Tutor
Ketua
1413010038
Sekretaris
1413010031
Anggota:
Arsya Firdaus
1413010032
Angga Negara
1413010033
Rahma Nabila
1413010034
1413010035
Fatma Nashriati
1413010036
1413010040
1413010041
1413010042
DAFTAR ISI
BAB I KLARIFIKASI ISTILAH..................................................................................
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH...........................................................................
BAB III ANALISIS MASALAH..................................................................................
BAB IV SKEMA.........................................................................................................
BAB V LEARNING OBJECTIVE..............................................................................
BAB VI PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE...............................................
Kesimpulan..................................................................................................................
Saran............................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1.1.
Benjolan :
Massa abnormal dari jaringan, dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasi oleh pencampuran jaringan normal dan menetap walaupun telah
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1.
3.2.
Berikut ini adalah organ organ yang berada di leher bagian depan
(Sobotta, 206)
Fisiologi kelenjar Thyroid
(D
es
po
po
ul
os
3.3.
Gejala
tahun
Massa
Karsinoma
Karsinoma
malignant
(Hodgkin/Non-
nasofaring
laryng
thyroid
+
Stadium lanjut
pada +
leher
Jenis kelamin
Berbenjol-
Lebih
laik-laki
+
laki-laki
+
wanita
-
badan +
menurun
Timbul
paha
Karsinoma
hodgkin)
45 +
Umur
benjol
Berat
Limfoma
di +
banyak Lebih
banyak Lebih
dan
ketiak
(Buku ajar onkologi klinis, 2008)
3.4.
banyak
3.5.
benjolan
Ketika hormon thyroid naik maka metabolisme tubuh juga
akan naik. Jika metabolisme naik maka pembuluh darah akan
mengalami vasokontriksi yang menyebabkan jantung bekerja
lebih cepat oleh karena itu cardiac output naik, tekanan darah
naik dan kemudian pembuluh darah mengalami vasodilatasi
untuk mengeluarkan panas dalam tubuh. Selain itu ketika
metabolisme tubuh naik maka panas tubuh akan meningkat
pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat berlebih, berat
badan menurun sementara nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare,
dan kelemahan atau atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal dapat ditemukan
seperti oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang terbatas pada tungkai bawah
biasanya (Amory, 2011).
Pada anamnesis riwayat keluarga dan penyakit turunan, pada hipertiroid
perlu juga mengonfirmasi apakah ada riwayat keluarga yang memiliki
penyakit yang sama atau memiliki penyakit yang berhubungan dengan
autoimun (Amory, 2011).
2. PemeriksaanFisik
Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat jelas manifestasi ekstratiroidal yang
berupa oftalmopati yang ditemukan pada 50-80% pasien yang ditandai
dengan mata melotot, fissura paplebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan
konvergensi. Pada manifestasi tiroidal dapat ditemukan goiter difus,
eksoftalmus, palpitasi, suhu badan meningkat, dan tremor (Amory, 2011).
3. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakkan diagnosis
adalah pemeriksaan kadar T4 dan T3, kadar T4 bebas atau FT41 (free
thyroxine index), pemeriksaan antibodi tiroid yang meliputi anti tiroglobulin
dan antimikrosom, penguruan kadar TSH serum, test penampungan yodium
radiokatif (radioactive iodine uptake) dan pemeriksaan sidikan tiroid (thyroid
scanning) (Amory, 2011).
4. Gold Standard Diagnosis
Gold standard yang digunakan dalam klinis adalah serum TSH dan FT4
(Amory, 2011).
3.8.
Farmakokinetik Propanolol
Propranolol diabsorpsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal. Obat
ini menembus sawar darah-otak dan plasenta, dan ditemukan dalam air susu.
10
Obat ini dimetabolisme oleh hati dan mempunyai waktu paruh yang singkat,
yaitu 3-6 jam. Dosis peropal yaitu 30-320 mg/hari sedangkan dosis IV yaitu
103mg diberikan dalam beberapa menit.
Farmakodinamik Propanolol
Dengan menghambat kedua jenis reseptor beta, propranolol menurunkan
denyut jantung, dan sekunder, tekanan darah.
3.9.
