleh
individu maka individu
akan mencapai penilaian
tertinggi : integritas.

Instinctual Phase

Object Relations

Psychosocial Crises

Oral

Primary narcissism,
need-satisfying

Trust vs. mistrust

Anal

Need-satisfying, object
constancy

Autonomy vs. shame,


self-doubt

Phallic

Object constancy,
ambivalence

Initiative vs. guilt

Latency

Industry vs. inferiority

Adolescence

Object love

Identity vs. identity


diffusion

Adulthood

Intimacy vs. isolation


Generativity vs.
stagnation
Integrity vs. despair

Anda mungkin juga menyukai