Penatalaksanaan yang bisa diberikan meliputi:
1. Farmakologis
Hipertiroid dapat diberikan obat antitiroid golongan tionamid.
Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil yang dipasarkan
dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol yang dipasarkan dengan
nama metimazol dan karbimazol. Mekanisme kerja obat antitiroid bekerja
dengan dua efek, yaitu efek intra dan ekstratiroid. Berikut merupakan
mekanisme masing-masing efek (Palacios, 2012).
a. Mekanisme aksi intratiroid adalah menghambat oksidasi dan
organifikasi iodium, menghambat coupling iodotirosis, mengubah
struktur molekul tiroglobulin dan menghambat sintesis tiroglobulin
sehingga mencegah atau mengurangi biosintesis hormon tiroid T3 dan
T4.
b. Mekanisme aksi ekstratiroid adalah menghambat konversi T4 menjadi
T3 di jaringan perifer. Obat yang bekerja dengan mekanisme aksi
ekstratiroid adalah propiltiourasil (PTU).
Dosis PTU dimulai degan 3x100-200 mg/hari dan metimazol/tiamazol
20-40 mg/hari dengan dosis terbagi untuk 3-6 minggu pertama. Setelah
itu dosis dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai respon klinis dan
biokimia. Jika ditemukan dosis awal belum memberikan perbaikan klinis,
dosis dapat dinaikan bertahap hingga dosis maksimal, sementara jika
dosis awal sudah memberi perbaikan klinis maupun biokimia, dosis
diturunkan hingga dosis terkecil PTU 50 mg/hari dan metimazol/
tiamazol 5-10 mg/hari yang masih dapat mempertahankan keadaan
eutiroid dan kadar T4 bebas dalam batas normal. Pemilihan PTU dan
metimazol dapat disesuaikan dengan kondisi klinis karena berdasarkan
11
12
BAB IV
SKEMA
13
BAB V
LEARNING OBJECTIVE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14
BAB VI
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
6.1
15
Meningkatkan lypolisis.
16
6.2
Definisinya adalah Hipertiroidisme juga dikenal sebagai tirotoksikosis.
Yaitu sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic
hormon tiroid yang berlebih. Timbul spontan atau akibat asupan hormon
tiroid secara berlebihan. Atau bisa didefinisikan : Keadaan yang disebabkan
oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon
tiroid yang berlebihan didalam darah.
Manifestasi klinis :
Kulit dan struktur yang menyertainya
-
Kulit hangat,lembab
Berkeringat banyak
Kuku plummer
Edema periorbitas
Sistem kardiovaskular
-
Angina
Sistem pernapasan
-
Dispnea (henti nafas) adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Hipoproteinemia
Hiperkinesia
Sistem muskuloskeletal
-
Hiperkalsemia
Osteoporosis
Sistem ginjal
-
Poliuria ringan
18
Sistem hematopoietik
-
Peningkatan eritropoiesis
Terjadi Anemia
Sistem reproduksi
-
Fertilitasnya menurun
Sistem metabolik
-
Hiperglikemia
Tes laboratorium
-
Kadar tiroksin dan triiodotironin bebas dan total dalam serum tinggi
6.3
19
tiroid bisa normal (nontoxi goiter), berlebih (toxic goiter), atau kurang aktif
(hypothyroid goiter).
1. TNG (Toxic Nodular Goiter)
Terjadi
hipersekresi
hormon-hormon
tiroid
yang
menyebabkan
Intoleransi panas
Lemas
Tremor
Gondok
Takikardia
Hipermetabolisme
Hiperadrenergic
Gynecomastica
Oculopathy
Dekompensasi organ
20
Hipersekresi GH Akromegalic
Ketidak
seimbangan
sekresi
Gonadotropin
dan
Estrogen
6.4
Stress
Merokok
Obat-obatan
21
lebih
jarang
digunakan
adalah
vasodilator
dan
Indikasi
Hipertensi, angina pektoris, pheochromocytoma, essensial tremor,
tetrallogy of fallot, aritmia, cyanotic spell, pencegahan infak myocard,
migraine, pengobatan gejala hypertropi C sub aortic stenosis.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap propranolol, bloker atau beberapa komponen lain
dalam sediaan, tidak boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok
kardiogenik, bradikardi, udem pulmoner, penyakit hiperaktif pernafasan
(asma atau COPD), raynauds disease, kehamilan (trimester 2 dan 3).
Efek Samping
Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer,
hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynauds syndrom, menseterik
trombosis, syncope. SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness,
insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique. Dermatologi:
alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevensjohnson , fuxil epiderma necrolysis. Gastrointestinal: diare, muntah, mual,
konstipasi dan anoreksia. Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria,
interstitial
nephritis,
peyroies
disease.
Hematologi:
agraniulositosis
tunnel
syndrome,
paresthesis,
arthropathy. Mata:
Konjugasi
faringitis,
bronkospamus,udem
pulmonary,
laryngospasmus
6.5
24
Kesimpulan
Banyak penyakit yang memiliki manifestasi klinis berupa tumbuhnya
benjoan di leher, seperti graves disseases dengan kecenderungan kearah
hipertiroidisme dan hasimoto dissease yangcenderung kearah hipotiroidisme.
Manifestasi dari hipertiroidisme dan hipotiroidisme sangatlah mirip.
Beberapa perbedaannya yaitu pada hipertiroidisme hasil dari pemeriksaan
TSHnya menurun sedangkan pemeriksaan T3 dan T4nya meningkat, hal ini
berkebalikan dengan hipotiroidisme.
Jantung berdebar-debar dan sering berkeringat yang dialami Ny. Cantik
merupakan salah satu manifestasi klinis dari hipertiroidisme. Saat terjadi
gangguan baik pada hypothalamus, hypophysis anterior maupun pada
glandula thyroid yang menyebabkan terlalu banyaknya hormon T3 dan T4
yang diproduksi, maka hal ini akan meningkatkan basal rate metabolic pada
tubuh. Saat BMR meningkat, maka akan terjadi vasokontriksi pembulu darah
yang membuat kerja jantung semakin cepat, hal inilah yang menyebabkan
takikardi. Selain itu BMR yang meningkat juga menyebabkan panas dalam
tubuh yang akan berusaha dinormalkan oleh tubuh kembali dengan proses
berkeringat.
Hipertiroidisme dapat ditegakkan diagnosisnya menggunakan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang yang tepat termasuk dengan cheklist indeks
wayne
dan
indeks
new
castle
sesuai
dengan
nilai
normalnya.
Penatalaksanaannyapun dapat menggunakan medikametosa maupun nonmedikametosa seperti pembedahan. Pemberian obat propanolol pada skenario
sudah temat karena tujuannya untuk menghilangkan manifestasi klinisnya
selagi pasien juga dirujuk untuk penatalaksaan dari etiologinya.
Saran
Saran untuk tutorial blok enam ini sebaiknya para anggota lebih berani dalam
hal menungkapkan pendapat, selain itu diharapkan para anggota sudah mulai
mempersiapkan bahan tutorialnya dengan baik (memahami) sejak pertemuan atau
sesi pertama.
25
Daftar Pustaka
Amory, JK., Irl BH. 2011. Hyperthyroidism from Autoimmune Thyroiditis in a
Man with Type 1 Diabetes Mellitus: a Case Report. Journal of Medical
Case Reports 2011.
British National Formulary (52). London: British Medical Association and Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain; 2006.
Desen,W.(2008). Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Despopoulos, A., dan Silbernagl, S. 2000. Atlas Berwarna dan
Teks Fisiologi. Jakarta: Hipokrates
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.2012.
Ginebeng, Jody. Diagnosis and management of grave disease, Canadian Medical
Association Journal 2003
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC
In: Sulistia Gan Gunawan (eds.) Farmakologi dan Terapi, 5th ed. Jakarta: FK
Universitas Indonesia; 2008.
Katzung, G.Betram. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik ,Edisi 10. Jakarta :
Salemba Medika
Palacios, SS. Eider, PC. Juan, CG. 2012. Management of Subclinical
Hyperthyroidism. International Journal of Endocrinology and
Metabolism April 2012.
Sherwood, L. 2011. Human Physiology. Penerbit buku kedokteran: EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi VI, Jilid 1,2,3.
Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy andPhysiology.
Twelfth Edition. Asia: Wiley
26